Anda di halaman 1dari 86

Farmakologi 1

Arti Sehat
&
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
 Sehat adalah kebutuhan setiap manusia hidup
 Sehat dartikan sebagai keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara ekonomi dan
sosial
 Tak seorang pun ingin menderita sakit dan bagi yang terlanjur sakit
akan berusaha untuk sehat kembali. Orang yang sehat bahkan berusaha
dengan berbagai cara untuk memperlambat proses penuaan ( aging )
 Sehat selama ini dipahami dipengaruhi oleh 4 faktor yakni : genetis,
lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku
Genetika

Fasilitas Lingkungan
Layanan Kesehatan
Sehat

Perilaku
Faktor Penyebab Penyakit
Faktor Luar
Cuaca, makana-minuman, bakteri, virus dls
Faktor Dalam
Emosi , kejiwaan dan bawaan
Perilaku Hidup Sehat
 Perilaku Hidup Sehat mencakup :
 Pilihan Asupan Makanan
 Apa yang layak dimakan
 Apa yang layak dipikirkan
 Apa yang layak disyukuri
 Pilihan gaya hidup layak
 Apa yang layak dikerjakan
 Apa yang layak dipertahankan
 Apa yang layak diubah
 Pilihan menjadi kritis
 Menjadi cerdas dan selektif
 Pemberdayaan diri
Sejarah Farmakologi

 Sejak zaman purbakala manusia telah dihadapkan pada


masalah kesehatan yang memaksa dirinya mencari
pengobatan Para ahli pengobatan memperoleh
pengetahuan tentang obat dan cara pengobatan hanya
berdasarkan intuisi dan pengalaman empiris.
 Baru pada 400 tahun sebelum masehi berdiri sekolah
kedokteran di Yunani yang salah satu alumninya
bernama Hipokrates yang memperkenalkan cara-cara
pengobatan yang rasional dan etis .
 Tahun 1240 Kaisar Frederick II memberikan maklumat
kepada rakyatnya tentang pemisahan Kedokteran dan
Farmasi dengan tujuan agar masyarakat mendapat
perawatan medis yang layak serta memperoleh obat (
farmacon ) yang cocok yang dapat dipertanggung
jawabkan
 Konsep pemisahan tersebut hingga kini dirasakan oleh
masyarakat dunia
Pengertian Farmakologi
 Farmakologi berasal dari Terkait dengan Farmakologi
kata farmacon yang berarti tersebut adalah ilmu tentang :
obat dan logos yang berarti
ilmu sehingga  Farmakodinamika
 Farmakologi didefinisikan  Farmakokinetika
sebagai ilmu yang mempelajari  Toksikologi
tentang obat khususnya yang  Farmakoterapeutika
berkaitan dengan pengaruh  Farmakognosi
sifaf fisika-kimiawinya terhadap  Farmasi
tubuh, respons bagian-bagian
tubuh terhadap sifat obat ,nasib
yang dialami obat dalam tubuh
dan kegunaan obat bagi
kesembuhan.
Farmakodinamika
 Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang
pengaruh obat terhadap tubuh
 Obat dapat mempengaruhi seluruh atau bagian-bagian
tertentu dari tubuh . Pengaruh tersebut disebut pengaruh
farmakologis.
 Pengaruh atau efek obat meliputi :
 Efek terapi ( Indikasi )
 Kontraindikasi
 Toksisitas
 Efek samping
 Interaksi
Farmakokinetika
 Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana obat diperlakukan oleh tubuh.
 Farmakokinetika juga dikenal dengan ilmu ADME yakni
ilmu yang mempelajari Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan
Sekresi termasuk didalamnya dibahas tentang ketersedian bahan
aktif obat dalam tubuh ( bioavailabilitas )
 Absorpsi obat dalam usus sangat dipengaruhi PH cairan lambung
 Hal ini menyebabkan ada obat yang diberikan sebelum atau sesudah
makan
 Obat yang diberikan sebelum makan ( Covering agents ), appetizers (
stomachica ) dan obat-obat yang tak tahan terhadap asam lambung
( penicillin )
Farmakokinetika
 Distribusi obat diawali dengan absorpsi dimana obat terlebih dahulu
menembus membran sel masuk kedalam cairan interstisiil . Obat dalam
tubuh terikat oleh protein plasma dalam keadaan reversible
 Biotransformasi obat sebagian besar terjadi di hepar terutama oleh
enzym mikrosomal untuk mengurangi toksisitas dan ekskresi
 Reaksi kimia yang terjadi dalam biotransformasi dapat dibedakan
kedalam 2 golongan :
 Reaksi sintetik ( konyugasi ) yang dapat mengurangi toksisitas
 Reaksi ini memerlukan ATP sebagai sumber energi
 Reaksi non –sintetik berupa oksidasi, reduksi dan hydrolisa
 Reaksi ini memerlukan NADPH ( Nicotinamida Adenin Dinucleotide Phosphate
Hydrogen )
Farmakokinetika
 Ekskresi obat dilakukan oleh organ tubuh seperti :
 Renal

 Hepar

 Pulmo

 Kelenjar ASI

 Kelenjar Keringat

 Kelenjar ludah

 Obat-obat yang tidak dapat diekskresi dikeluarkan lewat


faeces
Proses yang dialami obat dalam tubuh

Distribusi

Obat Absorpsi Metabolisme/biotranformasi Eksekresi

Fase-fase yang dialami oleh obat dalam tubuh ada 3 tingkatan :


Fase biofarmaseutik
Fase farmakokinetik
Fase farmakodinamik
OBAT DAN MASALAHNYA
 Obat adalah zat atau bahan  Perilaku masyarakat dalam
yang digunakan untuk mencari kesembuhan
diagnotis,pencegahan, terhadappenyakit yang
pengobatan ( therapy ) dan dideritanya berdasarkan SKRT
pemulihan penyakit dikategorikan sbb:

 Tidak berbuat apa-apa 5 %


 Pengobatan dengan obat
disebut Farmakoterapi  Pergi ke Dokter 18
%
 Mengobati Sendiri 77
 Pengobatan tanpa obat disebut %
Non Farmakoterapi a.l.  Caranya sendiri
Psychoterapi,  Minum jamu
Fisioterapi,hydroterapi, Ozon –
terapi, color –therapi, music-  Menggunakan
therapy, speech-therapy etc. obat yang dijual
bebas
OBAT DAN PENGAWASANNYA
 Obat adalah ibarat madu disatu sisi dan racun disisi
lainnya
 Obat adalah kebutuhan dasar masyarakat oleh
karenanya harus diawasi peredaran dan
pengunaannya
 Pengawasan obat dulu dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan dan kini
dilakukan oleh Badan Pengawasan obat dan
Makanan
(Badan POM )
Fungsi Obat dalam tubuh
 Merangsang ( stimulasi ) dan menekan ( depresi )
fungsi spesifik dari sel tubuh
 Membunuh atau menghambat aktivitas sel-sel asing
dan bakteri
 Menimbulkan aksi non spesifik
 Mensubstitusi zat-zat tertentu yang diperlukan oleh
tubuh
Obat & Therapi

 Therapi diterjemahkan dengan pengobatan


 Pengobatan dapat dilakukan dengan obat diistilahkan
dengan farmakoterapi
 Pengobatan tanpa obat disebut non farmakoterapi
Non Farmakoterapi ?
 Preventif
 Hygienis –dietis
 Immunisasi

 Kuratif
 Physiotherapy
 Psychoteraphy
 Hygienis –Dietis
 Aroma Theraphy
 Colour theraphy
 hydroterapy
Sistem Tubuh
 Sistem tubuh dalam garis besarnya terdiri dari sub sistem:
 Sistem Syaraf
 Sistem Hormonal
 Sistem Sirkulasi
 Sistem Ekskresi
 Sistem-sistem tersebut dikendalikan 3 unsur yakni air, udara
dan panas Untuk sehat ketiga unsur tersebut harus selalu
dalam keadaan seimbang. Sistem tubuh seimbang apabila :
 Makan ,istirahat tidur teratur
 Pencernaan berfungsi baik
 Ekskresi bekerja optimal
 Kelima inderanya berfungsi menerima rangsangan dengan baik
ANATOMI TUBUH MANUSIA
Anatomi tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian yang
lunak, keras dan cair :
1. Bagian yang lunak :
Daging,otak,jantung, paru, mata,hati dll
2. Bagian Yang keras :
Tulang
3. Bagian yang Cair
Darah
Sistem Kerangka
Bagian yang keras dari tubuh 8. Tulang jari tangan
membentuk sistem kerangka: 9. Tulang paha
1. Tulang kepala ( Tengkorak ) 10. Tulang kering
2. Tulang badan 11. Tulang betis
3. Tulang Anggota Tubuh 12. Tulang jari kaki
Secara lebih rinci tulang-tulang
tersebut sbb :
1. Tengkorak
Catatan :
2. Tulang leher
Fungsi dari tulang-tulang tersebut
3. Tulang rusuk adalah melindungi dan memberi
4. Tulang panggul kekuatan gerak
5. Tulang lengan
6. Tulang hasta
7. Tulang pengumpil
Organ Dalam Tubuh
Organ dalam tubuh terdiri dari :
Otak
Mulut dan kerongkongan
Pernafasan
Dada
Perut
Usus
Poros usus
Perkemihan
Darah dalam Tubuh
Fungsi darah dalam tubuh :
 Sebagai alat angkut (transportasi )
 Memberantas penyakit
 Mengatur suhu tubuh
 Menutup luka
 Pertahanan tubuh terhadap kuman
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kerja Obat dalam Tubuh
Berat Badan
Umur
Jenis Kelamin
Kondisi Patologik
Penggolongan obat
 Berdasarkan tujuan terapinya :
 Obat Diagnotis
 Obat Farmakodinamis
 Obat Chemoterapeutika
 Obat Substitusi
 Berdasarkan ketentuan pembatasan pemakaian di pasaran
 Obat Bebas
 Obat Bebas Terbatas ( Daftar W )
 Obat Keras ( Daftar G )
 Obat Psikotropika
 Obat Narkotika ( Daftar O )
 Berdasarkan vital tidaknya bagi penyediaan disarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit
 Vital
 Esensial
 Non Esensial
 Berdasarkan ketentuan nama dalam perdagangan
 Obat paten
 Obat Generik
Obat Esensial & Obat Generik
 Obat Esensial ( Drug Of Choice )
 DOEN untuk sarana pelayanan kesehatan dasar
 Formularium Rumah Sakit untuk rumah sakit
 Obat Generik
 obat yang dipasarkan dengan nama bahan aktifnya (nama
kimia) yang tujuannya adalah untuk mengendalikan harga
obat yang terjangkau bagi masyarakat namun dari segi
kualitas dan keamanannya sama dengan obat paten
Pengaruh Obat
 Sistemik (keseluruh tubuh yang melewati peredaran
darah), a.l :
- oral
- oromukosal (sublingual, bucal)
- injeksi (subcutan, intra muskular, intra vena, intra
arteri, intra cutan, intra lumbal / intra tekal, intra
peritonial, intra cardial, intra pleura, intra articuler)
- implantasi
- rektal
- transdermal
 Lokal (efek setempat)
- percutan / kulit
- inhalasi
- mukosa mata / telinga
- intra vaginal
- intra nasal
Berbagai istilah tentang pengaruh (efek )
obat
 Pengaruh additif  Efek Samping
 Pengaruh adiktif  Idiosinkrasi
 Pengaruh habituasi  Allergi
 Pengaruh sinergistik  Fotosensitasi
 Withdrawal Syndrome
 Efek toksik
 Toleransi
 Resistensi
 Tachyphylaxis
 Kumulasi
 Placebo
 Inkompatibilitas
Mekanisme Kerja Obat
 Secara fisika, a.l : obat diuresis

