Anda di halaman 1dari 20

10/24/2018 Gieks 1

The Following Powerpoint Presentation Is Based, In Part, On


Material Accessed On The Internet
 http://styx.nsci.plu.edu/~dhansen/hormones2.ppt#257,2,Proce
sses in growth
 http://www.coe.unt.edu/ubms/documents/classnotes/Spring20
06/Plant%20Sensory%20Systems%201720_Chapter_40_2005.
ppt
Internal and external signals that regulate plant growth
are mediated, at least in part, by plant growth-regulating
substances, or hormones (from the Greek word hormaein,
meaning "to excite").
 Plant hormones differ from animal hormones in that:
 No evidence that the fundamental actions of plant and animal
hormones are the same.
 Unlike animal hormones, plant hormones are not made in
tissues specialized for hormone production. (e.g., sex
hormones made in the gonads, human growth hormone -
pituitary gland)
 Unlike animal hormones, plant hormones do not have definite
target areas (e.g., auxins can stimulate adventitious root
development in a cut shoot, or shoot elongation or apical
dominance, or differentiation of vascular tissue, etc.).
 Hormon adalah substansi organik yang
efektif dalam konsentrasi rendah, dibuat di
dalam sel pada bagian tertentu dari organ
dan diangkut ke bagian lain dari organisme
dimana dihasilkan suatu proses fisiologi yang
khusus
 Konsep hormon ini diperbaharui dengan
konsep fitohormon dan pada akhirnya
kebanyakan ahli fisiologi menggunakan
istilah zat pengatur tumbuh tanaman (Plant
Growth Substances/Regulators) yang
mencakup baik zat tumbuh endogen/alami
(fitohormon) maupun eksogen (zat pengatur
tumbuh sintetik)
Zat pengatur tumbuh alami vs sintetik

 zat pengatur tumbuh tanaman


endogen/alami (fitohormon): perkusor untuk
biosintesis zat pengatur tumbuh tersebut
ditemukan di dalam tanaman
 zat pengatur tumbuh tanaman eksogen (zat
pengatur tumbuh sintetik) : perkusor untuk
biosintesis zat pengatur tumbuh tersebut
tidak ditemukan di dalam tanaman
 Zat pengatur tumbuh tanaman didefinisikan
sebagai:
 senyawa organik bukan nutrisi,
 aktif pada konsentrasi rendah (10-6-10-5 nM),
 disintesis pada bagian tertentu dari tumbuhan
kemudian diangkut ke bagian lain dari tumbuhan
dan pada bagian inilah zat tersebut akan
mengadakan tanggapan secara biokimia, fisiologi
dan morfologi.
 zat pengatur tumbuh tanaman harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
 merupakan senyawa organik yang dihasilkan sendiri oleh
tanaman,
 harus dapat ditranslokasikan,
 tempat sintesis dan tempat kerja berbeda dan
 aktif pada konsentrasi rendah
 Auxins (cell elongation)
 Gibberellins (cell elongation + cell division -
translated into growth)
 Cytokinins (cell division + inhibits senescence)
 Abscisic acid (abscission of leaves and fruits +
dormancy induction of buds and
seeds)
 Ethylene (promotes senescence, epinasty, and fruit
ripening)
MEKANISME KERJA
ZAT PENGATUR TUMBUH

11
Mekanisme kerja
1. Mekanisme aksi (Mechanism of action):
yaitu reaksi antara hormon/zpt dengan
reseptornya
2. Mode aksi (Mode of action): yaitu proses-
proses yang dipicu atau dipercepat oleh
reaksi antara hormon dan reseptornya
(mekanisme aksi)

12
Substrat

(1) Membran
sel
Substrat (2) Substrat terikat
(7) Mitokondria
(3) Suplai ADP/ATP
(8) Perkusor in aktif
(4) Ketersediaan co-enzim
(9) Regulasi alosterik
(5) Ketersediaan ion logam

(6) Sbg co-enzim

Enzim
Sintesis protein

Nukleus

13
1. Pengaruh pada sistem membran:
beberapa zpt menyebabkan substrat, garam
mineral atau cairan mampu melewati
membran

2. Beberapa zpt mungkin berperan


melepaskan beberapa senyawa yang terikat
sehingga memacu reaksi enzimatik

14
3. 4.5. Beberapa zpt mungkin mensuplai
beberapa senyawa pembatas seperti
ADP/ATP, ion logam, co-enzym

6. Zpt mungkin berperan sebagai co-enzim

7. Kerja zpt mungkin terjadi dalam


mitokondria

15
8. Beberapa enzim mungkin berada
dalam kondisi tidak aktif atau
perkursor, dan zpt mungkin berperan
dalam perubahan status menjadi
enzim aktif
9. Zpt mungkin berperan sebagai
efektor alosterik terhadap enzim
10. Zpt bekerja pada proses sintesis
protein

16
Cell cycle on somatic eucaryotic
organism consists of 4 stages :
Gap (G1), S (Synthesis), Gap (G2),
Mitosis (M)
G1, S, G2, is Interphase

Gieks, 2002 17
SIKLUS SEL

G2
M

Interfase
CELL CYCLE

G1

Gieks, 2002 18
G2 M
Mitosis

CELL CYCLE
DNA S
Synthesis
G1

Developmental
Growth factor
signals

G0

Terminal Differentiation

Gieks, 2002 19
G2 Mitosis
M

CELL CYCLE

S
DNA
Synthesis
G1

Gieks, 2002 20

Anda mungkin juga menyukai