Anda di halaman 1dari 28

PRESENTASI KASUS

OPEN FRAKTUR TIBIA

Diajukan Kepada:
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes
dr. Benidiktus Setyo Untoro

Disusun Oleh:
dr. Diajukan Kepada:
Lustyafa Inassani Alifia
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes
dr. Benidiktus Setyo Untoro

RSUD KANJURUHAN KEPANJEN / KABUPATEN MALANG / 2018


PENDAHULUAN
Fraktur Diskontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa
Fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan tulang dengan lingkungan luar
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Alamat : Turen
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang
Tanggal masuk RS : 27 September 2018
No. RM : 4426xx
Keluhan Utama : Nyeri Tungkai Kanan

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke IGD RSUD Kanjuruhan dengan keluhan nyeri tungkai kanan
sejak 2 jam SMRS. Pasien post jatuh dari sepeda motor, pasien mengendarai
sepeda motor dengan kecepatan sedang, menggunakan helm, pasien terjatuh
sendiri ke arah kanan karena menghindari lubang, kemudian jatuh ke arah kanan
mengenai bebatuan. Pingsan (-) pasien masih ingat kejadian. Muntah (-) Nyeri
kepala (-) Terdapat luka di kaki kiri pasien, nyeri (+) Post trauma amnesia (-)
Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan seperti ini sebelumnya (-)
Riwayat DM disangkal. Riwayat HT disangkal.
Riwayat alergi disangkal. Riwayat operasi dan kemoterapi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga : -

Riwayat Pengobatan:
Setelah kejadian pasien dibawa ke Puskesmas Turen kemudian dirujuk ke RSUD
Kanjuruhan Kepanjen.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit


sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 77x/menit
Suhu : 36,1o C
Pernapasan : 24x/menit

Primary Survey
A: Clear, gargling -, snoring -, Speak fluently +, potensial obstruksi -
B: Spontan, ves/ves, ronkhi -/-, wheezing -/-, RR 24x/menit.
C: Akral Hangat Kering Merah, CRT < 2 ", Tekanan Darah 120/70 mmHg.
D: GCS 456, Lateralisasi -, pupil Bulat Isokor 3mm/3mm, Reflek Cahaya
+/+
E: Temp 36,1, Vulnus Appertum regio cruris sinistra (+)
Status generalis
Kepala/Leher : Anemis (-/-), Icterus (-/-), Cyanosis
(-/-), Dyspneu (-) KGB dan Tiroid
tidak teraba membesar
Thorax : Paru : Inspeksi : Gerak simetris
Palpasi : Vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor seluruh lapangparu
Auskultasi : VBS, rh (-/-), wh (-/-)
Jantung: Inspeksi : Ictus cordis
tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : S1S2 reguler, m (-), g(-)
Abdomen : Inspeksi : Flat, Massa (-), darm
contour (-) darm steifung (-)
Auskultasi: Bising usus (+) N
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Tympani
Extremitas : Akral hangat, kering, merah, CRT
<2’’, ed (-) di keempat ekstremitas
St. Lokalis Regio Cruris Sinistra

• Look: Vulnus appertum uk 12cmx5cm, bersih, bone exposure (+) Active bleeding
(+) Deformitas (+) Fat bubble (+)
• Feel: Pulsasi distal teraba (+) SpO2 97% Nyeri (+) Hipestesi (-)
• Move: False movement (+) ROM terbatas nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematology
Hemoglobin 13,9 g/dl 13.4-17.7
Hematrokit 40.2 % 40-47
Indeks eritrosit
MCV 87.7 fL 80-93
MCH 30.8 Pg 27-31
MCHC 34.0 g/dl 32-36
Eritrosit 4.41 Juta/cmm 4.0-5.5
Leukosit 11.550 /mm3 4300-10300
Trombosit 218.000 /mm3 142.000-424.000
Kimia Klinik
GDS 120 mg/dl <200
Faal Ginjal
Ureum 42 mg/dl 10-20
Kreatinin 1,19 mg/dl <1,2
Faal Hati/Jantung
SGOT (AST) 35 u/L/37ˆ 0-40
SGPT (ALT) 23 u/L/37ˆ 0-41
Faal Hemostasis
PT 9.7 Detik 9.4-11.3
INR 0.9 Detik 2.0-3.5
APTT
Imunoserologi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis

Open Fraktur Tibia Sinistra 1/3 Distal grade II segmental

Planning Therapy

. Rawat luka
2. Pasang spalk
3. Ivfd NS 20 tpm
4. Inj. Tetagam 250 iu
5. Inj. Ketorolac 30mg
6. Konsul SpOT  Inj. Ambacim 2 gr iv
Pro debridement+ OREF
Planning Monitoring Prognosis
1. KU pasien post operasi Ad vitam: dubia ad bonam
2. Keluhan subjektif Ad fungsionam: dubia ad malam
3. Luka pasca operasi Ad sanactionam: dubia ad malam
4. Rontgen cruris ulang post op

Planning Edukasi

1. Menjelaskan pada pasien dan keluarga


mengenai penyakit yang diderita pasien yaitu
patah tuiang terbuka yang harus segera
ditangani.
2. Menjelaskan pada pasien dan keluarga
mengenai rencana pengobatan pasien yang
akan dilakukan
3. Menjelaskan pada pasien dan keluarga
mengenai kemungkinan kesembuhan pasien
4. Menjelaskan pada pasien untuk harus rutin
kontrol supaya dapat mengetahui
perkembangan kesembuhan pasien
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi menurut Jaringan:


• Fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit
masih utuh, tulang tidak menonjol
Fraktur melalui kulit dan relatif lebih aman.
tertutup

• Fraktur yang merusak jaringan kulit,


karena adanya hubungan dengan
Fraktur lingkungan luar  potensial terjadi infeksi
terbuka
TINJAUAN PUSTAKA
Penatalaksanaan
REKOGNISI
Riwayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dan
tindakan selanjutnya

REDUKSI
Upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga
kembali seperti semula

RETENSI
Merupakan upaya yg dilakukan u/ menahan fragmen
tulang sehingga kembali seperti semula

REHABILITASI
Merupakan tindakan untuk menghindari atropi dan
kontraktur dengan fisioterapi.
KOMPLIKASI
early late

• Lokal: • Delayed union


• Avaskuler nekrosis • Nonunion
• Sindrom kompartmen • Malunion
• Kerusakan arteri

• General
• Syok
• Sepsis
• Emboli lemak
PROSES
PENYEMBUHA
N
1) 2) 3)
5)
Fase Fase Pembentukan 4) Konsolidasi
Remodelling
Hematom froliferasi sel kalus
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

Nyeri efek mekanis yang menyebabkan hilangnya kontinuitas jaringan,


sehingga timbulnya mobilitas yang bersifat patologis dan hilangnya
fungsi tulang sebagai organ penyangga. Sehingga menimbulkan rasa
nyeri yang sangat

Deformitas
Disebabkan pergeseran fragmen pada daerah
fraktur

Deformitas  di ketahui dengan


membandingkan dengan ekstremitas
normal

Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik


karena fungsi normal otot bergantung pada
integritas tulang, tempat melekatnya otot
Diagonis : Open Fraktur Tibia Sinistra 1/3 Distal grade II segmental
Anamnesis:
MOI
nyeri, odema, gangguan fungsi gerak, deformitas

Pemeriksaan fisik:
Primery survey, Secondary survey

Pemeriksaan lokal ( look, feel, move)

Pemeriksaan penunjang  foto polos 2 posisi


KESIMPULAN

Pasien Laki-laki usia 36 tahun, mengeluh nyeri pada kaki sebelah


kiri bawah setelah didapatkan riwayat trauma setelah Kecelakaan
Lalu Lintas ( KLL ).

Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitasVulnus appertum uk


12cmx5cm, bersih, bone exposure (+) Active bleeding (+)
Deformitas (+) Fat bubble (+) Pulsasi distal teraba (+) SpO2 97%
Nyeri (+) Hipestesi (-) False movement (+) ROM terbatas nyeri.

Ro Cruris sinistra AP/Lateral didapatkan gambaran fraktur tibia


sinistra 1/3 distal segmental.

OREF yang diikuti physical therapy dengan tujuan untuk


mengembalikan fungsi-fungsi sendi dan otot-otot ke fungsi
normal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai