D-IV ALIH JENJANG 2018 PENGERTIAN Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah udara ke dalam paru-paru dengan tekanan positif yang memadai untuk membuka, alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur. Resusitasi jantung paru (RJP), atau juga dikenal dengan cardio pulmonier resusitation (CPR),merupakan gabungan antara pijat jantung dan pernafasan buatan. Teknik ini diberikan pada korban yang mengalami henti jantung dan nafas, tetapi masih hidup. LANGKAH AWAL PERSIAPAN ALAT DAN TEMPAT Siapkan tempat / ruangan yang hangat, cahaya cukup, aliran udara bebas. Tempat resusitasi yang datar ditempatkan di bawah pemanas. Handuk dan selimut bayi yang kering hangat Sungkup dan ambu bag. Gaugz steril dan betadin Kateter suction dan alat hisap (portable atau elektrik). Pipa orofaring dengan ukuran yang sesuai untuk bayi. Laringoskop untuk pemeriksaan orofaring dan intubasi. Bag-valv-mask bayi. Pipa endotrakea ukuran diameter 2.5, 3 dan 3.5. Stetoskop. Handuk kecil untuk ganjal bahu. Alat penghangat bayi (warmer). Spoit, kateter intravena, infuse set Langkah resusitasi: A : AIRWAY (LANGKAH AWAL)
Jaga bayi tetap hangat.
Atur posisi bayi.
Isap lendir.
Keringkan dan Rangsang taktil.
Reposisi.
Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas
spontan dan teratur B: BREATHING (VTP)
Bila FJ < 100x/menit /APNUE = VTP (Ventilasi
Tekanan Positif). LANGKAH- LANGKAH VTP Pasang sungkup, perhatikan lekatan. Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi. Ventilasi percobaan (2 kali) Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air. Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveloli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan sekaligus menguji apakah jalan napas terbuka atau bebas. Lihat apakah dada bayi mengembang, Bila tidak mengembang Periksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar. Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran. Bila dada mengembangàlakukan tahap berikutnya Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm air dalam 30 detik. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur? Kecukupan ventilasi dinilai dengan memperhatikan gerakan dinding dada dan auskultasi bunyi napas. Bila bayi bernafas, FJ > 100x/menit, kemerahan C :CIRCULATION Apabila setelah dilakukan VTP, FJ < 60x/menit àVTP dan kompresi dada Kompreesi Dada
Kompresi dinding dada dapat dilakukan dengan
melingkari dinding dada dengan kedua tangan dan menggunakan ibu jari untuk menekan sternum atau dengan menahan punggung bayi dengan satu tangan dan menggunakan ujung dari jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yang lain untuk menekan sternum. D: DRUG
Bila FJ < 60x/menit, berikan EPINEPRIN
Tatalaksana bantuan hidup bayi baru lahir Penanganan jalan napas : Posisikan bayi terlentang dengan kepala dalam posisi netral. Letakkan selembar selimut atau handuk dengan ketebalan 2 cm di bawah bahu bayi. Pada bayi yang terkulai lemah, lakukan jaw-thrust. Pasang pipa orofaring dengan ukuran yang sesuai bila jaw-thrust tidak adekuat. Tindakan suction hanya dilakukan bila ada hambatan jalan napas oleh mekonium kental, ketuban yang kental, lendir yang kental atau darah. Suction sebaiknya dilakukan dengan bantuan laringoskopi agar bisa dilihat secara langsung. Tidak boleh dilakukan secara agresif dan kasar dan terus menerus karena dapat mengganggu usaha napas, dapat menyebabkan spasme laring dan reflex vagal. Tekanan maksimal – minus 100 mmHg. BANTUAN NAFAS Pilih sungkup yang sesuai yaitu yang dapat menutupi hidung dan mulut bayi. Pakai baging khusus untuk bayi. Letakkan sungkup di wajah bayi dengan rapat agar tidak bocor melalui sisi sungkup. Berikan tekanan positip melalui bag-valve-mask (ambubag) dengan lembut sambil melihat pengembangan dada bayi. Untuk nafas pertama, pertahankan tekanan inflasi awal selama 2-3 detik untuk membantu ekspansi paru. Jika denyut jantung meningkat, tetapi bayi tidak bernafas secara adekuat, maka ventilasi terus dilakukan dengan kecepatan sekitar 30 kali/menit sampai timbul nafas spontan yang adekuat. Jika denyut jantung tidak meningkat, periksa lagi posisi kepala, letak pipa orofaring, cara melakukan baging, mungkin ventilasi tidak efektif. Jika ventilasi tidak efektif segera pertimbangkan untuk dilakukan intubasi endotrakea. VENTILASI MASKER Bantuan sirkulasi Indikasi pijat jantung bila setelah 30 detik dilakukan ventilasi tekanan positif (VTP) denyut jantung kurang dari 60 kali/menit. Ventilasi sudah dilakukan dengan benar, dada mengembang dengan baik. Diperlukan 2 orang : 1 orang yang melakukan pijat jantung dan 1 orang yang terus melanjutkan ventilasi. Pelaksana kompresi : menilai dada dan menempatkan posisi tangan dengan benar Pelaksana ventilasi : menempatkan sungkup wajah secara efektif dan memantau gerakan dada. Penekanan dada dilakukan pada sepertiga bagian tengah sternum, dibawah garis imajiner yang menghubungkan papilla mammae. Teknik ibu jari : Kedua ibu jari menekan tulang dada. Kedua tangan melingkari dada dan jari-jari tangan menopang bagian belakang bayi Teknik dua jari : Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis dari satu tangan digunakan untuk menekan tulang dada. Tangan yang lain digunakan untuk menopang bagian belakang bayi. Tekanan saat kompresi dada : Kedalaman + 1/3 diameter antero-posterior dada Lama penekanan lebih singkat dari pada lama pelepasan Jangan mengangkat ibu jari atau jari-jari tangan dari dada di antara penekanan. Frekuensi : ”satu-dua-tiga-pompa-...” Satu siklus kegiatan terdiri atas tiga kompresi + satu ventilasi. Rasio 3 :1 .bertujuan untuk mencapai sekitar 120 tindakan/menit, yaitu sekitar 90 kompresi dan 30 nafas. Periksa denyut jantung setelah sekitar 30 detik dan secara berkala sesudahnya. Hentikan kompresi dada jika denyut jantung spontan lebih cepat dari 60 kali/menit. Menghentikan resusitasi Dipertimbangkan untuk menghentikan resusitasi bayi baru lahir bila denyut jantung tidak terdeteksi selama 10 menit. Pada kasus di mana denyut jantung kurang dari 60 kali /menit pada saat lahir dan tidak membaik setelah dilakukan upaya resusitasi kontinyu dan tampaknya adekuat dalam 10 atau 15 menit, maka pilihan jauh lebih problematis. Dalam situasi ini, belum ada bukti yang cukup tentang outcome untuk menggunakan pedoman pada apakah akan menghentikan atau melanjutkan resusitasi.