 Secara kimia, a.l : antasida lambung

 Proses metabolisme, a.l : antibiotika mengganggu


pembntukan dinding sel pd bakteri

 Secara kompetisi saingan, a.l : sulfonamida


Dosis ( Takaran Obat )
Ilmu tentang pemberian obat disebut Posologi
Dosis obat dibedakan atas :
Dosis Minimalis
Dosis Therapi
Dosis Maksimalis
Dosis Toksikalis
Dosis Letalis
6 Hal yang harus diperhatikan dalam
Pemberian Obat
A. Tepat pasien
B. Tepat obat
C. Tepat waktu
D. Tepat dosis
E. Tepat rute (cara pemberian)
F. Tepat dokumentasi
Indeks Farmakoterapi
1. Antiinfektikum 12. Obat kardiovaskular
2. Antineoplastikum 13. Obat darah
3. Immunoglukosidum 14. Obat Saluran Nafas
4. Obat Bantuan dan Penolong 15. Obat Saluran Cerna
5. Obat metabolisme dan Gizi 16. Obat Saluran urogenital
6. Obat Sistem Endokrin 17. Obat kulit dermatologikum
7. Depresan Sistem syaraf 18. Obat Telinga ( oticum )
8. Antiradang, antireumatik dan 19. Obat Mata ( oftamologikum )
antiencok 20. Obat Mulut & Gigi
9. Psikotropika 21. Obat anti Parasit
10. Anti sistem syaraf lain 22. Obat lain-lain
11. Relaksan otot
Anatomi Susunan Saraf

 Susunan Syaraf dibedakan atas 2 yakni :


 Susunan Syaraf Pusat
 Susunan Syaraf Otonom

 Anatomi Susunan Syaraf Pusat meliputi


cerebrum,cerebelum,medula oblongata( bulbus )dan
medula spinalis
 Susunan syaraf Otonom terdiri dari syaraf simpatis
dan syaraf parasimpatis yang berpusat di Medula
Spinalis dan Medula Oblongata
Fungsi SSP
 Cerebrum merupakan pusat-pusat dari memori, kesadaran,penyesuaian
diri, dan refleks.
 Thalamus berfungsi sebagai pengatur memori secara otomatis.
 Hipothalamus berfungsi sebagai pusat pengaturan SSO, suhu tubuh,
cairan tubuh, metabolisme, tidur dan kelenjar hypofise.
 Disekitar Hipothalamus terdapat Sistem Aktivasi Retikular yang
berfungsi mengatur kewaspadaan, kesiapan dan gerakan otot.
 Medula Oblongata merupakan pusat pengaturan kardiovaskular,sistem
pernafasan,pencernaan,indera dan kelenjar
 Medula Spinalis merupakan pusat pengaturan refleks dari setiap bagian
tubuh.
Penggolongan Obat-obat SSP
 Penggolongan Obat SSP didasarkan kepada sifat kerja
obat pada umumnya yakni
1. depresi (menekan) dan
2. stimulasi (merangsang):
Obat yang menekan SSP
(Depresiva)
1. Obat-obat SSP yang menekan secara selektif :
 Obat Analgesik – Antipiretik anti nyeri dan penurun panas

 Obat Psikotropik menyebabkan perubahan khas pada aktifitas


mental dan perilaku.
 Obat Narkotik –menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
 Obat Antikonvulsi pereda kejang

2. Obat-obat yang menekan hampir secara keseluruhan (sistemik)


disebut mayor transquilizer adalah obat Sedatif-hipnotik dan obat
Anestesi.
Obat yang merangsang SSP
( Stimulantia )
 Obat stimulantia SSP dibedakan atas :
 Obat Konvulsan
 Obat yang secara langsung menimbulkan
rangsangan kesadaran seperti :Strychnin,
pikrotoksin, pentilentetrazol, bemegrid dan
nikethamide
 Obat Analeptik ( obat yang menimbulkan sulit tidur )
 Efedrin, amfetamin, kokain, pipradol dls
 Obat psychic Energizer ( obat penyegar )
 Coffein, imipramin, amitriptilin dls
Obat Sedatif-hypnotik
 Sedatif artinya menekan reaksi terhadap rangsangan khususnya emosi
tanpa menimbulkan kantuk (obat penenang)
 Hypnotik artinya menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai
menurunnya refleks.
Obat sedatif-hypnotik digolongkan menjadi :
1. Golongan Barbiturat
2. Non Barbiturat
Golongan barbiturat dalam dosis tertentu dapat menekan SSP mulai dari
sistem retikular,,hipothalamus hingga kepada medula oblongata dan
berfungsi sebagai anti konvulsi Organ lain tidak dipengaruhi, kecuali
dalam dosis yang sangat besar dapat menimbulkan penurunan tekanan
darah, motilitas usus berkurang, menurunkan suhu tubuh dan mengurangi
produksi kemih
organ penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan obat golongan
barbiturat adalah hati dan ginjal karena kalau kedua organ tersebut
mengalami gangguan akan mengakibatkan ekskresi obat terhambat dan
efek obat berlangsung lama.
Efek samping yang dapat timbul a.l. gagal pernafasan, koma, mual
vertigo, lemah ,takut, nyeri dan insomnia
Obat Sedatif-hypnotik
 Golongan obat barbiturat yang banyak dipakai a.l.:
 Phenobarbital ( luminal ) untuk anti konvulsi, antihipertensi,
antiepilepsi.
 Aprobarbital, pentobarbital untuk obat tidur

 Thiopental ( Penthotal ) sebagai obat anestesi

 Golongan obat non barbiturat yang banyak dipakai


antara lain Hydras Chlorali, Natrium Bromida.
Plasidil, diazepam, doriden meprobamat (medicar),
clordiazepoxide dll umumnya digunakan untuk obat
tidur
 Efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat ini adalah
allergi, tremor, pusing,lemah, pelupa dan hepatitis
Obat Analgetik
 Obat analgetik adalah obat penghilang rasa sakit dan obat
antipiretik adalah obat penurun demam

 Obat analgetik dibedakan obat analgetik narkotik dan obat


analgetik non narkotik
 Obat analgetik narkotik ( obat analgetik visceral ) disamping
berfungsi mengurangi rasa sakit, juga menekan rasa takut,
rasa susah serta menimbulkan kedamaian. Oleh karenanya
obat-obat ini sering disalahgunakan yang kadangkala dapat
menimbulkan toleransi, adiksi, habituasi ,sedatif –hypnotik ,
euphorigenik, penekanan pada pusat pernafasan yang dapat
berujung kematian

 Toleransi obat adalah berkurangnya pengaruh obat terhadap


receptor (disposisi obat) dalam bentuk toleransi metabolik
dan toleransi farmakodinamik ( berkurangnya kepekaan ssp
terhada pengaruh obat.)
Adiksi & Habituasi
 Obat analgetik narkotik dapat menimbulkan adiksi
 Adiksi adalah ketergantungan fisik dan psikologis pada zat
tertentu
 Korban adiksi menjadi sangat tidak produktif, konsumtif,
asosial, amoral, cenderung melakukan tindak kriminal dengan
mengabaikan keselamatan dirinya dan orang lain
Obat Analgetik Narkotik
 Morphin
 HCl Hydromorphine
 Pethidine
 Metadon
 Codein
Obat Analgetik non Narkotik
 Obat analgetik non narkotik digunakan untuk nyeri
ringan disamping juga berfungsi sebagai antipiretik
dan anti inflamatory.
 Obat analgesik non narkotik sangat banyak dan
pada umumnya digolongkan menurut bahan aktifnya
yakni :
1. Salisilat
2. Para Amino Fenol
3. Pyrazolon
4. Asam Organik lainnya
5. Obat pirai
Golongan Salisilat
 Golongan salisilat merupakan obat analgesik tertua
antara lain :
 Acetosal, Aspirin, Natrium Salisilat, salisilamid
 Titik tangkap kerja golongan salisilat adalah di
hipothalamus yang dapat meningkatkan ambang nyeri
 Obat analgesik salisilat juga berfungsi sebagai obat
antipiretik ( menurunkan demam ),anti inflamasi dan
anti allergi dan meningkatkan ekskresi asam urat
 Efek samping penggunaan obat ini umumnya adalah
dapat menimbulkan iritasi lambung yang
menimbulkan rasa panas nyeri,mual dan muntah dan
diare
Golongan
Para Amino Fenol
 Golongan obat ini adalah Fenacetin dan
Asetaminofen ( parasetamol ) hanya berfungsi
sebagai analgesik dan antipiretik
 Sejak tahun 1966 fenasetin sudah tidak boleh digunakan lagi
karena dalam tubuh fenasetin diubah menjadi zat beracun
yaitu N- asetil – para aminofenol
 Asetaminofen banyak digunakan sekarang antara lain karena
tidak menimbulkan iritasi lambung namun apabila digunakan
dalam jangka lama dapat menimbulkan kerusakan sel darah,
hati dan ginjal, ketegangan hingga kepada konvulsi
Golongan Pirazolon

