Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DALAM PELAYANAN INTENSIVE CARE UNIT


DI RUMAH SAKIT

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

Disampaikan pada Workshop Penguatan Intensive Care Unit , Bandung 17 Oktober 2017
PEMBANGUNAN KESEHATAN
DALAM RPJMN DAN RENSTRA 2015 -2019
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

3 PILAR PROGRAM INDONESIA SEHAT

Jaminan Kesehatan
Paradigma Sehat Penguatan Yankes
Nasional

 Pengarusutamaan
kesehatan dalam  Peningkatan akses  Benefit
pembangunan terutama pada FKTP  Sistem Pembiayaan:
 Promotif – Preventif  Optimalisasi Sistem Asuransi – Azas gotong
sebagai pilar utama Rujukan royong
upaya kesehatan  Peningkatan Mutu  Kendali Mutu dan
 Pemberdayaan Kendali Biaya
Penerapan pendekatan
masyarakat Continuum of care
 Sasaran PBI dan Non
 Keterlibatan Lintas Intervensi berbasis resiko PBI
kesehatan (health risk)
Sektor Tanda Kepesertaan -> Kartu
Indonesia Sehat

PENDEKATAN KELUARGA KELUARGA SEHAT NUSANTARA SEHAT


3
BEBAN GANDA PENYAKIT
• Tahun 1990: PENYAKIT INFEKSI (ISPA, TB, Diare) menjadi penyebab kematian
dan kesakitan
• Sejak Tahun 2010: PENYAKIT TIDAK MENULAR (stroke, kecelakaan, jantung,
kanker, diabetes) menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan

TAHUN 1990 TAHUN 2010 TAHUN 2015


1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke
2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin
3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik
4 Stroke 4 Diare 4 Kanker
5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus
6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis
7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA
8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi
13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 Asfiksia dan Trauma
Kelahiran

16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi


Kronis

Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)
KETERSEDIAAN ICU (RS ONLINE)
UU no.36 tahun 2009 tentang kesehatan

UU no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Kepmenkes RI nomor 1778 tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan ICU di RS

Permenkes RI nomor 69 tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien

Permenkes RI nomor 001 tahun 2012 tentang Rujukan Pasien


What is an ICU ?
• Ventilator
• Specific room
• ICU Consultant
• Modern devices
• Doctor availability
• Modern lab
• Best ICU Nurse
• Drugs availability
DEFINISI
Intensive Care Unit

adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus
dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan
dan terapi pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau penyulit penyulit
yang mengancam nyawa ataunpotensial mengancam nyawa dengan prognosis
dubia yang diharapkan masih reversible

ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana


serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital
dengan menggunakan ketrampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman
dalam pengelolaan keadaan tersebut.
KMK 1778 thn 2010

1. Etika Kedokteran. Hal yang perlu dipertimbangkan :


• Autonomy : hak dari pasien untuk menentukan apa yang terbaik bagi dirinta
• Benefiscence : kewajiban dokter untuk memberikan apa yang terbaik dan
bermanfaat bagi pasien
• Non Malefiscence : tidak melakukan hal yang membahayakan pasien
• Justice : kewajiban untuk memberikan pelayanan yang sama bagi setiap
pasien
2. Indikasi yang benar (memerlukan intervensi medis segera, pengelolaan
fungsi system organ tubuh secara berkoordinasi dan berkelanjutan,
sakit kritis
3. Kebutuhan pelayanan kesehatan pasien yaitu tindakan resusiitasi
jangka panjang
4. Kerjasama Multidisipliner
5. Azas Prioritas
6. Sistem Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu
7. Kemitraan Profesi
8. Efektivitas, Keselamatan dan Ekonomis
9. Kontinuitas Pelayanan
RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh
sekaligus melakukan tindakan yang segera diperlukan
berdayaguna dan berhasilguna untuk kelangsungan hidup
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan
terhadap komplikasi yang ditimbulkab oleh penyakit
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien dan keluarga
yang kehidupannya sangat bergantung pada obat, alat dan
mesin
KLASIFIKASI

