Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

RUMAH SAKIT

PERMENKES RI NO. 78 Tahun


2013
Dasar Pertimbangan :
a. YANZI
Salah satu faktor penting dalam rangka mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

b. Terjadi kecenderungan peningkatan kasus penyakit


terkait gizi (Nutrition related desease) khusus pada
kelompok rentan.

c. Mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan


status gizi melalui pendekatan (Promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif).
Latar Belakang
• Kesehatan dan Gizi
Faktor penting yang secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia.

• Diperlukan sumberdaya manusia berkualitas tinggi, yaitu yang mampu bersaing di era
globalisasi.

• Kebijakan pola pengelolaan program pusat ke daerah otonomi daerah.

• Masalah gizi di rumah sakit kondisi perorangan, keluarga rentan memerlukan


penatalaksanaan gizi secara khusus.

• Resiko kurang gizi timbul pada saat kondisi sakit, yaitu pasien anorexia, kondisi gigi dan
mulut yang buruk, kesulitan menelan, mual/muntah, diare, infeksi berat, kemoterapi, dll.

• Kejadian malnutrisi di rumah sakit masalah kompleks berdampak buruk terhadap


proses penyembuhan, resiko kambuh cukup tinggi, penurunan status gizi, meningkatkan
angka kematian, menurunkan kualitas hidup.
Definisi Operasional
1. Pelayanan Gizi
Upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik
masyarakat, kelompok individu atau klien = rangkaian
kegiatan yang meliputi :
• Pengumpulan
• Pengolahan
• Analisa
• Kesimpulan
• Anjuran
• Implementasi
• Evalusai gizi, makan, dan dietetik

Tujuan : mencapai status gizi optimal.


2. Terapi Gizi
Yanzi yang diberikan kepada klien berdasarkan
pengkajian gizi yang meliputi :
• Terapi diet
• Konseling gizi
• Pemberian makan khusus
3. Asuhan Gizi
Serangkaian kegiatan yang terstruktur.
• Identifikasi pasien
• Kebutuhan gizi pasien
• Konseling gizi
4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Pendekatan sistematik dalam memberikan
pelayanan.

5. Profesi Gizi
Suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan
berdasarkan keilmuan (body of knowledge).
Memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan berjenjang, memiliki kode etik,
bersifat melayani masyarakat
6. Standar Profesi Tenaga Gizi
Batasan kemampuan minimal yang harus
dimiliki atau dikuasai oleh tenaga gizi untuk
dapat melaksanakan praktik Yanzi secara
profesional yang diatur oleh organisasi profesi.

7. Tenaga Gizi
Setiap orang yang telah lulus pendidikan di
bidang gizi sesuai ketentuan perundang-
undangan
8. Nutritionist
Seseorang yang diberi tugas, tujuan, dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang
untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di
bidang Yanzi, makanan dan dietetik baik di
masyarakat maupun di rumah sakit dan unit
kesehatan lain.
9. Registered Dietisien
Tenaga gizi (D4, S1) yang telah mengikuti
pendidikan profesi (internship) sesuai
perundang-undangan.

10. Tim Asuhan Gizi/ Nutrition Support Team


Sekelompok tenaga profesi kesehatan di rumah
sakit terkait dengan gizi pasien yang beresiko
malnutrisi.
Konsep Pelayanan Gizi di Rumah
Sakit

Yanzi rumah sakit diberikan pada pasien


berdasarkan :
• Keadaan umum (ambulatory, bedrest)
• Status gizi (antropometri, IMT, SGA)
• Keadaan klinis (suhu, nadi, respirasi)
• Status metabolisme (perubahan fungsi
Visi dan Misi Pelayanan Gizi
Visi :
Pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna.

Misi :
• Menyelenggarakan Yanzi yang berorientasi pada
kebutuhan dan kepuasan klien dalam aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
• Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan.
• Mengembangkan penelitian sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
Mekanisme Yanzi Rumah Sakit

Mengacu pada KepMenKes No. 983 Tahun 1998


tentang Organisasi Rumah Sakit dan PerMenKes
No. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan
Departemen Kesehatan.
Kegiatan Yanzi Rumah Sakit,
meliputi :

1. Asuhan Gizi Rawat Jalan


2. Asuhan Gizi Rawat Inap
3. Penyelenggaraan Makanan
4. Penelitian dan Pengembangan
Pelayanan Gizi Rawat Jalan

Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang


berkesinambungan dimulai dari :
• Asesmen/pengkajian
• Pemberian diagnosis gizi
• Intervensi gizi
• Monitoring
Disebut Konseling Gizi
Tujuan :
Membantu mencarikan solusi masalah gizi melalui
nasihat gizi = jumlah asupan, jenis diet, sesuai
dengan kondisi kesehatan.

Sasaran :
• Pasien dan Keluarga
• Klpk dengan masalah yang sama
• Individu pasien rujukan
• Klpk masyarakat rumah sakit
Pelayanan Gizi Rawat Inap

Pelayanan gizi yang dimulai dari (1) proses


pengkajian gizi, (2) diagnosis gizi, (3) intervensi
gizi (Perencanan, penyediaan makan, edukasi,
monev).

Tujuan :
Memberikan Yanzi pada pasien rawat inap agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi
kesehatan sebagai upaya mempercepat proses
penyembuhan, mempertahankan, dan meningkatkan
status gizi.
Penyelenggaraan Makanan Rumah
Sakit
Rangkaian kegiatan
dimulai dari : • Pengadaan bahan
• Perencanaan menu makanan
• Perencanaan • Penerimaan dan
kebutuhan bahan penyimpanan
makanan • Pengolahan
• Perencanaan • Distribusi
anggaran belanja • Pencatatan pelaporan
• Monev
Tujuan :
Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai
kebutuhan gizi, biaya, aman, dapat diterima
konsumen untuk mencapai status gizi yang optimal.

Sasaran dan Ruang Lingkup :


Sasaran penyelenggaran makan di rumah sakit
adalah pasien rawat inap. Ruang lingkupnya dimulai
dari perencanaan diakhiri oleh monev.
Bentuk Penyelenggaraan Makanan
di Rumah Sakit

• Swakelola
• Outsourcing
• Kombinasi
Ad. 1. Dikelola sendiri oleh Instalasi Gizi,
disesuaikan dengan mekanisme kebijakan
manajemen rumah sakit.

Ad. 2. Diborongkan kepada pihak jasa boga


dengan persyaratan sesuia dengan PerMenKes
RI No. 715/MenKes/SK/V/2003 tentang
Prasyarat Kesehatan Jasa Boga, yaitu untuk
memasok makanan ke rumah sakit :
a. Telah terdaftar pada DINKES Provinsi
setempat
b. Telah mendapat izin penyehatan makanan
Golongan B dan memiliki tenaga ahli gizi
c. Pengusahan harus memiliki sertifikasi, khususnya
penyehatan makanan
d Semua karyawan memiliki seritifikat penyehatan
makanan
e. Semua karyawan bebas penyakit menular dan
bersih

3. Kombinasi
Bentuk sistem penyelenggaraan makanan kombinasi
dari sistem swakelola dan sistem diborongkan.
Kegitan Penyelenggara Makan di RS harus
memiliki peraturan pemberian makan, adalah
pedoman yang ditetapkan pimpinan rumah sakit,
sebagai acuan dalam memberikan pelayanan makan
pada pasien dan karyawan.

Peraturan tersebut berisi :


• Macam konsumen
• Kandungan gizi
• Pola menu
• Frekuensi makan sehari-hari
• Jenis menu
Penelitian dan Pengembangan Gizi
Terapan
Tujuan :
Agar pelayanan gizi berhasil guna dan berdaya
guna.

Sasaran :
• Rawat jalan
• Rawat inap
• Penyelenggara makanan
• Penyuluhan, konsultasi, konseling
• Rujukan gizi
• Penelitian
Ruang lingkup penelitian dapat dikelompokkan
berdasarkan aspek mandiri, kerjasama dengan
unit kerja lain, instalasi lain yang terkait.

• Pengembangan
Membuat, memperbaiki standar-standar prosedur
dari instalasi gizi disesuaikan dengan
perkembangan pelayanan rumah sakit, kebijakan,
dll.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai