Anda di halaman 1dari 31

Disampaikan pada:

Pembinaan Bagi calon Ahli K3


Di ARION SWISSBEL-HOTEL JAKARTA
Tanggal 11 s.d. 23 Juli 2011

1
 K3 sebagai salah satu aspek penting dalam
perlindungan tenaga kerja
 K3 belum mendapatkan perhatian yg memadai
dari semua pihak. Tingkat kepedulian
masyarakat khususnya masyarakat industri
terhadap K3 relatif masih rendah
 Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3
relatif rendah
 Tuntutan global dalam hal perlindungan K3
semakin meningkat
 Isu HAM, K3 dan lingkungan yang terkait dgn
perlindungan K3 saat ini dimanfaatkan sbg
alasan pembatasan atau persaingan untuk
produk
2
A. OBJEK PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

1. PERUSAHAAN ( UU NO. 7 TAHUN 1981) : 219.950


PERUSAHAAN ( PERMENAKERTRANS NO. 09/2005)
data s.d. Mei 2010
- Perusahaan Besar > 50 orang : 17.128 (7,78%)
- Perusahaan Sedang 25 s.d. 49 orang : 41.009 (18,64%)
- Perusahaan Kecil < 25 orang : 165.001 (75,01%)
2. PEKERJA : 108,207 JUTA
- LAKI –LAKI : 67,462 JUTA
- PEREMPUAN : 40,745 JUTA
(DATA BPS AGUSTUS 2010)
3. SELURUH PERALATAN DAN ALAT PRODUKSI YANG DIGUNAKAN DALAM
PROSES PRODUKSI, ANTARA LAIN PERKAKAS KERJA, MESIN, PESAWAT,
INSTALASI DAN BAHAN –BAHAN BERBAHAYA SERTA BERACUN.

(Angkatan Kerja : 119, 40 juta , yang bekerja 111,28 juta, penganggur 8,12 juta )
( Badan Pusat Statistik, Februari 2011)

3
B. PERSONAL PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

1. JUMLAH PENGAWAS KETENAGAKERJAAN : 2.384 ORANG


2. KUALIFIKASI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN :
- PENGAWAS UMUM : 1.460 ORANG
- PENGAWAS SPESIALIS : 361 ORANG
- PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) : 563 ORANG

C. ORGANISASI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN


1. JUMLAH DISNAKER DI KAB./KOTA : 506 KAB./KOTA
2. PENYEBARAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN :
- DISNAKER YG MEMILIKI PENGAWAS : 304 DINAS
- DISNAKER YG BELUM MEMILIKI PENGAWAS : 202 DINAS

RATIO KEBUTUHAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN “1 ORANG PENGAWAS IDEALNYA MENGAWASI


5 PERUSAHAAN DALAM SATU BULAN ATAU 60 KALI PEMERIKSAAN SETAHUN”

4
B. PERSONAL PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

1. JUMLAH PENGAWAS KETENAGAKERJAAN : 2.384 ORANG


2. KUALIFIKASI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN :
- PENGAWAS UMUM : 1.460 ORANG
- PENGAWAS SPESIALIS : 361 ORANG
- PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) : 563 ORANG

C. ORGANISASI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

1. JUMLAH DISNAKER DI KAB./KOTA : 506 KAB./KOTA


2. PENYEBARAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN :
- DISNAKER YG MEMILIKI PENGAWAS : 304 DINAS
- DISNAKER YG BELUM MEMILIKI PENGAWAS : 202 DINAS

RATIO KEBUTUHAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN “1 ORANG PENGAWAS IDEALNYA MENGAWASI


5 PERUSAHAAN DALAM SATU BULAN ATAU 60 KALI PEMERIKSAAN SETAHUN” 5
II. Kondisi Lanjutan

• Data kecelakaan kerja di Indonesia (2010) :


98.711 kasus ( PT. Jamsostek (Persero)
• Jumlah tenaga kerja peserta jamsostek
(2010) : 31.746.300 tenaga kerja
• Berita Acara Penyidikan (BAP) : 100 BAP
• Provinsi Jatim : 40 BAP
• Provinsi Sumatera Utara : 30 BAP ( 1 Putusan )
• Provinsi DKI Jakarta : 18 BAP
• Provinsi Sumetera Selatan : 2 BAP ( 1 putusan)

