Anda di halaman 1dari 122

CLINICAL SCIENCE SESSION

“MIKOSIS”
M. Arga Putra Saboe 12100117114
M. Faruq Albanna 12100116275

Preseptor : dr. Diana Wijayati, Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
MIKOSIS

DEFINISI
Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur
KLASIFIKASI
• Mikosis superfisialis
• Mikosis Profunda – Dermatofitosis, terdiri atas :
- Misetoma  Tinea Kapitis
- Sporotrikosis  Tinea Fasialis
- Kromomikosis  Tinea Barbae
 Tinea Korporis/Glabrosa
- Zigomikosis  Tinea Kruris
- Fikomikosis  Tinea Manus
- Mukormikosis  Tinea Pedis
 Tinea Unguium
– Non Dermatofitosis
 Tinea versikolor
 Piedra hitam dan putih
 Tinea nigra palmaris
 Pitirosporum folikulitis
 Otomikosis
 keratomikosis
Dermatofitosis
DEFINISI
• Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang
disebabkan jamur golongan dermatofita.
SINONIM
• Tinea, ringworm, kurap, herpes
ETIOLOGI
• Dermatofita ialah golongan jamur yang menyebakan dermatofitosis.
Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin.
Dermatofita termasuk kelas fungi yang terbagi dalam tiga genus,
yaitu :
– Microsporum
– Trichophyton
– Epidermophyton
Dermatofitosis VS Non Dermatofitosis

> Dermatofitosis melibatkan zat tanduk


(keratin) pada stratum korneum
epidermis, rambut dan kuku yang
disebabkan oleh dermatofit
> Non dermatofitosis disebabkan oleh jenis
jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat
yang dapat mencerna keratin kulit tetapi
hanya menyerang lapisan kulit yang paling
luar
Misetoma
Definisi :
• Merupakan penyakit kronik, supuratif dan granulomatosa yang
dapat disebabkan bakteri Actinomyces dan Nocardia, yang
termasuk Schizomycetes dan Eumycetes atau jamur berfilamen

Gejala Klinis :
• Pembengkakan
• Abses
• Fistel multipel
• Lesi kulit yang sirkumskrip dengan pembengkakan seperti tumor
jinak dan harus disertai butir-butir
Pengobatan :
• Kombinasin kotrimoksazol dengan
streptomisin
• Bila penyebabnya misetoma aktinomikotik
pengobatannya selama 9 bulan – 1 tahun
• Itrakonazol dipertimbangkan untuk
misetoma maduromikotik

Prognosis :
• Umumnya baik ( ad bonam )
Sporotrikosis
Definisi :
• Infeksi kronis yang disebabkan oleh
Sporotrichium schenkii dan ditandai dengan
pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan
jaringan subkutis diatas nodus sering melunak
dan pecah membentuk ulkus yang indolen
Gambaran klinis
Tipe limfokutan :
• Papula merah muda dan tidak sakit
• Pustula dan nodus
• ulserasi dengan dasar nekrosis di daerah inokulasi >
Sporotrikosis chancre
• Infeksi kemudian meluas mengikuti aliran getah bening secara
asenden
• Membentuk satu rantai nodus subkutan yang keras seperti tali
Fixed cutaneous sporotrichosis :
• Krusta tebal yang menutupi ulkus
• Erosi, pioderma, papula yang mengalami infiltrasi
dan plak menyerupai sarkoid
• Plak verukosa
• Plak psoriasis dan selulitis muka
• Sering dijumpai lesi satelit kecil-kecil
Sporotrikosis diseminata :
• Mengenai tulang, sendi, mukosa (mulut, hidung,
mata), susunan saraf pusat (meningen), ginjal, hati,
usus dan genitalia
Pengobatan :
• Pemberian kalium iodida jenuh oral
• Pada yang rekalsitran pengobatan dengan
amfoterisin B atau itrakinazol
Kromomikosis
Definisi
• Kromomikosis atau kromoblastomikosis atau
dermatitis verukosa.
• Penyakit jamur yang disebabkan bermacam-macam
jamur berwarna (dematiaceous).
EPIDEMIOLOGI
• Penyakit ini kadang-kadang dilihat di Indonesia.
• Tidak ditularkan dari manusia ke manusia dan belum
pernah dilaporkan terjadi pada binatang.
ETIOLOGI
• Sumber penyakit biasanya dari alam dan terjadi
infeksi melalui trauma.
PATOGENESIS
• Diseminasi dapat terjadi melalui autoinokulasi, ada juga
kemungkinan penyebaran melalui saluran getah bening.
• Penyebaran melalui darah dengan terserangnya susunan
saraf sentral.
• Walaupun penyakit jamur ini biasanya terbatas pada
kulit, bila lesinya luas dapat mengganggu kegiatan
penderita sehari-hari.
GEJALA KLINIS
• Ditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan
yang perlahan-lahan, sehingga akhirnya membentuk
vegetasi papilomatosa yang besar.
• Petumbuhan ini dapat menjadi ulkus atau tidak.
• Biasanya ada di kaki dan tungkai, namun likalisasi di
tempat lain pernah ditemukan, misalnya pada
tangan, muka, telinga, leher, dada dan bokong.
PENGOBATAN
• Terapi sinar X pernah dilakukan dengan hasil berbeda-beda.
• Kadang-kadang diperlukan amputasi.
• Reseksi lesi mikotik disusul dengan skin graft memberi hasil yang
memuaskan.
• Obat-obatan biasanya memberikan hasil yang kurang memuaskan
dan harus diberikan dalam waktu yang lama.
• Hasil pengobatan yang memuaskan dicapai dengan kombinasi
amfoterisin B dan 5-fluorositosin.
• Itrakonazol terutama bila penyebabnya adalah Cladosporium
carrionii.
PROGNOSIS
• Tidak begitu baik, kecuali pada lesi yang baru.
Zigomiksos
Definisi
• Penyakit jamur yang terdiri atas berbagai infeksi jamur
dan disebabkan oleh bermacam-macam jamur.
• Dapat disebut sesuai dengan lokalisasi atau alat dalam
yang terserang, contohnya rinozigomikosis,
otozigomikosis, zigomikosis subkutan, zigomikosis fasiale
atau zigomikosis generalisata.
• Dapat dinamakan juga sesuai dengan jamur
penyebabnya, misalnya mukomikosis dan sebagainya.
ETIOLOGI
• Zygomycetes meliputi banyak genera, yaitu Mucor,
Rhizopus, Absidia, Mortierella dan Cuning-hamella.
GEJALA KLINIS
• Oleh karena penyakit ini disebabkan jamur yang pada
dasarnya oportunistik, maka pada orang sehat jarang
ditemukan.
• Diabetes melitus, misalnya, merupakan faktor
predisposisi.
• Demikian pula penyakit primer berat yang lain.
PENGOBATAN
• Tindakan agresif untuk membersihkan jaringan yang
terkena infeksi dan nekrotik.
• Antijamur : Amfoterisin B.
Mukormikosis & Fikormikosis
Deifinisi
• Suatu infeksi agresif yang disebabkan oleh jamur
yang termasuk kedalam kelompok mucor atau
rhizopus
Klasifikasi
• Mukormikosis rinoserebralis (infeksi pada sinus dan
otak)
• Mukormikosis pulmoner
• Mukormikosis saluran cerna
• Mukormikosis kutaneus
• Mukormikosis renal
Gambaran Klinis
Mukormikosis Rinoserebralis (Infeksi pada sinus dan
otak) :
- Sinusitis akut
- Demam
- Pembengkakan mata dan penurunan orbit mata
(Proptosis)
- Kemerahan pada kulit yyang melapisi sinus
Mukormikosis Pulmoner :
- Demam
- Batuk ( Bisa berdarah)
- Sesak nafas

Mukormikosis saluran cerna :


oMuntah darah
oNyeri perut
• Mukormikosis renal
- Sulit buang air kecil
- Buang air kecil tidak tuntas

• Mukormikosis kutaneus :
- 1 Daerah pengerasan kulit dengan titik pusatnya yang
berwarna hitam dan menimbulkan nyeri.
- Jaringan mati
Penatalaksanaan
• Obat :
- Amphotericin B
- Ketokonazole
- Rifampin
- Griseofulvin

• Pengangkatan jaringan yang mati


Tinea Kapitis

DEFINISI
• Infeksi jamur pada kulit dan
rambut kepala,alis mata, serta
bulu mata yang disebabkan
jamur golongan dermatofita.
ETIOLOGI
• Golongan dermatofita genus Microsporum
dan Trychophyton
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat daerah botak bulat-bulat dengan rambut pendek-
pendek atau potongan rambut dalam folikel rambut.

• Jamur dapat masuk ke dalam kulit kepala atau rambut, dan


selanjutnya berkembang membentuk kelainan di kepala
tergantung bentuknya. Biasanya member keluhan gatal atau
nyeri.
EFLORESENSI
• Gray patch ring worm

• Black dot ring worm

• Kerion

– Tinea favosa
• Khusus
– Sistemik:
• Ketokonazol 5-10 mg/kgBB; dewasa
200mg/hari selama 7-14 hari.
• Pada bentuk kerion:
TATALAKSANA – Kortikosteroid dapat ditambahkan
jangka pendek. Diberikan prednisone
• Umum setiap pagi selama 10-15 hari dengan
• Menjaga dosis 0,5- 1mg/kgBB/hari. Kadang juga
kebersihan diri diberikan antibiotika sistemik bila
disertai infeksi bakteri.
• Menghindari
– Topikal:
factor
predisposisi • Mencuci kepala dan rambut dengan sampo
disinfektan antimikotik : larutan asam
• Pencegahan salisilat, asam benzoat, dan sulfur
pemakaian presipitatum.
bersama topi, • Asam undenselinat
pakaian, dan • Obat-obat derivat imidazol 1-2% dalam krim
alat-alat rambut. atau larutan dapat menyembuhkan.
• Ketokonazol krim atau larutan 2%.

PROGNOSIS
Ad bonam
Tinea Barbae
SINONIM
MANIFESTASI KLINIS
• tinea sycosis, barber’s itch
• 3 bentuk :
DEFINISI
– inflamasi atau seperti kerion
• dermatofitosis pada rambut – tipe superfisial atau sycosiform type
terminal di wajah pria – circinate type atau spreading type
ETIOLOGI
• Zoofilik :
– T. mentagrophytes, T.
verrucosum
– M. canis
• Antropofilik :
– T. megninii, T. schoenleinii
& T. violaceum
– T. rubrum
TATA LAKSANA

• Griseofulvin microsize 1 gr/ hari, 2 - 3 minggu setelah


perbaikan klinis
• T. verrucosum, T. mentagrophytes & M. canis
 2 - 4 minggu sembuh tanpa pengobatan
• Antijamur topikal, kompres hangat, pencukuran, &
debridemen krusta
• Glukokortikoid sistemik  inflamasi berat
Tinea Cruris
• DEFINISI
Tinea cruris merupakan dermatophytosis
yang terletak pada pangkal paha, genitalia,
area pubic, perineal dan kulit perianal.
Predisposisi
•Penggunaan celana pendek yang ketat yang dapat
menghambat evaporasi pada saat keringat keluar
secara berlebih pada saat suhu tinggi
•Kelembaban

Tinea Cruris diakibatkan oleh :


•T. Rubrum
•T. Mentagrophytes
•Epidermophyton floccosum.
Predileksi
• Di daerah lipat paha
• Perineum
• Sekitar anus
• Daerah gluteus dan perut bagian bawah
Gambaran klinis
• Lesi berbatas tegas
• Peradangan di tepi lebih jelas daripada bagian
tengahnya
• Efloresensi dapat dalam bentuk yang
bermacam (polimorfi)
• Erosi dan keluar cairan ( bila digaruk )
• Bercak hitam disertai sisik ( kronis )
PENATALAKSANAAN

• Umum
– Menjaga kebersihan kulit
– Menghilangkan faktor resiko
– Meningkatkan higienitas dan sanitasi
• Khusus
– TOPIKAL
 pemberian obat 2 – 4 minggu digunakan malam hari
 Asam salisilat 2 – 4 % , sulfur 4 – 6 %
 Imidazol 1 %
 Gol. Alilamin : krim butenafin 1 %
• Sistemik
 Ketokonazol 200 mg / hari selama 10 hari sampai 2 minggu.
 Terbinavin 62,5 – 250 mg / hari selama 2 – 3 minggu
Tinea Pedis & Tinea Manus

DEFINISI
• Tinea pedis  dermatofitosis pada kaki
• Tinea manus  dermatofitosis pada telapak
tangan, & daerah interdigital tangan
Oleh
• T. rubrum
• T. mentagrophytes var. interdigitale
• E. floccosum
MANIFESTASI KLINIS TINEA
PEDIS

Terdapat 4 tipe :
• Intertriginosa kronis
• Hiperkeratotik kronis
• Vesikobulosa
• Ulseratif akut
MANIFESTASI KLINIS TINEA
MANUS

• Crescentic (progresifitas cepat)


• Eksfoliatif
• Vesikuler
• Folikulopapuler
• Dorsal erythemathous forms
PENATALAKSANAAN
• Kelembaban   bedak, absorbent socks, sepatu
terbuka
• Bedak antijamur
• Tinea pedis interdigitalis ringan, bakteri (-)  topikal
dg alilamin, azol, siklopiroks, tolnaftat, undecenoic
acid.
• Terbinafin topikal 1 minggu  efektivitasnya 66%,
Topikal lain  4 - 6 minggu.
• Terbinafin 250 mg/ hari, 2 minggu
• Itrakonazol untuk dewasa :
– 2 x 200 mg/ hari, 1 minggu
– 100 mg/ hari, 4 minggu
• Itrakonazol anak-anak:5 mg/kg/ hari, 2 minggu.
• Flukonazol : - 150 mg/ minggu 3 - 4 minggu
Tinea Unguium
Definisi
• Kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur
dermatofita.
• Sinonim : Dermatophytic onychomycosis, ringworm
of the nail.
EPIDEMIOLOGI
• Tinea unguium ada di Indonesia, namun tidak
banyak.
• Kuku kaki lebih sering diserang daripada kuku tangan.
GEJALA KLINIS
• 1. Bentuk subungual distalis
Bentuk ini mulai dari tepi distal atau distolateral kuku. Proses ini menjalar ke
proksimal dan di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh. Kalau proses
berjalan terus, maka permukaan kuku bagian distal akan hancur dan yang
terlihat hanya kuku rapuh yang menyerupai kapur.
• 2. Leukonikia trikofita atau mikotika
Kelainan kuku pada bentuk ini merupakan keputihan di permukaan kuku yang
dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen jamur. Dihubungkan dengan
Trichophyton mentagrophytes sebagai penyebabnya.
• 3. Bentuk subungual proksimalis
Bentuk ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal
terutama menyerang kuku dan membentuk gambaran klinis
yang khas, yaitu terlihat kuku di bagian distal masih utuh,
sedangkan bagian proksimal rusak.
• Tinea unguium adalah dermatofitosis yang paling sukar
dan lama disembuhkan. Kelainan kuku kaki lebih sukar
disembuhkan daripada kuku tangan.
Tinea Korporis
Definisi
• Merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh tidak
berambut.
• Sinonim : Tinea sirsinata, tinea glabrosa, Scherende
Flechte, kurap, herpes sircine trichophytique.
GEJALA KLINIS
• Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat
atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama,
kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi.
• Daerah tengahnya biasanya lebih tenang.
• Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.
• Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak
terpisah satu dengan yang lain.
• Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi
dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi
kulit yang menjadi satu.
• Bentuk dengan tanda radang yang lebih nyata, lebih
sering dilihat pada anak-anak daripada orang dewasa
karena umumnya mereka mendapat infeksi baru
pertama kali.
• Pada tinea korporis menahun, tanda radang mendadak
biasanya tidak terlihat lagi. Kelainan ini dapat terjadi
pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama dengan
kelainan pada sela paha.
• Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris atau
sebaliknya tinea cruris et corporis.
• Bentuk menahun yang disebabkan oleh Trichophyton
rubrum biasanya dilihat bersama-sama dengan tinea
unguium.
Tinea Imbrikata
Definisi :
• Bentuk khas tinea korporis yang disebabkan oleh
Trichophyton concentricum.
EPIDEMIOLOGI
• Penyakit ini terdapat di berbagai daerah tertentu di
Indonesia, misalnya Kalimantan, Sulawesi, Irian Barat,
Kepulauan Aru dan Kei dan Sulawesi Tengah juga di
Pulau jawa.
