Anda di halaman 1dari 233

CONFIDENTIAL AND PROPRIETARY

Any use of this material without specific permission of PT Pertamina EP is strictly prohibited

BASIC SAFETY TRAINING


PT PERTAMINA EP
ASSET 1

Jambi, April 2018


PANDUAN UMUM HSSE

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM
1. UU No 1 Tahun 1970: Keselamatan Kerja
2. UU No 13 Tahun 2009: Ketenaga Kerjaan
3. UU No 22 Tahun 2001: Minyak dan Gas Bumi
4. UU No 32 Tahun 2009: Perlidungan dan Pengelolaan LH
5. MPR (Mijn Politie Reglement) No 341 Tahun 1930
6. PP No 19 Tahun 1973: Pengaturan Dan Pengawasan Keselamatan Kerja Di Bidang
Pertambangan
7. PP No 35 Tahun 2004: Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
8. PP No 34 Tahun 2005: Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004
Kegiatan Usaha Hulu Migas
9. Permen Pertambangan No 02/P/M/Pertamb/1975: Keselamatan Kerja pada Pipa
Penyalur serta Fasilitas Kelengkapan untuk Pengangkutan Minyak dan Gas Bumi Diluar
Wilayah Kuasa Pertambangan Migas
10. Kepmentamben No 300.K/38/M.PE/1997: Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan
Gas Bumi
11. Permen ESDM No 045 Tahun 2006: Pengelolaan Lumpur Bor, Limbah Lumpur dan
Serbuk Bor pada Kegiatan Pengeboran Minyak dan Gas Bumi

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM
UU NO. 1 TAHUN 1970
BAB IV Pengawasan
Pasal 8
• Pengurus wajib memeriksakan kesehatan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterima maupun yangkan dipindahkan .
• Pengurus wajib memeriksakan secara berkala kepada Dokter yang ditunjuk.
• Norma pengujian kesehatan diatur dalam peraturan perundangan.
Bab V Pembinaan
Pasal 9
1. Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan :
a. Kondisi dan bahaya yang timbul ditempat kerja.
b. Alat pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja.
c. APD bagi tenaga kerja.
d. Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.
Bab VI. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 10
1. Menaker berwenang membentuk P2K3, guna mengembangkan kerjasama saling pengertian
dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban bersama dibidang K3.
2. Susunan P2K3 ditetapkan oleh Menaker.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PANDUAN UMUM HSE
Bab VII Kecelakaan DASAR HUKUM
Pasal 11
1. Pengurus wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang dipimpinnya pada
pejabat yang ditunjuk Menaker.
2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan oleh pegawai termaksud ayat (1) diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 12
Kewajiban dan hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar.
b. Memakai APD.
c. Memenuhi dan mentaati syarat K3.
d. Meminta pengurus melaksanakan syarat K3.
e. Menyatakan keberatan kerja, dimana syarat K3 dan APD diragukan.
Bab IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja
Pasal 13
Siapapun wajib mentaati semua petunjuk K3 dan memakai APD yang diwajibkan.
Bab X Kewajiban Pengurus
Pasal 14
Pengurus wajib :
a. Menempatkan/ menempelkan semua syarat K3, pada tempat yang mudah dilihat dan terbaca.
b. Memasang gambar K3 pada tempat yang mudah dilihat dan terbaca.
c. Menyediakan secara cuma-cuma semua APD bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja
disertai petunjuk yang diperlukan.
www.pertamina.com
www.pertamina.com
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM
UU NO. 13 TAHUN 2003
BAB X, Pasal 86
1. Setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
– keselamatan dan kesehatan kerja;
– moral dan kesusilaan; dan
– perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama;
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

www.pertamina.com
www.pertamina.com 6
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM
STRUKTUR PEMBINAAN DAN PENGAWASAN K3LL PADA
KEGIATAN USAHA MIGAS
(Ref : UU No. 22/2001, MPR 1930, PP 17/1974, PP 11/1979

MENTERI ESDM Koordinasi MENTERI


Memiliki kewenangan dan tanggung jawab TERKAIT
pengaturan dan pengawasan K3PL dibidang Migas

Melimpahkan kepada

DIREKTUR JENDERAL MIGAS


Kewenangan pengawasan atas ditaatinya
ketentuan K3PL dibidang Migas Menunjuk /
mengangkat

Menunjuk

DIREKTUR TEKNIK / KEPALA Mengesahkan


INSPEKSI
Pelaksana MIGAS
pengawasan K3PL
dibidang Migas

Pengawasan
secara berkala Membantu INSPEKTUR / PIT
atau insidentil
(pengawasan Membantu pelaksanaan
eksternal) pengawasan K3PL
Mengesahkan

KEPALA TEKNIK
Badan
Usaha dan Bertanggung jawab atas pengawasan operasional K3PL
Menunjuk
Bentuk secara rutin di daerah operasi BU/BUT
Usaha (pengawasan internal)
Tetap
(BU/BUT) WAKIL KEPALA
TEKNIK
Membantu pelaksanaan
Menunjuk kewajiban Kepala Teknik

KEGIATAN USAHA MIGAS


www.pertamina.com
www.pertamina.com
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM
KESELAMATAN OPERASI MIGAS

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM
JARAK AMAN STASIUN PENGUMPUL

MPR 227.c

www.pertamina.com
www.pertamina.com 11
PANDUAN UMUM HSE
DASAR HUKUM
JARAK AMAN SUMUR PRODUKSI

www.pertamina.com
www.pertamina.com 12
SISTEM MANAJEMAN QHSSE

www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com 16
www.pertamina.com
www.pertamina.com 17
MATERI YANG DISAMPAIKAN

7 ARAHAN DIRUT PERTAMINA HSSE GOLDEN RULES


PIP
Utamakan SELAMAT Patuh Intervensi Peduli
1.Utamakan aspek HSSE dalam setiap kegiatan operasi
2.S istem reward & punishment diterapkan secara berjenjang

3.E nam C (6 C) dipatuhi sebagai tata nilai dalam menjalankan bisnis usaha

4.LA kukan pekerjaan dengan aman, benar dan berwawasan lingkungan

5.M enjadi garda terdepan dalam peningkatan budaya HSSE

6.A ktif menjadi HSSE Role Model bagi para pimpinan operasi di setiap tingkatan

7.T erapkan HSSE Golden Rules (Patuhi, Intervensi dan Peduli)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
Mengapa SMK3LL Wajib diterapkan?
LAW HSE CULTURE BRIDGING
PP. 50 Tahun 2012 HSE MS adalah jembatan
Setiap perusahaan 100 menuju Budaya Keselamatan
karyawan / lebih harus
menerapkan HS MS

FINANCE COMPANY IMAGE


Pengurangan biaya yang HSE MS meningkatkan Citra
berwujud dan tidak Berwujud Perusahaan kepada pemangku
kepentingan

HUMAN RIGHT
WELL DOCUMENTED
Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (UDHR) Pasal 3 BUSSINES
menyatakan, "Setiap orang Seluruh perusahaan telah
berhak atas hidup, kebebasan mendokumentasikan kegiatan
dan keamanan pribadi." dan kesempurnaan administrasi
Orang memiliki hak untuk
bekerja lebih aman untuk hidup. dengan baik

www.pertamina.com
www.pertamina.com
HSE Culture Bridging
Sistem Management HSE Modern secara substansi menjadi jembatan menuju HSE Culture,
bahkan HSE Culture dipromosikan dan dikembangkan dalam HSE MS

Pidgeon dan O’Leary: “Budaya keselamatan 'baik'


mungkin mencerminkan dan dipromosikan oleh 4 faktor” Past : Independent
 Komitmen manajemen senior untuk keselamatan
 Kebiasaan dan praktik yang realistis dan fleksibel Bagian dari Managemen Resiko
untuk menangani kedua bahaya yang terdefinisi
dengan baik dan tidak terdefinisi dengan baik Past : Independent
 Pembelajaran organisasional berkelanjutan melalui
praktik-praktik seperti sistem umpan balik, Bagian dari Perilaku keselamatan
pemantauan dan analisis
 Perhatian dan kepedulian terhadap bahaya bersama Past : Independent
di seluruh
Bagian dari HSE MS
www.pertamina.com
www.pertamina.com
Sistem Manajemen HSSE PEP
PLAN
2. Kebijakan, Tujuan, Sasaran &
Program Kerja
3. Organisasi, Tanggungjawab,
Sumberdaya dan Pematuhan
Peraturan

ADJUST DO
4. Manajemen Risiko
1. Kepemimpinan & 5. Pengendalian Operasional
8. Tinjauan Manajemen Akuntabilitas dan Pemeliharaan
6. Monitoring Penerapan dan
Pelaporan

ASSESS

7. Audit SMHSSE
ISRS 7 & ISO Tools

www.pertamina.com
www.pertamina.com
Sistem Manajemen HSSE PEP

Kebijakan QHSSE
Presdir 2017
LEVEL 1
Pedoman SMHSSE Rev 4
A-001/A3/EP0300/2017-S0
LEVEL 2
383 Tata Kerja Organisasi
LEVEL 3
495 TKI, 108 TKPA
LEVEL 4
15 Life Saving Rules

www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com
Tools Mengukur Implementasi SMHSSE

ISRS 7

Comprehensive Promote HSE Culture


Tools Assessment & Sustainabilty

Measurable & World Class


Clear Feedback Indicator

www.pertamina.com
www.pertamina.com
Overview ISRS 7
Type Pertanyaan dalam ISRS 7 Protocol

XO (YES/NO)
Non
Process & Sub Proses Nilai HSE
Q
Apakah ada tujuan bisnis yang
telah ditetapkan untuk XO-45 45
PERSONAL JUDGMENT (PJ) perusahaan?
Apakah Manager PJ 45
Memastikan semua PART WHOLE (PW)
perbaikan ditindaklanjuti
Apakah Organisasi HS E Q
0-25% Kegiatan2 cakupan ini telah dikenali.
Menentukan Tujuan Bisnis :
0-50% Kegiatan2 dikenali dan dikendalikan
50-75% Tindakan2 diselesaikan dan ditutup Ekonomi 15

Kesehatan 15/45 0
FREKUENSI (FREQ)
Apakah Para Manajer Keselamatan 15
meninjau laporan insiden ?
Harian 45 PERCENTAGE (%)
2.5 Rekaman HS E Q
Mingguan 30 15
Brp Prosentase Rekaman PC 5 5 10
Bulanan 15
yg diidentifikasi ? 30

www.pertamina.com
www.pertamina.com
Overview ISRS 7
Level of Evidence Organisational
HSEQ
Programme

System
Management procedures
Paling mudah ditemui Site Instruction
saat assessment berupa Operating Rules
LEVEL
Level 11 Maintenance Schedules
dokumen terkait Post Profiles

Standard
Dapat diperoleh dari Level 2 Guidance Documents
adanya form-form isian Level 2 Prompt Sheet
Departmental Instructions
catatan kegiatan Quality Forms

Level terbaik karena Compliance


sudah diterapkan
Level
Level 33 Real life examples of system
in use by people

System in place and operating for 3 months with 90% coverage to scope
www.pertamina.com
www.pertamina.com
Elemen SMHSSE vs ISRS Tool
PROCESS ISRS 7
1. Leadership
ELEMEN SMHSSE 2. Planning and Administration
1. Kepemimpinan & Akuntabilitas
4. Human Resources
2. Kebijakan, Tujuan, Sasaran & Prog.
5. Compliance Assurance
3. Organisasi, Tangg Jawab, SDM,
Pematuhan Peraturan 7. Training and Competence

4. Manajemen Risiko 3. Risk Evaluation


9. Risk Control
5. Pengendalian Ops & Pemeliharaan
14. Risk Monitoring
6. Monitoring Penerapan & Pelaporan
7. Audit 10. Asset Management

8. Tinjauan Manajemen 9. Risk Control


6. Project Management
8. Communication and Promotion
11. Contractor Mgt & Purchasing
12. Emergency Preparedness
13. Learning From Events
14. Risk Monitoring
www.pertamina.com
www.pertamina.com 15. Results and Review
PROSES SMHSE KONTRAKTOR

www.pertamina.com
www.pertamina.com
REFERENSI

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SURAT IJIN KERJA AMAN DAN
KONTROL PEKERJAAN

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
TUJUAN RUANG LINGKUP
• Sebagai acuan dan alat kontrol (komunikasi) bagi Seluruh kegiatan Eksplorasi dan Produksi
setiap Pekerja dan/atau Mitra Kerja dalam Pertamina EP, baik fasilitas tetap maupun
melakukan kegiatan di Pertamina EP untuk bergerak, seperti:
mengantisipasi potensi bahaya dan mencegah  Kegiatan perawatan fasilitas operasi
meminimasi risiko terjadinya insiden. produksi,
• Setiap Pekerja dan/atau Mitra Kerja dapat
 Kegiatan konstruksi dan
melaksanakan pekerjaan dengan aman.
• Membantu pengawas dalam melaksanakan  Kegiatan perawatan
pengawasan terhadap pekerjaan yang mempunyai sumur/pengeboran.
risiko terjadinya insiden.
• Mencegah/mengurangi terjadinya kegagalan,
kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerugian baik
pada peralatan, manusia, ataupun lingkungan.
• Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
selamat.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
DEFINISI
 Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) adalah surat ijin yang digunakan untuk mengontrol bahaya suatu
pekerjaan dan sebagai sarana komunikasi aspek HSSE antara manajemen, pengawas hingga
pelaksana pekerjaan.

 Fungsi pemrakarsa pekerjaan adalah fungsi yang mempelopori suatu program kerja serta
membuat permintaan pekerjaan (work request) kepada fungsi lain.

 Fungsi pemilik aset (asset holder) adalah fungsi yang memiliki aset barang yang sedang menjadi
obyek pekerjaan dan berpotensi untuk terjadinya insiden terhadap asset.

 Ijin kerja umum adalah ijin kerja yang di dalamnya terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Pemegang ijin kerja umum mempunyai kewenangan untuk memberikan ijin yang lebih spesifik
untuk masing-masing jenis pekerjaan (ijin kerja khusus).

 Ijin kerja khusus adalah ijin kerja yang di dalamnya hanya terdiri dari satu jenis pekerjaan (kerja
panas, kerja dingin, kerja galian, radiografi, atau pekerjaan berisiko lainnya).

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
DEFINISI
 Peminta ijin (permit applicant) adalah pengawas pekerjaan yang ditunjuk/ditugaskan dari dalam
atau luar fungsi di lingkungan Pertamina EP .

 Pimpinan peminta ijin (supervisor of permit applicant) adalah atasan peminta ijin dari
lingkungan Pertamina EP .

 Pemegang ijin (permit holder) adalah pelaksana pekerjaan baik dari pekerja/mitra kerja
ataupun kontraktor Pertamina EP .

 Pemberi ijin (authorized person) adalah Pekerja PT Pertamina EP yang menjadi Asset Holder
yang bertanggung jawab atas aset yang menjadi obyek pekerjaan dan berpotensi untuk
terjadinya insiden terhadap aset.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
BATASAN
• SIKA diwajibkan khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan koordinasi aspek HSSE
yang baik, seperti:
– Pekerjaan Non Rutin, seperti: Pemboran (Drilling), Mobilisasi Rig Pemboran, Konstruksi,
Pemeliharaan, Perbaikan, Perubahan, Pembongkaran, Modifikasi, ataupun Pembersihan Sarana dan
Fasilitas, atau
– Pekerjaan yang melibatkan 2 (dua) fungsi atau lebih.
– Pekerjaan dengan Risiko Tinggi seperti Pekerjaan Panas, Pekerjaan Dingin, Pekerjaan Galian,
Pekerjaan Ketinggian, Pekerjaan Penyelaman, Pekerjaan Memasuki Ruang Terbatas, dan Pekerjaan
Risiko Tinggi lain sesuai Matriks Risiko.

