Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

Robert Rahmat Rivay Gaib


Diaz Cipta Pratama Talawo
Nasir S. Amu
A. Pembentukan Uap (kukus)
 Uap dihasilkan dalam sebuah ketel uap (boiler).
 Tekanan dalam ketel uap sangat tinggi, sehingga air harus dipompa dan masuk kedalam ketel uap dengan
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan tersebut. Gejala terbentuknya uap yang dapat bergerak dalam suatu
silinder dan dapat menyerap kalor (dipanaskan) dari sumber pemanas luar. Air dipompa dari bawah silinder
dengan tekenan yang seimbang P yang bekerja diatas torak. Selanjutnya air mulai mendidih dan terbentuk uap
(kukus). Torak akan mendorong keatas sampai semua air berubah menjadi kukus (uap jenuh). (Gambar 10.1.1
terbentuknya uap).
B. Sifat – sifat Uap
 Kalor Sensibel

 Energi Dalam

 Uap Basah

 Fraksi (kualitas) uap kering

 Uap jenuh (Saturated Steam)

 Uap panas lanjut (Superheated steam)

 Kalor total

 Volume spesifik

 Entropi

 Garis volume spesifik konstan


A. Uraian
Konstruksi sebuah mesin uap sederhana terdiridari silinder 1 yang salah satu sisinya dihubungkan kerangka mesin
dengan sambungan baut.

Kebutuhan uap diperoleh dari ketel, selanjutnya disalurkan kemesin melalui rongga uap sebelum masuk kedalam
silinder. Uap masuk kesilinder melalui dua lubang, uap didistribusikan kedalam silinder dengan bantuan katup luncur
atau katup torak yang disambung kebatang katup yang berhubungan dengan bagian eksentrik dari poros engkol.
Gerak putar eksentrik akan menggerakkan katup turun naik.
B. Diagram indikator
 Diagram indikator hipotetik

 Diagram indikator sebenarnya

 Penentuan ukuran silinder

 Berat uap didalam silinder

 Uap sisa

 Aliran

 Kurfa jenuh

 Jumlah uap yang hilang


C. Pengaturan pada mesin-mesin uap
Pengaturan throttle, Dengan aksi dari pengatur jumlah uap dapat divariasi, yakni dengan cara pembukaan atau
penutupan katup throttle. Untuk mesin yang dilengkapi dengan pengaturan throttle laju kebutuhan uap berbanding
langsung dengan ihp, sedangkan variasi ihp tergantung dari beban.
Pengaturan pemasukan uap (cup-off)

D. Pengujian Prestasi
Hidupkan mesin tanpa beban sampai keadaan stabil. Pengujian tanpa beban dikenal pula sebagai pengujian
gesekan. Lalu diberi beban seperempat, setengah, tiga perempat sampai beban penuh pada putaran tetap.
E. Kesetimbangan Kalor
9Perhitungan kesetimbangan kalor dari mesin uap dapat diperoleh dengan memberi pembebanan pada
dinamomenter hidrolik atau rem jepit.
A. Keuntungan-keuntungan
 Pada mesin kompon, kondensasi uap dapat dikurangi karena jangkauan suhu tiap silinder menurun.

 Untuk rasio ekspansi yang sama, silinder mesin uap kompon dapat dibuat dengan konstruksi yang lebih ringan.

 Penggunaan uap lebih ekonomis, dengan demikian tungku pengapian dari suatu kenderaan lebih ringan dan
mempunyai umur lebih lama dibandingan dengan mesin uap biasa.
 Setelah ekspansi silinder tekanan tinggi, uap masih dapat dipanaskan kembali sebelum menuju silinder
tekanan rendah berikutnya.
 Pada mesin uap kompon gaya-gaya dapat didistribusikan kebagian-bagian yang lebih merata.

 Memungkinkan untuk beroperasi dengan putaran tinggi karena keseimbangan mekanisnya lebih baik

 Mesin uap kompon dapat dihidupkan pada setiap posisi

 Bagaian-bagian mesin yang diperlukan tidak perlu disediakan dan diproduksi dalam jumlah yang besar

B. Tipe-tipe
 Tipe woolf. Pada mesin uap kompon Woolf, torak pada dua silinder, baik tekanan tinggi atau rendah, memulai
dan mengakhiri langkahnya bersamaan waktunya dengan waktu pemasukan dan pengeluaran.
 Tipe receiver. Receiver yang dimaksud adalah sebuah tempat penampungan atau secara sederhana dapat
berupa pipa yang menghubungkan silinder tekanan tinggi dengan silinder tekanan rendah.
 Mesin uap kompon silang. Merupakan mesin jenis receiver pipi engkol dipasang saling tegak lurus. Pada mesin
uap kompon tandem kembar, mesin disusun dan dibuat dari dua buah mesin jenis woolf dengan posisi pipi
engkol saling tegak lurus.
C. Ukuran silinder
Jika :
 DH =Diameter silinder tekanan tinggi m

 DL = diameter silinder tekanan rendah m

 AH = luas silinder tekanan tinggi m2

 AL=luas silinder tekanan rendah m2

 V2 = volumesilinder tekanan rendah m3

 V4 = volume silinder tekanan tinggi m3

 V1 = volume cut-offpada silinder tekanan tinggi

 V3 = volume cut-off pada silinder tekanan rendah

 KH = fraksi, menunjukkan pemasukan pada uap silinder tekanan tinggi.

 KL = fraksi, menunjukkan jarak tempuh torak selama pemasukan uap silinder tekanan rendah.

 R1 = rasio ekspansi pada silinder tekanan tinggi.

 R2 = rasio ekspansi pada silinder tekanan rendah.

 R = rasio ekspansi mesin.

 FH = gaya awal yang bekerja pada torak silinder tekanan tinggi

 FI = gaya awal yang bekerja pada torak silinder tekanan rendah.


 PmH = mep silinder tekanan tinggi
 PmL = mep silinder tekanan rendah
 PML = mep berdasarkan silinder tekanan tendah
 N = putaran mesin rpm
 S = kecepatan torak, m/menit
 = 2 LN
 P1 = tekanan uap awal kgf/m2
 P2 = tekanan pelepasan uap silinder tekanan tinggi kgf/m2
 P3 = tekanan uap pada receiver, kgf/m2
 P4= tekanan pelepasan uap silinder tekanan rendah, kgf/m2
 Pb = tekanan kondensor, kgf/m2

 K = Faktor diagram
A. Analisis aliran uap
Nosel uap adalah suatu lintasan yang berbentuk silinder yang berbentuk penampang bervariasi, bermula dan
bentuk konvergen sampai kebentuk penampang terkecil yang disebut dengan bagaian kerongkongan 2, selanjutnya
penampang berubah menjadi bentuk divergen sampai akhir lintasan keluar uap nosel 3.

Nosel berfungsi untuk mengubah energi panas ke bentuk energi kinetik dengankerugian yang minimum.
B. Pengaruh gesekan
Pengaruh gesekan dapat dilihat dalam diagram millier :

(1) Menunjukkan kondisi uap mula-mula masuk nosel


(2) Menunjukkan kondisi uap di kerongkongan (gesekan yang sampai ke bagian kerongkongan pada umumnya
diabaikan).
(3) Kondisi uap keluar nosel, dengan tekanan p3.
(3S) Ekspensasi adiabatik atau isentropik sampai kondisi 3s pada tekanan P3 (tanpa gesekan)
Tetapi pada kenyataannya jika uap
keluar diukur, akan diperoleh 1
sampai 3% lebih besar dari
perhitungan teoretis. Jika uap masuk
nosel dalamkeadaan panas lanjut,
kenaikan jumlah uap keluar
dikompensasi oleh penurunan akibat
gesekan, jika uap keluar diukur
hasilnya kurang lebih akan sama
dengan perhitungan teoretis.
Masalah ini disebabkan oleh adanya
kelambatanwaktu pada saat uap
mengembun, sehingga kondisi uap
tetap dalam keadaan kering. Gejala
ini dikenal dengan super jenuh.
E. Pengaruh Tekanan Balik Terhadap Keluaran
Maksimum
Untuk mencari seberapa jauh pengaruh tekanan
balik pada keluaran uap maksimum pada sebuah
nosel konvergen-divergen, maka tekanan uap
masuk dipertahankan konstan, sedangkan
tekanan balik divariasi dengan bantuan sebuah
katup yang dipasang pada lintasan keluar nosel.
Tekanan uap sepanjang sumbu nosel diukur
dengan probe atau search tube atau dengan pipa
berdinding tipis dan berlubang yang berputar
sepanjang sumbu.
Pada tekanan kerongkongan yang ideal, yaitu
pada P2 = 0,58 P1, didapat suatu kurva keluaran
uap maksimum, di mana kecepatan di
kerongkongan sama dengan kecepatan bunyi.

Anda mungkin juga menyukai