6
7
1. Masyarakat
 PJK3
Mendorong  Organisasi Profesi
Pelaksanaan
 Assosiasi
K3
Di  Perguruan Tinggi
Masyarakat  Pemerintah Pusat & Daerah
 DK3N / W / K

Meningkatnya Kepedulian setiap individu


maupun kelompok terhadap
Pemahaman Arti
K3 meningkat
Pentingnya K3

Terciptanya Pelaksanaan K3 di
K3 Menjadi Rumah Tangga, Lingkungan
Kebutuhan Masyarakat dan Perusahaan/
Masyarakat Tempat Kerja
8
2. Perusahaan  P2K3
 Ahli K3
Mendorong  Dokter Perusahaan & Pemeriksa
Terlaksananya Kesehatan
K3 Mandiri  Operator
disetiap  Teknisi
Perusahaan
 Petugas
 Paramedis
Meningkatnya Kepatuhan
Pengusaha/ Pengurus & Tingkat kecelakaan & PAK
dapat ditekan bahkan
Tenaga Kerja, dalam
dihilangkan
Pelaksanaan Ketentuan dan
Standar K3
Terciptanya Ketenangan Kerja
dan Perlindungan K3

Tercapainya Peningkatan Efisiensi, efektifitas


dan produktifitas serta ketenangan berusaha
9
3. Sinergitas / Koneksitas
Indonesia
Berbudaya
K3

• Budaya K3
• Kebiasaan Melaksanakan K3
•Berperilaku K3

 Pelaksanaan K3 di perusahaan
 Pelaksanaan K3 di masyarakat
Peraturan & Pengawasan K3
Pembinaan K3
Standar

• Lembaga • Metode
Biaya
•SDM • Tatalaksana
10
Dasar : Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 02/DJPPK-PNK3/X/2009, Tgl. 12 Oktober 2009

Tahun 2010 - 2014

“ INDONESIA BERBUDAYA
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA TAHUN
2015 “

11
Meningkatkan Pelaksanaan Pembinaan dan
Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

Meningkatkan Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan kesehatan kerja;

Meningkatkan Peran Serta Pengusaha, Tenaga Kerja


dan Masyarakat untuk mewujudkan kemandirian dalam
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

12
1. Menyusun dan meningkatkan kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pembinaan
dan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan
kerja ;
4. Meningkatkan Pembinaan Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja;
5. Meningkatkan Jejaring kerja dan peran serta
instansi, lembaga, personil dan pihak-pihak
terkait

13
1. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar,
pedoman dan kriteria;
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas pengawas di
bidang Keselamatan dan Kesehatan kerja;
3. Peningkatan kuantitas dan kualitas Ahli K3,
dokter, personil, petugas, teknisi, operator di
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ;
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas pembinaan
Keselamatan dan kesehatan Kerja bagi
pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat;
5. Peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan/
lembaga/ badan bidang jasa Keselamatan dan
Kesehatan kerja;
14
6. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pembinaan, pemeriksaan dan pengujian K3;
7. Peningkatan pembinaan dan penilaian penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja;
8. Peningkatan penilaian dan pemberian penghargaan
Keselamatan dan kesehatan kerja;
9. Peningkatan kerjasama dengan instansi, institusi, lembaga,
asosiasi dan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan Keselamatan dan kesehatan
kerja;
10. Peningkatan kerja sama dengan instansi, institusi,lembaga
K3 di tingkat nasional dan internasional dalam rangka
pengembangan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja.
15
DANA DEKONSENTRASI
BIDANG K3
UNTUK PROVINSI

1) TOT HIV AIDS

2) PEMERIKSAAN KASUS KECELAKAAN


KERJA & PAK DAN/ATAU ANALISA
POTENSI KECELAKAAN KERJA DAN PAK
DANA DEKONSENTRASI
BIDANG K3
UNTUK KAB/KOTA

1. PEMERIKSAAN KASUS KECELAKAAN KERJA &


PAK DAN/ATAU ANALISA POTENSI
KECELAKAAN KERJA DAN PAK

a) Pemeriksaan kasus kecelakaan & PAK;


b) Penilaian Risiko Lingkungan Kerja;
c) Pendataan obyek pengawas K3.

2. SOSIALISASI SMK3
1. Manfaat
• Bagi Masyarakat:
1. Menumbuhkembangkan pengetahuan,
pengertian, kesadaran dan kepedulian
mengenai K3;
2. Menjadi perilaku dalam hidup masyarakat
dan mulai di tanamkan pada keluarga;
3. Masyarakat hidup sehat dan disiplin.

18
• Bagi Tenaga Kerja:

1. Meningkatkan kepedulian dan


pengetahuan mengenai K3;
2. Meningkatkan kinerja tenaga kerja dan
bekerja setelah yakin akan jaminan
perlindungan K3;
3. Meningkatkan kesadaran berperilaku K3
dan disiplin.

19
• Bagi Perusahaan:
1. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap
peraturan perundangan dibidang K3
2. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan
manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja
SMK3
3. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian
serta kekurangan dari penerapan SMK3
4. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
5. Meningkatkan image perusahaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan daya saing
perusahaan

20
Lanjutan

 Bagi Pemerintah:

1. Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan


image bangsa di forum internasional;
2. Mengetahui tingkat penerapan terhadap
peraturan perundangan;
3. Mengurangi angka kecelakaan kerja yang
sekaligus akan meningkatkan produktifitas
kerja/nasional.

21
2. Prinsip-prinsip

a. Semua kecelakaan dan penyakit akibat


kerja dapat di cegah;
b. K3 merupakan bagian integral dari
budaya, nilai dan operasi perusahaan;
c. K3 merupakan bagian integral dari
perilaku, tanggung jawab dan peran
setiap tenaga kerja;

22
Lanjutan

d. Manajemen harus menetapkan arah,


menyiapkan dan menjamin sepenuhnya
dalam pelaksanaan K3;
e. Setiap tenaga kerja harus mempunyai
rasa memiliki atas kelangsungan operasi
perusahaan;
f. Setiap tenaga kerja harus dapat
memimpin, mengatur dirinya sendiri dan
mengoreksi satu sama lain;
g. Semua potensi bahaya harus di
identifikasi dan dikendalikan;
23
Lanjutan

h. Semua kekurangan harus dilakukan


koreksi;
i. Akuntabilitas K3 harus ditetapkan, kinerja
di ukur dan di ketahui;
j. K3 merupakan “Good for Business
Success”, Vitality and sustainability.

24
1. Peran Masyarakat

 Mengimplementasikan K3 dalam
Kehidupan sehari-hari.

25
2. Peran Tenaga Kerja
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur kerja aman;
 Mengembangkan pengetahuan bidang K3;
 Memberikan masukan pada pihak
manajemen dalam rangka merencanakan
program K3 di tempat kerja;
 Mengimplementasikan K3 di tempat kerja;
 Mengembangkan pelaksanaan K3;
 Meningkatkan kesadaran dan perilaku K3.
26
3. Peran Manajemen
 Di awali dengan adanya komitmen pihak
manajemen
 Penetapan kebijakan K3
 Pembentukan organisasi K3 yang
bertanggung jawab menangani
permasalahan K3
 Mendorong aktivitas P2K3

27
Lanjutan

 Penyebarluasan kebijakan K3
 Seluruh Manajemen harus mendukung
program K3
 Pengenalan dan penilaian sumber bahaya
 Penentuan jenis proteksi yang diperlukan
berdasarkan resiko
 Perencanaan preventif maintenance
 Penyiapan dan penggunaan SOP

28
Lanjutan

 Pemilihan dan penempatan karyawan


(pekerja)
 Diklat
 Motivasi
 Investigasi
 Review atas keberhasilan dan atau
kegagalan

29
4. Peran Pemerintah

 Mendorong masyarakat atas ditaatinya


perundangan dan standar dibidang K3;
 Mendorong lembaga-lembaga K3 untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan K3
 Mengembangkan Kebijakan K3.

30
31

Anda mungkin juga menyukai