 Kekuatan obat ini sama dengan salisilat namun obat ini agak
toksik ( beracun ) yang dapat menimbulkan agranulositosis
dengan gejala demam tinggi, luka di tenggorokan, erupsi kulit
dengan pigmentasi, karenanya banyak negara yang melarang
penggunaannya.
 Obat ini dapat diberikan dengan suntikan intra muskuler
 Obat jenis ini dijual bebas dengan nama Antalgin, dipyron,
metamisol.doloneurobion, fastalgin dll
Golongan Asam Organik
 Golongan obat ini umumnya digunakan sebagai obat
analgesik dan antiinflamasi untuk rematoid artritis
pengganti obat kortikosteroid seperti prednison.
 Obat ini dijual dengan nama generik
Indometasin,fenoprofen,ibuprofen dls
 Efek samping penggunaan obat ini a.l.:
 Gangguan saluran cerna
 Vertigo dan kelelahan,
 hipertensi dan hiperglikemi
Obat pirai
( Kelebihan asam urat )
 Pirai adalah penyakit pada sendi yang ditimbulkan
tertimbunnya asam urat (purin) terutama di sendi ,ginjal dan
kulit karena kegagalan metabolisme purin dalam tubuh
 Obat pirai yang banyak digunakan adalah allupurinol, zyloric
dan indometasin yang bersifat urikosurik
( mengeluarkan asam urat melalui kencing )
Obat-obat SSO
( Susunan Saraf Otonom )

 SSO kadang disebut susunan saraf vegetatif, susunan saraf visceral


karena susunan saraf ini tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan namun
berperanan penting mengatur keperluan primer dari tubuh dan
memberi peringatan akan bahaya yang datang dari luar tubuh
 Keseimbangan tubuh ditentukan oleh SSO
 Perangkat SSO terdiri dari saraf otonom afferent ( sensoris ) yang
menerima rangsangan dan saraf otonom efferen ( motorik )
 SSO terdiri dari saraf simpatis dan saraf parasimpatis yang berpusat di
medula spinalis dan medula oblongata
 Rangsangan yang diterima oleh saraf sensoris tidak langsung
diteruskan oleh pusat ke saraf perifer namun harus melalui ganglion
yang kemudian dengan zat penghantar Asetilkolin diteruskan ke organ
yang dipersarafi
Obat-obat SSO
( Susunan Saraf Otonom )

 Ujung saraf simpatis mengeluarkan norefinefrin dan epinefrin


sedangkan ujung saraf parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang
berfungsi sebagi mediator serta merangsang reseptor organ. Efek kerja
mediator Norepinefrin. epinefrin dan asetilkolin tidak berlangsung lama
karena dirusak oleh COMT , MAO dan enzym asetil kolin esterase
 Penggolongan obat-obat yang mempengaruhi kerja SSO didasarkan
pada cara kerja obat terhadap SSO yakni merangsang atau menekan
Saraf Simpatis, Parasimpatis dan Ganglion
Penggolongan Obat SSO
 Obat yang merangsang saraf simpatis disebut obat
simpatomimetik atau adrenergik dan yang menekan saraf
simpatik disebut obat simpatolitik atau adrenolitik

 Obat yang merangsang saraf parasimpatik disebut obat


parasimpatomimetik atau kolinergik dan yang menekan saraf
parasimpatik disebut parasimpatolitik atau Atropinik

 Obat yang mempengaruhi ganglion disebut obat ganglionik


Obat Adrenergik / simpatomimetik
(merangsang saraf simpatik)
 Obat adrenergik digunakan di klinik sebagai vasokonstriktor ,
bronkhodilator , gawat darurat sirkulasi ( keadaan syok )dan
konvulsan
 Obat Adrenergik yang banyak digunakan di klinik antara lain :
 Adrenalin injeksi
 Nor Adrenalin injeksi
 Efedrin tablet 25 mg
 Isoproterenol untuk asma bronchial
 Amphetamin tablet dan injeksi
 Pemakaian lokal obat adrenalin digunakan untuk menghentikan
pendarahan lokal di hidung atau ekstraksi gigi serta membantu lamanya
apemebrian anestesi lokal
Obat Adrenolitik / Parasimpatomimetik
(menekan saraf simpatik)
 Obat adrenolitik terutama digunakan untuk obat antihipertensi karena
berfungsi menurunkan tekanan darah
 Obat Adrenolitik dibedakan atas:
 Penyekat Adrenoseptor Alfa seperti Prazosin digunakan untuk menurunkan
tekanan darah dan meningkatkan peristaltik usus
 Penyekat Adrenoseptor Beta banyak digunakan penyakit jantung akibat
hipertensi, angina pectoris, aritmia
 Toksisitas akibat pemakaian adrenoseptor beta antara lain menimbulkan
serangan jantung ( infark, asma, hipoglikemi pada diabetes
 obat enghambat adrenoseptor beta a.l. ;
 Propanolol
 Metoprolol
 Atenolol
 Pindolol