• Pekerjaan sederhana ataupun pekerjaan operasional yang dilakukan secara rutin dan memiliki
risiko rendah, seperti kalibrasi alat ukur di instalasi migas secara on-stream tidak memerlukan SIKA.

• SIKA Umum diberlakukan untuk program kerja yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
– Pekerjaan yang melibatkan lebih dari satu Kontraktor, atau
– Pekerjaan yang terdiri dari beberapa jenis job pekerjaan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
BATASAN
• Personil yang menandatangani SIKA (Peminta Ijin, Pimpinan Peminta Ijin, Pemegang Ijin, dan
Pemberi Ijin) harus telah mendapatkan pelatihan dan telah lulus ujian Basic Safety Training dan
Advance HSE Training.

• SIKA dilengkapi dengan Job Safety Analysis (JSA) yang dibuat oleh oleh Fungsi terkait atau Mitra
Kerja selaku Pelaksana Pekerjaan.

• Untuk pekerjaan dengan kategori Risiko Tinggi (sesuai analisa risiko tahapan CSMS) yang
dikerjakan pihak ketiga, permohonan SIKA harus dilengkapi dengan HSE Plan, JSA dan dokumen
lainnya sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.

• Formulir SIKA asli yang telah diisikan dan ditandatangani harus selalu berada di tempat
pelaksanaan pekerjaan.

• Masa berlaku SIKA Umum maksimal 30 (tiga puluh) hari kalender dan SIKA Khusus maksimal 7
(tujuh) hari kalender dan disetujui oleh Asset Holder, didasarkan atas tingkatan risiko/bahaya
akibat pekerjaan tersebut.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
BATASAN
• SIKA dan lampirannya baik aktif maupun sudah ditutup didokumentasikan dan disimpan di
control room oleh pengawas SP/ Rig/fasilitas serta mudah diakses selama 1 tahun (untuk
mengkaji efektifitas program).

• Pemberi Ijin harus mendokumentasikan SIKA dan JSA yang dibuat dalam bentuk log book untuk
mempermudah penelusuran. Log book harus dalam bentuk yang dapat diakses dengan mudah
dan cepat oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

• Pemberi ijin atau orang yang berkompeten dan berwenang dapat menghentikan pekerjaan jika
terjadi kondisi yang berpotensi tidak aman, pelanggaran terhadap prosedur kerja aman atau
terjadinya insiden.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
ACCIDENT PIPER ALPHA
• Kebakaran platform, 167 orang meninggal
dunia
• Disebabkan oleh pengoperasian
kompresor yang sedang dilakukan
maintenance (PSV dilepas dan koneksi
pipa diganti dengan blind flange)
• Asset holder (Operation) tidak
mengetahui bahwa pekerjaan
maintenance kompresor belum selesai
karena SIKA tidak dilaporkan pada akhir
shift di hari itu

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
ACCIDENT DI TANK FARM
Root Cause :
1. Pada saat dilakukan pekerjaan Pengelasan tidak
dilengkapi Surat Izin Kerja Aman (SIKA) untuk
kategori Work Hot Permit (Izin Kerja Panas) yang
terkategori High Risk, baik yang dikeluarkan oleh
HSE Medco EP maupun UBEP Lirik.
2. Tidak dilakukan prosedur Gas Detector (gas test)
untuk mengetahui kandungan O2, CO2, H2S dan
rating pembakaran disekitar area tangki.

3. Tidak dilakukan water spray (penyemprotan air) untuk menjaga


suhu disekitar Tangki CO
4. Bekerja didalam area bund wall (area tangki CO) yang tergolong
Hazardous Area (Area Berbahaya tingkat tinggi) dan sangat
dilarang untuk menimbulkan api.
5. Tidak ada pengawasan dari HSE & OPS pada saat melakukan
pekerjaan Pengelasan.
6. Bekerja tanpa Job Safety Analysis (JSA) dan tidak mengikuti
Standard Operation Procedure (SOP) yang ada.
7. Bekerja tanpa ada perintah

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
ACCIDENT DI CONFINED SPACE
• Crew kontraktor masuk ke dalam tangki
untuk melakukan maintenance
• Permit to Work (SIKA) tidak dibuat sebelum
pekerjaan dimulai
• Tidak ada analisa risiko (JSA) untuk
pekerjaan tersebut
• Tidak dilakukan gas test untuk mengetahui
adanya toxic gas atau kandungan Oksigen di
dalam tangki

• Kejadian diawali dengan adanya satu orang masuk ke dalam tangki


dan collapse. Korban lainnya berusaha menolong korban pertama
tanpa alat pelindung yang memadai, sehingga ikut meninggal dunia di
dalam tangki
• Kecelakaan di dalam confined space saat pekerjaan fracturing sumur
• Sebanyak 4 orang meninggal dunia karena masuk ke dalam tangki
yang masih mengandung nitrogen

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
Pendahuluan
 Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) sebagai acuan dan alat kontrol dalam melakukan suatu
kegiatan.
 Memastikan semua kegiatan direncanakan dengan baik.
 Memastikan setiap kegiatan sudah diantisipasi risiko dan potensi bahayanya.
 SIKA harus dilengkapi dokumen pendukung lain (JSA,HSE Plan, dll)
 TKO SIKA No B-007/A3/EP8000/2016-S0 (Revisi 03 tahun 2016) dan TKI SIKA No C-
057/EP5000/2011-S0

SIKA = PLANNING
SIKA = RISK CONTROL
SIKA = ADMINISTRASI ???

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
BILA SIKA = ADMINISTRASI
• Menara penyalur petir collapse saat
pekerjaan bongkar menara tersebut
menyebabkan 1 orang pekerja meninggal
dunia
• SIKA pekerjaan di atas kertas telah dibuat
namun mitigasi risiko tidak dipersiapkan
dengan baik
• Kondisi menara tidak diperiksa dengan
teliti apakah layak untuk dinaiki personil

SIKA ≠ ADMINISTRASI

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
FORMULIR SIKA
Fasilitas (Facility) :
Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) No. Ijin (Permit Number) :
c Kerja Panas (Hot Work ) c Kerja Dingin (Cold Work) c Galian (Excavation) c Ruang terbatas (Confined Space) c Radiasi (Radiation) c Peny elaman (Diving)
1. Diskripsi/Lokasi Pekerjaan (Description/location of job) 8. Masa Berlaku Ijin (Validity of Permit)
Dari (From ) : Jam (hours ) ke (to ): Jam (hours)
Tanggal (Date) :
Jumlah Pekerja (Number of men) :
Peminta Ijin (Permit Applicant) :
Pemegang Ijin (Permit Holder) : Pemberi Ijin (Authorized Person)
c Elektrik (Electrical) c Mekanik (Mechanical) Tandai jika dilakukan dan jelaskan dibawah
2. Isolasi (Isolation) c Hidrolik (Hydraulic ) c Pneumatik (Pneumatic)
(Check if applicable and explain below )
Waktu & tanggal isolasi (Time & date isolated) : Diisolasi oleh (Isolated by) : Posisi (Position) :
3. Bahaya (Hazards)
c Tekanan gas/cairan (Pressurised Liquid/gas) c Cuaca (Weather) c Pemindahan peralatan (Moving machinery) c Keracunan (Toxics)
c Ledakan (Explosion due to combustibles) c Kebisingan (Noise) c Bahaya jatuh (Danger of falling) c Pengangkatan (Lifting ops)
c Kebakaran (Fire) c Korosif (Corrosives) c Kekurangan Oksigen (Oxygen defficiency) c Perancah (Scaffolding)
c Listrik (Electricity) c Radiasi (Radiation) c Bahaya terjepit (Pinch points) c Pekerjaan pihak ketiga (jelaskan dibaw ah)
c Bahaya Biologi ( Biological hazards ) c Suhu Panas > 270 C ( The heat temparatures of more than 27 0 C ) (3rd party operation (explain below))
Bahaya lain (Other hazards) : …………………………………………………………………………………………………………………………
Persyaratan (Precautions) :
c Job Safety Analysis-JSA c Pasokan udara (Airline/cascade) c Inert purging c Pengawasan (Supervision) c Alat bantu pernafasan individu (SCBA)
c Rencana HSE (HSE Plan)* c Ventilasi (Ventilation) c Stand-by-man c Pembatas (Barriers) c Pengukuran H2S (H2S Monitoring)
c Pemadam api (Fire Extinguishers )c APD (PPE) c Safety harness c Grounding c Pembilasan dg air (Water flushing)
c Kelengkapan & kesiapan peralatan kerja (Tools preparation)
Tindakan Pencegahan lainnya (Other precautions) :
………………………………...………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Tes (Gas Testing) c Oksigen c H2S c Flammable gas (Methane - CH4) c Pengawasan (Supervision)
Jenis Gas Baku Mutu Pengukuran awal Paraf Pengukuran saat kerja berlangsung Paraf
Oksigen Min. 19,5 %
H2S Max. 10 ppm
Flammable gas (Methane - CH4) LEL 5%
CO %
Paraf dilakukan oleh Petugas uji gas (Signed by Gas Tester)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
FORMULIR SIKA
5. Peminta Ijin (Permit Applicant) 6. Pimpinan Peminta Ijin- jika diperlukan
Detail ijin telah didiskusikan dengan Pemegang ijin dan pihak terkait (Authorization of Permit Applicant - if required )
The details of the permit have been discussed with the Permit Holder and those involved

Peminta ijin (Permit applicant) Nama & Tanda tangan (Name & Signature)
7. Penerbitan & Persetujuan (Issue & Acceptance) 10. Pengalihan Pekerjaan (Job Hand Over)
Saya telah memeriksa lokasi kerja dan telah memenuhi persyaratan yang Pemegang ijin berubah sejak, jam………………….tanggal…………..
diperlukan dan telah didiskusikan dengan seluruh pihak terkait Pemegang ijin baru dan pekerjanya telah diarahkan dengan baik dan menyeluruh
(I have checked the worksite and the required precautions have been taken and mengenai bahaya dan pencegahannya
discussed with all involved) Pemegang SIKA Lama (Outgoing Permit Holder): …………………………………………..
Pemegang SIKA baru (Incoming Permit Holder): …………………………………………..
Permit Holder changed at hours date
The in-coming Permit Holder and his workmen have been satisfactorily
Pemegang ijin (Permit Holder) briefed on all the hazards and precations
9. Pelepasan Isolasi c Listrik (Electrical) c Mekanik (Mechanical) 11.a. Penghentian Ijin Sementara (Suspension of Permit)

(De-Isolations) c Hidrolik (Hydraulic) c Pneumatik (Pneumatic) Alasan penundaan (Reason of suspension): …………………………………………………
Isolasi yang terdapat pada ijin telah diambil Semua telah ditarik, area dan peralatan kerja dalam keadaan aman
The Isolations applicable to the Permit have taken been removed
Isolator : Penghenti Pekerjaan (Authorized Person ): …………………………………………………..
11.b. Pekerjaan Dimulai Kembali
Pengendalian risiko telah memadai, kondisi area kerja aman sehingga pekerjaan dapat
dimulai kembali
Pengawas Utilities&mekanik:
………………………………………………..
Pemberi Ijin (Authorized Person ): ……………………………………………………………..
12. Pekerjaan telah Selesai (Work Completion) 13. Penutupan Ijin (Permit Closure)
Pekerjaan tersebut diatas telah selesai.tempat kerja telah ditinggalkan dalam keadaan SIKA ditutup karena (Permit is closed due to) :
aman, bersih dan rapi (Pilih yang Sesuai): (a) Pekerjaan selesai (b) Masa berlaku habis
The above work has been completed. The worksite has been left safe, Tick at the appropriate option Work completed Permit is expired
clean, and tidy (c) Insiden (d) Perubahan lingkup kerja
Incident occur Scope of work change

Pemegang ijin (Permit Holder ) Peminta ijin (Permit Applicant ) Pemberi Ijin Perusahaan (jika diperlukan)
Authorized Person Company (if necessary)
Putih/asli : Pemegang ijin (White/Original, Permit Holder) Merah:Peminta ijin/pengaw as kru kerja (Red:work crew supervisor)
Biru : HSE (Blue : HSE) Kuning : Pemberi Ijin (Arsip) (Yellow : Filling)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PERAN & TANGGUNG JAWAB
PELAKSANA PEKERJAAN PENGAWAS PEKERJAAN ASSET HOLDER
• Melakukan identifikasi bahaya • Melakukan identifikasi bahaya • Melakukan verifikasi ketersediaan
dan analisa risiko pekerjaan (JSA). dan analisa risiko pekerjaan (JSA). pengendalian risiko sesuai JSA
• Menyiapkan pengendalian risiko • Memastikan prosedur kerja yang • Memastikan lokasi kerja aman
yang diperlukan memadai tersedia • Melakukan pemantauan harian
• Menyiapkan prosedur kerja aman • Memeriksa kecukupan • Menghentikan pekerjaan bila
• Melaksanakan pekerjaan sesuai pengendalian risiko yang terdapat kondisi tidak aman
dengan prosedur diperlukan • Melakukan audit SIKA
• Melaporkan pada Pengawas • Melakukan pengawasan
Pekerjaan apabila terdapat pekerjaan sesuai dengan
kondisi tidak aman prosedur, terutama saat
• Menghentikan pekerjaan bila pekerjaan kritis
terdapat kondisi tidak aman • Menghentikan pekerjaan bila
terdapat kondisi tidak aman

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PEMANTAUAN HARIAN
Pemberi ijin melakukan monitoring harian selama pekerjaan berlangsung dengan
mengecek hal-hal sebagai berikut :
• Apakah SIKA tersedia di tempat kerja
• Apakah Jenis SIKA yang dibuat sesuai (SIKA Umum/ SIKA Khusus, jenis pekerjaan)
• Apakah formulir SIKA telah diisi dengan tepat dan didistribusikan
• Apakah formulir SIKA telah diisi oleh orang yang tepat sesuai TKO ini.
• Apakah peralatan keselamatan kerja tersedia
• Apakah metode untuk mengontrol risiko sesuai JSA telah tersedia
• Apakah personil yang bekerja memahami SIKA dan JSA untuk pekerjaan tersebut

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
AUDIT SIKA
Setiap tahun Pemberi Ijin bekerjasama dengan Fungsi HSSE melakukan audit & evaluasi
keefektifan implementasi SIKA dengan:
• Memeriksa apakah SIKA telah diimplementasikan sesuai dengan prosedur.
• Memeriksa apakah personel yang menandatangani SIKA telah mendapatkan pelatihan
yang sesuai.
• Meninjau apakah terdapat insiden yang disebabkan oleh penerapan SIKA yang kurang
tepat.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
AUDIT SIKA
CHECKLIST AUDIT SURAT IJIN KERJA AMAN

Lokasi :
Tanggal :
Assessor :

NO ITEM PERTANYAAN EVIDENCE CATATAN

Pemahaman
Apakah pemahaman personil dari
1
proses SIKA sesuai dengan TKO/TKI?

Apakah TKO/TKI terkait SIKA telah


2 dikomunikasikan kepada semua
personil yang berkepentingan?

Sarana Pendukung
Apakah formulir SIKA telah tersedia
3 sesuai TKO/ TKI dan ada di tempat
kerja?
Apakah alat keselamatan dan pelindung
diri yang diperlukan untuk mendukung
4
pelaksanaan SIKA tersedia dan siap
digunakan?
Pelaksanaan
Apakah pelaksanaan SIKA (formulir
penilaian bahaya (HIRA), catatan
5
training, catatan kecelakaan/nearmiss,
dsb.) didokumentasikan

Apakah setiap petugas mempunyai


pemahaman, kemampuan dan perilaku
6
yang diperlukan untuk menjalankan
proses SIKA

Apakah ijin kerja diimplementasikan


7
untuk setiap pekerjaan (konsisten)

Apakah SIKA (ijin kerja) dilengkapi oleh


dokumen lain dan ditanda tangani oleh
8
personil yang berwenang (mempunyai
otorisasi, dan kompetensi)

Apakah personil yang melakukan


pengujian dan pemeriksaan (Gas
9 Tester, Inspektor) untuk memenuhi
kualifikasi SIKA mempunyai kompetensi
yang sesuai

Apakah pelaksanaan SIKA telah dikaji


ulang (melalui inspeksi atau
10
assessment/ mekanisme lainnya)
secara berkala

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PEKERJAAN PANAS (HOT WORK)
Pekerjaan Panas adalah pekerjaan yang menggunakan api terbuka, dan
atau pekerjaan yang dapat menimbulkan panas/percikan api yang dapat
menyalakan setiap bahan yang mudah terbakar yang dilakukan dalam
radius 15 meter dari bahan ataupun sumber yang mudah terbakar.

• Acetylene
• Welding, brazing, cutting, grinding atau chipping
• Soldering
• Blasting, high-pressure hydro-jet, dll
• Pemakaian peralatan yang menghasilkan api terbuka atau elemen panas

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PEKERJAAN PANAS (HOT WORK)
Ijin kerja panas juga diperlukan jika :
• Sumber api tertutup digunakan pada area berbahaya terlarang
• Peralatan listrik non-explosion-proof atau peralatan elektronik dengan daya
baterai jika tanpa sertifikasi aman
• Mengoperasikan kendaraan bermotor (tenaga baterai atau pembakaran dalam)
pada area berbahaya terlarang atau area terdapat uap/gas mudah terbakar
• Menggunakan peralatan dengan tenaga listrik atau angin yang bisa menimbulkan
percikan api serta memicu kebakaran

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PERSYARATAN HOT WORK
– Membuat SIKA Khusus.
– Dilakukan mitigasi risiko sesuai JSA.
– Dilakukan gas test oleh petugas yang berkualifikasi 30 menit sebelum pekerjaan dimulai dengan
radius 15 m (vertikal & horizontal.
– Dilakukan gas test secara periodik setiap 30 menit.
– Fire watcher stand by di lokasi kerja.
– Peralatan pemadam stand by di lokasi kerja.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PROSEDUR HOT WORK
PEKERJAAN PANAS

Pengawas
Pelaksana Pekerjaan Pemberi Ijin Gas Tester Fire Watcher
Pekerjaan
Melengkapi SIKA
Khusus & lembar
kerja panas
Review SIKA, JSA,
lembar kerja
panas
Memastikan
Gas test awal APAR tersedia
dan layak pakai

Kerja panas
aman?

Approve SIKA
dan lembar kerja
panas

Lakukan
pekerjaan

Lingkup
pekerjaan
berubah?

Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi


berubah? berubah? berubah? berubah? berubah?

Lanjutkan
pekerjaan hingga Pastikan area
selesai kerja aman min.
sampai 30 menit
setelah
pekerjaan selesai
Phase

Tutup SIKA

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
LEMBAR KERJA PANAS

Sebagai lampiran
SIKA Khusus

Dipasang di lokasi
kerja panas

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
TANGGUNG JAWAB
PELAKSANA PEKERJAAN PENGAWAS PEKERJAAN ASSET HOLDER
• Melakukan identifikasi • Memastikan isi JSA telah • Mengatur prioritas pekerjaan
bahaya dan analisa risiko disosialisasikan kepada cew apabila ada pekerjaan
pekerjaan (JSA). pelaksana simultan sehingga risiko
• Menyiapkan gas tester yang • Memastikan gas tester dan dapat dikendalikan
berkompeten fire watcher stand-by di • Memberikan induksi
• Melakukan gas test sebelum lokasi selama pekerjaan keselamatan
dan selama pekerjaan berlangsung • Melakukan pemeriksaan
berlangsung • Melakukan pemeriksaan kondisi lokasi apakah aman
• Menyiapkan fire watcher kondisi lokasi apakah aman untuk dilakukan pekerjaan
• Mengisi lembar kerja panas untuk dilakukan pekerjaan • Memverifikasi prosedur kerja
• Memahami jalur evakuasi & • Memastikan dilakukan gas panas telah diikuti
prosedur keadaan darurat test sesuai prosedur • Melakukan pemantauan
• Melakukan pengawasan harian
pekerjaan sesuai dengan
prosedur

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
RUANG TERBATAS

– Ruang yang cukup besar dan


sedemikian rupa sehingga
manusia bisa masuk kedalamnya
dan melakukan aktifitas
– Memiliki akses terbatas untuk
masuk ataupun keluar
– Tidak dirancang untuk dihuni
secara terus menerus

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
Fatality pada Confined Space Karena Bahaya
Atmosphere
Hasil kajian National Institute for Occupational Safety and Health selama 10 tahun
tentang kejadian fatality pada confined space

Dari 70 kejadian, 109 meninggal : Type pekerjaan :


• 76% korban tunggal • 1/3 Penyelamatan
• 24% korban lebih dari satu • 1/3 Pekerjaan maintenance
• 1/3 lain-lain

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PERSYARATAN MASUK RUANG TERBATAS
– Membuat SIKA memasuki ruang terbatas
– Ruang terbatas memiliki ventilasi yang memadai
– Dilakukan gas test untuk mengukur kadar oksigen, gas/ uap mudah terbakar, dan gas/ uap
beracun
– Menggunakan APD yang memadai sesuai hazard
– Pengawas Masuk memastikan kondisi aman
– Pengamat Masuk stand by di depan akses ruang terbatas
– Tersedia rencana dan peralatan evakuasi yang memadai
– Jika ada perubahan pada situasi kerja atau pekerjaan terhenti pada jangka waktu lebih dari 30
menit tanpa ada pengawasan, maka ijin confined space entry harus divalidasi ulang sebelum
pekerjaan dimulai kembali
– Penggalian lebih dari 1.2 meter di katagorikan sebagai confined space entry

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
BATASAN PENGUKURAN PADA RUANG TERBATAS
Perlindungan dibutuhkan Dilarang
masuk
Kondisi atmosphere atau
kandungan Batas
Filter SCBA atau
aman
Respirator Aliran udara

19.5 – < 16.5


Kandungan Oxygen (%) Tidak perlu ≤ 19.5
23 atau > 23.5

Gas/Vapor mudah terbakar


≤0 <2 ≤ 10 > 10
(% LEL)

Hydrogen Sulfide (ppm) ≤5 Tidak perlu 5 – 100 > 100

Carbon Monoxide (ppm) ≤ 25 Tidak perlu > 26 NA

Monitor Heat Stress


Temperature dalam ruang > 27C
≤ 27 > 50
terbatas (ºC)
Monitor Klinik
www.pertamina.com
www.pertamina.com > 32C
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
LEMBAR MASUK RUANG TERBATAS

Sebagai lampiran
SIKA Khusus

Dipasang di lokasi
kerja panas

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
TANGGUNG JAWAB
PELAKSANA PEKERJAAN PENGAWAS PEKERJAAN ASSET HOLDER
• Melakukan identifikasi • Memastikan isi JSA telah • Mengatur prioritas pekerjaan
bahaya dan analisa risiko disosialisasikan kepada cew apabila ada pekerjaan
pekerjaan (JSA). pelaksana simultan sehingga risiko
• Melakukan gas test sebelum • Memastikan gas tester, dapat dikendalikan
dan selama pekerjaan pengamat masuk, dan • Memberikan induksi
berlangsung pengawas masuk tersedia keselamatan
• Memastikan ventilasi dan stand-by di lokasi selama • Memastikan ruang terbatas
memadai pekerjaan berlangsung telah di-LOTO
• Menyiapkan mitigasi sesuai • Melakukan pemeriksaan • Melakukan pemeriksaan
JSA kondisi lokasi apakah aman kondisi lokasi apakah aman
• Menyiapkan pengamat dan untuk dilakukan pekerjaan untuk dilakukan pekerjaan
pengawas masuk stand-by • Memastikan dilakukan gas • Memverifikasi prosedur kerja
• Mengisi lembar kerja masuk test sesuai prosedur masuk ruang terbatas telah
ruang terbatas • Melakukan pengawasan diikuti
• Menyiapkan metode dan pekerjaan sesuai dengan • Melakukan pemantauan
perlengkapan evakuasi yang prosedur harian
sesuai dan dan personil • Memastikan persyaratan
evakuasi yang kompeten evakuasi tersedia

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PEKERJAAN PENGGALIAN
 Excavation – Pemotongan (cut), pembuatan lubang (cavity), pembuatan
parit (trench) atau menekan (depressing) permukaan bumi yang dilakukan
manusia dengan menggunakan peralatan.
 Trench – Penggalian terbatas/sempit dimana kedalaman galian lebih besar
dari lebar galian.
 Benching – Terracing atau stepping bagian sisi dari excavation untuk
mencegah longsoran. Berbentuk satu atau lebih level mendatar atau tangga-
tangga.
 Day-lighting – Dalam konteks excavation, Adalah proses dimana fasilitas/
sarana/utilitas dibawah tanah bisa teramati secara aman, teridentifikasi dan
terlokalisir. Day-lighting dilakukan dengan peralatan tangan dengan tujuan
tidak akan merusak sarana.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PERSYARATAN PEKERJAAN PENGGALIAN
 Membuat SIKA Khusus dan mengisi checklist pekerjaan penggalian
 Petugas excavation yang berkompeten harus berada dilokasi kerja dan mengawasi
excavation jika petugas memasuki excavation yang dikatagorikan sebagai confined space
(area terbatas).

 Excavation lebih dari 1.5 meter memerlukan


sloping/benching atau support system berupa
shoring/bracing sebelum petugas diijinkan masuk.
 Seluruh bahaya yang ada di permukaan dan bisa
membahayakan harus dipindahkan untuk melindungi
pekerja.
 Walkway atau jembatan dengan pengaman harus
tersedia untuk keperluan pekerja menyeberangi
trench.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PERSYARATAN PEKERJAAN PENGGALIAN
 Excavation dengan kedalaman lebih dari 1.2 meter harus disediakan perlintasan pada
jarak setiap 7.5 meter.
 Jika excavation dekat dengan jalur kendaraan, walkway atau kendaraan lainnya maka
harus dipasang pengaman untuk melindungi pekerja dan orang umum.
 Jika excavation dalam keadaan terbuka pada malam hari dan ada orang berjalan atau
berkendara maka peringatan tambahan harus disediakan. Seperti : lampu peringatan,
pembatas, excavation dan equipment yang mudah terlihat.
 Rencana penanggulangan keadaan darurat harus dibuat sebelum memasuki area
excavation/trench.
 Jika terdapat genangan air dan dianggap berbahaya harus dibuang keluar dari
excavation.
 Untuk melindungi para pekerja dari material galian, maka penumpukan material harus
dilakukan pada jarak 1 meter dari tepi penggalian.
 Jika ada alat berat beroperasi didekat excavation maka harus dipasang rambu atau
tanda peringatan.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
DIAGRAM ALIR EXCAVATION
Persiapan excavation

1. Periksa prasarana bawah tanah


Menentukan type tanah 2. Pindahkan seluruh rintangan dipermukaan Yes Apakah kedalaman No
3. Apakah tanah terkontaminasi dengan minyak ? excavation melebihi
4. Lakukan HI 1.5 m ?

Untuk menentukan
Menentukan system system pengaman
pengaman gunakan panduan
berikut ini Apakah Dinding
excavation Yes Apakah ada
excavation
dilakukan boleh vertikal potensi
dibatuan yang longsor ?
stabil ?
SIKA & Ijin excavation No Yes

Excavation
dengan slope,
shore atau
Reviu ijin dng seluruh pekerja pelindung

Dapatkan saran
ahli

Mulai pekerjaan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
CHECKLIST PEKERJAAN PENGGALIAN
Lampiran 13 : F-007/B-007/A3/EP8000/2015-S0
CHECKLIST PENGGALIAN (EXCAVATION CHECKLIST)
Di-review oleh Pengawas area/ fasilitas dan Pengawas pekerjaan :
Diminta oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor : Jumlah pekerja :
Nama pekerja :
1. 2. 3.
4. 5. 6.
7. 8. 9.
Jenis Pekerjaan : Pekerjaan diijinkan untuk dilaksanakan pada :
Lokasi Pekerjaan : Tanggal : Sebagai lampiran
Peralatan yang digunakan : Mulai kerja : Jam
Selesai kerja : Jam SIKA Khusus
Ijin penggalian tidak berlaku jika :
1. Habis masa berlakunya yaitu sesuai dengan batas waktu selesai kerja yaitu jam :
2. Terjadi perubahan keadaan yang dapat membahayakan jika pekerjaan dilanjutkan.
3. Terjadi penundaan pekerjaan selama ………. jam …..…..menit
4. Pekerjaan ditinggalkan tanpa pengawasan selama 30 menit
Daftar periksa (checklist) keselamatan, diisi oleh Pengawas pekerjaan terkait.
Dipasang di lokasi
1. Apakah rencana kerja sudah diperiksa dan
didiskusikan ?
Ya Tdk
11. Apakah jalur instalasi sudah diamankan?
Ya Tdk
kerja panas
2. Apakah pemeriksaan sudah dilakukan oleh 12. Apakah barikade/tanda peringatan sudah
kedua belah pihak ? dipasang?
3. Apakah para pekerja sudah dijelaskan 13. Apakah penerangan cukup ?
bahaya yang ada?
4. Apakah pekerja telah berpengalaman? 14. Apakah ruang galian cukup untuk ruang
gerak pekerja?
5. Apakah peralatan yang akan dipakai sudah 15. Apakah tangga, tali dan peralatan
memadai ? pengaman lainnya sudah tersedia ?
6. Apakah jenis tanah sudah diketahui? 16. Apakah sudah ditunjuk pekerja untuk
mengawasi ?
7. Apakah muka air tanah diketahui? 17. Apakah ijin penggalian ini sudah
dimiliki, dimengerti dan dipahami ?
8. Apakah ada rembesan/aliran air dalam 18. Apakah lokasi penggalian berada di area
galian? lalu lintas umum ?
9. Apakah sudah dilakukan penyelidikan 19. Apakah jarak buangan galian cukup
tanah? aman ?
10. Apakah terdapat jalur instalasi (listrik, gas 20. Apakah perlu perhatian terhadap hal-hal
dan air) dalam galian. lain yang tidak tercantum dalam
checklist?
Alat pelindung diri yang wajib digunakan :

Ditandatangani oleh :
Pengawas area/fasilitas Pengawas pekerjaan
Nama : Nama :
Tanda tangan : Tanda tangan :

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
TANGGUNG JAWAB
PELAKSANA PEKERJAAN PENGAWAS PEKERJAAN ASSET HOLDER
• Melakukan identifikasi • Memastikan isi JSA telah • Mengatur prioritas pekerjaan
bahaya dan analisa risiko disosialisasikan kepada cew apabila ada pekerjaan
pekerjaan (JSA). pelaksana simultan sehingga risiko
• Memenuhi persyaratan • Berkoordinasi dengan Asset dapat dikendalikan
dalam checklist penggalian holder mengenai keberadaan • Memberikan induksi
• Menyiapkan mitigasi sesuai kabel/ pipa utilitas di area keselamatan
JSA penggalian • Memberikan informasi
• Menyiapkan proteksi • Melakukan pemeriksaan mengenai keberadaan kabel/
penggalian sesuai kondisi lokasi apakah aman pipa utilitas di area
persyaratan untuk dilakukan pekerjaan penggalian
• Memenuhi persyaratan ruang dan proteksi penggalian • Melakukan pemeriksaan
terbatas untuk galian > 1.2 m tersedia sesuai persyaratan kondisi lokasi apakah aman
• Mendapatkan informasi • Memastikan rambu, untuk dilakukan pekerjaan
mengenai keberadaan kabel/ pengaman, walkway tersedia dan proteksi penggalian
pipa utilitas di area sesuai persyaratan tersedia sesuai persyaratan
penggalian • Melakukan pengawasan • Memverifikasi prosedur kerja
pekerjaan sesuai dengan penggalian telah diikuti
prosedur • Melakukan pemantauan
harian

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
PERSYARATAN BEKERJA DI KETINGGIAN
Pekerjaan di Ketinggian adalah pekerjaan yang harus dilakukan di level
ketinggian ≥ 1,8 meter diatas permukaan lantai kerja

• Membuat SIKA Khusus • Scaffolding harus di rancang, didirikan,


• Pertimbangkan seluruh alternatif sebelum diinspeksi, dilabel dan dibongkar oleh petugas
memulai bekerja diketinggian. yang terlatih dan kompeten.
• Bahaya yang berhubungan dengan bekerja • Peralatan bekerja diketinggian harus di
diketinggian harus diidentifikasi dan dimitigasi inspeksi secara periodik untuk memastikan
sebelum pekerjaan dimulai. peralatan aman digunakan.
• Bahaya jatuh harus diidentifikasi dan pekerja • Petugas yang menggunakan system
harus dilindungi dengan pelindung jatuh atau pengaman jatuh dilarang bekerja sendirian
system pelindung jatuh. dan harus 100 persen tie off.
• Pekerja yang melakukan pekerjaan diketinggian • Petugas penyelamat harus kompeten dan
harus kompeten sesuai dengan tugas dan terlatih dan memiliki kemampuan
tanggung jawabnya, terlatih dan memahami menjalankan tugasnya. Petugas penyelamat
cara menggunakan, merawat dan menginspeksi juga harus dilengkapi dengan peralatan
peralatan yang akan digunakan. penyelamat yang sesuai di lokasi kerja.

