Anda di halaman 1dari 5

Transaksi Penjualan yang Ada Telah Dicatat, dalam banyak audit tidak

ada pengujian substantif atas transaksi yang dilakukan untuk tujuan


kelengkapan menyangkut lebih saji aset dan laba mendapat perhatian
yang lebih besar dalam audit transaksi penjualan ketimbang yang
menyangkut kurang saji.

Arah Pengujian Pengujian yang pertama adalah untuk transaksi yang


dihilangkan (tujuan kelengkapan); sementara yang kedua adalah untuk
transaksi yang tidak ada (tujuan keterjadian).
Penjualan Dicatat dengan Akurat pencatatan yang akurat harus
memerhatikan hal-hal berikut:
• Mengirim jumlah barang yang dipesan
• Menagih dengan akurat sebesar jumlah brang yang dikirim
• Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi

Transaksi Penjualan Dimasukkan dengan Benar dalam File Induk dan


Diikhtisarkan dengan Benar Menelusuri dari penjualan ke file induk
biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemenuhan tujuan yang
berkaitan dengan transaksi lainnya.
Penjualan Dicatat Pada Tanggal yang Benar Penjualan harus ditagih
dan dicatat segera setelah pengiriman dilakuakn untuk mencegah
penghilangan transaksi yang tidak disengaja dari catatan untuk
memastikan bahwa penjualan telah dicatat pada periode yang tidak
tepat.

IKHITISAR METODELOGI PENJUALAN


Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi Walapun pengendalian
internal tertentu memenuhi lebih dari satu tujuan, auditor harus
mempertimbangkan setiap tujuan secara terpisah untuk memfasilitasi
penilaian risiko pengendalian yang lebih baik.
• Pengendalian Kunci yang Ada Manajemen merangcang pengendalian
internal atas penjualan untuk mencapai enam tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.

• Pengujian Pengendalian Bagi setiap pengendalian, harus ada


setidaknya satu pengujian pengendalian, tetapi dapat juga ada yang
lebih dari satu pengujian pengendalian.

• Defisiensi Defisiensi yang diidentifikasi oleh auditor mengindikasikan


tidak adanya pengendalian yang efektif. Auditor dapat merespon
defisiensi pengendalian internal dalam audit laporan keuangan
dengan memperluas pengujian substantif atas transaksi untuk
menentukan apakah defisiensi tersebut berasalh dari jumlah salah saji
yang signifikan.
• Pengujian Substantif atas Transaksi Pengujian ini membantu auditor untuk
menentukan apakah ada salah saji moneter dalam transaksi penjualan.
Prosedur Audit Format Perancangan dan Kinerja Setelah prosedur audit
yang sesuai untuk serangkaian situasi tertentu telah dirancang, prosedur
tersebut harus dilaksanakan. Akan tetapi, mungkin tidak efisien melakukan
prosedur audit seperti yang dinyatakan dalam format perancangan tabel 14-
2. Dalam mengkonversi program audit format perancangan (design format
audit program) menjadi program audit format kinerja (performance format
audit program) prosedur itu akan digabungkan. Ini akan mencapai hal-hal
berikut :
• Mengeliminasi prosedur duplikat
• Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang akan
dilakukan terhadap dokumen tersebut telah dilakukan saat itu.
• Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling efektif.

Anda mungkin juga menyukai