Anda di halaman 1dari 15

 Kanker payudara : keganasan yang paling sering didiagnosis

dan paling mengancam nyawa pada wanita dan


merupakan penyebab utama kematian di antara wanita di
seluruh dunia.

 Dalam dua dekade terakhir, penelitian tentang kanker


payudara telah membawa banyak kemajuan dalam hal
pemahaman para ahli tentang penyakit ini sehingga
penatalaksanaannya menjadi lebih efisien dan tidak
membahayakan
 The American Cancer Society

1.4 juta kasus baru dari kanker payudara invasif di seluruh


dunia pada tahun 20013

 Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ; Badan


Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi
Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI)).
Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah
12/100.000 wanita.
 Amerika adalah sekitar 92/100.000
wanita dengan mortalitas yang cukup
tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % dari
kematian yang dijumpai pada wanita.
Penyakit ini juga dapat diderita pada
laki - laki dengan frekuensi sekitar 1 %.

 Indonesia, lebih dari 80% kasus


ditemukan berada pada stadium yang
lanjut, dimana upaya pengobatan sulit
dilakukan
 jumlah wanita baru yang mengidap kanker payudara
menurun sebesar 2.2% per tahun sejak 1999 sampai 2005.

 sebanyak 62.280 kasus baru untuk kanker payudara in situ


diperkirakan terjadi pada wanita pada tahun 2009.
Diperkirakan sebanyak 85% merupakan ductal carsinoma in
situ (DCIS).

 Di negara-negara asia, kanker payudara mencapai 20 orang


per 100.000 penduduk.
 Di Rumah Sakit Kanker Dharmais, jumlah kasus baru juga terus
meningkat.
› tahun 2013 221 kasus
› tahun 2015 657 kasus
Mayoritas stadium III dan IV
 Jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun,
 Riwayat keluarga dan genetik
 Riwayat penyakit payudara sebelumnya
 Riwayat menstruasi dini (< 12 tahun) atau menarche
lambat (>55 tahun)
 Riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak
menyusui),
 Hormonal
 Obesitas
 Konsumsi alkohol
 Riwayat radiasi dinding dada
 Faktor lingkungan.
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Keluhan Utama
1. Benjolan di payudara

2. Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit

3. Nipple discharge, retraksi puting susu, dan


krusta

4. Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange,


ulserasi,
Stage Primary Regional Distant
Tumor Lymph Metastasis
Nodes

Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stage IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stage IIIC Any T N3 M0
Stage IV Any T Any N M1
Untuk penegakkan diagnosis tumor payudara harus dilakukan
mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang yang
baik.

 Anamnesis
keluhan utama Adanya benjolan pada payudara. sakit,
iritasi pada kulit payudara, putting susu yang mengkerut
kedalam, putting yang tadinya berwarna merah muda dan
akhirnya menjadi kecoklatan bahkan adanya oedema
(bengkak), Adanya cairan yang keluar dari putting
(discharge) dapat berupa darah, serosa, maupun cairan
jernih.
Pertumbuhan yang cepat merupakan indikasi keganasan.
Batuk dan sesak nafas terjadi bila tumor sudah metastasis
pada paru.
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik payudara Awalnya dilakukan
inspeksi dengan tangan disamping dan sesudah
itu dengan tangan ke atas selagi pasien duduk
untuk melihat kesimetrisan payudara. Perlu
diperhatikan apakah kulit payudara ada yang
menjadi merah misal oleh mastitis karsinoma.
Dapat pula terlihat edema kulit seperti gambaran
kulit jeruk (peau d'orange). Sedangkan palpasi
harus meliputi seluruh payudara dan palpasi aksila
serta supraklavikula.
 Pemeriksaan Penunjang
› Pemeriksaan Sitologi atau Fine Needle Aspiration Biopsy
(FNAB)
› Mammografi
› Pemeriksaan histopatologi (Gold Standard Diagnostic)

Adapun bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:8


 Core biopsy, yaitu dengan cara pungsi dengan jarum besar
yang menghasilkan suatu silinder jaringan yang cukup untuk
pemeriksaan.
 Biopsi eksisional, yaitu untuk tumor yang berukuran kurang dari
3 cm
 Biopsi insisional, yaitu untuk tumor yang berukuran lebih dari 3
cm sebelum operasi definitif atau tumor yang inoperabel
Untuk menentukan terjadinya metastasis,
keta dapat melakukan pemeriksaan
foto toraks, bone survay, USG abdomen/
USG hepar dan CT scan, serta dapat
pula dilakukan pemeriksaan
laboratorium rutin dan kimia darah.
 Untuk stadium I dan II pengobatan adalah radikal
mastektomi atau modified radikal mastektomi dengan atau
tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant

 Stadium IIIa dilakukan simple mastektomi dengan radiasi


dengan sitostatika adjuvant.

 Stadium IIIb hingga IV pengobatan hanya bersifat paliatif

 Terapi hormonal sbg adjuvant pada pasien pasca


menopause yang uji reseptor estrogennya positif.
 Kemoterapi sebagai adjuvant dan paliatif.

Anda mungkin juga menyukai