• Di poliklinik kota-kota besar penyakit ini jarang
dijumpai.
GEJALA KLINIS
• Mulai dengan bentuk papul berwarna coklat, yang perlahan-
lahan menjadi besar. Stratum korneum bagian tengah terlepas
dari dasarnya dan melebar. Proses ini, setelah beberapa waktu
mulai lagi dari bagian tengah, sehingga terbentuk lingkaran-
lingkaran skuama yang konsentris.
• Bila dengan jari tangan kita meraba dari bagian tengah ke arah
luar, akan terasa jelas skuama yang menghadap ke dalam.
• Lingkaran-lingkatan skuama konsentris bila menjadi besar
dapat bertemu dengan lingkaran-lingkaran di sebelahnya
sehingga membentuk pinggir yang polisiklik.
• Pada permulaan infeksi penderita dapat merasa
sangat gatal, akan tetapi kelainan yang menahun
tidak menimbulkan keluhan pada penderita.
• Pada kasus menahun, lesi kulit kadang-kadang dapat
menyerupai iktiosis. Kulit kepala penderita dapat
terserang, akan tetapi rambut biasanya tidak. Tinea
unguium juga sering menyertai.
Tinea Favosa
Definisi
• Bentuk lain tinea korporis yang disertai kelainan pada
rambut.
• Sinonim : Tinea favus.
EPIDEMIOLOGI
• Penyakit ini di Indonesia jarang sekali terlihat.
ETIOLOGI
• Tiga spesies dermatofota dapat menyebabkan favus,
yaitu Trichophyton schoenleini, Trichophyton
violaceum dan Microsporum gypseum.
GEJALA KLINIS
• Penyakit ini biasanya dimulai di kepala sebagai titik
kecil di bawah kulit yang berwarna merah kuning dan
berkembang menjadi krusta berbentuk cawan
(skutula) dengan berbagai ukuran. Krusta tersebut
biasanya ditembus oleh satu atau dua rambut dan
bila krusta diangkat terlihat dasar yang cekung merah
dan membasah. Rambut kemudian tidak berkilat lagi
dan akhirnya terlepas.
• Bila tidak diobati, penyakit ini meluas ke seluruh
kepala dan meninggalkan parut dan botak.
• Favus tidak menyembuh pada usia akil balik.
• Biasanya dapat tercium bau tikus (mousy odor) pada
penderita favus.
• Kadang-kadang penyakit ini menyerupai dermatitis
seboroika.
• Tinea favosa pada kulit dapat dilihat sebagai kelainan
kulit papulovesikel dan papuloskuamosa, disertai
kelainan kulit berbentuk cawan yang khas, yang
kemudian menjadi jaringan parut.
• Berat ringan bentuk klinis yang tampak tidak bergantung
pada spesies jamur penyebab, akan tetapi lebih banyak
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, umur dan
ketahanan penderita sendiri.
Pengobatan Dermatofitosis
• Pemberian griseofulvin yang bersifat fungistatik.
- Dewasa : dosis 0,5-1 g
- Anak-anak : 0,25-0,5 g sehari atau 10-25 mg per kgBB
- Dosis harian dibagi menjadi 4 kali sheari
- Pemberian dosis tunggal harian memberikan hasil yang cukup
baik
- Lama pengobatan bergantung pada lokasi penyakit, penyebab
penyakit dan keadaan imunitas penderita.
- Setelah sembuh klinis dilanjutkan 2 minggu agar tidak residif.
• Ketokonazol yang bersifat fungistatik sebanyak 200 mg
per hari selama 10 hari-2 minggu pada pagi hari setelah
makan.
• Pengganti ketokonazol yaitu itrakonazol 2 kali 100-200
mg sehari dalam kapsul selama 3 hari.
• Khusus onikomikosis dikenal sebagai dosis denyut selama
3 bulan. Diberikan 3 tahap dengan interval 1 bulan.
Setiap tahap selama 1 minggu dengan dosis 2 kali 200 mh
sehari dalam kapsul.
• Terbinafin yang bersifat fungisidal dapat diberikan sebagai
pengganti griseofulvin selama 2 minggu, dosisnya 62,5-250
mg sehari bergantung pada berat badan.
• Obat-obat topikal konvensional, misalnya asam salisil 2-4%,
asam benzoat 6-12%, sulfur 4-6%, vioform 3%, asam
undesilenat 2-5% dan zat warna (hijau brilian 1% dalam cat
Castellani).
• Obat topikal baru diantaranya tolnaftat 2% (tolsilak,
haloprogin), derivat-derivat imidazol, siklopiroksolamin dan
naftifine masing-masing 1%.
Tinea Fasialis
Definisi
• Suatu dermatofitosis superfisial yang terjadi pada
wajah, memiliki karaktersitik plaq eritema yang
melingkar dengan batas tegas
Gambaran klinis
• Gatal dan terbakar
• Memburuk ketika terkena paparan sinar matahari (fotosensitifitas)
• Dapat memberikan gejala yang asimtomatis
• Tanda Klinis yang biasa terjadi adalah :
- Bercak
- Makula sampai Plaq
- Eritema
- Squama
- Regresi sentral atau ring like appearance
Penatalaksanaan
a) Sistemik
• Flukonazol : Dewasa 150-200 mg, anak 6mg/kg
• Itrakonazol : Dewasa 400 mg, anak 5 mg/kg

b) Topikal
• Imidazole : Kotrimazol, Mikonazol, Ketokonazol,
Ekonazol
Tinea Aksilaris
Definisi :
• Tinea aksilaris ( Armpit ringworm ) adalah suatu
infeksi jamur yang biasa disebabkan oleh trichopiton,
Microsporum, Epidermophyton yang menyerang
pada bagian ketiak
Gambaran klinis
• Gatal, Kemerahan, Sensasi terbakar
• Bau yang tidak sedap dari ketiak yang terimfeksi
Penatalaksanaan
• Cream (Early Stage Infection) : Clorimazole,
Econazole, Ketokonazole atau imidazole.
• Powder (Popular remedies)
• Sistemik anti fungal.
Tinea Sirsinata & Arkuata
Definisi :
• Merupakan penamaan deskriptif morfologis dari
tinea korporis
Gambaran Klinis
Penatalaksanaan
• Sama dengan penatalaksanaan pada tinea korporis
Pityriasis Versikolor
(Tinea Versikolor)
Definisi :
Penyakit jamur superfisial
kronik pada lapisan tanduk
bercak berskuama halus
berwarna putih dapat
kemerahan maupun coklat
sampai coklat hitam
Pada batang tubuh
Malassezia furfur  jamur lipophilic,
flora normal berada di lapisan keratin
Gambaran klinis
3 bentuk papuloskuama, folikulitis,
inverse tinea versicolor
Bercak putih, kuning, kemerahan
atau kecoklatan yang dapat disertai
gatal bila berkeringat atau tidak
gatal sama sekali.
Lessi terdapat pada leher, dada,
punggung lengan atas dan perut.
Berupa makula
eritem,hipopigmentasi sampai
hiperpigmentasi, berbatas tegas,
distribusi tersebar, terdapat
skuama halus.
Pengobatan Umum:
Menghindari faktor predisposisi
Meningkatkan kebersihan diri
Menghindari pemakaian handuk, perlengkapan
mandi atau pakaian bersama-sama orang lain
Pengobatan pitiriasis versikolor harus
menyeluruh, tekun dan konsisten

 Khusus:
Topikal
Pengobatan topikal ditujukan terutama untuk lesi yang
minimal.
1. Sampo selenium sulfida 2,5%
2. Antijamur golongan azol seperti ketokonazol 2%
3. Terbinafine 1%
Sistemik
Penyakit yang meluas, rekuren, gagal terapi topikal
Ketokonazol 200 mg, itrakonazol 200-400mg flukonazol 400 mg.
Piedra
Definisi
• Piedra adalah infeksi jamur pada rambut, ditandai
dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut

Sinonim
• Black piedra, white piedra, tinea nodosa, piedra
nostros, trikomikosis nodularis, trikomikosis
nodosa, chiqnon disease, beigel disease
Gambaran Klinis
• Benjolan yang besar mudah dilihat, diraba, dan teraba kasar bila
rambut diraba dengan jari-jari
Piedra hitam :
• Hanya menyerang rambut kepala
• Bisa membengkak lalu pecah untuk menyebar disekitar rambut
(shaft) dan membentuk benjolan berwarna hitam
Piedra putih :
• Menyerang janggut dan kumis
• Benjolan berwarna coklat muda dan tidak begitu melekat pada
rambut
Benjolan yang disebabkan P.Hortai :
• Ukuran bermacam-macam dan terpisah satu
dengan yang lain
• Berjolan berwarna hitam terdiri dari hifa
berseptum tersusun padat
• Terdapat 4-8 askospora
Piedra putih
• Disebabkan oleh Trichosporon beigelii :
• Benjolan tidak begitu terpisah satu dengan yang
lain
• Hifa terlihat mengelilingi rambut sebagai selubung
• Benjolan lebih mudah dilepas dari rambut dan
berwarna kehijau-hijauan yang transparan
• Sekeliling rambut terlihat anyaman hifa
Pengobatan :
• Memotong rambut yang terkena infeksi
• Mencuci rambut dengan larutan sublimat
1/2000 setiap hari
• Obat jamur konvensional
Pitirosporum Folikulitis
Definisi
• Penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang
disebabkan oleh spesies Pitirosporum, berupa papul
dan pustul folikular, yang biasanya gatal dan
terutama berlokasi di batang tubuh, leher dan lengan
bagian atas.
• Sinonim : Malasezia folikulitis
ETIOLOGI
• Jamur penyebab adalah spesies Pityrosporum yang
identik dengan Malassezia furfur, penyebab pitiriasis
vesikolor.
• Dahulu dinamai pitirosporosis sekarang disebut
malaseziosis.
PATOGENESIS
• Spesies Malassezia merupakan penyebab pitirosporum
folikulitis dengan sifat dimorfik, lipofilik dan komensal.
• Bila pada hospes terdapat faktor predisposisi spesies
Malassezia yang tumbuh berlebihan dalam folikel
sehingga folikel dapat pecah. Dalam hal ini reaksi
peradangan terhadap produk, tercampur dengan lemak
bebas yang dihasilkan melalui aktivitas lipase.
• Faktor predisposisi antara lain adalah suhu dan
kelembaban udara yang tinggi, penggunaan bahan-
bahan berlemak untuk pelembab badan yang
berlebihan, antibiotik kortikosteroid lokal/sistemik,
sitostatik dan penyakit tertentu, misalnya diabetes
melitus, keganasan, keadaan imunokompremais dan
AIDS.
GEJALA KLINIS
• Memberikan keluhan gatal pada tempat predileksi.
Klinis morfologi terlihat papul dan pustul
perifolikular, berukuran 2-3 mm diameter, dengan
peradangan minimal.
• Tempat predileksi adalah dada, punggung dan lengan
atas. Kadang-kadang dapat di leher dan jarang di
muka.
DIAGNOSIS BANDING
• Akne vulgaris
• Folikulitis bakterial
• Erupsi akneformis
PENGOBATAN
• Antimikotik oral
Misalnya :
- Ketokonazol 200 mg selama 2-4 minggu
- Itrakonazol 200 mg sehari selama 2 minggu
- Flukonazol 150 mg seminggu selama 2-4 minggu
• Antimikotik topikal biasanya kurang efektif, walaupun
dapat menolong.
Tinea Nigra Palmaris
Definisi
• Disebabkan oleh Cladosporium werneckii adalah infeksi
jamur superfisial yang asimtomatik pada stratum
korneum. Kelainan kulit berupa makula tengguli sampai
hitam. Telapak tangan yang biasanya terserang, walaupun
telapak kaki dan permukaan kulit lain dapat terkena.
• Sinonim : Keratomikosis nigrikans palmaris, pitiriasis
