Anda di halaman 1dari 50

PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI

MUKHRIANI
M. FITRAH
M. RUSDI
IKHLAS
Deskripsi MataKuliah

 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi
S1 Ilmu Farmasi yang memberi pengetahuan tentang sumber bahan alami
(tumbuhan, hewan, mineral) yang digunakan sebagai obat, bahan alami
dalam pengobatan, obat gubal (crude drugs): tata nama, produksi obat
gubal (simplisia), bahasan mengenai karbohidrat; glikosida; terpenoid dan
minyak atsiri; minyak lemak; lipid; resin; senyawa golongan alkaloid; tanin;
vitamin; termasuk simplisia-simplisia yang menghasilkan senyawa golongan
tersebut.
 Selain itu, untuk memberikan kemampuan analisis terhadap preparat
farmakognosi, khususnya aspek sifat-sifat fisik, kimia dan fisiko kimia.
Materi disajikan dalam bentuk penyajian standar analisis dan metodeloginya
pada pemeriksaan mutu bahan baku obat alam yang digunakan dalam
produksi obat tradisional,fitofarmaka dan obat modern meliputi : standar
WHO, Farmakope Indonesia, Materi Medika. Metode pengujian difokuskan
pada : identifikasi golongan kimia, penentuan cemaran, penetapan kadar
dengan teknik-teknik konvensional dan modern.
SubPokokBahasan
 1. Pengertian dan ruang lingkup Farmakognosi
 2. Sejarah Farmakognosi
 3. Peran tumbuhan dalam kefarmasian
 4. Penyiapan Simplisia
 5. Pembuatan Herbarium
Pengertian Farmakognosi dan
Ruang Lingkupnya
 J.A Schmidt (1811) dalam bukunya
Lehrburch der Meteria Medica
Pharma (“obat”) dan Cognitif (pengenalan)
 C.A Sedler (1815) mencetuskan pertama
kali istilah farmakognosi dalam
disertasinya Analecta Pharmakocognostica
 Dari bahasa Yunani Pharmakon
Gnosi
 Menurut Fluckiger Seni dan pengetahuan
pengobatan dari alam yang meliputi tanaman,
hewan, mikroorganisme dan mineral
 Mempelajari tentang bahan-bahan obat yang
berasal dari bahan alam, meliputi dimana
terdapatnya di alam, biosintesisnya, identifikasi
dan penentuan kadar secara, juga isolasinya,
strukturnya sifat fisika kimianya, juga penggunaan
dan cara kerjanya. Termasuk juga cara
penanaman, seleksi pengumpulan, produksi,
pengawetan, penyimpanan bahan obat dari alam
 Dalam arti luas farmakognosi menyangkut beberapa
bidang ilmu-ilmu lain, untuk dibedakan
1. Farmako-botani
2. Farmatografi
cara pemeriksaan simplisia, u/ mengetahui
adanya pemalsuan
3. Farmakokimia
4. Farmakogalenika
soal-soal yang timbul karena
menggunakan tumbuhan sebagai obat
Sejarah Farmakognosi
 Sumber informasi yang tersedia untuk
memahami sejarah penggunaan
tumbuhan obat adalah catatan
arkeologis dan dokumen tertulis
diantaranya catatan dari negara Arab
dan Eropa kuno, catatan klasik dari
Arab, Yunani dan Roma serta catatan
klasik dari Cina.
Tahun ± 2.500 SM

 Diketahui dari lempeng tanah liat di Perpustakaan Ashurbanipal, Assiria


 Terdapat simplisia : kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak
jarak

Tahun 466 SM

 Di Yunani, Hippocrates seorang tabib, mengenal kayu manis, hiosiamina,


gentiana, kelembek, gom arab, bunga kantil, etc.

Tahun 370–322 SM

 Aristotle (murid Plato), berusaha memisahkan tahayul dari kenyataan dalam


tulisannya mengenai dunia hewan.
Tahun 370–287 SM

 Theophrastus (murid Aristotles)  mengenai dunia tanaman

Tahun 78 SM
 Dioscorides seorang dokter Yunani (78 SM) menulis “ De Materia Medica “. Di dalamnya di tulis 600
tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat. Hal ini sangat menakjubkan dan penting bagi
pengobatan modern.
Tahun 131-200 M

 Galen, seorang dokter dan juga farmasis Yunani menulis tentang cara-cara
penyediaan dari bahan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasany penyelidikannya -----isebut Galenika

Tahun 1737 M

 Linnaeus (ahli botani Swedia), menulis buku "Genera Plantarum"


 "Genera Plantarum" merupakan buku pedoman utama dari sistematikan
botani

Tahun 1815 M

 Pharmacognosy mulai di kembangkan oleh C.A Seydler. Pharmacognosi


memegang peranan penting sebagai penghubung antara farmakologi, kimia
farmasi, farmasetika.
Tahun Modern

 Dirintis oleh Martiuss (Apoteker Jerman) dengan bukunya "Grundriss Der


Farmakognosie Des Planzenreisches" telah menggolongkan simplisia
menurut segi morfologi, dan cara-cara utk mengetahui kemurnian simplisia
Peranan Tumbuhan dlm
bidang farmasi
 Tersedianya obat-obat yang tidak mungkin
diproduksi dengan cara sintetik
 Mengandung komponen dasar yang
mudah dimodifikasi menjadi bahan yang
efektif atau bahan yang aktif dan tidak
toksik
 Mengandung molekul2 yang dapat diubah
menjadi molekul aktif secara semisintetik
Simplisia
 Simplisia simpleks (satu a/ sederhana)
 Menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah bahan alam
yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa
bahan yang telah dikeringkan.
 Menurut Farmakope Herbal 2013, simplisia adalah bahan
alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Kecuali
dinyatakan lain suhu pengeringan bahan simplisia tidak
lebih dari 60 derajat celcius
 Dibagi menjadi 3
1. Simplisia nabati
2. Simplisia Hewani
3. Simplisia pelikan atau mineral
1. SIMPLISIA NABATI
 Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman
utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat
tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu
(disengaja) di keluarkan dari selnya, atau zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu di pisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
 Contoh : Folium, Herba, Flos, Cortex, Radix, Lignum,
Fructus, Semen. Eksudat: Gummi arabicum, tragacan
2. SIMPLISIA HEWANI
 Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan
utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni.
 Contoh : hormon, enzym, tulang dan lain-lain.

3. SIMPLISIA PELIKAN (MINERAL)


 Simplisia pelikan (mineral) ialah simplisia yang berupa
bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat
kimia murni.

 Contoh : CaCO3, kaolin .


Simplisia pelikan
Nama Simplisia Asal Kegunaan
Vaselin flavum Dari minyak mineral Bahan salep
Vaselin album Vaselin flavum yang telah Bahan salep (kecuali
diputihkan dengan salep mata)
menggunakan asam sulfat
Parafin liquidum Destilasi minyak mineral Bahan salep

14
Tahapan Pembuatan simplisia
 Pengumpulan bahan baku
 Sortasi Basah
 Pencucian
 Perajangan
 Pengeringan
 Sortasi Kering
 Pengemasandan penyimpanan
1. Pengumpulan Bahan Baku
Kadar Bahan Aktif dalam simplisia
bergantung pada
- Bagian tanaman yang digunakan

- Usia tanaman

- Waktu panen

- Lingkungan tumbuh
Lingkungan tumbuh
 Faktor biotik
 Tanah dan nutrisi
 Air
 Temperatur
 Cahaya
 Ketinggian
Pedoman Panen

 Biji
Pemanenan biji dilakukan pada saat biji
telah masak fisiologis. Fase ini ditandai
dengan sudah maksimalnya
pertumbuhan buah atau polong dan biji
yang di dalamnya telah terbentuk
dengan sempurna.
- yang telah tua ( mis. Kedawung)
ditandai dengan mengeringnya
buah
- sebelum kering benar (mis. jarak)
sebelum buah pecah secara alami
 Buah
sering dihubungkan dgn tingkat kemasakan
- perubahan tingkat kekerasan
(mis.Labu Merah)
- Perubahan Warna
(mis. Asam)
- Perubahan Kadar Air buah
(mis. Belimbing wuluh)
- Perubahan bentuk buah
(mis. Mentimun)
Bunga
 diambil dan dikumpulkan sesaat setelah
terjadi penyerbukan/pembuahan.
Kadang-kadang diambil pada waktu
bunga belum mekar. Untuk yang
mengandung minyak atsiri sebaiknya di
panen sebelum mekar
 Daun
dilakukan pada saat tanaman
telah tumbuh maksimal
- Pucuk Daun
(mis. Tum. Kumis kucing)
- Yang telah tua
(mis. Tum. Sembung)
Rimpang
 Ditandai dengan mulai mengeringnya bagian
tanaman yang berada di atas permukaan
tanah (musim kering)
 Umumnya pemanenan dilakukan pada saat
tanaman berumur 8 - 10 bulan.
 Kadang waktu pemanenan bervariasi,
tergantung penggunaan. Seperti rimpang
jahe,
untuk keperluan pembuatan jahe asinan,
jahe awetan dan permen dipanen pada umur
4 - 6 bulan
Sebagai bahan obat, rimpang dipanen
setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan setelah
tanam
Herba
 diambil ketika tumbuhan sedang
mencapai tumbuh optimum. Lebih baik
lagi kalau tumbuhan sedang berbunga.
 Kulit Batang (Klika)
telah cukup umur dan tidak
mengganggu pertumbuhan
Lignum
 diambil dari batang pohon yang sudah
tua. Zat-zat yang di ambil dari lignum
antara lain :
 Zat warna misalnya : Santali Lignum,
Santalini Lignum, Sasafras Lignum,
Quassiae Lignum, glikosida → makin
tua makin tinggi.
 Umbi lapis
Pada saat umbi mencapai besar
maksimum dan pertumbuhan
pada bagian di atas tanah
berhenti
2. Sortasi Basah
Untuk memisahkan kotoran-
kotoran atau bahan-bahan asing,
bahan yang tua dengan yang muda
atau bahan yang ukurannya lebih
besar atau lebih kecil. Bahan nabati
yang baik memiliki kandungan
campuran bahan organik asing
tidak lebih dari 2%.
3. Pencucian
 Pencucian dilakukan agar menghilangkan
tanah dan kotoran lainnya yang melekat
pada bahan simplisia. Sebaiknya air yang
digunakan adalah air yang mengalir dan
sumbernya dari air bersih seperti air PAM,
air sumur atau mata air
 Pencucian harus dilakukan dalam waktu
yang sesingkat mungkin untuk
menghindari larut dan terbuangnya zat
yang terkandung dalam bahan.
 Pencucian bahan dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain :
a. Perendaman bertingkat
b. Penyemprotan dengan menggunakan
air yang bertekanan tinggi
c. Penyikatan
4. Perajangan
 Perajangan tidak harus selalu dilakukan.
Pada dasarnya proses ini untuk
mempermudah proses pengeringan,
pengepakan dan penggilingan. Jika
ukuran simplisia cukup kecil/tipis, maka
proses ini dapat diabaikan
5. Pengeringan
 Pengeringan dilakukan agar memperoleh
simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Pengeringan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengeringan secara alami dan
secara buatan.
 Suhu pengeringan tergantung pada jenis
bahan yang dikeringkan. Pada umumnya
suhu pengeringan adalah antara 40 - 60C
dan hasil yang baik dari proses pengeringan
adalah simplisia yang mengandung kadar air
10%.
 Demikian pula dengan waktu
pengeringan juga bervariasi, tergantung
pada jenis bahan yang dikeringkan
seperti rimpang, daun, kayu ataupun
bunga.
 Ciri-ciri waktu pengeringan sudah
berakhir apabila daun ataupun temu-
temuan sudah dapat dipatahkan
dengan mudah. Pada umumnya bahan
(simplisia) yang sudah kering memiliki
kadar air ± 8 - 10%.
 Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
proses pengeringan adalah kebersihan
(khususnya pengeringan menggunakan
sinar matahari), kelembaban udara,
aliran udara dan tebal bahan (tidak
saling menumpuk).
 Perlu juga diperhatikan : Face
hardening
Tujuan Pengeringan:
 Untuk membantu pengawetan bahan.
 Untuk mengurangi volume berat bahan.
 Untuk mempermudah pembuatan, bentuk-bentuk yang
umum digunakan dalam perdagangan.
 Untuk mencegah reaksi enzymatik
 Untuk mencegah perubahan-perubahan kimiawi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan yaitu :
 Waktu pengeringan. Semakin lama dikeringkan akan semakin kering
bahan itu.
 Suhu pengeringan. Semakin tinggi suhunya semakin cepat kering,
tetapi harus dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di dalam
sel yang kebanyakan tidak tahan panas.
 Kelembapan udara disekitarnya dan kelembapan bahan atau
kandungan air dari bahan.
 Ketebalan bahan yang dikeringkan.
 Sirkulasi udara.
 Luas permukaan bahan. Semakin luas permukaan bahan semakin
mudah kering.
CARA PENGERINGAN
 Secara alami : dengan sinar matahari.
 Secara buatan : - Penaikan suhu
 - Pengurangan tekanan
 - Vakum.
 Secara kimia : dengan menggunakan zat pengering.
 Secara fisik : dengan sinar I.R dan cara gelombang
radiasi.

Secara alami
 Matahari langsung

 Tidak langsung : - terbuka

- bangsal ditutup

Contoh :
Langsung : di udara terbuka pada cuaca baik untuk :
 Caryophylli Flos

 Cinnamomi Cortex , Cardamomi Fructus

 Tapi suatu pengeringan pada malam hari atau cuaca


lembab maka pengeringan dilakukan pada bangsal
tertutup atau dengan memberi penutup di atas bahan
yang di keringkan.
Tidak langsung
 Pengeringan tanpa pemanasan buatan sebaiknya
dilakukan dalam bangsal-bangsal kecuali :
 Mentha piperitae Folium : mula-mula pengeringan

dilakukan di ladang-ladang.
 Bunga dan buah dapat pula digunakan tempat dalam

bangsal yang dasarnya berupa anyaman kayu yang


kemudian dialasi dengan kertas penyerap (koran).
Pengeringan dengan panas buatan  lebih cepat dan sesuai
untuk tempat dalam udara dingin daripada udara terbuka.
 Untuk bahan obat yang dikeringkan dalam jumlah sangat
sedikit sangat sesuai bila dikeringkan menggunakan ruang
vakum dengan suhu serendah mungkin.
 Dengan menaikkan suhu : 40 -60 C tanpa pengurangan
0 0

tekanan : menggunakan lemari pengering.


Contoh : untuk simplisia tahan panas (termostabil).
 Dengan pengurangan tekanan (vakum) : untuk simplisia

mengandung minyak atsiri.


 Dan sering di bolak-balik, agar semua bagian rata.
 Kering sudah cukup bila daun diremas cukup rapuh.
 Cara pengeringan di daerah dingin, tropis, dan subtropis
berlainan.
Kimia (dengan penambahan zat-zat pengering)
 untuk bahan-bahan termolabil.

Contoh-contoh cara pengeringan :


- Bunga, daun : harus hati-hati dan secepat mungkin pada
suhu cukup rendah (400-600C), karena umumnya
mengandung minyak atsiri, warna akan tetap, bau tidak
hilang.
- Rhizoma – Radix :
Radix dan rhizoma yang besar diiris membujur/
melintang dengan tujuan untuk mempermudah
pengeringan
Harus diperhatikan
> bila kurang hati-hati akan ditumbuhi
jamur, maka harus sering di aduk dan di bolak-balik.
> mengetahui pengeringan di bagian padat harus
dipatahkan, di potong dan di tengah harus kering.


- Cortex
 Biasanya dengan sinar matahari langsung/di tempat
teduh.
 Sesudah di keringkan harus langsung di simpan di tempat
yang tertutup.
 Kulit kina mengandung alkaloid, kina yang mudah rusak
bila lembap, maka di keringkan dengan cara buatan

- Pengeringan buah dan biji


 Umumnya di panaskan dengan sinar matahari
langsung/dengan penteduhan.
 Sesudah di keringkan harus langsung di simpan di tempat
yang tertutup.
 Untuk vanili di perlukan pengeringan yang khusus. Proses
pengeringan “fermentasi” dimana zat di ubah menjadi
wangi.
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu pengeringan
:
 Bila enzym dalam simplek di perlukan maka
pengeringan di lakukan perlahan-lahan, misal pada :
 Vanilae Fructus
 Cacao Semen
 Gentionae Radix
 Bila enzym-enzym tidak di perlukan maka pengeringan
di lakukan segera setelah panen.
 Bahan-bahan yang mengandung minyak atsiri harus di
jaga agar aromanya tidak hilang – segera di suling
untuk di ambil minyak atsirinya.
 yang mengandung air dalam jumlah
banyak/menyebabkan tumbuh dan berkembangnya
jamur, maka sangat mungkin alat-alat pengering dekat
dengan tempat panen.
6. Sortasi Kering
 Untuk memisahkan bahan – bahan
asing seperti bagian tanaman yang
tidak diinginkan dan kotoran lain yang
masih ada dan tertinggal di simplisia
kering.
 Tujuan lain untuk menyeragamkan
ukuran simplisia dengan cara grading
7. Pengemasan
 Pengemasan dapat dilakukan terhadap
simplisia yang sudah dikeringkan. Jenis
kemasan yang digunakan dapat berupa
plastik, kertas maupun karung goni.
Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat
menjamin mutu produk yang dikemas,
mudah dipakai, tidak mempersulit
penanganan, dapat melindungi isi pada
waktu pengangkutan, tidak beracun dan
tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh
mempunyai bentuk dan rupa yang menarik
8. Penyimpanan
 untuk mempertahankan kualitas simplisia,
secara fisik maupun kadar zat aktif
 Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di
ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang ber
AC.
 Gudang harus terpisah dari tempat
penyimpanan bahan lainnya ataupun
penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.
 Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari
kebocoran atau kemungkinan masuk air hujan.
 Suhu gudang tidak melebihi 30 C.
 Kelembabab udara sebaiknya
diusahakan serendah mungkin untuk
mencegah terjadinya penyerapan air
 Masuknya sinar matahari langsung
menyinari simplisia harus dicegah.
 Masuknya hewan, baik serangga
maupun tikus yang sering me-makan
simplisia yang disimpan harus dicegah
NAMA LATIN DARI BAGIAN TANAMAN
NAMA LATIN BAGIAN TANAMAN
RADIX AKAR
RHIZOMA RIMPANG
BULBUS UMBI LAPIS
TUBERA UBI
FLOS BUNGA
FRUCTUS BUAH
SEMEN BIJI
LIGNUM KAYU
CORTEX KULIT KAYU
CAULIS BATANG
FOLIA DAUN
HERBA SELURUH TANAMAN
AMYLUM PATI
THALLUS BGN DR TNMN REN

Anda mungkin juga menyukai