Klasifikasi pelayanan ICU

Tertier SEKUNDER PRIMER

• RS Kelas A • RS Kelas B • RS Kelas C


JENIS PELAYANAN
TERTIER SEKUNDER PRIMER
Memberikan pelayanansebagai Memberikan pelayanansebagai Memberikan pelayanansebagai
berikut: berikut: berikut:
1.Resusitasi Jantun Paru 1.Resusitasi Jantun Paru 1.Resusitasi Jantun Paru
2.Pengelolaan Jalan Napas 2.Pengelolaan Jalan Napas termasuk 2.Pengelolaan Jalan Napas
termasuk intubasi trakeal dan intubasi trakeal dan ventilasi termasuk intubasi trakeal dan
ventilasi mekanik mekanik ventilasi mekanik
3.Terapi oksigen 3.Terapi oksigen 3.Terapi oksigen
4.Pemasangan kateter vena 4.Pemasangan kateter vena central 4.Pemasangan kateter vena central
central 5.Pemantauan EKG, pulsoksimetri 5.Pemantauan EKG, pulsoksimetri
5.Pemantauan EKG, pulsoksimetri dan tekanan darah non invasif dan tekanan darah non invasif
dan tekanan darah non invasif 6.Pelaksanaan terapi secara titrasi 6.Pelaksanaan terapi secara titrasi
6.Pelaksanaan terapi secara titrasi 7.Pemberian nutrisi enteral dan 7.Pemberian nutrisi enteral dan
7.Pemberian nutrisi enteral dan parenteral parenteral
parenteral 8.Pemeriksaan lab khususdengan 8.Pemeriksaan lab khususdengan
8.Pemeriksaan lab khususdengan cepat dan menyeluruh cepat dan menyeluruh
cepat dan menyeluruh 9.Memberikan tunjangan fungsi vital 9.Memberikan tunjangan fungsi
9.Memberikan tunjangan fungsi dgn alat alat portabel selama vital dgn alat alat portabel selama
vital dgn alat alat portabel selama transportasi pasien gawat transportasi pasien gawat
transportasi pasien gawat 10.Kemampuan melakukan 10.Kemampuan melakukan
10.Kemampuan melakukan fisioterapi dada fisioterapi dada
fisioterapi dada 11.Melakukan prosedur isolasi
11.Melakukan prosedur isolasi 12.Melakukan HD intermitten dan
12.Melakukan HD intermitten dan kontinu
kontinu
SUMBER DAYA MANUSIA

Kualifikasi Tenaga PRIMER SEKUNDER TERTIER

Kepala ICU - Dr Spesialis anestesi Intensivis Intensivis


- Dokter spesialis lain Dokter Anestesi
yang berlatih ICU

Tim Medis - Dokter Spesialis Dokter spesialis (yang Dokter spesialis (yang
sebagai konsultan dapat memberikan dapat memberikan
- Dokter jaga 24 jam pelayanan setiap pelayanan setiap
dengan kemampuan diperlukan) diperlukan)
BHD dan Bantuan Dokter jaga 24 jam Dokter jaga 24 jam
hidup lanju dengan kemampuan dengan kemampuan
ALS/ACLS dan FDCS ALS/ACLS dan FDCS

Perawat Perawat terlatih BHD Minimal 50% dari Minimal 75% dari
dan lanjutan jumlah perawat di ICU jumlah perawat di ICU
merupakan perawat merupakan perawat
terlatih dan terlatih dan
bersertifikat ICU bersertifikat ICU
SARANA DAN PRASARANA ICU
• Ukuran ruangan rawat intensif tergantung dari jumlah tempat
tidur.
• Jarak antar tempat tidur harus bisa mengakomodir kebutuhan
luasan untuk ruang gerak petugas dan penempatan peralatan.
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat
porositas yang tinggi.
• Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel harus
dibenamkan/ menempel di plafon, dan bahan tirai non porosif
dan anti bakteri.
• Total pertukaran udara 6 kali per jam dengan pertukaran
udara dari luar minimum 2 kali per jam.
SARANA DAN PRASARANA ICU (2)
• Untuk menjamin kualitas udara, konsentrasi maksimum
mikroorganisme 200 CFU/m3, Suhu 22-23º, kelembaban 35 –
60%, dan tekanan positif.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250 lux untuk
penerangan.
• Jumlah kotak kontak di setiap tempat tidur pasien minimal 6
untuk peralatan medik yang membutuhan daya listrik besar
(diluar untuk ventilor, suction, monitor) dan kotak kontak
dipasang minimal 1,20 m di
• atas permukaan lantai dan tidak boleh menggunakan
percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus.
SARANA DAN PRASARANA (3)
• Kotak kontak selain di tempat tidur pasien disesuaikan dengan kebutuhan.
• Disediakan outlet gas medis (Oksigen, Vakum, Udara Tekan) di setiap
tempat tidur pasien.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis
water mist Kelas A,B,C dan heat/smoke detector
• Apabila kompleks ruang perawatan intensif berada menyatu dengan ruang
lain di dalam bangunan, maka kompleks ruang perawatan intensif harus
merupakan satu kompartemen kebakaran, dengan seluruh dinding, lantai,
langit-langit dan bukaan-bukaan (pintu, jendela dan sebagainya)
• menggunakan bahan bangunan yang mempunyai Tingkat Ketahanan Api
minimal 2 (dua) jam.
• Ventilasi di ruang perawatan intensif harus merupakan ventilasi tersaring
dan terkontrol
PERALATAN
Peralatan ICU Primer ICU Sekunder ICU Tersier
Ventilasi Mekanik Sederhana Canggih Canggih
Alat Hisap + + +
Alat ventilasi manual + + +
dan alat penunjang
jalan napas
Peralatan akses + + +
vaskular
Peralatan monito :
- Monitor tekanan - + +
darah invasif
- Tekanan veba + + +
sentral
- Tekanan A - + +
pulmonalis

- Peralatan non + + +
Peralatan ICU Primer ICU Sekunder ICU Tersier
Suhu + + +
EEG - + +
Defib dan Alat Pacu + + +
Jantung
Alat pengatur Suhu + + +
Pasien
Peralatan drain + + +
thoraks
Pompa infus dan -- + +
pompa syringe
Bronchoscopy - + +
Echokardiografi - + +
Peralatan portable - + +
utk transportasi
Tempat Tidur Khusus +
Peralatan drain + + +
toraks
INDIKASI MASUK DAN KELUAR ICU
Apabila kebutuhan ICU melebihi TT yang tersedia  Kepala ICU
menentukan berdasarkan prioritas kondisi medik, pasien mana yang
akan dirawat di ICU
1. Kriteria Masuk
A. Golongan pasien prioritas 1 : pasien sakit kritis, tidak stabil yang
memerlukan terapi intensif dan tertritrasi, spt dukungan ventilasi, alat
penunjang fungsi organ / sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif
/inotropik, obat antiaritmia serta pengobatan lain secara kontinu dan
tertitrasi
B. Golongan pasien prioritas 2 : memerlukan pemantauan canggih di ICU ,
sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera
C. Golongan pasien prioritas 3 : pasien sakit kritis, yang tidak stabil statuts
kesehatan sebelumnya yang disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya
atau penyakit akutnya secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan
sembuh dan atau manfaat ICU pada gol ini sangat kecil
2. Indikasi Keluar
A. Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil
sehingga tidak memerlukan terapi atau pemantauan yang
intensif lebih lanjut
B. Secara perkiraan dan perhitungan terapi atau pemantauan
intensif tidak bermanfaat bagi pasien. Apalagi pada waktu itu
pasien tidak menggunakan alat bantu mekanis khusus (seperti
ventilasi mekanis)
3. END OF LIFE
KESIMPULAN
• Setiap ICU sebaiknya membuat peraturan dan
prosedur masuk dan keluar, standar perawatan
pasien dan kriteria outcome yang spesifik
• Informed consent sangat penting
• Dalam pelayanan ICU hendaknya mengutamakan
keselamatan pasien
• Diperlukan revisi KMK Pedoman Penyelenggaraan
ICU (Internal Process, KPI, etc)
At the end of the day, managing an ICU is like
driving a world rally championship car:
Hardware, technical issues and teamwork
certainly are important,but above all, result
come from the state of mine that produces
championship; an ability to fight for victory, with
the constant awareness that the work of many
hours could be lost in a few moment of
distraction
Moreno. Organisation and Management of Intensive Care.
ESICM 2010
TERIMA

Anda mungkin juga menyukai