Anda di halaman 1dari 12

KAMPANYE ASI EKSKLUSIF DI

TEMPAT KERJA
KELOMPOK 1
NAILUL RAHMAH 1406622010
OKTARI RAQIL SAPUTRI 1506801920
ROSSY VIRGIANI 1506802103
SEPTI ADITYA PUTRI 1506802186
LATAR BELAKANG
ASI merupakan makanan yang dibutuhkan oleh bayi dan mengandung zat-zat gizi penting bagi
bayi. Pemberian ASI merupakan jaminan ketahanan pangan bagi bayi-bayi. ASI juga
direkomendasikan oleh UNICEF dan WHO dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian
pada bayi

pemerintah mencanangkan program ASI Eksklusif selama enam bulan yang diperkuat dengan
UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 ayat 2 dan ayat 3 “Bahwa selama
pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu secara
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.”

data dari profil kesehatan provinsi. DKI Jakarta (2016), jumlah bayi yang mendapat ASI
eksklusif di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 sebanyak 9.490 bayi dari total 34.888
bayi atau hanya sekitar 59.5 % yang mendapat ASI Eksklusif.
Terjadi penurunan 7.7% bila dibandingkan dengan jumlah bayi yang mendapatkan ASI
Ekslusif pada tahun 2015 sebesar 67,1% persen dari jumlah total bayi.

Salah satu yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Jakarta menurun dikarenakan
banyaknya ibu rumah tangga yang bekerja dan membantu menjadi pencari sumber
pendapatan keluarga. Data dari BPS DKI Jakarta pada Agustus 2016 menunjukkan bahwa
perempuan lebih banyak bekerja sebagai buruh atau karyawan sebesar 63,29%
dibandingkan dengan pekerjaan lainnya
SASARAN
Berdasarkan survei BPS tahun 2013, jumlah angkatan kerja wanita terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hasil survei menunjukan 114 jiwa (94%)
pekerja, dimana 38% diantaranya adalah pekerja perempuan yang 25 juta
diantaranya berada pada usia reproduktif (BPS, februari 2013).

Secara fisiologis kelompok pekerja perempuan mengalami siklus haid, hamil dan
menyusui yang memerlukan fasilitas agar pekerjaan tidak terganggu dan kondisi
fisik lainnya tidak mengurangi kinerja.

□ sasaran utamanya : ibu menyusui dan wanita hamil yang bekerja ≥ 8 jam
dalam sehari dan mempunyai pekerjaan tetap  tidak
memiliki waktu yang cukup untuk menyusui anaknya dan
minimnya kesempatan untuk memerah ASI ditempat kerja,
tidak tersedia ruang ASI, dan kurangnya pengetahuan ibu
bekerja tentang manajemen laktasi.
sasaran sekundernya : perusahaan dimana ibu tersebut bekerja.
PLACE
Lokasi kampanye : perusahaan-
perusahaan di sekitar jakarta Saluran distribusi yang
yang memiliki angkatan kerja digunakan zero level channel dari
wanita yang berusia subur produsen langsung ke
terutama wanita hamil dan konsumen.
menyusui.

Distribusi ini dilakukan melalui Penggunaan media dilakukan


perantara media dan secara one step flow
komunikasi interpersonal dan yaitu pemasar sosial – media –
kelompok. adopter.
PRODUK
• Produk yang ditawarkan pada kampanye ASI eksklusif ini berupa produk intangible.

Perusahaan : untuk bisa lebih


memfasilitasi karyawannya seperti,
Ibu yang bekerja: produk berupa ide kebijakan pemeriksaan kehamilan,
atau gagasan yang diajukan untuk kebijakan cuti melahirkan,
meningkatkan pengetahuan tentang penyediaan ruang laktasi yang
asi eksklusif dan manajemen laktasi, lengkap dengan fasilitas seperti
kulkas, ruang ber-ac dan tertutup,
serta terdapat klinik konseling laktasi.
PRICE
• Biaya atau beban yang harus ditanggung oleh konsumen lebih banyak berupa non moneter.

Dari segi waktu : ibu harus menyediakan waktu untuk memeriksakan kehamilannya, mengurus
cuti melahirkan, menyempatkan konseling dan mengatur waktu agar dapat memerah susu
untuk menjadi cadangan ASI saat ibu bekerja.

Dari segi sosial : perusahaan kurang mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif seperti,
perusahaan yang tidak memberikan cuti yang cukup untuk melakukan ASI eksklusif, beban
pekerjaan yang tetap berat walaupun ibu sedang hamil atau sedang menyusui, adanya
potongan upah karena berkurangnya waktu berkerja, serta minimbulkan kecemburuan antar
karyawan karena ada perlakuan khusus bagi ibu hamil dan menyusui.

Dari beberapa segi sosial yang disebutkan sebelumnya dapat menimbulkan tekanan
psikologis bagi ibu. Dimana ibu dituntut untuk bekerja dan juga memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan stress pada ibu
yang mengakibatkan menurunnya produksi ASI dan juga kinerja ibu.
PROMOTION

memperkenalkan kampanye
pemberian ASI ekslusif guna Konsumen primer : kelompok ibu konsumen sekunder : perusahaan-
meningkatkan cakupan hamil dan menyusui yang bekerja. perusahaan yang terdapat ibu
pemberian ASI eksklusif selama 6 hamil dan menyusui yang bekerja.
bulan pada ibu bekerja.

Promosi pada kampanye ini Komunikasinya berupa poster, leaflet,


menggunakan komunikasi massa dan video yang disebarkan melalui
dimana memberikan informasi untuk jaringan media sosial ataupun poster
sasaran primer berupa pengetahuan yang terpasang ditempa kerja.
tentang ASI eksklusif dan manajemen Promosi ini juga dilakukan melalui
laktasi serta meningkatkan kesadaran komunikasi antar pribadi, dimana
dan mau memberikan ASI eksklusif produsen mempromosikan kampanye ASI
pada bayinya selama 6 bulan eksklusif ini kepada pihak perusahaan
walaupun bekerja. maupun pada sasaran primer.
IMPLEMENTASI

• Sosialisasi pada perusahaan-perusahaan mengenai PP no.32 tahun 2012 tentang pentingnya ASI dan
mewajibkan setiap perusahaan untuk mendukung program ASI eksklusif.
• Advokasi pada perusahan terutama pada pemangku kebijakan atau keputusan untuk perizinan dilakukannya
kampanye asi eksklusif di perusahaan dan juga membuat lingkungan kerja yang mendukung dan
memfasilitasi pemberian asi eksklusif.
• Dibentuknya duta asi eksklusif dari kalangan selebritis indonesia yaitu ashanty yang telah dan sedang
melakukan asi eksklusif.
• Dilakukannya sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui yang bekerja tentang pengetahuan asi eksklusif dan
manajemen laktasi
• Membuat kesepakatan anatar produsen dengan perusahaan untuk mendukung program ASI eksklusif dan
memfasilitasinya.
• Melakukan monitoring dan evaluasi
IMPLEMENTASI

• Dibuatnya kebijakan dan fasilitas yang mendukung gerakan asi eksklusif diperusahaan seperti
kebijakan pemeriksaan kehamilan, kebijakan cuti melahirkan, penyediaan ruang laktasi yang
lengkap dengan fasilitas seperti kulkas, ruang ber-ac dan tertutup, disediakan waktu untuk
memerah asi, serta terdapat klinik konseling laktasi dan ibu hamil.
• Penyuluhan atau sosialisasi tentang asi eksklusif terus dilakukan secara berkala.
• Diakannya konseling laktasi dan ibu hamil secara berkala.
• Melatih para relawan yang akan mengajarkan manajemen laktasi pada ibu hamil dan menyusui.
EVALUASI

• Evaluasi dan monitoring dilakukan secara berkala yaitu, laporan kegiatan bulanan, pertiga bulan
berupa monitoring cakupan sasaran primer, dan evaluasi dari implementasi pada pihak perusahaan.
Evaluasi tahunan untuk melihat kekurangan dan keberhasilan dari kampanye ASI eksklusif yang
dijalankan di perusahaan.
• Indikator yang ingin dicapai yaitu peningkatan pengetahuan pada ibu hamil dan menyusui tentang ASI
eksklusif dan manajemen laktasi, pencapaian cakupan seluruh ibu menyusui dapat memberikan ASI
secara eksklusif, perusahan mendukung dan memfasilitasi kegiatan ASI eksklusif, terbentuknya relawan
untuk melanjutkan kampanye ASI eksklusif ini. Pada setiap sosialisasi selalu diselipkan informasi
mengenai ASI eksklusif, terdapatnya konselor laktasi disetiap perusahaan atau di klinik perusahaan.
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai