DR Ayu - Demensia Dan Alzheimer
DR Ayu - Demensia Dan Alzheimer
Mempertahankan fungsi
a. Peningkatan kemandirian: strategi komunikasi, pelatihan keterampilan ADL,
perencanaan kegiatan, teknologi berbantu seperti telecare/adaptive aids,
olahraga, program rehabilitasi dan intervensi kombinasi.
b. Mempertahankan fungsi kognitif: stimulasi kognisi, pelatihan kognisi, dan
rehabilitasi kognisi, terapi orientasi realitas dan terapi reminiscence.
Manajemen perubahan perilaku-agitasi, agresi, dan psikosis
a. Pendekatan manajemen perilaku
b. Terapi musik
c. Aktivitas fisik/program mobilisasi
d. Terapi validasi
e. Stimulasi multisensorik
f. Terapi pijat dan sentuhan
g. Aromaterapi
h. Terapi cahaya
Mengurangi masalah kecemasan dan depresi
Non farmakologis (keluarga, lingkungan dan penderita)
Menetapkan program aktivitas harian penderita
latihan fisik memacu aktivitas fisik dan otak yang baik
(brain gym), asupan gizi seimbang, kelola faktor risiko,
LUPA (latih, ulang, perhatikan dan asosiasi)
Orientasi realitas ingatkan waktu, tempat, stimulasi
latihan/permainan spt monopoli, kartu, teka-teki silang
Modifikasi prilaku membuat rencana pola
asuh/perawatan pasien melibatkan keluarga dan
pengasuh
Pelatihan pada pengasuh dan keluarga mengatasi
gangguan prilaku dan inkontinensia
Terapi operatif pada NPH
Demensia Alzheimer
Penurunan progresif memori episodik dan fungsi kortikal
lain, gangguan prilaku dan ketergantungan aktivitas harian,
gangguan motorik pada tahap akhir
Faktor risiko usia >40 tahun, riwayat keluarga Alzheimer,
Parkinson, sindrom Down
Stadium:
Ringan gangguan memori menonjol, dapat melakukan
aktivitas harian sederhana
Sedang gangguan memori diikuti gangguan kognisi lain,
butuh bantuan untuk aktivitas harian kompleks
Lanjut/berat gangguan kognitif berat (tidak mampu
berkomunikasi), penurunan fungsi motorik, sulit bergerak,
perlu bantuan penuh untuk aktivitas hariannya
Awitan dan perjalanan penyakitnya bertahap,
progresif lambat sehingga kadang awal
penyakit tidak diketahui (makin muda usia,
makin cepat perjalanan penyakit)
Perubahan prilaku dapat terjadi pada ketiga
stadium dimulai penarikan fungsi sosial,
indiferen, impulsif, gangguan tidur, gelisah dan
wandering
Diagnosis pasti: PA (deposit B amiloid,
neurofibrilary tangle)
Diagnosis
Probable demensia Alzheimer:
Demensia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinik, terdokumentasi
dengan Px Mini mental, Blessed dementia scale/ lainnya dan
dikonfirmasi tes neuropsikologi
Defisit meliputi 2 atau lebih area kognisi (bahasia/afasia, keterampilan
motorik/apraksia, persepsi/agnosia)
Perburukan memori dan fungsi kognisi lain yang progresif
Tidak terdapat gangguan kesadaran
Awitan usia 40-90 tahun, sering setelah 65 tahun
Tidak ditemukan gangguan sistemik/penyakit otak sebagai penyebab
gangguan memori dan fungsi kognisi progresif tersebut
Gangguan aktivitas hidup sehari-hari dan perubahan prilaku penderita
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa
Pemeriksaan CSS normal, EEG normal/aspesifik, CT scan kepala
atrofi serebri
Gambaran klinis konsisten dengan probable
demensia Alzheimer: awitan perjalanan
penyakit dimulai insidious (perlahan-lahan),
gejala muncul bertahap seperti kurva datar
(plateau), gejala penyerta lain: keluhan depresi,
insomnia, inkontinensia, delusi, ilusi,
halusinasi, pembicaraan katastrofik, gejala
emosional/fisikal, gangguan seksual, dan
penurunan berat badan, tahap lanjut gangguan
motorik: hipertonis, mioklonus, gangguan
lenggang jalan (gait), bangkitan.
Possible demensia Alzheimer:
Penyandang demensia tanpa gangguan neurologis, psikiatris
dan gangguan sistemik lain yang dapat menyebabkan demensia
dan awitan, presentasi atau perjalanan penyakit bervariasi
Dapat ditegakkan pada pasien dengan gangguan
sistemik/gangguan otak sekunder yang dapat menyebabkan
demensia tetapi dipertimbangkan bukan sebagai penyebab
demensia
Dapat digunakan untuk penelitian bila ada defisit kognisi berat,
progresif bertahap tanpa penyebab lain teridentifikasi
Diagnosis pasti: probable demensia Alzheimer saat hidup
disertai pemeriksaan histopatologis pada biopsi/otopsi saat
meninggal
Berdasarkan rekomendasi the National Institute on Aging and the
Alzheimer’s Disease Association workgroup (2011), diagnosis
ditegakkan bila ditemukan gejala kognisi dan perilaku
(neuropsikiatrik) yang:
1. Mengganggu kemampuan fungsional dalam pekerjaan atau aktivitas
keseharian; dan
2.Merupakan penurunan dari tingkat fungsi dan performa sebelumnya;
dan
3.Tidak dapat disebabkan oleh delirium atau gangguan psikiatri
mayor;
4. Gangguan kognisi dideteksi dan didiagnosis melalui kombinasi dari
(1) pengambilan riwayat penyakit dari pasien dan informan yang
mengetahui kondisi pasien dan (2) pemeriksaan objektif kognisi baik
berupa pemeriksaan status mental bedside maupun berupa tes
neuropsikologi lengkap diperlukan ketika riwayat penyakit rutin dan
pemeriksaan status mental bedside tidak dapat memberikan diagnosis
yang meyakinkan
5. Gangguan kognisi dan perilaku mencakup minimum
dua dari domain-domain berikut:
a. Gangguan kemampuan untuk mendapatkan dan
mengingat informasi baru. Gejala meliputi pertanyaan dan
percakapan diulang-ulang, salah meletakkan barang milik
pribadi, melupakan kejadian atau janji, sesat di jalan yang
telah dikenal baik sebelumnya.
b. Gangguan logika dan penanganan tugas kompleks,
pengambilan keputusan yang buruk. Gejala berupa
gangguan mengerti risiko keselamatan, tidak dapat
mengatur keuangan, kemampuan pengambilan keputusan
yang buruk, tidak mampu merencanakan aktivitas
kompleks dan berurutan.
C. Gangguan kemampuan visuospasial. Gejala meliputi
ketidakmampuan mengenali wajah atau objek keseharian dalam
pandangan langsung walaupun penglihatan normal,
ketidakmampuan untuk melaksanakan suatu prosedur
sederhana atau berpakaian.
d. Gangguan fungsi berbahasa (berbicara, membaca dan
menulis). Gejala meliputi kesulitan memikirkan kata yang
dipakai sehari-hari saat berbicara dan keraguan dalam
berbicara, mengeja dan menulis.
e. Gangguan kepribadian, perilaku atau penampilan. Gejala
meliputi fluktuasi mood yang tidak khas seperti agitasi,
gangguan motivasi, inisiatif, apatis, kehilangan dorongan
berbuat, menarik diri dari interaksi, berkurangnya minat
terhadap aktivitas sebelumnya, kehilangan empati, perilaku
kompulsif atau obsesif, perilaku yang tidak dapat diterima
masyarakat.
Pemeriksaan demensia Alzheimer
Keluhan gangguan belajar dan menyimpan
informasi baru, kesulitan melaksanakan tugas
kompleks, gangguan kemampuan pemecahan
masalah, kemampuan visuospasial dan orientasi,
gangguan berbahasa dan gangguan prilaku, saat
wawancara penyandang sering menoleh keluarga
(head turning sign)
Riwayat medik umum (keluarga/informan):
hipotiroid, neoplasma, infeksi kronik (sifilis,
AIDS), penyakit jantung koroner, gangguan katup,
penyakit kolagen, hipertensi, hiperlipidemia, DM,
arteriosklerosis perifer (demensia vaskuler),
Riwayat neurologi umum: stroke, TIA, trauma
kapitis, infeksi SSP, riwayat epilepsi dan operasi
tumor/hidrosefalus
Gejala penyerta: gangguan motorik, sensorik,
gangguan berjalan dan koordinasi, nyeri kepala saat
awitan
Riwayat neurobehavioral: memori (jangka pendek,
panjang), orientasi ruang dan waktu (tanggal,
tempat), kesulitan bahasa (kelancaran, penemuan
kata, konversasi), fungsi eksekutif (perencanaan,
pengorganisasian), kemampuan mengenal wajah
orang, bepergian, mengurus uang dan membuat
keputusan
Gangguan aktivitas sehari-hari, perubahan kepribadian
(aspek prilaku) dan disabilitas akibat merosotnya fungsi
kognisi
Penyandang hanya mengalami gangguan memori tanpa
gangguan area kognitif lain dan tidak ada penyebab lain
gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment)
peralihan lupa normal (fisiologis, age associated
benign forgetfullness) dan demensia Alzheimer
Sundowning: gelisah di malam hari, penyebab tidak
diketahui, asupan sensorik berkurang di malam hari
sehingga kesulitan orientasi
Wandering: berjalan kesana kemari karena bingung, tidak
tenang, rasa jenuh atau ingin olah raga, lingkungan baru
Riwayat psikiatri: gangguan alam perasaan (mood),
isi pikir dan perilaku menyimpang, riwayat
kepribadian sebelum sakit, riwayat depresi,
psikosis, perubahan kepribadian, tingkah laku
agresif, delusi, halusinasi, pikiran paranoid
Riwayat keracunan (paparan pestisida, lem, pupuk),
nutrisi (alkoholisme kronis) dan obat-obatan
(benzodiasepin, obat tidur, herbal dan over the
counter, trisiklik antidepresan dan antikolinergik)
Riwayat keluarga: demensia (termasuk Alzheimer),
penyakit neurologik, psikiatrik lain (depresi,
Parkinson, sindrom Down)
Pemeriksaan fisik umum: penampilan, tanda vital,
arteriosklerosis, funduskopi, bruit karotis, hipertensi,
penyakit jantung, viseromegali, splenomegali, tanda
gangguan endokrin
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan neuropsikologis: status mini mental
(MMSE), CDT, blessed dementia scale
Px gangguan aktivitas harian: FAQ (functional activities
questionaires), ADL (activities of daily living), IADL
(instrumental activities of daily living) dan DAD
(disability assessment for dementia)
Px aspek prilaku: NPI (neuro-Psychiatry Inventory); skala
depresi
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: DL, UL, elektrolit, kalsium,
BUN, fungsi hati, hormon tiroid, kadar asam
folat dan vitamin B12, antibodi treponemal
Penciteraan: CT scan dan MRI, PET dan
SPECT
EEG
Pungsi lumbal
Genetika (apolipoprotein E/APOE alel 4
meningkat, tau, amilod beta 42, protein p 97)
Manajemen
Disease modifying agent:
Obat antiinflamasi steroid
Estrogen
Vitamin E: 2x1000 IU
Terapi non farmakologis:
Pasien (orientasi realitas, stimulasi, reminiscence, olah raga)
Pengasuh (edukasi, konseling)
Penanganan gangguan prilaku:
Depresi: farmakologis (SSRI, MAO inhibitor, antidepresan
tipikal, trisiklik), nonfarmakologis (mendorong melakukan
aktivitas, hindari tugas kompleks, bersosialisasi)
Ansietas/agitasi: nonfarmakologis (lingkungan rumah tenang
dan stabil, tanggapi pasien dengan sabar dan kasih, hindari kopi
dan teh, aktivitas konstruktif), farmakologi (benzodiasepin)
Halusinasi/delusi, agitasi: selama maksimal 1 bulan
Haloperidol 0,5-2 mg/hari
Thioridazine 10-100 mg/hari
Risperidon 0,5-2 mg/hari
Clozapin 10-100 mg/hari
Antidepresan: SSRI, trazodon
Gangguan tidur: hindari tidur siang hari, pasien
aktif olah raga di siang hari, kurangi minum
menjelang tidur, bawa BAK sebelum tidur, cahaya
tinggi siang-sore menjelang malam, terapi cahaya 2
jam/hari, jadwal tidur tetap
Demensia Alzheimer ringan dan sedang
Penyekat Kolinesterase:
o Donepezil, dosis awal 1x 2,5 - 5 mg selama 6 minggu, naikkan setiap
4-8 minggu sampai mencapai 1x 10 mg, diminum saat makan malam
o Rivastigmin patch, dosis awal 4,6mg/24jam naikkan hingga
9,5mg/24jam setelah 4 minggu; rivastigmin 1,5 mg/hari 4minggu,
dinaikkan 2x3 mg selama 4 minggu, dinaikan lagi 2x4,5 mg, lalu 2x6
mg selama 4 minggu, dosis rumatan 2x3-6 mg/hari saat makan pagi dan
malam
Galantamin, dosis awal 2x4mg, naikkan setelah 4 minggu 2x8 mg
tablet atau 1x16 mg PR capsul
Efek samping: mual, muntah, diare dan bradikardi pernah dilaporkan
Alternatif terapi: ekstrak Ginkgo Biloba 761 (EGB761), dosis
2x120mg.
Demensia Alzheimer sedang dan berat
Donepezil
Antagonis reseptor MNDA memantin, dosis awal:
1x5 mg, naikkan 5 mg tiap minggu sampai dosis
2x10mg
Daftar Pustaka
Ngoerah, IGNG. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit
Saraf. Denpasar: Udayana University Press.hal
488-498.
Perdossi. 2007. Diagnosis dini dan penatalaksanaan
demensia.
Perdossi. 2015. PPK: Diagnosis dan
Penatalaksanaan Demensia.
Perdossi. 2016. PPK Neurologi.hal 138-146, 218-
236
Asosiasi Alzheimer Indonesia. 2003. Konsensus
Pengenalan dan Penatalaksanaan Demensia
Alzheimer dan demensia lainnya. Ed 1.
Terima kasih