Obat kolinergik / parasimpatomimetik
(merangsang saraf parasimpatik)
 Obat kolinergik berperan merangsang saraf parasimpatis dan
jarang digunakan
 Obat kolinergik antara lain Pilocarpine nitrat 0,5-2 % untuk obat
tetes mata
 Termasuk obat kolinergik adalah obat anti kolinesterase
 Obat anti-kolinesterase ada 2 macam yakni obat penghambat
kolinesterase yang sifatnya kekal digunakan sebagai obat
pembunuh serangga pada pupuk organik fosfat dan obat anti-
kolinesterase yang tidak kekal seperti Fisostigmin dan Neostigmin
digunakan untuk mengaktifkan fungsi peristaltik usus dan buli-
buli pasca operasi
Obat Atropinik / parasimpatolitik
(menekan saraf parasimpatik)
 Golongan obat ini banyak  Sebagai Anti spasmodik &
digunakan untuk pengobatan Ulcus pepticum a.l.:
sebagai :
 Pethidin,
 Antispasmodik
 Atropin Sulfat
 Antiparkinson  Belladonna Extract
 HCl Papaverin
 Ulcuspepticum
 Midriatikum  Sebagai Antiparkinson
 Efek farmakologisnya  Benclamidum
adalahmenurunkan peristaltik  L.Dova
usus yang juga mengakibatkan  Bromokriptin
berkurangnya asam lambung,
nyeri lambung  Sebagai midriatikum:
 Obat-obat atropinik yang  Sulfas Atropin
berfungsi :  Homatripn HBr
 Hyscin HBr
Obat Ganglionik
 Obat ganglionik yang banyak dipakai adalah obat penghambat
ganglion
 Efek farmakologis obat penghambat ganglion adalah
menghambat saraf parasimpatis yang menimbulkan midriasis,
motilitas lambung dan usus, dan sulit kencing dan menhambat
saraf simpatis yang menimbulkan antara lain penurunan tekanan
darah ,dilatasi vasculer pada kaki hipotensi orthotik,
 Obat penghambat ganglionik ( Ganglionic Blocking Agents )
banyak digunakan sebagai obat antihipertensi a.l. yang ada di
pasaran :
 Hexamethonium Chloride .p.os
 Pentolium Tartrat p.os
 Trimethapan Camphorsulphonate ( Arfonad ) per infus
Jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya
Sakit Kepala Muskular
Sakit Kepala Vaskular
Sakit Kepala Radang
Sakit Kepala Traksi
Tujuan Instruksional

1. Menjelaskan anatomi sistem pencernaan dan fungsii-


fungsinya
2. Menjelaskan berbagai gangguan sistem pencernaan
3. Menjelaskan penggolongan obat yang terkait dengan
gangguan sistem pencernaa
Obat dan System Pencernaan
 Fungsi Saluran Cerna
 Mencerna makanan
 Meneyerap sari makanan

 Menegekskresikan sisa makanan yang tidak


terserap
 Sistem pencernaan terentang dari mulut hingga ke
anus (9m)
 Gangguan terhadap sistem pencernaan muncul
dengan berbagai gejala seperti mual, muntah, nyeri
lambung, hiperacidity, rasa melilit, kembung, diare,
konstipasi dls
Anatomi Saluran Cerna
Anatomi Saluran Cerna terdiri dari :
 Rongga mulut ( oral Cavity ) yang
dibatasi oleh maxilary bone dan
mandibular bone )
 Oesophagus ( Isofagus atau Usofagus )
 Lambung
 Usus halus
 Usus besar
 Dubur ( anus )
 4 lapisan saluran cerna : mukosa,
submukosa, otot polos dan serosa
System Saraf & Aliran Darah
pada Saluran Cerna
 System syaraf yang bekerja pada saluran cerna
adalah SSO yang memiliki pusat integrasi dengan
SSP di Cortex Cerebri
 Aliran darah terbesar ke hati dan limpa dan ke
saluran cerna terutama pada lapisan mukosa lamina
propria yang banyak memiliki Pembuluh Darah dan
saluran limpa
Kelenjar-Kelenjar Pencernaan
 Kelenjar ludah menghasilkan ludah yang berasal dari:
 Kelenjar parotis terletak dibawah tulang pipi depan telinga
 Kelenjar submandibularis terletak didasar mulut dekat tulang
rahang bawah
 Kelenjar sublingualis terletak didasar lidah
 Kelenjar hati mengeluarkan empedu yang kemudian
disimpan dalam kandung empedu yang berfungsi
mencerna lemak
 Kelenjar pancreas
Fisiologis Rongga mulut
 Dalam rongga mulut terdapat kelenjar ludah dan
kelenjar bukal yang terletak pada lapisan
mukosa
 Kelenjar ludah terdiri dari 3 jenis kelenjar yaitu
kelenjar parotis, sub mandibularis dan
sublingual bersama dengan kelenjar bukal
menghasilkan air ludah yang 95 % terdiri dari
air dan sisanya mengandung lendir dan garam
kalium dan natrium serta albumin, globulin,
serum, ptyalin, amilase dan lisozym
Anatomi & Fisiologis Lambung
 Secara anatomi lambung terdiri dari cardia, fundus,
corpus dan pilori
 Cairan lambung diproduksi pada dinding saluran cerna
yang bersifat isotonis
 Asam lambung ( HCl) dihasilkan oleh lapisan mukosa
dengan PH 2-5
 Mukosa sendiri banyak mengandung Histamin yang
tersimpan dalam mast cell
Fisiologi Hati dan Pankreas
 Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dengan
berat lebih kurang 1,4 kg
 Hati tempat metabolisme secara kimiawi dimana
semua zat yang dihasilkannya dieksekresikan kedalam
darah kecuali cairan empedu yang dialirkan kekantong
empedu
 Cairan empedu berfungsi mengemulsi lemak agar
mudah terserap dalam usus
 Pankreas adalah kelenjar yang terhubung dengan
duodenum yang didalamnya terdapat sel-sel pulau
Langerhans yang menghasilkan insulin dan glukagon
Patofisologis Saluran Cerna
1. Radang Kerongkongan (reflux
oesophagitis)
2. Radang Lambung (gastritis)
3. Tukak Lambung (ulcus pepticum)
4. Tukak Usus
5. Kanker Lambung
Obat Gangguan Saluran Cerna
 Dilihat dari tempat kerjanya obat saluran cerna
dibedakan atas 4 golongan :
 Obat yang bekerja di rongga mulut
 Obat yang bekerja di lambung
 Obat yang bekerja di usus
 Obat yang bekerja di usus besar dan anus
Obat Yang
Bekerja pada Lambung
 Antasida
 Digestan
 Emetik
 Anti Emetik
Antasida
 Fungsi Antasida
 Mengurangi dan menetralkan asam lambung
 Mengurangi nyeri lambung
 Jenis Antasida
 Antasida Sistemik
 Cara kerjanya cepat namun cenderung menimbulkan
alkalosis dan konstipasi
 Mampu mengurangi nyeri lambung karena dapat
menetralisir asam lambung
 Contoh : Natrium Bicarbonat dan Calcium Carbonat
 Antasida Non Sistemik
 Cara kerja melapisi mukosa lambung dan menetralisi
asam lambung ( Covering Agent )
 Contoh : Aluminium Hidroksida,Aluminium Phosphat,
Magnesium Trisilikat
Obat Ulkus Peptikum
 Ulkus peptikum menimbulkan nyeri pada
lambung dan usus sehingga pemberian obatnya
selain dengan antasida, juga diberikan obat
sedatifa dan obat parasimpatolitik atau obat
anti kolinergik atau obat antispasmodik
 Golongan obat ulkus peptikum
 Bismuth-Subsitrat
 Sukralfat
 Pirenzepin
 Omeperazol
 Antispasmodik -Analgetik
Obat Digestan
 Digestan adalah obat yang membantu memperlancar proses
pencernaan
 Obat digestan pada umumnya adalah obat enzym antara lain :
 Enzyplex
 Vitazym
 Pankreoflat, dll
Obat Emetik
 Obat emetik adalah obat pemuntah yang
umumnya diperlukan untuk menolong orang
yang keracunan
 Cara fisik dapat dilakukan dengan menggelitik
kerongkongan
 Beberapa obat yang merangsang orang yang
keracunan untuk memmuntahkan racun adalah :
 Larutan garam dapur pekat
 Larutan CuSO4 1 % 50 ml untuk penderita yang
keracunan fosfat
 Apomorfin inj. s.k.yang merangsang pusat
muntah
 Syrup Ipecacuanhae
Obat Anti Emetik
 Gejala muntah disebabkan oleh berbagai hal
misalnya karena mabuk perjalanan, makan obat
tertentu seperti obat anti kanker, kehamilan,
penyakit gastritis, dls. Cairan dalam bentuk
minuman yang dapat mengurangi muntah
antara lain air teh panas, air soda, coca cola dan
minyak atsiri sepert minyak kayu putih.
 Obat antiemetik yang dijual bebas adalah
difenhidramin dari golongan antihistamin
 Obat antiemetik dengan resep dokter adalah
fenotiazin dan largactil yang juga digunakan
untuk obat antipsikotik
Obat yang bekerja di usus
 Adsorben dan Demulsen
Adsorben adalah obat yang secara fisik
mampu menyerap racun dan zat lain yang
non spesifik yang melekat pada
permukaannya seperti Norit
 Demulsen adalah obat adsorben yang
sekaligus berfungsi mengatasi iritasi lambung
dan antidiare seperti Kaopectat yang
merupakan campuran kaolin dan pectin
Katartik dan Laksatif
 Katartik dan Laksatif adalah obat untuk
mengatasi konstipasi
Istilah katartik adalah obat pencahar
kuat sedangkan laksatif adalah obat
pencahar lunak yang fungsinya
melunakkan tinja
 Obat-obat katartik a.l.: Dulcolax, Garam
Inggeris ( MgSO4), metilseluluse dan agar-agar
 Obat laksatif a.l. Laxadin, Parafin Liquid
Obat Antidiare
 Diare disebabkan oleh bakteri seprti kolera
,alergi,racun dan dispepsia
 Obat antidiare umumnya diberikan untuk
mengurangi peristaltik usus, menahan iritasi,
menyerap racun, mengatasi dehidrasi seperti oralit
 Obat-obat antidiare a.l. Enterostop,
Kaopectat Atropin sulfat dls
Sistem Pernafasan dan Fungsinya
 Sistem Pernafasan terdiri atas saluran nafas dan
pusat-pusat pernafasan
 Saluran nafas terbagi atas saluran nafas bagian atas
yang terdiri dari laring, nasofaring, rongga hidung
dan saluran nafas bagian bawah yang terdiri dari
atas alveolus,bronchus, bronchiolus dan trachea
 Pusat-pusat Pernafasan berfungsi mengatur ritme
pernafasan. Pusat batuk berhubungan dengan pusat
pernafasan
 Ganguan Sistem Pernafasan terjadi depresi pusat
pernafasan , hambatan pada saluran nafas, radang
saluran nafas dan emfisema, pleuritis, asma dan
tumor.
Stimulan Pusat Pernafasan
 Apabila pusat pernafasan mengalami
depresi karena keracunan obat depresan
seperti morfin, barbiturat , anestesi atau
bahan industri umumnya diberi
pernafasan buatan
 Penderita gangguan sistem pernafasan
pada umumnya mengalami kesulitan
mengeluarkan dahak sehingga diberi obat
mukolitik seperti bromheksin, fluimucil dls
Obat Asma
 Penyakit asma dapat  Obat-obat yang digunakan
disebabkan oleh alergi untuk penderita asma
akibat debu,jamur,
serbuk sari bunga atau
umumnya terdiri dari :
bahan alergen lainnya  Antibiotika
,stress , olah raga  Antikolinergik
berlebihan yang  Simpatomimetika
menyebabkan  Vasodilator
kekejangan saluran  Pelemas otot
nafas  Antihistaminika
 Sedativa
Obat Asma
 Aminophyllin Suppositoria  Obat yang mengandung
 Obat yang mengandung salbutamol seperti :
ketotifen seperti : Astifen Respolin inhaler, Ventolin
tablet, Pehatifen sirop tablet, sirop dan inhaler ,
Salbuven
 Obat yang mengandung  Inhaler yang mengandung
terbutalin seperti : Fenoterol seperti Berodual
Bricasma tablet atau inhaler dan Berotec inhaler
Bricasma sirop bricasma  Nebuliser suatu alat yag
inhaler , Bintasma tablet merubah bentuk cairan
dls obat menadi aerosol untuk
 Korticosteroid tablet, inhalasi Digunakan pada
inhaler seperti prednisolon penderita asma yang
tablet dan Beklomethason mengalami obstruksi
dipropionat, Budesonid, saluran nafas
Flutikason dls
Antihistaminika
 Obat Antihistamin digunakan untuk mengatasi
allergi nasal, rhinitis alergik ( hay fever )
 Obat Antihistamin oral efektif digunakan untuk
mengatasi efek ruam kulit ( urticaria )
 Obat Anthistamin oral cenderung
menimbulkan kantuk ( sedatif ) seperti CTM,
Klorfeniramin maleat, Difenhidramin HCl dls
 Antihistamin non sedatif antara lain :
aztemizol,loratadin, terfenadin dls
Obat Darurat Alergi
 Darurat alergi umumnya diatasi dengan
pemberian adrenalin injeksi plus oksigen
 Adrenalin plus kortikosteroid juga sering
digunakan terutama untuk mengatasi alergi
dan peradangan
 Penggunaan adrenalin dalam bentuk injeksi
dapat dilakukan secara intramuskular dan
intravena
 Pemberian adrealin dengan cara inhalasi harus
dibawah pengawasan ahli
Obat Antitusif
 Batuk terjadi secara refleks yang
merupakan mekanisme pertahanan tubuh
terhadap zat asing yang masuk kedalam
saluran nafas disertai peningkatan sekres
lendir
 Zat asing atau antigen dapat berupa
bakteri,allergen,asap,jasad renik dllnya
 Obat batuk untuk batuk yang berlendir
disebut expektoran
 Obat batuk utuk batuk kering disebut
antitusif
Ekspektoran
 Cara praktis mengatasi batuk produktif
adalah menghirup uap dari air panas yang
dibubuhi minyak atsiri seperti minyak
kayuputih
 Obat batuk ekspektoran a.l. Gliseril
Guaiakolat tablet, Woods Piperment syrup,
Dantusil syrup, Benadryl expektorant dll
Antitusif
 Antitusif ada 2 macam :
 Antitusif Narkotik seperti Codein HCl,
Dextrometrophan (DMP) dan Pholcodin
 Antitusif Non Narkotik antara lain
Noskapin, Pipeazetat,Difenhidramin
( Benadryl ), Promethazin dll
Pengobatan Batuk
 Pengobatan batuk dapat dilakukan
dengan 2 cara :
 Terapi Spesifik yakni pengobatan terhadap
penyebab spesifik dari batuk seperti kanker
paru, kemoterapi pada infeksi paru dll
 Terapi Simptomatik yakni terapi untuk
menghilangkan gejala batuk

Anda mungkin juga menyukai