nigra, kladosporosis epidemika, mikrosporosis nigra,
tinea nigra.
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia penyakit ini sangat jarang dilihat.
• Penderita umumnya berusia muda di bawah 19 tahun
dan penyakitnya berlangsung kronik sehingga dapat
dilihat pada orang dewasa di atas umur 19 tahun.
• Perbandingan penderita wanita 8 kali lebih banyak
daripada pria.
• Faktor-faktor predisposisi penyakit belum diketahui
kecuali hiperhidrosis.
ETIOLOGI
• Penyebab penyakit adalah Cladosporium werneckii di
Amerika Utara dan Selatan, sedangkan di Asia dan
Afrika organisme ini disebut Cladosporium mansonii.
GEJALA KLINIS
• Kelainan kulit telapak tangan berupa bercak-becak
tengguli hitam dan sekali-seklai bersisik.
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan kerokan kulit dan biakan.
• Pada pemeriksaan sediaan langsung dalam larutan KOH
10% jamur terlihat sebagai hifa bercabang, bersekat
ukuran 1,5-3 mikro, berwarna coklat muda sampai hijau
tua.
• Biakan pada agar Sabouraud (suhu kamar) menghasilkan
koloni yang tampak sebagai koloni menyerupai ragi dan
koloni filamen berwarna hijau tua atau hitam.
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis kontak
• Tinea versikolor
• Hiperkromia
• Nevus pigmentosus
• Kulit yang terkena zat kimia misalnya perak nitrat
PENGOBATAN
• Obat-obat jamur konvensional, misalnya salap salisil
sulfur, Whitfield dan tinctura jodii.
• Obat anti jamur baru juga berkhasiat.
PROGNOSIS
• Oleh karena asimtomatik tidak memberi keluhan
pada penderita kecuali keluhan estetik, kalau tidak
diobat penyakit akan menjadi kronik.
Otomikosis
Definisi :
• Infeksi jamur ( aspergillus niger / Candida ) pada
lubang telinga bagian luar yang ditandai dengan
tanda – tanda peradangan, gatal, rasa tidak nyaman
pada telinga. Biasa disebut juga dengan Singapore
ear, hongkong ear, Tropical ear atau otitis eksterna
jamur akut
Gambaran klinis
• Perasaan penuh pada telinga
• Gatal pada liang telinga
• Tinitus
• Kotoran telinga ( debris )
• Eritema
• Edema
• Spora kehitaman ( aspergilus niger )
Penatalaksanaan
• Larutan asam asetat 2-5 % dalam alkohol yang diteteskan
kedalam liang telinga
• Larutan timol 2 % dalam spiritus dilutes (alkohol 70
%) atau meneteskan larutan burrowi 5 % satu atau dua tetes
dan selanjutnya dibersihkan dengan desinfektan
• Dapat juga diberikan Neosporin dan larutan gentian violet 1-2
%.8
• Fungisida topikal spesifik : nystatin , ketokonazole,
klotrimazole
Keratomikosis
Definisi :
• Infeksi jamur pada kornea yang disebut juga biasanya
dengan sebutan keratitis fungi yang biasanya
mengenai atau menginfeksi pada kornea bagian
anterior
Gambaran klinis
• Nyeri yang ekstrim
• Fotofobia
• Pengelihatan kabur
• Sering berair
• Kotoran mata yang purulent
• Kemerahan pada mata
Penatalaksanaan
• Obat anti jamur : mikonazole topical 1%
(Paecilomyces lilacinum )
• Ampothericin B (fungal tipe yeast)
• Fluconazole (Tambahan fungal tipe yeast)
• Ketokonazole (fungal tipe filamentous)
Referensi
• 1. A. Smith. Lowell. Fitzpatrick’s Dermatology in
General Medicine.8th. McGraw Hill.

• 2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin. FKUI.


Edisi 6. 2012. Badan Penerbit FKUI. Jakarta.
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai