Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR

FISIOLOGI PEMANTAUAN
KESEJAHTERAAN JANIN

Disusun Oleh :
1. GUSRINA DEWI ( P27824418070 )
2. MURNIATI ( P27824418051 )
3. TITIN MUKIBATI ( P27824418053 )
4. NUR ISROFIYAH ( P27824218075 )
5. SRI LESTARI ( P27824418050 )
6. HELLY ROCHMADHONA R ( P27824418056 )
A. PLASENTA DAN RUANG INTERVILLI

1. Proses Pembentukan Plasenta

Sel Plasenta
Trofektoderm Trofoblas

Desidua
Janin dan
Massa sel membran janin
HASIL DIFERENSIASI SEL TROFOBLAS
Sitotrofoblas Sinsitiotrofoblas
Letak Dalam Luar
Inti Tunggal Banyak
Sel ini memiliki sifat invasif, Sel ini aktif
melewati stroma menghasilkan hormon
endometrium untuk plasenta dan mentrasport
mencapai pembuluh darah zat makanan dari ibu ke
ibu. janin

Usia kehamilan hari Berkembang menjadi Menginvasi uterus yang


ke-10 sitotrofoblas exravilli yang kemudian berkontak
menginvasi kapiler ibu dan dengan sinusoid maternal
arteri spiralis dengan (kapiler ibu) sehingga
menyumbat lumen pembuluh lacuna trofoblastik (
darah untuk mencegah ruang intervilli) terisi
pendarahan (sinusoid). oleh darah ibu dan
terjadilah sirkulasi utero-
plasenta
PERKEMBANGAN SEL TROFOBLAS
 Hari ke-14 trofoblas berkembang menjadi jonjot-
jonjot seperti jari yang disebut vili korion primer.
Masing-masing villus tersusun atas 1lapis
sitotrofoblas yang dikelilingi oleh sel-sel
sinsitiotrofoblas (sinsitium). Semakin lama akan
terbentuk ruang-ruang diantaranya karena kedua
struktur tersebut melakukan erosi yang semakin dalam
ke dalam desidua. Villi akan menyebabkan pecahnya
pembuluh darah maternal saat strutur tersebut
mengerosi jaringan endometrium dan ruang-ruang
tersebut dengan demikian terisi dengan darah
maternal.
 Pada minggu ke-3 terjadi percabangan vili korion
primitif yang disebut villi korion sekunder yang
didalamnya mulai terbentuk pembuluh darah.
2. STRUKTUR PLASENTA
 Bentuk : Oval
 Diameter : 15cm x 20 cm
 Tebal : 2,5 sampai 3 cm
 Berat : 500 gram
 Terbentuk lengkap saat usia kehamilan 16
minggu
 Bagian : a. Fetal
b. Maternal
3. TALI PUSAT (FUNICULUS UMBILICALIS)
 Penghubung antara ibu dengan plasenta
 Panjangnya 25 sampai dengan 60 cm

 Berdasarkan (Manuaba, 2014: 95):

a. Tali pusat terpendek adalah 2,5 cm


b. Terpanjang sekitar 200 cm
4. SIRKULASI PLASENTA
 Pada waktu berpenetrasi ke dalam endometrium uterus, villi
korion mencapai kapiler darah yang terdapat didalamnya dan
memecahkan dindingnya.
 Akibatnya darah maternal mengumpul dalam ruang-ruang
intervili (lakuna).
 Plasenta berhubungan dengan embrio melalui tali pusat (korda
umbilikalis). Didalam tali pusat terdapat pembuluh darah (vena
dan arteri umbilikalis yang di bentuk dari mesoderm alantois)
yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah intra –
embrio.
 Pada dinding villi korion terjadi pertukaran materi antara darah
maternal dan darah fetal.
 Zat-zat nutrisi O2 dari darah maternal memasuki pembuluh-
pebuluh darah plasenta lalu diangkut oleh vena umbilikalis
memasuki tubuh fetus, masuk kedalam jatung dan diedarkan ke
seluruh tubuh.
 Darah yang miskin O2 dan mengandung zat-zat ekskresi dari
tubuh fetus diangkut oleh arteri umbilikalis menuju ke pembuluh
darah plasenta dan dilepaskan ke dalam darah maternal.
5. TRANSPORTASI PLASENTA
 Plasenta memasok segala sesuatu yang di butuhkan
oleh embrio dan janin untuk tumbuh dan matang.
 Terdapat berbagai sistem yang kompleks terdapat
didalam jaringan plasenta untuk memfasilitasi
perpindahan nutrien ke janin dan kemudian
membuangnya.
 Di bawah kendali tekanan darah sistemik, darah arteri
maternal menyembur dari arteri spiralis ke dalam
ruang intervilli dan kemudian menyebar.
B. PERTUKARAN GAS

 Pertukaran gas seperti oksigen, karbon dioksida


dan karbon monoksida berlangsung melalui
difusi primitive.
 Allantois(bagian dari membrane embrionik) yang
bersifat rudimenter yang memiliki fungsi sebagai
pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
 Allantois akan berkembang menjadi tali pusat.

 Pada saat cukup bulan, janin menyaring 20


sampai 30 ml oksigen dalam semenit dari
peredaran darah ibu.
C. KAPASITAS DIFUSI PLASENTA

 Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi


oksigen:
a. Perbedaan gradien gas antara maternal dan
janin
b. Aliran darah maternal dan janin
c. Permeabilitas plasenta
 Total kapasitas difusi seluruh plasenta untuk
oksigen pada saat aterm kira-kira 1,2 milimeter
oksigen per menit. Kapasitas ini sebanding
dengan kapasitas pada paru bayi yang baru lahir.
D. AFINITAS HAEMOGLOBIN (HB)

 Haemoglobin merupakan protein yang kaya zat besi yang memiliki


afinitas (daya tampung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxsihaemoglobin di dalam sel darah merah.
 Haemoglobin berperan penting dalam pengangkutan oksigen
selama ia dapat kembali mengikat oksigen.
 Haemoglobin cenderung mengikat oksigen apabila
lingkunganya penuh dengan oksigen dan melepas oksigen
dalam lingkungan relatif rendah oksigennya.
 Faktor yang mempengaruhi afinitas haemoglobin (hb) terhadap O2:
a. Keasaman atau pH
b. PO2 atau tekanan parsial O2
c. PCO2 atau tekanan parsial CO2
d. Temparatur atau suhu
e. BPG
E. PENURUNAN ALIRAN DARAH UTERUS

 Penurunan aliran darah uterus disebut iskemia uterus


 Usia kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium tidak berubah, akan
tetapi dari lapisan sitotrofoblas sel-sel berkurang dan hanya
ditemukan sebagai kelompok sel, stroma jonjot menjadi lebih
padat, mengandung fagosit-fagosit dan pembuluh pembuluh
darahnya menjadi lebih besar dan lebih mendekati lapisan
trofoblas.
 Usia kehamilan 36 minggu sebagaian besar sel sitotrofoblas tidak
ada lagi, akan tetapi antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan
trofoblas. Lagi pula, terjadi kalsifikasi pembuluh-pembuluh darah
dalam jonjot-jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa
jonjot.
 Kedua hal tersebut mengakibatkan pertukaran zat-zat makanan, zat
asam, dan sebagainya antara ibu dan janin mulai terganggu
F. FISIOLOGI PENGATURAN DENYUT JANTUNG JANIN

 DJJ mulai terdeteksi pada usia 20 minggu


 Nilai normal DJJ antara 120-160 denyut per menit

 Mekanisme pengaturan DJJ dipengaruhi oleh beberapa faktor:

a. Sistem saraf simpatis


b. Sistem saraf parasimpatis
c. Baroreseptor
d. Kemoreseptor
e. Susunan saraf pusat
f. Sistem pengaturan hormonal pada keadaan stres
g. Sistem kompleks proprioseptor , serabut saraf nyeri ,
baroreseptor, stretchreceptors dan pusat pengaturan

Anda mungkin juga menyukai