Journal Reading - Radiological Findings in Young Children Investigated For Tuberculosis in Mozambique
Journal Reading - Radiological Findings in Young Children Investigated For Tuberculosis in Mozambique
M. Tuberculosis
masuk melalui
saluran napas
Sembuh dengan tidak
meninggalkan cacat
Bersarang di sama sekali (restitution
jaringan paru ad integrum)
(sarang/afek
primer)
Sembuh dengan Perkontinuitatum
meninggalkan sedikit
Terlihat peradangan
bekas (antara lain
saluran limfe
sarang Ghon, garis
menuju hilus
fibrotik, sarang
(limfadenitis lokal) Secara bronkogen
perkapuran di hilus)
Kompleks primer
(afek primer + Menyebar dengan cara : Secara hematogen dan
limfadenitis lokal) limfogen
Patogenesis
TB Post Primer
Sarang pneumonik
meluas, membentuk
Sarang Kaviti bisa pula menjadi
jaringan keju (jaringan
bersih dan menyembuh
pneumonik kaseosa). Kaviti akan
yang disebut open
kecil) muncul dengan
healed cavity
dibatukkannya jaringan
keju keluar.
Klasifikasi
Pemeriksaan BTA Riwayat pengobatan
• Kasus baru
• Tuberkulosis Paru BTA (+)
• Kasus kambuh (relaps)
• Minimal 2 dari 3 spesimen dahak
menunjukkan hasil BTA positif • Infeksi sekunder
• Satu spesimen dahak BTA (+) dan kelainan • Infeksi jamur
radiologik gambaran tuberkulosis aktif • TB paru kambuh
• Satu spesimen dahak BTA (+) dan biakan(+) • Kasus pindahan (Transfer In)
• Kasus Gagal
• Tuberkulosis Paru BTA (-) • Kasus kronik
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali BTA (-),
• Kasus bekas TB (Kemenkes RI, 2014).
gambaran klinik dan kelainan radiologik
menunjukkan tuberkulosis aktif , serta
respons AB spektrum luas (-)
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan
BTA (-) dan biakan M.tuberculosis (+)
Gejala sistemik:
• Demam
• Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat
badan menurun.
Diagnosis Klinik (Cont’d)
Pada pemeriksaan fisik, dapat Pemeriksaan penunjang:
ditemukan: • Pemeriksaan bakteriologik
• suara napas bronkial, amforik, • Pemeriksaan darah
suara napas melemah, ronki • Uji tuberkulin
basah, tanda-tanda penarikan • Polymerase Chain Reaction
paru, diafragma dan (PCR)
mediastinum • Pemeriksaan serologi,
dengan berbagai metoda:
ELISA, Mycodot, Uji PAP,
ICT tuberculosis
• Pemeriksaan BACTEC
• Pemeriksaan cairan pleura
• Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan Radiologi
Tuberkulosis Primer
• Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru kanan
lebih sering terkena (lobus bawah, tengah dan lingula serta segmen
anterior lobus atas).
• Temuan radiologi: limfadenopati, parenchymal disease, miliary
disease, dan efusi pleura.
• Pada paru bisa dijumpai infiltrat dan kavitas.
• Komplikasi
• Pleuritis eksudatif, akibat perluasan infitrat primer ke pleura
melalui penyebaran hematogen.
• Atelektasis akibat stenosis bronkus karena perforasi kelenjar ke
dalarn bronkus.
Tuberculosis dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar). Foto
toraks PA dan lateral
Tuberculosis disertai komplikasi pleuritis eksudatif dan atelektasis-
Pleuritis TB
Pemeriksaan Radiologi
Tuberkulosis sekunder/reinfeksi
• Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa atau
timbul reinfeksi pada seseorang anak yang pernah menderita
tuberculosis primer, tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri.
• Temuan radiologi:
• Kavitas merupakan ciri dari tuberculosis sekunder.
• Bercak infiltrat biasanya dilapangan atas dan segmen apikal lobi
bawah. Kadang di bagian basal paru yang biasanya disertai oleh
pleuritis.
• Pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis sekunder jarang
dijumpai.
Klasifikasi Tuberkulosis Sekunder,
menurut American Tuberculosis Association (ATA)
Sekitar 55.1% partisipan adalah laki-laki dan 50.8% berada pada umur
12 sampai 23 bulan.
Temuan ini sejalan dengan pendapat ahli umum yang menyatakan bahwa
limfadenopati mediastinum /hilus adalah ciri radiologis tuberkulosis pada anak.
Namun, pengamatan limfadenopati lebih sering pada anak yang lebih muda
dibandingkan dengan remaja, hasil ini menunjukkan prevalensi yang lebih
rendah pada kasus ini diantara semua kasus.