77

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN

100 persen tie off

www.pertamina.com
www.pertamina.com 79
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
CHECKLIST BEKERJA DI KETINGGIAN

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
BY-PASS CRITICAL PROTECTION
 Proteksi kritikal (Critical protection)
 Peralatan atau sistem yang dirancang untuk melindungi orang,
lingkungan, proses, peralatan dan properti dari peristiwa yang
tidak diharapkan.
 Kritikal proteksi merupakan komponen penting untuk sistem
safety.
 Dirancang dan dipasang untuk memastikan keselamatan,
kehandalan dan operasi ramah lingkungan.
 Bisa berupa perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak
(software)
 Apakah contoh Critical Protections ?

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
CONTOH-CONTOH CRITICAL PROTECTIONS

Toxic Gas Detector

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SIKA & KONTROL PEKERJAAN
LABEL BY-PASS CRITICAL PROTECTION

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS

• DEFINISI :
Suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan
mencatat :
a. Langkah suatu pekerjaan tertentu dan kemungkinan bahaya yang
timbul dari suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja.
b. Rekomendasi / tindakan yang tepat untuk menghilangkan atau
menurunkan risiko bahaya

• PENYUSUN JSA
JSA disusun oleh pelaksana atau penanggung jawab pekerjaan dan jika
diperlukan dapat meminta bantuan pekerja lain atau ahli keselamatan
yang berkompeten.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS
BATASAN

• JSA hanya berlaku untuk satu pekerjaan pada periode waktu dan
situasi tertentu dan tidak dapat diberlakukan untuk pekerjaan lain
dengan waktu dan situasi berbeda.

• Pada kondisi normal, JSA dibuat dan disetujui paling lambat 1 hari
sebelum pekerjaan dimulai.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS
PROSEDUR
1. Pelaksana Pekerjaan menyusun Job Safety Analysis (JSA) sesuai TKI
C-027/A3/EP8000/2014-S0.

2. Pengawas Pekerjaan melakukan review terhadap penyusunan JSA


sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan membubuhkan
tanda tangan Pengawas Pekerjaan.

3. Asset Holder selaku Pemberi Ijin dalam Surat Ijin Kerja Aman (SIKA)
menyetujui JSA dengan terlebih dahulu melakukan review.

4. Asset Holder memberikan Safety Induction kepada pelaksana


pekerjaan dan wajib dihadiri Pengawas Pekerjaan (Peminta Ijin
dalam SIKA).

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS
PROSEDUR
5. Pengawas pekerjaan bersama pelaksana pekerjaan
mensosialisasikan JSA kepada seluruh pekerja terkait dan
dibuktikan dengan daftar hadir sosialisasi JSA tersebut.

6. Pelaksana pekerjaan harus menempatkan formulir JSA di lokasi


selama pekerjaaan berlangsung.

7. Jika kondisi kerja berubah dan akibat perubahan tersebut


mempengaruhi potensi bahaya pada pekrjaan tersebut, maka JSA
harus diperbaharui sesuai dengan kondisi terakhir,
didokumentasikan dan disosialisasikan kembali kepada seluruh
pekerja terkait.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS
FORMULIR JSA

91

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS
IDENTIFIKASI BAHAYA
MANAJEMEN RESIKO

RISK ASSESSMENT / PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN RESIKO


KEMUNGKINAN KEJADIAN
(PROBABILITY)
KONSEKUENSI TERHADAP OBYEK
A E ELIMINASI
Tingkat Keparahan

B C D
Terendah Tertinggi
(Severity)

Terjadi Terjadi
Tidak
Pernah beberapa beberapa
pernah Terdeng
terdenga ar di
terjadi di kali per kali per SUBTITUSI
sebuah tahun di tahun di
Manusia Alat Lingkungan Citra r di industri
Industri sebuah tempat
industri hulu
hulu
migas
migas
migas di
Indonesia
industri
migas di
kerja di
salah satu REKAYASA TEKNIK
Indonesia perusahaan
0 Tidak ada
Tidak ada
dampak
kesehatan/kec
kerusaka
n
Tidak ada Tidak ada
dampak pengaruh
R R R R R ADMNISTRASI
elakaan
1 Dampak
Kerusaka Dampak
kesehatan/
kecelakaan
n sangat sangat
Pengaruh
kecil
R R R R R APD / PPE
kecil kecil
sngat kecil
2 Dampak
kesehatan/ Kerusaka Dampak Pengaruh
R R R S S
kecelakaan n kecil kecil terbatas
kecil
3 Dampak
Kerusaka Dampak Pengaruh
kesehatan/
n yang yang yang cukup R R S S T
kecelakaan

4
utama
terbatas terbatas banyak
MONITORING & REVIEW
Fatalitas Kerusaka Dampak Pengaruh
R S S T T
tunggal n Utama Utama nasional
Kerusaka Pengaruh
Fatalitas Dampak
5 n yang internasion S S T T T
ganda Besar
luas al

www.pertamina.com
www.pertamina.com
JOB SAFETY ANALYSIS
PENGENDALIAN BAHAYA
• Modifikasi terhadap alat, proses ataupun material
ELIMINASI (DIHILANGKAN)
untuk menghilangkan bahaya secara keseluruhan

SUBSTITUSI • Menggantikan material, bahan atau proses dengan


(PENGGANTIAN) jenis lainnya yang lebih rendah tingkat bahayanya.

PENGENDALIAN • Melakukan pengendalian bahaya dengan melakukan


ENGINEERING kontrol atau modifikasi keteknikan.

PENGENDALIAN • Mengurangi risiko dengan prosedur dan mencatatkan


ADMINISTRASI secara administrasi lamanya terpapar bahaya.

• Merupakan upaya terakhir dalam penciptaan


lingkungan kerja yang aman.
ALAT PELINDUNG DIRI
• APD yang digunakan memenuhi standard dan sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PENGAMATAN KESELAMATAN KERJA
(PEKA)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PEKA
DEFINISI

• PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja) adalah Kegiatan mengamati


dan mencatat unsafe condition, unsafe action, dan near-miss di
lingkungan kerja dalam rangka mendukung terciptanya keselamatan
kerja.

• Tujuan PEKA adalah Meningkatkan kesadaran pekerja, mitra kerja


dan tamu mengenai aspek keselamatan kerja, Melakukan pencatatan
unsafe act, unsafe condition dan near miss, Mengkomunikasikan
kepada pihak terkait untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prioritas
sehingga dapat mencegah dan mengantisipasi terjadinya insiden

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PEKA
DEFINISI
• Insiden adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat
mengakibatkan kerugian

• Hampir celaka (nearmiss) adalah kejadian hampir celaka yang dapat


mengakibatkan kecelakaan, kematian, dan kerusakan fasilitas

• Unsafe Act adalah tindakan tidak mengikuti prosedur kerja aman, perilaku
yang kurang baik, perilaku yang tidak mengedepankan aspek HSE

• Unsafe Condition adalah kondisi tidak aman dimana tidak terpenuhinya


perlindungan yang memadai pada suatu proses/pekerjaan

• Kecelakaan (accident) adalah kejadian yang tidak diinginkan yang


menyebabkan terjadinya korban cedera, kerusakan aset perusahaan atau
kerusakan lingkungan
www.pertamina.com
www.pertamina.com
PEKA
Keselematan kerja
= No incident
Berkontribusi mencegah
Incident

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PEKA
ACCIDENT RATIO STUDY

Fatality & Major Injury

Medium Injury

Minor Injury
Property Damage

Nearmiss Incident with no


visible injury or damage

Unsafe action or unsafe


condition

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PEKA

1
Unsafe Action Unsafe Condition
2
Bersenda-gurau 3 Kebisingan
Posisi bekerja yang tidak sesuai 4 Paparan radiasi
Tidak / gagal mengikuti prosedur 5 Bahaya api dan ledakan
Menon-aktifkan peralatan safety 6 Temperatur yang ekstrim
Tidak memakai alat pelindung diri 7 Pergerakan yang terbatas
Tidak / gagal memberi peringatan 8 Ventilasi yang tidak memadai
Mengoperasikan alat tanpa otorisasi 9 Peralatan / material yang rusak
Pengangkatan beban yang tidak sesuai 10 Pengamanan yang tidak memadai
Mengoperasikan peralatan yang tidak sesuai 11 Kondisi lingkungan yang berbahaya
Perawatan peralatan yang sedang beroperasi 12 Tanda peringatan yang tidak memadai
Bekerja dalam pengaruh alkohol / obat-obatan 13 Penerangan yang tidak memadai atau berlebihan
Pembebanan & penempatan yang tidak sesuai Alat pelindung yang tidak sesuai / tidak memadai
Mengoperasikan pada kecepatan yang tidak sesuai Kerapihan dan housekeeping yang tidak memadai

Near Miss
Hampir membentur, terbentur, jatuh, terjepit, terperangkap, terkena sengatan listrik, panas atau
dingin yang ekstrim, radiasi, bahan kimia berbahaya

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PEKA

PEKA Box (offline)

PEKA Online
Lembar PEKA

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PEKA
PEKA ONLINE

103

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT

Proses Lock Out Tag Out (LOTO)


merupakan persyaratan minimum yang
harus diterapkan pada seluruh fasilitas
Perusahaan, apabila petugas dan/atau
Mitra Kerja melakukan pekerjaan pada
tempat dimana pelepasan energi
berbahaya sangat mungkin terjadi.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
PENGERTIAN
1. Asset Holder adalah penanggung jawab operasi yang bertanggung
jawab tentang operasi di suatu daerah.
2. Pelaksana Pekerjaan adalah petugas yang melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan sumber energi.
3. Pengawas Pekerjaan adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan dan berwenang mengunci/memblok/memasang label pada
mesin/peralatan.
4. Operator adalah bawahan dari Asset Holder yang bertanggung jawab
atas keberadaan dan jalannya operasi suatu fasilitas dan berwenang
mengunci/memblok/memasang label pada mesin/peralatan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
PENGERTIAN
5. Penguncian (Lock Out) adalah pemasangan gembok pada alat
pengisolasi energi dengan ketentuan :
a. Alat pengunci tidak diperkenankan dibuka sembarangan orang
b. Gembok dan anak kuncinya harus dimiliki masing-masing orang dan
tidak berfungsi sebagai kunci master
c. Pemasang harus memegang anak kuncinya
d. Pemilik asset perlu memastikan ketersediaan serta kemudahan
mendapatkan kunci

6. Tag Out adalah memasang label pada alat pengisolasian energi dengan
ketentuan bahwa label harus dibuat berwarna standard untuk
menunjukkan siapa yang harus memasang. Pemasang label harus
menandatangani label tersebut.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
PENGERTIAN
7. Energi adalah kemampuan suatu benda untuk
melakukan usaha terdiri atas:
a. Energi Potensial, contohnya adalah benda
jatuh dari ketinggian, tekanan dalam
suatu ruang tertutup.
b. Energi Kinetik, contohnya adalah benda
yang menggelinding di lantai
c. Energi lainnya, seperti energi panas,
energi listrik, energi cahaya, energi kimia,
energi bunyi dll
8. Alat pengisolasi energi adalah alat mekanis
yang secara fisik dapat mencegah
perpindahan atau pelepasan energi (gembok,
anak kunci, rantai, dll).

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
BATASAN
1. Persyaratan LOTO sebagai berikut :
a. Kuat sehingga tahan aus
b. Kokoh letaknya sehingga tidak mudah lepas
c. Mudah terlihat dan terbaca oleh setiap orang yang mendekati peralatan
pengisolasi energi
d. Dapat menerangkan personil yang memasang LOTO (pada label disebutkan
nama, no pegawai, tanggal dan jam dipasang, pekerjaan yang sedang
dilakukan)
2. Pelaksana LOTO adalah pekerja yang diberi wewenang oleh Pengawas Pelaksana
Pekerjaan dengan terlebih dahulu menginformasikan kepada Asset Holder.
3. Untuk memudahkan pengidentifikasian LOTO, label dan gembok harus dibuat
berwarna standard untuk menunjukkan siapa yang memasang. Pemasang harus
menandatanganinya.
Warna standard yang digunakan pada operasi PEP adalah :
a. Biru untuk mekanik
b. Merah untuk petugas listrik dan instrument
c. Kuning untuk operator
d. Putih untuk pekerjaan di ruang tertutup (Confined Space)
www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
PEMASANGAN LABEL
Pemasang label harus menandatangani label tersebut

• Peralatan yang diperlukan untuk


Sistem Lock Out Tag Out (LOTO)
adalah :
• Gembok
• Multiple Lock Outs
• Rantai
• Label

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
LOTO STATION

Peralatan LOTO harus tersedia di seluruh fasilitas penting dan


tersimpan dengan rapi sehingga memudahkan pengguna saat akan
digunakan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
PENERAPAN LOTO

• TKO No. B-026/A3/EP8000/2014-S0


Rev 1 tentang Lock Out Tag Out

• Perlu menyusun Program / Rencana


Kerja untuk masing-masing
penerapan LOTO

• Program dan Rencana Kerja harus


dikomunikasikan kepada setiap
pekerja yang terlibat

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
PROSEDUR LOTO
1. Pelaksana Pekerjaan menyusun JSA dengan menggunakan Form JSA F-001/A3/C-
035/EP8000/2014-S0 sebelum melakukan kegiatan.

2. Pengawas pekerjaan mereview JSA dan mengkomunikasikan pekerjaan yang


membutuhkan LOTO kepada Asset Holder.

3. Asset Holder memerintahkan kepada pengawas pekerjaan dan operator untuk dilakukan
LOTO.

4. Pengawas Pekerjaan (Mekanik/Listrik/Instrument) dan Operator melakukan pemeriksaan


sumber energi.
a. Bila mesin dan peralatan bekerja, matikan sumber energi dan lakukan isolasi energi
dan buang energi tersisa.
b. Apabila sumber energi tidak bekerja, lakukan isolasi energi dan buang energi
tersisa.
c. Pengawas Pekerjaan memasang LOTO
d. Pengawas Pekerjaan dan Operator mengisi Checklist menggunakan Form F-001/B-
026/A3/EP8000/2014-S0

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
PROSEDUR LOTO
5. Pelaksana Pekerjaan melakukan kegiatan yang direncanakan setelah seluruh persyaratan
dalam Checklist dipenuhi dan melaporkan ke pengawas pekerjaan setelah melaksanakan
kegiatan.

6. Pengawas pekerjaan dan Operator melakukan Checklist pelepasan LOTO menggunakan


F-002/B-026/A3/EP8000/2014-S0 setelah pekerjaan selesai. Pengawas Pekerjaan dan
Operator melakukan pelepasan LOTO setelah seluruh persyaratan dalam Checklist
Pelepasan LOTO terpenuhi.
Pengawas Pekerjaan menyampaikan laporan kepada Asset Holder tentang pelaksanaan
LOTO.
Asset Holder mendokumentasikan laporan pelaksanaan LOTO dan hasil proses LOTO.
Komite HSE melakukan evaluasi penerapan LOTO dengan Form F-003/B-
026/A3/EP8000/2014-S0 termasuk terhadap rekaman asset holder.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
CONTOH APLIKASI LOTO

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
CONTOH APLIKASI LOTO

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
CONTOH APLIKASI LOTO

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LOCK OUT TAG OUT
EVALUASI LOTO
Evaluasi pelaksanaan LOTO diperlukan untuk
mengukur sejauh mana efektifitas
pelaksanaannya berdasarkan Program Kerja
yang telah disusun.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya
melaksanakan perbaikan yang
berkelanjutan.
Penerapan proses Lock Out Tag Out yang
baik dan efektif akan mencegah terjadinya
Kecelakaan Kerja.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI
DEFINISI
 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE)
adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk
melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan
pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau risiko kecelakaan kerja.

 Alat-alatPENGGUNAAN
TUJUAN Pelindung Diri (APD)
APD yang digunakan harus sesuai dengan
potensi bahaya dan risiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi
pekerja sebagai penggunanya.

 Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi


seseorang serta fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
dan potensi bahaya di tempat kerja.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI
TUJUAN PENGGUNAAN APD
 Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
 Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman

MANFAAT PENGGUNAAN APD

 Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap


kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
 Mengurangi risiko akibat kecelakaan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI

Fungsi Helmet adalah untuk melindungi


kepala dari dampak benda yang terbang /
jatuh dan sengatan listrik (tipe tertentu).
Standar ANSI Z89.1-1981

• Helmet berbentuk seperti kubah


Tanggal Produksi (sept. 2004) dengan konstruksi cetakan dan tanpa
sambungan
PEMELIHARAAN • Memiliki suspensi
•Lakukan pemeriksaan setiap hari. Helmet tidak boleh terpapar suhu
ekstrim dan tidak boleh dibanting.
• Memiliki browpad
•Anda dapat membersihkannya dengan merendamnya dalam • Memiliki tali (Chin Strap)
larutan sabun yang ringan dan air hangat (60˚) sekitar 5 – 10 menit.
Bilas dengan air bersih, lap, dan biarkan mengering.
•Simpan helm pada tempat yang kering dan terlindung dari sinar Helmet yang retak, getas, kadaluarsa, penyok tidak
matahari
boleh digunakan lagi

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI
Perlindungan muka dan mata
Jenis Keterangan
Safety glasses umumnya lebih kuat dan lebih tahan terhadap benturan dan panas
daripada kaca mata biasa. Standar ANSI/ ISEA Z87.1-2010

Goggles menutupi daerah mata dan memberikan perlindungan lebih pada situasi
dimana terjadi kemungkinan akan semburan cairan, asap, uap, serbuk, dan debu

Face shields memberikan perlindungan menyeluruh terhadap muka (full face


protection), digunakan pada pekerjaan dimana dimungkinkan terjadinya pemaparan
terhadap logam cair, percikan bahan kimia atau partikel-partikel yang berterbangan.
NOTE: selalu memakai safety glasses atau goggles ketika memakai face shield.
Pemakaian face shield saja TIDAK dianggap cukup untuk melindungi mata.

Welding helmet memberikan perlindungan terhadap mata dan muka. Welding


helmet menggunakan lensa absorptive khusus yang menyaring/menyerap kekuatan
cahaya dan energi radiasi.
NOTE: safety glasses atau goggles harus dipakai ketika memakai welding helmet.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI
Perlindungan Telinga Kehilangan pendengaran adalah
proses yang berlangsung secara
berangsur-angsur, dan merupakan
Tipe Alat Pelindung yang paling lambat disadari
Pendengaran dibandingkan dengan tipe cedera
1. Foam dan PVC Earplugs ditempat kerja yang lain.
2. Earmuffs
3. Canal Caps
PEMELIHARAAN
Standar ANSI/ ASA S12.6-2008
•Simpan ditempat yang bersih, sejuk
dan kering.
•Jangan gunakan earplugs foam yang
Kapan harus menggunakan Alat kotor, sobek, rapuh atau keras,
Pelindung Pendengaran ? •Jika earplugs PVC anda kotor,
ketika terpapar oleh kebisingan bersihkan dengan larutan sabun
pada level 85 desibel atau lebih yang lembut dengan air kemudian
selama 8 jam. keringkan.
•Periksa selalu earmuffs anda
terhadap retakan disekitar foam
cups. Jika earmuffs rusak, minta
untuk diperbaiki
www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI
Perlindungan Tangan dan Lengan
Potensi Bahaya Kegiatan
PEMAKAIAN
Luka trauma Bekerja dengan benda tajam
, berputar, dsb
• Pilihlah sarung tangan yang tepat.
Luka terpapar Bekerja dengan bahan kimia • Lepaskan cincin, jam tangan, atau
Cedera akibat Mengerjakan hal yang sama
kalung.
gerakan berulang berulang kali • Cuci tangan anda sebelum dan sesudah
memakainya
• Periksa sarung tangan sebelum
digunakan. Cari apakah ada lubang dan
retakan yang bisa terbuka.
• Setelah bekerja dengan bahan kimia,
letakkan tangan anda di bawah air yang
mengalir dan cuci bersih semua bahan
kimia dan kotoran sebelum melepaskan
sarung tangan tersebut.
• Hindari meminjam sarung tangan.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI
Potensi Bahaya Kegiatan
Cedera karena Benturan bekerja disekitar benda-benda tajam dan berat
Cedera karena Tumpahan dan Bekerja dengan bahan kimia, asam
Percikan
Cedera karena bekerja disekitar benda-benda berat
Himpitan/Tekanan
Sengatan Listrik Bekerja dengan arus listrik
Dingin, Panas yang Ekstrim Bekerja di lingkungan panas /dingin ekstrim
Tergelincir Bekerja dengan minyak,sabun, bahan kimia

PEMAKAIAN
• Pilih dan gunakan sepatu safety yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan
• Sepatu safety harus memenuhi standard ANSI Z41-1991.
• Dilarang memakai sepatu safety dari kulit atau dari kain jika
bekerja di sekitar bahan kimia, acid atau caustic.
• Pilih dan pakailah sepatu safety yang sesuai dan pas dengan kaki.
• Periksalah sepatu safety sebelum digunakan.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI
Perlindungan Badan
Potensi Bahaya Kegiatan
Tumpahan dan Percikan Bekerja dengan bahan kimia, asam

Dingin, Panas yang Ekstrim Bekerja di lingkungan panas /dingin ekstrim

Radiasi ultraviolet Bekerja di luar ruangan

Nyala api Bekerja dengan bahan mudah terbakar

Jenis Pelindung Badan


 Pakaian Pelindung terhadap Bahan Kimia
 Pakaian Tahan Api
 Jas hujan (Rain coat)
 Pelindung dada/ Apron
 Pelampung Keselamatan/ Life jacket/ personal flotation device
Harus memenuhi standard ANSI/ ASA S12.6-2008 dan/ atau EN 352: 2002

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI

Safety harness tidak mencegah seseorang


terjatuh tetapi menahan korban bergantung di
atas ketika jatuh sehingga tidak sampai
menyentuh permukaan tanah

PEMAKAIAN
• Tali / sabuk safety body harness harus
diperiksa sebelum digunakan. Gunakan safety body harness jika bekerja pada
• Jangan digunakan apabila ditemukan ketinggian lebih dari 1.8 meter dari permukaan
lantai kerja
kerusakan
• Kaitkan hook / tali penyandang pada benda /
tiang yang kokoh dan mampu menahan
berat badan anda ketika jatuh.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ALAT PELINDUNG DIRI

PEMELIHARAAN
• Jauhkan safety body harness dari benda-
benda tajam, zat pencemar atau
material abrasif
• Safety body harness harus diuji coba
secara terinci setiap tiga bulan

PERSYARATAN
• Tali penolong minimum 2 cm, terbuat dari tali manila atau setara, dengan minimum
kekuatan menahan beban 2250 kg.
• Tali pengaman dan tali penyandang harus berukuran minimum 1 cm, terbuat dari
nilon atau yang setara, dengan maksimum panjang tidak lebih dari 1.8 meter ketika
jatuh.
• Tali harus memiliki kekuatan minimum menahan beban 2250 kg.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
10 BAHAYA DI TEMPAT KERJA

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
TUJUAN
 Sebuah metoda / cara mengidentifikasi potensi bahaya di
lingkungan kerja
 Membantu untuk mampu mengidentifikasi potensi bahaya yang
berhubungan dengan sumber energi
 Meningkatkan keterampilan dalam menilai bahaya serta mitigasinya

Diperlukan suatu alat untuk identifikasi

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
ALAT IDENTIFIKASI BAHAYA

 Alat bantu visual untuk membantu fokus dalam mengenali bahaya.


 Alat yang membantu dalam mengidentifikasi bahaya berdasarkan
jenis sumber energinya.
 Metoda sederhana yang membantu dalam menyelesaikan aktifitas
dan tugas keseharian secara aman dan handal.
 Alat yang relatif mudah diintegrasikan dengan metoda pengenalan
bahaya yang saat ini sudah ada, seperti JSA, SPSA, JHA, THA, TIF, JLA,
dll.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
APA ITU BAHAYA?
Suatu kondisi atau
tindakan yang memiliki
potensi untuk lepasnya
(tidak direncanakan)
atau kontaknya (tidak
dikehendaki) kita
dengan sumber energi
yang dapat menimbulkan
kerusakan atau
kecelakaan pada
manusia, peralatan, atau
lingkungan.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
GERAKAN
Perubahan posisi / gerakan dari
suatu benda atau zat.
Contoh: kendaraan, pemindahan
bejana atau peralatan; aliran air;
angin; gerakan badan: mengangkat,
keseleo, atau membungkuk.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

ELEKTRIKAL
Keberadaan dan aliran arus
listrik.
Contoh: power line, transformer /
gardu, listrik statik, halilintar,
peralatan beraliran listrik, kabel,
dan batere

www.pertamina.com 14
www.pertamina.com
2
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
SEBAB KEBAKARAN KARENA LISTRIK

• Pembebanan lebih
• Sambungan tidak sempurna
• Perlengkapan tidak standard
• Pembatas arus tidak sesuai
• Kebocoran isolasi
• Listrik statik
• Sambaran petir

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PENGARUH ARUS LISTRIK YANG MENGALIR DALAM
PENGHANTAR
Panas dan bunga api (percikan api) dapat menjadi sumber kebakaran dan
biasanya disebabkan oleh :
• penyambungan yang tidak benar
• kualitas bahan dan peralatan instalasi yang kurang baik
• perencanaan/pemasangan instalasi yang kurang sempurna yang
disebabkan oleh terlalu cepat ingin selesai
• kemampuan yang kurang memadai, kelalaian
• kecerobohan pemakai listrik dalam hal melakukan pembesaran sekering,
pemasangan steker yang menumpuk, penyantolan / penyadapan dan
atau penambahan saluran instalasi
• kurangnya pemeliharaan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
UNSAFE CONDITION

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAHAYA SAMBARAN PETIR

Sambaran langsung

Sambaran tidak
langsung

Kerusakan
Pada alat elektronik

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAHAYA LISTRIK BAGI MANUSIA
• Ada empat jenis cidera utama akibat listrik:
1. Tersengat listrik (electrical shock)
2. Luka bakar (burn)
3. Meninggal karena sengatan listrik (electrocution)
4. Jatuh (fall)

• Pada umumnya faktor-faktor yang menyebabkan manusia mengalami


kecelakan listrik antara lain :
a. Kurangnya keterampilan seseorang tentang kelistrikan
b. Kondisi yang tidak sehat
c. Mengantuk
d. Mengabaikan perawatan & pemeliharaan alat
e. Kecerobohan di waktu kerja
f. Menganggap remeh pekerjaan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAHAYA LISTRIK BAGI MANUSIA

• Faktor meninggal karena listrik sebagai penyebab nomor 3


terbesar meninggal dunia di tempat kerja.

• Dan penyebab 12% dari semua kasus meningggal dunia


umumnya terjadi pada pekerja-pekerja yang masih muda.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
ELECTRICAL SHOCK
Beratnya “shock” listrik tergantung dari beberapa faktor,
yaitu:
1. Besarnya arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh. Makin besar arus
listrik semakin besar sengatan listrik.
Besarnya arus
Reaksi pada tubuh manusia
(mA)
0 - 0,9 Belum dirasakan pengaruhnya,hanya menggelitik
1,0 - 1,2 Baru terasa adanya arus listrik
1,3 - 1,6 Mulai terasa seakan-akan ada yang merayap di tangan
1,7 - 6,0 Tangan sampai ke siku merasa kesemutan
6,1 - 8,0 Tangan mulai kaku, rasa kesemutan mulai bertambah
13 - 15,0 Rasa sakit tidak tertahankan penghantar masih dapat dilepas dengan gaya yang
besar sekali
15 - 20 Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar
20 - 50 Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia
50 - 100 Batas arus yang dapat menyebabkan kematian
www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
2. Jalur masuknya arus ke dalam tubuh. ELECTRICAL SHOCK
3. Lamanya sengatan listrik.
4. Tegangan, tegangan di atas 50 V AC atau 120 V DC (PUIL) merupakan
batas bahaya untuk tubuh manusia. Tegangan listrik yang tinggi dapat
menyebabkan tubuh terbakar, saluran darah dalam dapat membeku dan
syaraf pada titik kontak dapat rusak
5. Besar tahanan listrik dari tubuh yang terkena arus

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPARAHAN PADA
CEDERA AKIBAT LISTRIK
 Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial)
 Ampere (Arus Listrik)
 Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik)
 Lama Kontak = banyaknya energi yang terserap
 Daerah / bagian tubuh yang kontak (Tahanan)
 Jalan Arus
 Banyaknya Jaringan Resistance
 Kandungan Air Dalam Jaringan
 Kondisi fisik dan kejiwaan (perubahan tahanan)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
AKIBAT TERSENGAT LISTRIK – LUKA BAKAR

Tegangan yang tinggi dapat


menyebabkan luka bakar yang
sangat parah. Kebakaran tubuh
karena listrik adalah salah satu
cidera yang paling serius yang
dialami.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
AKIBAT TERSENGAT LISTRIK – JATUH
Kesetrum Juga dapat menyebabkan luka
yang tidak langsung. Pekerja yang bekerja
diketinggian dapat mengalami kesetrum,
hal ini dapat mengakibatkan luka serius
bahkan kematian

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
MITIGASI RESIKO
(1) Pengenalan lingkungan kerja (recognition);
(2) Evaluasi lingkungan kerja (evaluation);
(3) Pengendalian lingkungan kerja (environmental control measures).

Apabila tidak mengenali, mengevaluasi dan


mengendalikan bahaya maka kemungkinan
mengalami cidera atau meninggal karena
listrik terbakar atau terjatuh sangat besar
sekali.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA LISTRIK
1. Berilah tanda bahaya pada aliran listrik yang berbahaya , misalnya di
pagar;
2. Untuk pencegahan terhadap sentuhan langsung adalah :
 Usahakan melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan tidak
bertegangan
 Setiap bagian yang harus ditutup/dilindungi atau diisolasi/disekat dan
jika tidak mungkin untuk ditutup dan diisolasi harus diberi tanda
peringatan
 Pakailah alas kaki dari bahan isolasi atau gunakanlah peralatan kerja
yang berisolasi
 Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengering
atau terkelupas

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA LISTRIK
3. Untuk pencegahan terhadap sentuhan tidak langsung adalah :
a. Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang cocok
b. Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik
serta titik netral sistem listrik di sumbernya harus dibumikan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
P3K TERKENA LISTRIK
1. Jangan meneyentuh korban yang sedang tersetrum, karena kita akan
tersetrum juga
2. Jika mungkin cabutlah sumber listriknya
3. Hubungi segera petugas p3k
4. Pisahkan korban dari sumber listrik menggunakan bahan yang tidak
mengantar arus listrik
5. Setelah terpisah pastikan area aman dimana tidak ada lagi potensi
terkena arus listrik
6. Baringkan korban dan rawatlah korban senyaman mungkin
7. Jangan pindahkan korban apabila mengalami patah dileher atau
punggung
8. Apabila korban pingsan letakkan di daerah yang udaranya segar berikan
bantuan nafas buatan
9. Pastikan korban menerima bantuan dari petugas p3k yang profesional

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BIOLOGI
Organisme hidup yang dapat menimbulkan bahaya.
Contoh: binatang, bakteri, virus, serangga,
pathogen, menangani bahan makanan dengan
tidak bersih, air tercemar.

www.pertamina.com 15
www.pertamina.com
9
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

RADIASI
Energi yang diemisikan dari zat radioaktif atau
sumber alami yang mengandung radio aktif
(NORM - Naturally Occurring Radioactive
Materials).
Contoh: sinar las, radiasi matahari,
microwaves, laser, sinar-X, alat ukur NORM

www.pertamina.com 16
www.pertamina.com
1
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
SUARA

Bunyi dihasilkan bila ada gaya yang


mengakibatkan benda atau zat
bervibrasi– energi ditransfer dalam
bentuk gelombang suara.
Contoh: suara dari
peralatan, suara
akibat benturan,
vibrasi, lepasan
aliran tekanan-tinggi,
gangguan bising
terhadap
komunikasi.

www.pertamina.com 16
www.pertamina.com
3
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
APA BISING ITU ?
Bising Bising adalah suara yang tidak diinginkan,
tidak disukai dan mengganggu.

Bising mempunyai satuan frekuensi atau jumlah


getaran per detik yang dituliskan dalam Hertz
(Hz),dan satuan intensitas yang dinyatakan dalam
desibel (dB).
Mitos yang Salah :
• Semakin sering ditempat bising,pendengaran menjadi lebih kuat.
• Tuli karena bising sifatnya sementara dan akan sembmbuh
• Tuli dapat sembuh dengan menggunakan alat bantu dengar.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
SUMBER BISING

1.Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktitas mesin.

2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran
yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau
ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi
pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston,fan,
bearing, dan lain-lain.

3. Pergerakan udara, gas dan cairan


Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara,
gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri
misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa,
gas buang, jet, are boom, dan lain-lain

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
SUMBER BISING DI PEP?

• Power Plant
• Area Genset
• Area Engine Pompa
• Area Kompresor
• Uji produksi sumur
• Flaring
• Blow out Sumur Migas
• dll

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAHAYA BISING THD KESEHATAN?


Gangguan Pendengaran
Sementara (TTS)

Gangguan Pendengaran
AUDITORIK
Permanen (PTS/NIHL)

Kulit kemerahan, blister


Kesehatan
Dampak

Komunikasi

Fisiologi
(tensi, irama jantung dll)
NON AUDITORIK
Psikologik
(konsentrasi, emosi)

Psikomatik
(jantung, gastritis)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
Permenakertrans No.13/2011

No
Waktu Intensitas NILAI AMBANG BATAS (NAB)
Pemaparan/hari (dBA)
1 8 Jam 85
2 4 Jam 88
3 2 Jam 91
4 1 Jam 94
5 30 menit 97
6 15 menit 100
7 7,5 menit 103 Pajanan Bahaya
8 3,75 menit 106
9 1,88 menit 109
10 0,94 menit 112
11 28,12 detik 115 C, T
12 14,06 detik 118 C : Noise Level (dBA)
T : Waktu Pemajanan
13 7,03 detik 121
14 3,52 detik 124
15 1,76 detik 127
16 0,88 detik 130
17 0,44 detik 133
18 0,22 detik 136
19 0,11 detik 139
www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?

ELIMINASI Hilangkan sumber bahaya

Mengganti Alat/Mesin/Bahan • Tempat Kerja/Pekerjaan


SUBTITUSI dengan yang lebih aman Aman
• Mengurangi Bahaya
Modifikasi/perancangan
PERANCANGAN
PROTEKSI/KEHANDALAN

alat/mesin/tempat kerja yang lebih


aman
Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja,
ADM Tanda Bahaya, Rambu, Poster, Label
• Tenaga Kerja Aman
• Mengurangi
APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja Dampak/paparan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?
Perancangan

• Spacing (lay out rancang bangun)


• Membuat ruang kontrol room yang kedap
suara
• Menambahkan barier kebisingan antara
sumber bising dan penerima/pekerja
• Menambahkan alat silencer
• Menambahkan isolasi vibrasi (peredam mesin)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?
Nilai penurunan intensitas kebisingan untuk beberapa bahan barrier penutup

Bahan Tebal, Penurunan


Inchi bising, dBA Bahan Tebal, Penurunan bising,
Inchi dBA

Plywood 1/2 20
1 23
Aluminium 1/16 23 Dense concrete 4 40
1/4 27 Concrete block 4 32
Steel 24 18 6 36
16 15 Batu bata 4 33
Light concrete 4 38 Granit 4 40
6 39 Kaca 1/8 22
1/4 26
Fiberglass/resin 1/8 20

Sumber : Larry W. Kanter

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?
Administrasi
Pematuhan
Prosedur
Kerja
Pelatihan/
Pengaturan
Sosialisasi Jam Kerja
Bahaya Bising

Pemasangan
Poster

Pemasangan
Rambu
Bahaya

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?
Alat Pelindung Diri
Bagian tubuh yang harus dilindungi
yaitu lubang telinga.
Alat Pelindung Diri (APD) yang
diperlukan :
• Ear plug (> 85-100 dBA)
• Ear Muff (> 85-100 dBA)
• Ear Plug + Ear Muff (>100 dBA)

Ear Plug Ear Muff

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?
Alat Pelindung Diri
Perhitungan Reduksi Bising :
Setiap Alat Pelindung Pendengaran memiliki nilai NRR (Noise Reduction
Rate)
Bising diterima (dBA) = Bising area kerja (dBA) – NRR (dBC)

Menurut OSHA safety faktor 50%, dengan mempertimbangkan kualitas


serta cara penggunaannya yang tidak tepat, Maka :
Bising diterima (dBA) = Bising area kerja (dBA) – [(NRR-7)*50%]

• Jika digunakan double erplug & ear muff


Bising (dBA) = Bising area kerja (dBA) – [(NRRterbesar -7)*50%] – 5

Contoh :
Kebisingan di power plant 119 dBA, NRR earplug yang digunakan 33 dBC,
berapa aktual bising yang diterima pekerja?

Bising diterima = 119 – (33 - 7)*0.5 = 106 dBA (3,75 menit diijinkan)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PEMANTAUANNYA?

Monitoring

Area Personal
Audiometri
Monitoring Monitoring

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
DISKUSI KELOMPOK

Sebutkan beberapa insiden yang pernah terjadi yang


berhubungan dengan ke lima sumber energi ini ?

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
TEMPERATURE

Perbedaan ukuran energi panas dari


sebuah benda atau lingkungan, dimana
badan manusia merasakannya sebagai
panas atau dingin.
Contoh: api; percikan api; permukaan panas atau dingin; uap;
gesekan; dan kondisi umum lingkungan dan cuaca

www.pertamina.com 18
www.pertamina.com
0
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
ZAT KIMIA
Energi yang terdapat dalam zat kimia, yang secara
inheren atau melalui reaksi, memiliki potensi
menimbulkan luka fisik atau gangguan kesehatan,
lingkungan atau peralatan.

Contoh: uap flammable, bahaya dari reaksi kimia,


karsinogen atau senyawa beracun, korosif, gas
combustible, udara rendah-oksigen, asap las, debu .

www.pertamina.com 18
www.pertamina.com
2
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

DI MANAKAH GAS BERACUN ?

• Gas ini bisa berasal dari dekomposisi


organik tanpa kehadiran oksigen
(anaerob) seperti yang terdapat di
rawa-rawa atau pipa saluran air kotor
(sewer).
Pekerja yang menggunakan alat bantu pernafasan ketika masuk
gorong-gorong • H2S juga terdapat dalam gas bumi. Gas
ini sangat terkenal karena baunya yang
Gas beracun yang umum merangsang seperti telur busuk.
dijumpai dalam kegiatan
eksplorasi dan produksi
migas adalah H2S (Hidrogen
Sulfida).

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
KARAKTERISTIK H2S
 Terbakar dengan nyala berwarna biru dan menghasilkan
asam belerang (SO2)
 Mudah larut baik dalam air dan hidrokarbon cair.
 Mengganggu mata, tenggorokan, dan sistem
pernafasan.
 TWA-STEL selama 15 menit tanpa APD pernafasan 15
PPM.
Ilustrasi Akumulasi H2S
 Mengaratkan semua logam deret elektro kimia.
 Titik didih (-79°F).
 Sangat beracun  Titik tebur (-117°F).
 Tidak berwarna
 Bau yang merangsang
 Lebih berat dari udara - gravitasi spesifik 1,189
(udara = 1,00 pada 60°F)
 Membentuk campuran eksplosif dengan udara
pada konsentrasi 4,3 - 46,5 %
 Titik ledak otomatis pada 500°F Karena lebih berat dari udara, maka H2S
kemungkinan akan lama merayap
dipermukaan tanah, mengendap di
cekungan-cekungan atau ruangan tertutup

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

DAMPAK H2S SECARA FISIK


BUTIRAN/
PERSEN
PPM 100 STD DAMPAK FISIK
(%)
FT.31

Ambang bau
0.000002 0.02 0.0014

Bau yang nyata dan tidak sedap


0.001 10 0.65

Aman selama 15 menit terkena


0.002 20 1.30

Mematikan penciuman 3 sampai 15 menit, dapat menyengat mata


0.01 100 6.48
Pengaruh gas H2S dapat
Mematikan penciuman sesaat, menyengat mata dan tenggorokan mengakibatkan gejala-
0.02 200 12.96
gejala :
Rasa melayang ; pernapasan berhenti dalam beberapa menit,
membutuhkan pernapasan buatan secara segera
Pusing kepala, rasa
0.05 500 32.96 melayang, kegelisahan,
mual, batuk, kantuk, rasa
0.07 700 45.36
Pingsan secara cepat; kematian akan terjadi bila tidak segera
diselamatkan
nyeri di hidung,
tenggorokan, dan dada.
Pingsan secara langsung; diikuti kematian dalam beberapa menit
0.10 1000 64.80

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BATAS PAPARAN GAS H2S

Berdasarkan American Conference of Governmental


Industrial Hygienist (ACGIH) 2011, batas paparan gas
H2S :
• TLV-Time Weighted Average (rata-rata) H2S untuk
selama 8 jam adalah 1 ppm
• TLV – Short Time Exposure Limit (paparan singkat)
untuk waktu maksimal 5 menit adalah 5 ppm
• TLV – Ceiling konsentrasi yang tidak boleh dilampaui
sedikitpun
Self Containing Breathing Apparatus/
Alat Batu pernafasan

*Pada konsentrasi lebih dari 5 ppm, maka setiap pekerja yang akan berada di daerah tersebut lebih dari 8 jam
diharuskan menggunakan alat bantuan pernapasan yang mengandung udara bersih atau Oksigen murni (SCBA).

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
ALAT BANTU KEADAAN DARURAT

SCBA
Alat bantu yang biasa digunakan dalam
antisipasi keadaan darurat H2S:
• Perlengkapan Pernapasan, dengan tabung udara
personal (SCBA)
• Resuscitator, dengan botol cadangan oksigen
harus selalu tersedia di sekitar lokasi kerja
• Papan tanda bahaya. Resuscitator

• Papan larangan merokok.


• Papan lokasi Muster Point area.
• Dua buah Muster Point area.
• Alat penunjuk arah angin.
• Blower.

Windsocks

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

PERLINDUNGAN TERHADAP H2S


Perlindungan Terhadap H2S
 Peralatan untuk Pengungsian (tabung udara - SCBA)
 Peralatan untuk kerja (terhubung dengan airline)
 Unit Penyelamatan (30 menit).

PERINGATAN: Rambut pada wajah, kacamata,


kekuranglekatan dapat mengakibatkan
penyekatan yang tidak sempurna. Lensa kontak
tidak boleh digunakan selama pemakaian
masker.

Airline Breathing Apparatus

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PERTOLONGAN DARURAT

 Kenakan perlengkapan alat bantu pernapasan.


 Pindahkan korban ke tempat berudara segar, di
atas angin.
 Jika korban jatuh pingsan dan pernapasan terhenti,
berikan pernapasan buatan sampai korban
bernapas dengan normal kembali.
 Jangan meninggalkan korban sendirian.
 Minta bantuan orang lain untuk segera
memanggilkan dokter.

Penyelamatan sendiri/berdua
Resuscitaion

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PENGAMANAN LOKASI KERJA

Pengamanan Lokasi kerja yang


mengandung H2S secara kontinu :
• Tanda Peringatan - “DILARANG MEROKOK”
• Papan Peringatan “BAHAYA GAS BERACUN H2S”
• Buddy Sistem - Jika konsentrasi H2S mencapai
tingkat yang membahayakan, para buruh harus bekerja
berpasangan (Buddy System).
• Tali Pengikat & Sabuk Pengaman Sistem cascade

• Sistem Cascade yaitu serangkaian peralatan SCBA


yang digunakan secara bergantian dilengkapi dengan
proses pengisian. Digunakan untuk waktu kerja yang
lama
• Blowers
• Pistol Suar (flare gun) untuk menyalakan vent stack
dalam kondisi emergency

Flare Gun

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

APA YANG HARUS DILAKUKAN SUPERVISOR JIKA


H2S ADA/KEMUNGKINAN ADA DI AREA KERJA?
 Koordinasikan dengan bagian terkait  Lakukan safety meeting sebelum bekerja
(ex:geologist/drilling enginer) tentang  Siapkan peralatan yang dibutuhkan jika
kemungkinan H2S harus bekerja dalam lingkungan yang
 Lakukan pengukuran gas secara mengandung H2S (SCBA, Airline, Flare
teratur dan pastikan H2S monitor Gun)
tersedia (personal & Fix monitor) dan  Lakukan drill stem test (drilling) lapisan
pastikan alarmnya berfungsi yang mengandung H2S hanya pada siang
 Lakukan job safety Analysis (JSA) hari
sebelum bekerja  Lakukan simulasi/training emergency
 Perhatikan arah angin melalui H2S
windsock  Membuat emergency plan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

APA YANG HARUS DILAKUKAN PEKERJA JIKA H2S


ADA/KEMUNGKINAN ADA DI AREA KERJA?

 Perhatikan instruksi supervisor terkait kondisi kerja


saat safety meeting
 Perhatikan dan patuhi rambu keselamatan terkait
keberadaan H2S
 Perhatikan kondisi aman berkumpul (muster point)
 Gunakan SCBA dan personal gas monitor pada saat
bekerja di area H2S
 Partisipasi aktif dalam H2S emergency training
 Ikuti Job Safety Analysis (JSA)
 Segera menjauh ke tempat yang jauh jika tercium
bau telur busuk di lokasi kerja
 Ingatkan pekerja yang lain untuk menjauh
www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
APA BENZENE ITU ?

Benzene merupakan senyawa organic aromatik


dengan rumus molekul C6H6. Benzene adalah
cairan yang tidak berwarna, berbau wangi, dan
berkesan manis.

Sifat-sifat Benzene :
• Mudah Menguap saat kontak dengan udara
• Sangat mudah terbakar
• Uap Benzene lebih berat dibanding Udara C6H6
Udara
• Tidak mudah larut dalam air (mengambang di atas
air)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

DI MANA BENZENE DITEMUKAN?


• Salah satu komponen dalam minyak
bumi
• Salah satu bahan petrokimia pelarut
dalam dunia industri.
• Salah satu campuran penting pada
bensin
• Bahan dasar dalam produksi obat-
obatan, plastik, karet buatan, dan
pewarna.
• Dihasilkan akibat kebakaran hutan
dan Letusan Gn. Berapi
• Pada Rokok

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
SUMBER BENZENE DI PEP?

• Kebocoran pipa migas


• Manhole/Dip hatch tangki timbun
saat pengukuran level minyak.
• Oil Catcher yang terbuka
• Tumpahan minyak
• Bak Sludge Minyak
• Saat cabut rangkaian Tubing kegiatan
WO-WS
• Blow out Sumur Migas
• dll

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAHAYA BENZENE THD KESEHATAN?
Dampak
Inhalation or/and Ingestion
Kesehatan

AKUT KRONIS
Skin

Iritasi Mata, Anemia,


tenggorrokan, Muntah, nyeri Kulit kemerahan,
kepala pusing, tidak lambung, kejang blister Lymphoma,
sadar, kematian*) Leukimia
*) 20.000 ppm Fatal
dalam 5-10 menit

ACGIH (American Conference of Governmental


Industrial Hygienist) mengklasifikasikan Benzene
sebagai " Confirmed Carcinogen" dengan Notasi
A1.
www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
Nilai Ambang Batas (NAB)

1980 End 1990

50 ppm 10 ppm 5 ppm 1 ppm 0,5 ppm


1970 Early 1990 2006-now

Permenakertrans
2011
SE No. 01/1997 : 10 ppm PER No. 13/2011 : 0,5 ppm
1997

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
NILAI AMBANG BATAS (NAB)

Pajanan Bahaya
NAB C : Konsentrasi Pajanan
T : Waktu Pemajanan

C, T
Time Weighted Average
TWA Nilai ambang rata2 pajanan yang diperbolehkan selama 8 jam
perhari/40 jam per minggu. (Benzene : 0,5 ppm)
Short Term Exposure Limit
STEL Nilai ambang pemajanan singkat yang diperbolehkan selama 15
menit dan hanya dapat diulangi maksimum 4 kali selama waktu
shift/kerja. (Benzene : 2,5 ppm)
Nilai ambang tertinggi yang tidak diperbolehkan terlewati
Ceiling walaupun dalam waktu sekejap. (Benzene : 25 ppm)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?
Administrasi
Pematuhan
Prosedur Kerja
Pelatihan/
Sosialisasi Pengaturan
Bahaya Jam Kerja
Benzene
Pemasangan
Poster

Pemasangan
Rambu Bahaya

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PENGENDALIANNYA?
Alat Pelindung Diri
Bagian tubuh yang harus dilindungi
yaitu kulit, mata dan organ
pernafasan.
Alat Pelindung Diri (APD) yang
diperlukan :
• Masker Gas Organik
• Coverall Fire Retardant
• Sarung tangan kimia (high
concentration)
• Chemical Google (high
Concentration)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PEMANTAUANNYA?

Monitoring

Area Personal
Biomonitoring
Monitoring Monitoring

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAGAIMANA PEMANTAUANNYA?

Area Monitoring (Grab Sampling)

• Digunakan sebagai identifikasi uap BENZENE


yang ada di lingkungan kerja
• Dapat dipakai pada kasus-kasus kebocoran
atau tumpahan
• Diambil dalam waktu sesaat, sehingga tidak
menggambarkan eksposur waktu tertimbang,
tidak dapat dibandingkan dengan NAB

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAGAIMANA PEMANTAUANNYA?
Personal Monitoring
1. Passive Sampling
Benzene di lingkungan kerja secara pasif terabsorbsi

2. Active Sampling
Benzene di lingkungan kerja secara aktif terabsorpsi
dengan bantuan pompa mini.

Persyaratan Personal Monitoring :


• Terpasang pada breathing zone pekerja, mengukur eksposure
selama waktu tertimbang, dibandingkan dengan NAB
• Analsis dilakukan di laboratorium

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
BAGAIMANA PEMANTAUANNYA?
• Suatu pemeriksaan sample tubuh (udara pernafasan, darah,
Bio Monitoring urin, rambut, dsb) untuk mengetahui adanya eksposur
benzene yang di absorbsi oleh tubuh.
• Belum menunjukkan suatu efek/pengaruh kesehatan tetapi
menjadi petunjuk kewaspadaan adanya eksposur yg
terabsorbsi.
• Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan
metabolit benzene melalui urin :
• SpMA (S-phenyl Mercapturic Acid)
• ttMa (urine trans, trans muconic acid)
No Metabolit Konsentrasi Referensi
maksimum
1 SpMA 25 μg/g kreatinin ACGIH

2 ttMA 0,5 μg/g kreatinin ACGIH

3 Fenol 0,25 µg/g kreatinin ACGIH


www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

B3 DAN LIMBAH B3

 Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3 adalah zat, energi,


dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.

 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, disebut Limbah B3, adalah


sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH B3

Undang-undang RI No. 32 / 2009 Tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan (Pasal 59 ayat 1);
- Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri,Gubernur,
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya (Pasal 59 ayat 4);
PP No. 101 Tahun 2014 Ttg Pengelolaan Limbah B3 :
- Pasal 12 s/d Pasal 190 : pelaku pengelola limbah B3 penghasil,
pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan/atau penimbun
limbah B3) wajib melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai ketentuan
yang berlaku;

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau
penimbunan limbah B3.
 Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan penghasil limbah B3 untuk
mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari
limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan;
 Penyimpanan Limbah B3adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang
dilakukan oleh penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara
limbah B3 yang dihasilkannya.
 Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari
penghasil limbah B3 sebelum diserahkan kepada pemanfaat limbah B3,
pengolah limbah B3, dan/atau penimbun limbah B3.
 Pengangkutan Limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari
penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/atau dari
pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah
dan/atau ke penimbun limbah B3.
www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PENGELOLAAN LIMBAH B3

Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,


penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan
dan/atau penimbunan limbah B3.

 Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur


ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah
limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan
baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi kesehatan
manusia dan lingkungan hidup.

 Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau


menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.

 Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan menempatkan limbah B3 pada


fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan hidup.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kegiatan Jenis Izin Instansi Penerbit Izin
Tempat Penyimpanan
Penyimpanan
Sementara Limbah B3 (TPS Bupati atau Walikota
Sementara
LB3)
Rekomendasi Pengangkutan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Limbah B3 Kehutanan
Pengangkutan
Izin Penyelenggaraan
Kementerian Perhubungan
Angkutan Barang Khusus
Bupati/Walikota untuk Pengumpulan
Limbah B3 skala Kabupaten/Kota.
Gubernur untuk Pengumpulan Limbah
Pengumpulan Izin Pengumpulan Limbah B3
B3 skala Provinsi
Menteri untuk Pengumpulan Limbah B3
skala Nasional
Pengolahan/
Izin Pengolahan/
Pemanfaatan/ Kementerian Lingkungan Hidup dan
Pemanfaatan/Penimbunan/
Penimbunan/ Kehutanan
Dumping Limbah B3
Dumping
www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

PENYIMPANAN LIMBAH B3

 Penyimpanan Limbah B3 wajib dilakukan oleh setiap orang yang


menghasilkan limbah B3
 Penyimpanan Limbah B3 wajib dilengkapi dengan izin pengelolaan Limbah
B3 untuk kegiatan penyimpanan Limbah B3
 Penyimpanan Limbah B3 harus di atas permukaan tanah  dilarang
melakukan penyimpanan di bawah tanah (underground)
 Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan Limbah B3
diterbitkan oleh bupati/walikota

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

FASILITAS TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH B3

Fasilitas penyimpanan limbah B3 harus memenuhi persyaratan


diantaranya:
 Desain dan konstruksi lantai kedap air.
 Memiliki atap yang mampu melindungi limbah B3 dari hujan dan sinar
matahari.
 Mempunyai penerangan dan ventilasi.
 Memiliki saluran drainase dan bak penampung.
 Memiliki fasilitas untuk penanggulangan keadaan darurat seperti: alat
pemadam api, emergency shower, eyewash, P3K;
 Memiliki sumur pantau.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
LAMA WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3

LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

 Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3


puluh) kilogram per hari atau lebih; dihasilkan
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 180 (seratus delapan puluh) hari sejak
50 (lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
Limbah B3 kategori 1;
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
50 (lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak
spesifik dan dari sumber spesifik umum;
 Limbah B3 kategori 2 dari sumber 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
spesifik khusus. Limbah B3 dihasilkan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

PENGEMASAN LIMBAH B3

 Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan yang:


 terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik
Limbah B3 yang akan disimpan;
 mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
 memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan
 berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
 Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3.
 Label Limbah B3 paling sedikit meliputi keterangan mengenai:
 nama Limbah B3;
 identitas Penghasil Limbah B3;
 tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
 tanggal Pengemasan Limbah B3.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
TATACARA PENGEMASAN LIMBAH B3
 Pastikan kemasan terbuat dari bahan yang  Pastikan kemasan diberi Label Limbah B3
dapat mengemas Limbah B3 sesuai dan Simbol Limbah B3;
dengan karakteristik Limbah B3 yang akan  Pastikan pada Label Limbah B3
disimpan; dicantumkan identitas yang meliputi :
 Pastikan kemasan mampu mengungkung Nama Perusahaan Penghasil Limbah B3;
Limbah B3 untuk tetap berada dalam
kemasan; Alamat, Nomor Telepon dan Faksimile
 Pastikan kemasan memiliki penutup yang Nomor Penghasil
kuat untuk mencegah terjadinya Tanggal Pengemasan
tumpahan saat dilakukan penyimpanan, Jenis Limbah
pemindahan atau pengangkutan; Kode Limbah
 Pastikan kemasan berada dalam kondisi Jumlah Limbah
baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak
rusak; Sifat Limbah
Nomor Urut Pengemasan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3

SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

SIMBOL LIMBAH B3

LABEL LIMBAH
B3

LB3 CAIR LB3 PADAT/SLUDGE CARA PEMBERIAN SIMBOL & LABEL

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3


MANIFEST LIMBAH B3 KEPDAL NOMOR 02 TAHUN 1995 TENTANG DOKUMEN
LB3
Kode manifest

BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH


PENGHASIL(Harus terisi semua)

BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH


PENGANGKUT (Cek kesesuaian Nomor
kendaraan dengan rekomendasi dan
izin)

BAGIAN YANG HARUS DIISI OLEH


PENERIMA LIMBAH (cek tanggal
penerimaan limbah)

Dokumen No 1 (putih): Pengangkut


Dokumen No 2 (kuning): Bapedal/KLH
Dokumen No 3 (hijau): Penghasil
Dokumen No 4 (merah muda):pengumpul/pengolah
Dokumen No 5 (biru): Bapedal/KLH
Dokumen No 6 (krem): Provinsi
Dokumen No 7 (ungu): Penghasil

www.pertamina.com
www.pertamina.com
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

MEKANIKAL
Energi yang terdapat pada komponen dalam
sebuah sistem mekanis, contoh: rotasi, vibrasi,
gerak, dll, termasuk bagian statis dari
peralatan/mesin.
Contoh: alat berputar, per / pegas, tali
kipas, conveyor, dan mesin

www.pertamina.com 22
www.pertamina.com
1
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
TEKANAN

Energi yang dihasilkan dari cairan atau gas


yang telah dimampatkan atau divakum.

Contoh: pipa bertekanan, tabung bertekanan, bejana,


tangki, hose, dan peralatan pnuematik / hidrolik.

www.pertamina.com 22
www.pertamina.com
3
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

GAYA BERAT (GRAVITY)


Kekuatan/ daya akibat gaya tarik bumi
terhadap benda.
Contoh: benda jatuh, atap runtuh, dan
orang tersandung atau terjatuh

www.pertamina.com 22
www.pertamina.com
5
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
DISKUSI KELOMPOK

Sebutkan beberapa insiden yang pernah terjadi yang berhubungan


dengan ke lima sumber energi ini ?

www.pertamina.com 22
www.pertamina.com
6
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
LATIHAN

Kenali 5 sumber energi :


 Temperatur
 Zat Kimia
 Mekanikal
 Tekanan
 Gaya berat

www.pertamina.com 22
www.pertamina.com
7
BAHAYA DI TEMPAT KERJA

MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI


Elektrikal
Gerakan

Mekanikal

Tekanan

Gravity

www.pertamina.com 22
www.pertamina.com
8
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI
Kimia (confined space: asap las)

Suhu
Radiasi

Biologi Bunyi (komunikasi, pancaran api las)

www.pertamina.com 22
www.pertamina.com
9
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
LATIHAN

Kenali 5 sumber energi :


 Temperatur
 Zat Kimia
 Biologi
 Radiasi
 Suara

www.pertamina.com 23
www.pertamina.com
0
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI

Gravity (Kerja di Ketinggian)

Kimia (H2S)

Kemungkinan energi berinteraksi


dapat mengakibatkan fatality (jatuh)

www.pertamina.com 23
www.pertamina.com
1
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI

Gravity Mekanikal Radiasi

Gerakan
Temperature

Elektrikal

Suara

Kimia
Biologi
Tekanan

www.pertamina.com 23
www.pertamina.com
2
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI

Kimia (LNG)

Kemungkinan energi berinteraksi dapat


menimbulkan kebakaran dan/atau ledakan

Temperature
(sumber pengapian)

www.pertamina.com 23
www.pertamina.com
3
KOMUNIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA

www.pertamina.com
www.pertamina.com
KOMUNIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA
PERSYARATAN
PROGRAM KOMUNIKASI BAHAYA
1. Program Tertulis/ Written Hazard Communication Program
2. Lembar Data Keselamatan Bahan/ Material Safety Data Sheets (MSDS)
(Kepmenaker 187/1999: Pengendalian Bahan Kimia di Tempat Kerja)
3. Label Kemasan: Permen LH No. 3/ 2008, NFPA 704, DOT ERG
4. Inventori Bahan Kimia
5. Training
6. Penyimpanan Catatan/ Recordkeeping

* Standar OSHA 29 CFR 1910.1200

www.pertamina.com
www.pertamina.com
LABEL KEMASAN
KOMUNIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA

DOT ERG

NFPA 704

Permen LH 3/ 2008

www.pertamina.com
www.pertamina.com
KOMUNIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA KOMUNIKASI BAHAYA

POSTER
RAMBU

www.pertamina.com 23
www.pertamina.com
7
INDUSTRIAL HYGIENE

www.pertamina.com
www.pertamina.com
APA HYGIENE INDUSTRI?
HIGIENE INDUSTRI
Kegiatan untuk memprediksi
Antisipasi potensi bahaya dan risiko di
tempat kerja (Daftar Potensi
Bahaya)
Pengendalian untuk
menurunkan risiko kesehatan
kerja

Kontrol
Higiene Rekognisi
Industri
Kegiatan untuk mengenali suatu
Pengukuran berkala untuk bahaya lebih detail dan lebih
mengetahui besaran bahaya dan komprehensif menggunakan
tingkat risiko yang kemudian hasilnya metode sistematis sehingga
Evaluasi diperoleh hasil yang objektif.
dievaluasi guna menetapkan pilihan
intervensi pengendalian yang tepat.
Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
HIGIENE INDUSTRI APA HYGIENE INDUSTRI?

PAPARAN
HAZARD

SUMBER
MEDIA
BAHAYA KESEHATAN PEKERJA

HIGIENIS INDUSTRI DOKTER PERUSAHAAN

 Identifikasi Hazard  Pekerja Berisiko


 Potensial Hazard  Jenis Hazard / Pekerja
 Intensitas
 Frekuensi  Dampak Pada Kesehatan
 Lama Paparan  Hub Sebab - Akibat
 Pengendalian

www.pertamina.com
www.pertamina.com
MENGAPA PERLU HIGIENE INDUSTRI ?
HIGIENE INDUSTRI

• Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya


dan risiko terhadap kesehatan kerja.
• Bahwa pekerja merupakan modal/Asset utama
perusahaan.
• Banyaknya kejadian kasus penyakit maupun cedera
(injury) akibat kerja.
• Perusahaan rugi jika banyak kasus penyakit akibat kerja
dan jumlah absen kerja.

Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
APA SAJA PROGRAM
HIGIENE INDUSTRI HIGIENE INDUSTRI?

Proteksi
Manajemen Program Kontrol Konservasi Penanganan
Asbestos Bahaya Ergonomi Pendengaran B3
Pest
Benzene

Promosi & Perbaikan Kantin


Manajemen Respiratory Kualitas Udara Manajemen
Komunikasi Heat Stress Protection Indoor Sehat/Food Fatigue
Bahaya Program Safety

IH PPE Pengelolaan IH
Monitoring Management Bahaya HRA Audit
Dst..
Radiasi

Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
DEFINISI
ERGONOMI
Ergon berarti kerja
ERGONOMI
Bahasa Yunani
Nomos berarti hukum atau aturan

Ilmu yang diaplikasikan untuk Fisik


menyesuaikan pekerjaan, lingkungan Pekerjaan
kerja dan pengorganisasian
pekerjaan dengan pekerjanya
melalui desain pekerjaan, peralatan Faktor Risiko
dan lingkungan. (Bridger 2003) Ergonomi

Organisasi Psikososial

Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ERGONOMI MANUAL HANDLING

Dampak Kesehatan :
Computer Vision Syndrome :
Sakit kaki,sakit leher dan punggung, tulang
belakang, MSDs.

Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ERGONOMI VISUAL DISPLAY UNIT (VDU)
Pengendalian
A. Posisi monitor berjarak kurang lebih 45 –
60 cm dan segaris dengan mata
B. Pastikan cahaya 300 lux
C. Lengan bawah tegak lurus dari tulang
belakang kita
D. Posisi paha tegak lurus dengan tulang
belakang
E. Gunakan kursi kantor yang dapat diatur
tinggi rendahnya
F. Gunakan bantalan tangan untuk
Dampak Kesehatan : meletakkan tangan saat tidak bekerja
Computer Vision Syndrome : G. Letakkan kaki pada penopang
Mata Lelah, sakit kepala’ penglihatan kabur, H. Lakukan break ringan 1-2 menit setiap
iritasi’ sakit leher dan punggung, kepekaan aktivitas menerus 1-2 jam
terhadap cahaya dan penglihatan ganda,
mata kering (Dry Eyes), MSDs.
Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ERGONOMI MUSCULOSKELETAL DISORDERS(MSDS)
Bentuk nyeri, cidera, atau kelaianan pada
sistem otot-rangka, meliputi jaringan
syaraf, tendon, ligamen, otot, atau sendi.
pada bagian tubuh seperti leher,
pergelangan tangan, bahu, dan
punggung. (www.ergoinstitute.com,
2008)

GEJALA :
• Kelelahan (fatigue)
• Gejala kronis
• Kelelahan pada sistem syaraf

www.pertamina.com
www.pertamina.com
FAKTOR RISIKO MSDS
ERGONOMI
1. Jenis pekerjaan - bekerja dalam posisi tetap
untuk jangka waktu lama dapat meningkatkan
risiko cedera.
2. Tata letak ruang kerja - sebuah ruang kerja
sempit atau yang dirancang kurang baik dapat
meningkatkan risiko cedera dengan memaksa
orang untuk bekerja dengan postur yang tidak
baik, seperti membungkuk atau memutar.
3. Berat suatu benda - beban yang berat akan sulit
untuk diangkat dan dibawa sehingga dapat
meningkatkan risiko cedera.
4. Lokasi objek – posisi objek yang harus
diangkat/diambil tidak sejajar, contoh di atas
tinggi bahu atau dari tingkat bawah lutut, dapat
meningkatkan risiko cedera.

Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
ERGONOMI MUSCULOSKELETAL DISORDERS(MSDS)
1. Durasi dan frekuensi – lamanya waktu
dan tingginya frekuensi dalam
menangani suatu beban dapat
meningkatkan kemungkinan cedera.
2. Kondisi obyek – Upaya yang lebih
diperlukan akibat rancangan peralatan
yang buruk atau tidak terpelihara
3. Bentuk Beban - beban yang sulit untuk
ditangani karena licin atau bentuk yang
sulit dapat meningkatkan risiko
cedera.

Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
GOOD HOUSEKEEPING

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PENGERTIAN
HOUSEKEEPING
Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Pemeliharaan alat-alat kerja, material, peralatan,


bangunan dan barang-barang tetap bersih dan teratur
dapat meningkatkan efisiensi kerja
serta mengurangi kondisi bahaya
(unsafe condition) yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja ataupun
pencemaran lingkungan.

tanggung jawab harian semua


Kebersihan yang baik menjadi
pekerja dan mitra kerja yang berada di lokasi kerja dan merupakan proses
yang berjalan terus menerus.

Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PRINSIP HOUSEKEEPING
HOUSEKEEPING
Pekerjaan belum selesai, apabila :
alat kerja belum dibersihkan dan disimpan dengan baik

barang-barang yang tidak dipakai lagi dan sampah


belum dibuang
peralatan serta lokasi pekerjaan belum dalam keadaan
bersih dan kondisinya baik

Lingkungan kotor di tempat kerja anda adalah karena


anda dan merupakan TANGGUNG JAWAB anda. Bukan
orang lain.

Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
HOUSEKEEPING

RAJIN
PRINSIP Menggunakan audit 5R secara
teratur dan disiplin

5R RAWAT Menciptakan standar memelihara


3R yg pertama (Ringkas-Rapi-Resik)

RESIK Membersihkan & menghilangkan


sumber kotoran

Mengatur & menetapkan tempat peralatan


RAPI yang dibutuhkan sehingga mudah diakses

RINGKAS Memilah barang dan menyingkirkan


barang yg tidak / jarang diperlukan

Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
HOUSEKEEPING AREA KERJA
HOUSEKEEPING

Tumpahan air, minyak, bahan kimia di


lokasi kerja harus segera dibersihkan.

Peralatan dan material harus


ditempatkan dengan seksama dan
mudah diakses

Perkakas, baut/paku yang menonjol,


papan dan kabel menjulur tidak
boleh berada di area kerja.

Peralatan pemadam kebakaran dan


keadaan darurat mudah diakses serta
jalur evakuasi bebas dari halangan.

Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PENYIMPANAN PERANGKAT &
HOUSEKEEPING PERKAKAS TANGAN

Menyimpan perkakas tangan di rak

Memisahkan penyimpanan perkakas


yang tidak digunakan

Menyimpan benda-benda secara


benar dan tersusun rapi pada
tempatnya

Tidak meninggalkan perkakas


bertenaga listrik pada posisi ON
ketika diputuskan dari sumber listrik

Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
PENYIMPANAN MATERIAL
HOUSEKEEPING
Material dan barang-barang yang disimpan dan ditumpuk
harus dipastikan aman dan tidak akan jatuh menimpa daerah
di bawahnya.

Pipa-pipa yang disimpan harus diberi penahan atau ganjalan


(stoppper).

Tidak menyimpan bahan-bahan yang dapat saling bereaksi satu


sama lain dalam area yang sama.

Membuang karton kosong, pembungkus dan limbah mudah


terbakar lainnya sesegera mungkin.

Tidak menumpuk material yang dapat menghalangi pandangan


di koridor, lintasan, dsb.

Memastikan bahwa silinder gas bertekanan dan tabung tidak


dapat jatuh, atau dirantai/ikat dengan sabuk.

Menyimpan barang-barang yang lebih berat pada rak yang


lebih rendah.
Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
SUMBER TENAGA &
HOUSEKEEPING PERALATAN LISTRIK
Tersedianya alat pemadam kebakaran listrik
(Tipe C) dan sistem alarm berfungsi serta
dapat terjangkau di area yang berisi pasokan
tenaga listrik berbahaya.

Memastikan lampu penerangan memadai


untuk tugas yang dilakukan.
Memastikan kabel, jaringan listrik, pipa dan
Memastikan kabel listrik ke lampu & AC tidak
selang tidak dibiarkan melintasi koridor atau
menciptakan bahaya.
area kerja.
Menjauhkan lampu dan kabel dari barang-
Memeriksa isolasi, switch dan fuse box untuk barang mudah terbakar.
mendeteksi kemungkinan bahaya.

Memastikan bahwa rambu-rambu peringatan


jelas dan mudah dilihat.

Tidak diperbolehkan meninggalkan perkakas


bertenaga listrik tanpa pengawasan.

Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
AREA PERKANTORAN
HOUSEKEEPING
Tangga, lintasan, koridor, dan pintu darurat harus bebas
dari semua halangan.

Meletakkan kabel telepon, peralatan listrik ringan, dan


mesin kantor di tempat yang aman

Tidak melewatkan kabel listrik dibawah karpet

Menutup semua filing cabinet dan laci meja segera setelah


selesai digunakan

Pintu darurat dibuat terbuka ke satu arah dan tidak


terkunci

Mewaspadai kerusakan lantai dan keramik atau karpet


yang longgar

Penataan dan penyimpanan dokumen di meja kerja

Menggunakan alat listrik yang standar.

Footer

www.pertamina.com
www.pertamina.com
HOUSEKEEPING
TATA LETAK RUANGAN VENTILASI DAN PENCAHAYAAN
• Menempatkan peralatan sesuai jarak aman dan
best practice standar desain. • Sistem ventilasi di lokasi kerja harus memadai

• Tidak meletakkan peralatan bertekanan tinggi • Pengaturan ventilasi ini dapat memanfaatkan
dan mudah meledak berdekatan dengan udara bebas namun juga dapat menggunakan
perkantoran atau gudang. kipas angin atau air conditioner (AC).

• Peralatan yang memiliki sumber api yang • Ventilasi harus cukup untuk menjaga suhu
menyala terus menerus harus dibuat terpisah ruangan antara 22oC hingga 26oC.
dengan peralatan lainnya.
• Pencahayaan harus cukup untuk pekerja di
• Permukaan yang panas harus ditutupi oleh semua lokasi kerja, untuk memastikan pekerj
insulasi proteksi untuk keamanan para pekerja. dapat bekerja dengan aman dan nyaman sert
tidak berakibat pada menurunnya kemampua
• Disain instalasi listrik harus memenuhi penglihatan pekerja
klasifikasi area berbahayanya

www.pertamina.com
www.pertamina.com
KEBERSIHAN DAN SANITASI
HOUSEKEEPING
Tempat sampah harus tersedia dalam jumlah
yang memadai di seluruh lapangan untuk
pengumpulan sampah dan limbah.
Tempat sampah dibedakan sesuai jenis sampah,
yaitu organik, anorganik dan B3, untuk
memudahkan pengolahan berikutnya.
Semua pekerja dan mitra kerja harus memastikan
bahwa sampah, limbah dan material sisa
pekerjaan sudah dibersihkan dari lokasi kerja.
Sampah diangkut ke TPA secara rutin untuk
mencegah berkumpulnya lalat, tikus dan
binatang lainnya di sekitar tempat sampah.
Sanitasi di lingkungan kerja dilakukan dengan
menjaga kebersihan dapur dan toilet serta
memastikan tempat sampah dalam keadaan
tertutup dan sampah dikelola secara berkala

www.pertamina.com
www.pertamina.com
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, ZAT
ADIKTIF (NAPZA)

www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com
www.pertamina.com
NAPZA DEFINISI
• Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Heroin (Putaw), Kokain, Ganja/Mariyuana, Morfin.

• Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku. Contoh : Ekstasi, amphetamin, LSD.

• Zat adiktif adalah bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika
dan Psikotropika. Contoh : Alkohol, Tembakau, dan Inhalasi (Gas yang
dihirup) & Solven (zat pelarut) seperti Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku,
Bensin.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
NAPZA SIFAT FISIK
Sifat atau efek yang ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika adalah:
• Memberikan rangsangan pada susunan saraf pusat sehingga saraf pusat dipaksa untuk lebih
aktif bekerja. Dampak yang terjadi pada pemakai adalah rusaknya sel-sel otak dan organ
tubuh seperti hati, ginjal, paru-paru dan jantung. Dampak yang lebih parah adalah
kelumpuhan, kemandulan dan impotensi.

• Mengurangi aktifitas susunan saraf pusat. Ilmu kedoketeran menggunakan zat ini untuk
pasien yang kesulitan tidur.

• Menimbulkan halusinasi atau daya hayal bagi pemakainya. Bagi tubuh manusia dapat merusak
daya ingat, kerusakan ginjal, menyebabkan kegilaan, kebingungan sampai kematian.

www.pertamina.com
www.pertamina.com
NAPZA JENIS NAPZA

NAPZA

Narkotika Psikotropika Zat Adiktif

1. Heroin
1. Ekstasi 1. Alkohol
2. Kokain
2. Amphetamin 2. Inhalan
3. Morfin
3. Zolpidem 3. Solven
4. Ganja

www.pertamina.com
www.pertamina.com
NAPZA
JENIS NAPZA

Ganja Ecstasy Heroin

20
Kokain Sabu-sabu Morfin

www.pertamina.com
www.pertamina.com
NAPZA PENYALAHGUNAAN NAPZA

Pemakaian Psikotropika, Narkotika dan Zat aditif untuk diri sendiri tanpa indikasi dan
tidak bertujuan untuk pengobatan disebut penyalahgunaan zat (drug abuse).

Bentuk penyalahgunaan adalah :


1. Pemakaian
2. Kepemilikan
3. Distribusi adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau
penyerahan psikotropika, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan
maupun pemindahtanganan
4. Perdagangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka
pembelian dan/atau penjualan, termasuk penawaran untuk menjual
psikotropika, dan kegiatan lain berkenaan dengan pemindahtanganan
psikotropika dengan memperoleh imbalan

www.pertamina.com
www.pertamina.com
NAPZA DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA

 Gangguan kesehatan antara lain : Gangguan sistem saraf pusat


(daya ingat, konsentrasi, motivasi, kontrol diri lemah, halusinasi),
Gangguan pernapasan (radang paru), Penyempitan pembuluh
darah, Hepatitis, PMS, HIV, AIDS, Kemandulan & Komplikasi
kehamilan
 Kinerja menurun & PHK
 Kecelakaan
 Kejahatan/Kriminalitas
 Citra Perusahaan tercoreng

www.pertamina.com
www.pertamina.com
NAPZA PROSEDUR PELAPORAN

Pelaporan terhadap pelanggaran EKB dapat dilakukan


melalui surat atau email kepada atasan langsung,
pengawas etika atau komite etika & GCG. Pertanyaan,
isu, masukan, saran dan pelaporan dapat dilakukan
melalui email pep-etika@pertamina.com
Komite Etika akan menindaklanjuti laporan
penyalahgunaan. Jika terbukti benar berdasarkan
bukti dan saksi, maka pekerja yang melakukan
pelanggaran akan mendapatkan sanksi sesuai yang
tertera pada PKB PT. Pertamina EP.
Perusahaan tidak memberi toleransi terhadap segala
www.pertamina.com
www.pertamina.com
atas perhatiannya

Think Safety,
do Safely

www.pertamina.com
www.pertamina.com

Anda mungkin juga menyukai