Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 5

1.Dwi Ayya Sofia Annisa (11160623)


2.Widya Nita Rinjani (11140389)
Cabang mempunyai otonomi sendiri dalam
hal menyelenggarakan pembukuan. Cabang
berusaha dan bekerja sebagai unit usaha
yang berdiri sendiri. Dalam usahanya
tersebut, Cabang diberi modal kerja oleh
Kantor Pusat, baik berupa uang, kas, barang-
barang dagangan maupun aktiva-aktiva
lainnya.
 Dalam hubungan antara Kantor Pusat dan
Cabang, dikenal adanya sistem “SENTRALISASI
dan DESENTRALISASI”
 Pada sistem Sentralisasi, proses terjadinya
transaksi pembukuan dan proses- proses
pencatatan lainnya sama seperti pada
hubungan Kantor Pusat dan Agen yang telah
diuraikan dimuka.
 Pada sistem Desentralisasi, cabang dianggap
sebagai unit usaha yang berdiri sendiri
sehingga proses terjadinya transaksi,
pembukuan dan proses pembuatan laporan
dilaksanakan seperti halnya perusahaan-
perusahaan pada umumnya.
Contoh soal :
 Untuk memperluas daerah pemasarannya, PT “PRATIWI” membuka Kantor
Cabangnya diluar kota pada awal bulan September. Berikut ini adalah
transaksi yang terjadi selama bulan September.
 2 September : Pengiriman uang ke Kantor Cabang sebesar Rp 13.000.000
sebagai modal kerja.
 3 September : Dropping barang dagangan ke Kantor Cabang sebesar harga
pokoknya Rp 6.800.000
 14 September : Kantor Cabang membeli alat-alat pelengkapan kantor
secara tunai Rp 260.000
 20 September : Penjualan oleh Kantor Cabang barang dagangan secara
tunai Rp 2.000.000 dan secara kredit sebesar Rp 4.500.000
 25 September : Penerimaan pembayaran piutang dari langganan sebesar
Rp 4.000.000
 26 September : Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Kantor Cabang adalah
Biaya penjualan Rp 100.000, biaya promosi Rp 300.000, Gaji karyawan Rp
890.000 serta biaya telepon dan listrik Rp 600.000
 28 September : Kantor Pusat membebani kantor Cabang biaya-biaya
operasi seperti: Biaya angkut pngiriman Rp 150.000, Biaya asuransi Rp
700.000 dan biaya bank Rp 175.000
No. Transaksi Kantor Pusat Kantor Cabang

1. Tanggal 2 September: pengirim R/K- Kantor Cabang Rp Kas Rp 13.000.000


uang ke Cabang Rp 13.000.000 13.000.000 R/K- Kantor Pusat Rp
sebagai modal kerja. Kas Rp 13.000.000
13.000.000

2. Tanggal 3 September : Dropping R/K- Kantor Cabang Rp 6.800.000 Pengiriman barang dari pusat Rp
barang dagangan ke Cabang Pengiriman barang ke Cabang Rp 6.800.000
sebesar Rp 6.800.000 6.800.000 R/K- Kantor Pusat Rp 6.800.000

3. Tanggal 14 September : Pembelian Perlengkapan Kantor Rp 260.000


alat perlengkapan kantor oleh Kas Rp
Cabang sebesar Rp 260.000 - 260.000

4. Tanggal 20 September : Penjualan Kas Rp 2.000.000


oleh Cabang - Piutang Dagang Rp 4.500.000
Tunai Rp 2.000.000 Penjualan Rp 6.500.000
Kredit Rp 6.500.000
5. Tanggal 25 September : Kas Rp 4.000.000
Pelunasan piutang dari - Piutang Dagang Rp 4.000.000
penjualan sebesar Rp 4.000.000

6. Tanggal 26 September : Biaya penjualan Rp 100.000


Pengeluaran biaya-biaya oleh - Biaya promosi Rp 300.000
Kantor Cabang Gaji karyawan Rp 980.000
Biaya telepon &
Listrik Rp 600.000
Kas
Rp1.900.000

7. Tanggal 28 September : mencatat R/K- Kantor Cabang Rp 1.025.000 By. Angkut Rp 150.000
biaya-biaya yang telah dibayar By. Angkut Rp By. Asuransi Rp 700.000
oleh Kantor Pusat yang telah 150.000 By. Bunga Rp 175.000
dibebankan kepada Kantor Cabang By. Premi asuransi Rp R/K- Kantor Pusat Rp
700.000 1.025.000
Pendapatan bunga Rp 175.000
No. Transaksi Kantor Pusat Kantor Cabang

8. Tanggal 30 september a. Persediaan barang dagangan Rp.


Penyesuaian dan 3.600.000
tutup buku rugi-laba Rp. 3.600.000
a. Mencatatat b. Penjualan Rp. 6.500.000
persediaan barang Rugi-laba Rp. 6.500.000
yang ada di c. Rugi-Laba Rp. 10.100.000
gudang cabang pengiriman barang dari pusat
Rp. 3.600.000 Rp. 6.800.000
b. Menutup rekening biaya penjualan Rp. 100.000
penjualan ke biaya promosi Rp. 300.000
rugi-laba sebesar gaji karyawan Rp. 980.000
Rp. 6.500.0000 by. Telepon dan listrik Rp. 600.000
c. Pemindahan by. Angkut Rp. 150.000
rekening- by. Asuransi Rp. 700.000
rekening biaya ke by. Bunga Rp. 175.000
Rugi-Laba laba Rp. 295.000
d. Pemindahan saldo e. R/K-Kantor cabang Rp. d. Rugi-Laba Rp. 295.000
laba cabang ke 295.000 R/K-Kantor Pusat Rp.295.000
pusat Rugi-Laba cabang
e. Pengakuan laba Rp. 295.000
cabang oleh f. Rugi-laba cabang Rp.
kantor pusat 295.000
f. Pemindahan rugi- Rugi-Laba Rp.
laba cabang ke 295.000
rekening rugi-
laba pusat
Aktiva tetap untuk operasi cabang dapat dicatat pada
buku Kantor Pusat ataupun Kantor Cabang
tergantung kebijaksaan Kantor Pusat.
2.1 Aktiva tetap dicatat pada buku Kantor Pusat
Contoh :
1 januari 1999 : kantor pusat mengirim AC yang dibeli
tanggal 1 juli 1998 untuk dipakai di kantor cabang B
harga perolehan AC Rp. 5.000.000 Akumulasi
penyusutan Rp. 1.250.000
1 Maret 1999 : Kantor pusat membeli komputer untuk
operasi Kantor cabang B secara tunai Rp. 12.000.000
1 April 1999 : Kantor cabang B membeli kendaraan
secara tunai Rp. 60.000.000
 Pengiriman uang antar cabang ini dapat terjadi
karena cabang yang satu mengirimkan sejumlah
uang kepada cabang yang lain, baik atas
kemauan sendiri maupun atas kemauan dari
Kantor Pusat. Apabila sejumlah uang sudah
dikirimkan ke Cabang yang lain, kedua cabang
yang terlibat dalam transaksi pengiriman
tersebut tidak perlu membuat rekening khusus
yang menyebutkan nama atau tempat masing-
masing cabang, tetapi transaksi tersebut akan
ditangani oleh kantor pusat dengan berdasarkan
otorisasi yang diberikan.
 Pengiriman barang adalah pengiriman barang
dagangan (transfer of merchandise) seperti pada
transfer kas, pengiriman barang dagangan antar
cabang ini otorisasi tetap ada pada Kantor Pusat.
Untuk pengiriman barang dagangan ini,
menimbulkan masalah tersendiri yaitu ongkos angkut
untuk pengiriman barang dagangan dari Cabang
pengirim ke Cabang penerima.
 Dalam hal pengiriman barang-barang dari
pusat ke Cabang, biasanya ongkos angkutnya untuk
barang-barang tersebut diperhitungkan dan menjadi
beban Kantor Cabang yaitu ditambahkan pada harga
barang-barang yang bersangkutan. Tetapi dalam hal
pengiriman barang antar cabang dilakukan atas
perintah Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat di Kota A
No. Keterangan Jurnal

1. Pengiriman barang ke cabang B dengan harga R/K-Kantor Cabang B


pokok sebesar Rp 900.000 dan ongkos Rp Rp 950.000
50.000 Pengiriman barang
ke cabang B Rp
900.000
Kas
Rp 50.000
2. Memerintahkan cabang B agar barang yang Pengiriman barang ke
baru diterimanya dikirimkan ke cabang C Cabang B Rp 900.000
Pengiriman barang
ke Cabang C Rp 900.000
R/K-Kantor Cabang C
Rp 960.000
Selisih ongkos angkut
barang antar
Cabang Rp 65.000
R/K-Kantor
Cabang B Rp
1.025.000
No. Transaksi Jurnal

1. Penerimaan barang dagangan dari kantor Penerimaan barang dari pusat


pusat sebesar harga pokok Rp 900.00 dan
ongkos kirim Rp 50.000 Rp 900.000
Ongkos kirim
Rp 50.000
R/K-Kantor Pusat
Rp. 950.000
Mengirimkan barang ke gudang C atas perintah Pusat. R/K-Kantor Pusat Rp
Harga pokok barang yang dikirim ke cabang C Rp 1.025.000
900.000 dan ongkos kirimnya Rp 75.000. Ongkos kirim Penerimaan barang dari
dari pusat juga dihapuskan (dikreditkan) yaitu sebesar Rp pusat Rp 900.000
50.000 Ongkos kirim
Rp 50.000
Transaksi Jurnal

Penerimaan barang dagangan dari cabang B Penerimaan barang dari pusat Rp 900.000
atas perintah kantor pusat dengan harga Ongkos kirim Rp 60.000
pokok Rp 900.000 dan ongkos kirim dari R/K-Kantor Pusat Rp
pusat ke cabang C langsung sebesar Rp 960.000
60.000
Tujuan pengiriman barang ke cabang dinota diatas
harga pokoknya yaitu untuk menutup sebagian
ongkos pengurusan dan ongkos pengawasan serta
menutup biaya-biaya administrasi yang menyangkut
hubungan antar Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Apabila barang dikirim ke cabang dicatat diatas harga
pokoknya, maka nilai barang dagangan yang diterima
oleh cabang akan dicatat lebih tinggi daripada harga
pokoknya yang seharusnya. Akibatnya adalah laba
yang dilaporkan oleh cabang sebenarnya lebih rendah
daripada yang sesungguhnya. Selisih yang ada antara
“harga pokok’’ menurut kantor pusat dengan “harga
diatas nota” untuk cabang, dicatat ke dalam rekening
“Cadangan Kenaikan harga barang Cabang” pada
buku Kantor pusat.
No. Transaksi Buku Kantor Pusat Buku Kantor
Cabang
1. Penjualan barang ke Cabang R/K-Kantor Penerimaan
sebesar harga pokoknya Rp Cabang Rp barang dri
1.000.000 dan dinota sebesar: 1.250.000 pusat Rp
125 Pengiriman 1.250.000
100 X Rp 1.000.000 = Rp barang ke R/K-Kantor
1.250.000 Pusat Rp
Cabang Rp 1.250.000
1.000.000
Cadang
kenaikan harga
barang

Cabang Rp
250.000
2. Penjualan barang oleh Cabang R/K-Kantor Rugi-Laba Rp
dengan mendapatkan laba Cabang Rp 350.000
sebesar Rp 1.600.000 – Rp 350.000 R/K-Kantor
1.250.000 = Rp 350.000. Laba Rugi-Laba Pusat Rp 350.000
tersebut dilaporkan ke Pusat. Kantor Cabang Rp
350.000
3. Penyesuaian saldo cadangan Cadangan kenaikan harga
kenaikan harga berang cabang barang
dan koreksi terhadap laba Cabang Rp 250.000
cabang dengan perhitungan Rugi-Laba Kantor Cabang Rp
sebagai berikut: 250.000
Penjualan = Rp 1.600.000
HPP = Rp 1.000.000
Labasebenarnya=Rp 600.000
Laba yg dilaporkan
oleh Cabang = Rp 350.000
kekuranganLaba=Rp 250.000

4. Menutup Rugi-Laba cabang ke Rugi-Laba Kantor Cabang Rp


rekening Rugi-Laba 600.000
Rugi-Laba Rp
600.000
No. Transaksi Buku Kantor Pusat Buku Kantor
Cabang
1. Pengiriman barang ke R/K-Kantor Cabang Rp Penerimaan barang
Cabang dengan harga 22.500.000 dari
pokok Rp 18.000.000 Pengiriman barang ke Pusat Rp 22.500.000
dan harga nota Rp cabang Rp 18.000.000 R/K-Kantor Pusat
22.500.000 Cadangan kenaikan Rp 22.500.000
harga
barang
Cabang Rp
4.500.000
Pada akhir periode R/K-Kantor Cabang Rp Rugi-Laba Rp
menerima laporan dari 1.500.000 1.500.000
Cabang mengenai Rugi-Laba Cabang R/K-Kantor Pusat
keuntungan cabang Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
sebesar Rp 1.500.000
3. Penyesuaian Cadangan kenaikan
terhadap rekening harga barang
“Cadangan kenaikan Cabang Rp
harga barang 2.450.000
Cabang” dan Laba Rugi-Laba
Cabang Cabang Rp
2.450.000

4. Menutup Rekening Rugi-Laba Cabang Rp


Rugi-Laba Cabang 3.950.000
yang sebenarnya ke Rugi-Laba
rekening Rugi-Laba Rp 3.950.000

Anda mungkin juga menyukai