Konsulen Pembimbing:
Prof. DR. Dr. Muh. Ramli Ahmad, Sp.An-KMN-KAP
DIBAWAKAN SEBAGAI TUGAS AKHIR PADA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1
PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
PENDAHULUAN
Dikutip dari Lundeberg S. Pharmacokinetic and pharmacodinamic aspect on opioid administration morphine and ketobemidone. 2012. Stockholm: Karoliska
Institute. p.1-40.
TINJAUAN PUSTAKA
Variabel (10-15 menit) PCA Intravena (lockout Dosis Transmukosa Oral / tablet
6-10 mnt)`
tahun
tahun
80 tahun
tahun
Lockout interval
Regimen Konsentrasi Dosis bolus (mg)
(menit)
• Dexketoprofen dikembangkan
dari molekul ketoprofen.29,30
• Onset analgesiknya 30 menit,
Deksketoprofen durasi analgesik 8 jam pada
dosis 25 mg. Ekskresi
terutama melalui urin,
sebagai glukorokonjugasi
obat yang tidak terurai.30
TINJAUAN PUSTAKA
• Menghambat pembentukan
prostaglandin dgn cara menghambat COX
1 dan COX 2 secara seimbang
Deksketoprofen
(equipotent).
• Dapat menghambat agregasi
trombosit.29,30
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolit oxymorphone
KONDUKSI
MODULASI
OKSIKODON (Sensitisasi sentral)
Sistem Opioid, Noradrenergic, Serotonergic
FENTANYL
PERSEPSI
RESPON NEUROHUMORAL
Integrasi input di Cortex dan Limbik
NYERI PASCABEDAH
KERANGKA KONSEP
Intensitas nyeri pasca bedah (NRS)
OKSIKODON PCA
PEMBEDAHAN FUSI Waktu rescue analgetik
Total kebutuhan opioid
VERTEBRA
Kepuasan pasien
FENTANYL PCA
PS ASA
BMI
Umur
Variabel Tergantung
Variabel antara
METODOLOGI PENELITIAN
Desain • Uji acak tersamar ganda
Sampel Penelitian • Sampel diseleksi secara acak konsekutif dari semua populasi
dan Cara yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan setuju ikut
serta dalam penelitian ini.
Pengambilan Sampel
METODOLOGI PENELITIAN
Perkiraan Besaran Sampel
Keterangan :
N1 = n2 : perkiraan besar sampel
S = simpang baku kedua kelompok
(x1-x2) = perbedaan klinis yang diharapkan (clinical judgement)
Za = Kesalahan tipe I = 1,96
Zb = Kesalahan tipe II = 0,842
Berdasarkan rumus tersebut didapatkan sampel berjumlah 26, ditambah 10%
untuk kemungkinan drop out maka minimum seluruh sampel yang digunakan
adalah 30.
METODOLOGI PENELITIAN
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Setuju ikut serta dalam Pasien tidak dapat memahami
penelitian perintah dalam mengoperasikan
Ada persetujuan dari dokter PCA
primer yang merawatnya
METODOLOGI PENELITIAN
Pembedahan dimulai
Loading Oksikodon (saat jahit kulit) Loading Fentanyl (saat jahit kulit)
1. Menilai NRS segera setelah operasi dan jam ke-1, 4, 8 dan 24 jam pasca
bedah
2. Mencatat waktu rescue analgetik pasca bedah
3. Mencatat total kebutuhan opioid 24 jam pasca bedah
4. Menilai kepuasan pasien 24 jam setelah operasi
Variabel Variabel
Variabel bebas Variabel antara
tergantung kendali
• Kelompok • NRS • PS ASA • Pembedahan
perlakuan • Waktu rescue • Umur fusi vertebra
(oksikodon analgetik • BMI
PCA) • Total
• Kelompok kebutuhan
kontrol opioid
(fentanyl PCA) • Kepuasan
pasien
METODOLOGI PENELITIAN
NRS (Numeric • NRS diukur dengan meminta pasien memilih angka dari 0 hingga
10 yang paling sesuai untuk menujukkan derajat nyeri yang
mereka alami, dimana angka 0 berarti tidak nyeri dan angka 10
Rating Scale) berarti nyeri yang paling berat.
METODOLOGI PENELITIAN
Rescue • Analgetik tambahan berupa Fentanyl 0,5 mcg/kgb via Intravena
diberikan pada semua pasien bila mereka mengeluh nyeri sedang
sampai berat (NRS ≥ 4). Jumlah total rescue analgetik yang diberikan
analgetik selama 24 jam dihitung pada masing-masing kelompok terapi.
Loading • Total dosis awal opioid yang memberikan efek analgesia yang adekuat
dose
Bolus dose • Jumlah analgetik yang disuntikkan oleh mesin PCA bila pasien
menginginkan analgesia tambahan
Nyeri pasca bedah • Nyeri yang dirasakan pasien saat istirahat yang
diukur dengan cara subyektif dengan
saat istirahat menggunakan NRS.
Ilustrasi
Penelitian
HASIL PENELITIAN
Kelompok
Jenis Kelamin Total
Oksikodon Fentanyl
n 8 11 19
Karakteristik Laki-Laki
% 44,4% 64,7% 54,3%
Sampel Perempuan
n 10 6 16
n 18 17 35
Total
% 100,0% 100,0% 100,0%
Kelompok
ASA PS Total
Oksikodon Fentanyl
n 5 3 8
Karakteristik 1
% 27,8% 17,6% 22,9%
Sampel 2
n 13 14 27
n 18 17 35
Total
% 100,0% 100,0% 100,0%
Mann-Whitney test
HASIL PENELITIAN
Karakteristik
Sampel
Rerata ± SD umur : 46,9 ± 12,2 tahun pada kelompok O
dan 45,5 ± 11,5 tahun pada kelompok F (p=0,541).
Rerata ± SD berat badan : 60,6 ± 4,7 kg pada kelompok
O dan 57,9 ± 7,8 kg pada kelompok F (p=0,167).
Rerata ± SD BMI : 23,4 ± 1,2 kg/m2 untuk kelompok O
dan 23,3 ± 1,4 kg/m2 untuk kelompok F. (p=0,869)
Umur, berat badan dan BMI diuji menggunakan uji
Mann-Whitney, kedua kelompok dapat dianggap
homogen berdasarkan karakteristik umur, berat badan
dan BMI (p ≥ 0,05).
HASIL PENELITIAN
NRS
Tabel 8. Perbandingan NRS berdasarkan waktu antara kedua kelompok
Oksikodon 18 0,00 **
T0 (sebelum
NRS
intervensi)
Fentanyl 17 0,00
Oksikodon 18 0,0
Attempt Dose
0 jam **
kumulatif
Fentanyl 17 0,0
Kelompok
Periode p
Oksikodon Fentanyl
n 1 2
4 jam 0,603
% 5,6% 11,8%
n 1 2
8 jam 0,603
% 5,6% 11,8%
Tidak ditemukan adanya efek samping depresi napas, pruritus, hipotensi dan
bradikardi.
Ada kejadian mual-muntah, yaitu pada waktu 4 jam dan 8 jam pasca bedah.
Angka kejadian mual-muntah pada periode 4 jam pascabedah adalah 1 (5,6%)
pada kelompok O dan 2 (11,8%) pada kelompok F (p=0,603), dan pada periode
8 jam pascabedah adalah 1 (5,6%) pada kelompok O dan 2 (11,8%) pada
kelompok F (p=0,603). Perbandingan kedua kelompok diuji berdasarkan uji
Fisher-exact dan dinyatakan tidak bermakna secara statistik (p<0,05).
HASIL PENELITIAN
Skor Ramsay
Tabel 12. Perbandingan skor Ramsay berdasarkan waktu antara
kedua kelompok
Kelompok
p
Periode Oksikodon Fentanyl
n 18 0 17 0
0 jam **
% 100 % 0% 100 % 0%
n 1 17 1 16
1 jam 0,967
% 5,6 % 94,4 % 5,9 % 94,1 %
n 7 11 17 0
4 jam 0,001*
% 38,9 % 61,1 % 100 % 0%
n 4 14 5 12
8 jam 0,627
% 22,2 % 77,8 % 29,4 % 70,6 %
n 18 0 17 0
24 jam **
% 100 % 0% 100 % 0%
Pada periode 4 jam pasca bedah terlihat perbedaan bermakna skor Ramsay.
Jumlah pasien dengan skor Ramsay 2 pada kelompok O 7 (38,9%) dan 17
(100%) pada kelompok F (p=0,001). Perbandingan kedua kelompok diuji
berdasarkan uji Chi-square dan dinyatakan bermakna secara statistik (p<0,05).
HASIL PENELITIAN
Kepuasan
pasien
Tabel 13. Sebaran kepuasan pasien menurut kelompok
Kelompok
Tingkat Kepuasan Total
Oksikodon Fentanyl
n 5 7 17
Memuaskan
% 27,8% 41,2% 48,6%
n 13 10 18
Sangat memuaskan
% 72,2% 58,8% 51,4%
n 18 17 35
Total
% 100,0% 100,0% 100,0%
Penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas nyeri dan total kebutuhan opioid
lebih rendah pada kelompok oksikodon.
Total kebutuhan opioid yang lebih rendah menghasilkan intensitas nyeri yang
lebih rendah. Pada penelitian ini menunjukkan NRS pada periode 4 jam, 8 jam
dan 24 jam pascabedah pada kelompok oksikodon signifikan lebih rendah
dibanding kelompok fentanyl (p=0,001). Namun, dalam praktik klinis, bila
dilihat dari kategori derajat nyeri, termasuk nyeri ringan (NRS 1-3).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa oksikodon dapat memberi efek analgesia
yang sebanding dengan fentanyl pascabedah fusi vertebra.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
1. Silvasty M, Rosenberg P, Seppala T, Svartling N, Pitkanen M. Comparison of analgesic efficacy of oxycodone and morphine in postoperative intravenous patient-
controlled analgesia. Acta Anesth Scand. 1998;42(5):576-80.
2. Pereira J, Lawlor P, Vigano A, Dorgan M, Bruera E. Equianalgesic dose ratios for opioids: a critical review and proposals for long-term dosing. J Pain Symp Manage.
2001;22(2):672-87.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
1. Park JH, Lee C, Shin Y, An JH, Ban JS, Lee JH. Comparison of oxycodone and fentanyl for postoperative patient-controlled analgesia after laparoscopic gynecological
surgery. Kor J Anesth. 2015;68(2):153-8.
2. Hwang BY, Kwon JY, Kim E, Lee DW, Kim TY, Kim HK. Oxycodone vs fentanyl patient-controlled analgesia after laparoscopic cholecystectomy. Int J Med Sci.
2014;11(7):658-62.
3. Lenz H, Sandvick L, Qvigstad E, Bjerkelund CE, Raeder J. A comparison of intravenous oxycodone and intravenous morphine in subject-controlled postoperative
analgesia after laparoscopic hysterectomy. Anesth Analg. 2009;109(4):1279-83.
4. Koch S, Ahlburg P, Spangsberg N, Brock B, Tonnesen E, Nikolajsen L. Oxycodone vs. fentanyl in the treatment of early post-operative pain after laparoscopic
cholecystectomy: a randomised double-blind study. Acta Anesth Scand. 2008;52(6):845-50.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
Kalso dkk : oksikodon parenteral memberikan efek analgesia yang cepat dan
durasi yang lama dibandingkan dengan morfin.
Oksikodon memiliki durasi aksi yang sedikit lebih lama vs fentanil (t1/2: 4 jam
52 menit vs 3 jam 39 menit).1 Efek analgesia dari fentanyl intravena dosis
tunggal mungkin lebih pendek karena redistribusi.2 Hal ini juga menyebabkan
sedasi yang lebih dalam pada kelompok oksikodon lebih tinggi berdasarkan
skor Ramsay.
Efek dari durasi opioid pada konsumsi PCA tidak diketahui, karena kami tidak
mengevaluasi waktu pertama injeksi bolus setelah pemberian loading dose.
Durasi aksi oksikodon yang lebih panjang menurunkan kumulatif konsumsi
opioid dibandingkan dengan fentanil.
1. Kalso E, Poyhia R, Onella P, Linko K, Tigerstedt I, Tammisto T. Intravenous morphine and oxycodone for pain after abdominal surgery. Acta Anaesth Scand.
1991;35(7):642-6.
2. Koch S, Ahlburg P, Spangsberg N, Brock B, Tonnesen E, Nikolajsen L. Oxycodone vs. fentanyl in the treatment of early post-operative pain after laparoscopic
cholecystectomy: a randomised double-blind study. Acta Anesth Scand. 2008;52(6):845-50.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
Mual dan muntah terjadi pada periode 4 jam dan 8 jam pascabedah namun
tidak ada perbedaan secara bermakana pada kedua kelompok.
Penggunaan opiod dapat meningkatkan sekresi gaster dan menurunkan
motilitas saluran cerna. 1
Durasi pembedahan yang lama juga berperan dalam terjadinya mual dan
muntah pascabedah.1
Kejadian mual dan muntah pada penelitian ini dapat diatasi dengan pemberian
ondansetron 4 mg intravena dosis tunggal.
1. Watcha MF, White PF. Postoperative nausea and vomiting. Its etiology, treatment, and prevention. Anesthesiology. 1992;77(1):162-84..
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
1. Hwang BY, Kwon JY, Kim E, Lee DW, Kim TY, Kim HK. Oxycodone vs fentanyl patient-controlled analgesia after laparoscopic cholecystectomy. Int J Med Sci.
2014;11(7):658-62.
2. Kim NS, Kang KS, Yoo SH, Chung JH, Chung JW, Seo Y, et al. A comparison of oxycodone and fentanyl in intravenous patient-controlled analgesia after laparoscopic
hysterectomy. Kor J Anesth. 2015;68(3):261-6.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
Manajemen nyeri selama fase akut sangat penting. Nyeri akut yang tidak
tertangani dapat menyebabkan nyeri kronis. Karena itu diperlukan analgesia
preemptif dan multimodal analgesia pascabedah.1
Dalam penelitian ini, dilakukan pemberian multimodal analgesia. Seluruh
pasien diberikan preemtif analgesia deksketoprofen 50 mg intravena setiap 8
jam.
Penggunaan NSAID kombinasi dengan opioid dalam multimodal analgesia
dapat mengurangi konsumsi opioid dan efek samping opioid.2
1. Apfelbaum JL, Chen C, Mehta SS, Gan TJ. Postoperative pain experience: results from a national survey suggest postoperative pain continues to be undermanaged.
Anesth Analg. 2003;97(2):534-40.
2. Hwang BY, Kwon JY, Kim E, Lee DW, Kim TY, Kim HK. Oxycodone vs fentanyl patient-controlled analgesia after laparoscopic cholecystectomy. Int J Med Sci.
2014;11(7):658-62.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
Dalam penelitian ini, dosis opioid kumulatif tidak berarti berapa kali pasien
menekan tombol, karena kami menyesuaikan interval lock-out pada alat PCA.
Jika memungkinkan untuk mempersingkat interval lock-out, perbedaan antara
dosis PCA kumulatif dua kelompok mungkin berbeda.
Selain itu, target ini studi adalah orang dewasa yang sehat di kedua jenis
kelamin dengan satu jenis tindakan pembedahan.
Oleh karena itu, evaluasi lebih lanjut dan studi tentang oksikodon jalur PCA
pada jenis pembedahan yang lain harus dilakukan.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan