Anda di halaman 1dari 23

MEIGS’ SYNDROME

NURUL ANNISA FIRMAN


N 111 16 036

PEMBIMBING : dr. MELDA MM. SINOLUNGAN, SP.


OG
PENDAHULUAN
Latar belakang

Sindroma ini jarang ditemukan dan patofisiologinya belum


diketahui secara jelas. Sindroma Meigs bersifat jinak dengan
prognosis yang sangat baik jika ditangani dengan tepat, tetapi
gejala-gejalanya terlihat mirip dengan kondisi pasien pada
kasus keganasan.
Sindrom Meigs menyumbang sekitar 1% dari tumor
ovarium, dan fibromata ovarium dan ada pada 2-5% kasus
tumor ovarium yang diangkat secara operasi. Sekitar 10-
15% wanita dengan fibroma ovarium memiliki asites, dan
1% nya memiliki hydrothorax.
Tujuan

Memahami definisi, etiologi, gambaram klinis,


diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis dari
Meigs’ Syndrome.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Sindrom Meigs didefinisikan sebagai trias fibroma


ovarium, asites, dan efusi pleura yang membaik
secara spontan setelah reseksi fibroma.
Klasifikasi
Dibawah ini adalah terminologi yang berhubungan
dengan sindrom Meigs berserta klasifikasinya

 Classic Meigs’ Syndrome


 Nonclassic Meigs’ Syndrome
 Pseudo-Meigs’ Syndrome
◦ Terbagi menjadi subklasifikasi;
 Benign Pseudo-Meigs’ Syndrome
 Malignant Pseudo-Meigs’ Syndrome
 Pseudo-Pseudo Meigs’ Syndrome (Tjalma Syndrome)
 Atypical atau Incomplete Meigs’ Syndrome
Epidemiologi
Sindrom Meigs menyumbang sekitar 1% dari
tumor ovarium, dan fibroma ovarium dan ada
pada 2-5% tumor ovarium yang diangkat secara
operasi. Sekitar 10-15% wanita dengan fibroma
ovarium memiliki asites, dan 1% nya memiliki
hydrothorax.
Patofisiologi
Asites
 Patofisiologi asites pada sindrom Meigs
belum diketahui pasti.
◦ Meigs  iritasi pada permukaan peritoneal 
merangsang produksi cairan peritoneal.
◦ Samanth dan Black  tumor berdiameter
lebih besar dari 10 cm  sekresi cairan dari
tumor sebagai sumber asites.
◦ Mekanisme lain
 Tekanan langsung pada limfatik atau pembuluh darah
 Stimulasi hormonal
 Torsi tumor
 Pelepasan mediator dari tumor

Efusi Pleura
 Patofisiologi dari efusi pleura juga masih
belum jelas.
◦ Studi Efskind  menyuntikkan tinta ke perut
bagian bawah  partikel tinta terakumulasi di
permukaan limfatik pleura
◦ Studi Terada  menyuntikkan albumin berlabel ke
dalam peritoneum  konsentrasi maksimum
terdeteksi pada pleura.

Meigs melakukan elektroforesis  cairan pleura dan


asites memiliki karakteristik yang serupa.

Krenke dkk  cairan eksudatif pada efusi pleura


secara signifikan lebih umum daripada cairan
transudatif  berasal dari rongga peritoneal dan
bergerak ke rongga pleura melalui defek diafragma
atau saluran limfatik.
Diagnosis
Anamnesis
 Keluhan utama biasanya samar dan bermaninfestasi
dalam waktu yang lama. Pasien dapat mengeluhkan sesak
nafas, mudah lelah, lingkar perut membesar, kembung,
amenore pada wanita premenopause, haid tidak teratur,
dan ada nya riwayat keluarga dengan kanker ovarium.
Pemeriksaan fisik
 Tanda vital – takipnea, takikardi
 Paru-paru – tactile fremitus berkurang, resonansi suara
berkurang, suara nafas berkurang
 Abdomen – kebanyakan pasien datang dengan masa
pelvis yang asimtomatik, solid, dan unilateral. Asites
ditandai dengan pekak alih dan/atau fluid thrill
 Pelvis – masa pada pelvis
Pemeriksaan penunjang
 Pelvic ultrasound. Dapat menunjukkan
asites, adanya masa adneksa dengan batas
yang jelas tanpa peningkatan vaskularitas
Chest X-ray. Dapat digunakan untuk
mengonfirmasi adanya efusi pleura.

MRI atau CT scan dapat


dipertimbangkan untuk
meniadakan diagnosis banding
berupa penyakit metastatik
sebelum pengobatan
 CA 125
 Pemeriksaan laboratorium
◦ Hasil pemeriksaan hanya bersifat sugestif tetapi tidak
dapat mengkonfirmasi sindrom Meigs

Diagnosis pasti sindrom Meigs adalah masa pasca operasi dengan


hasil resolusi asites dan efusi pleura serta konfirmasi tumor secara
histologis
Diagnosis banding
 Malignant ovarian tumor
 Hypoalbuminemia
 Kanker usus
 Kanker paru-paru
 Nephrotic syndrome
 Congestive heart failure
 Liver cirrhosis
Penatalaksanaan
 Perawatan Medis
◦ Perawatan medis pada pasien dengan sindrom
Meigs bertujuan untuk mengobati secara
simtomatik
 Konsultasi
 Manajemen Bedah
◦ Pilihan prosedur pembedahan bergantung
pada usia dan status reproduksi penderita.
 Perawatan Rawat Jalan
Prognosis
Sindrom Meigs adalah suatu penyakit jinak, dengan
prognosis baik jika dirawat dengan benar. Tidak
ada laporan kekambuhan setelah operasi
pengangkatan massa.
PENUTUP
Kesimpulan
 Sindrom Meigs adalah trias fibroma ovarium, asites, dan
efusi pleura yang membaik secara spontan setelah
reseksi fibroma. Diklasifikasikan menjadi Classic Meigs’
Syndrome, Nonclassic Meigs’ Syndrome, Pseudo-Meigs’
Syndrome, Pseudo-Pseudo Meigs’ Syndrome (Tjalma
Syndrome), dan Atypical atau Incomplete Meigs’ Syndrome.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, tanda,
peemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Setelah
didiagnosis Meigs’ syndrome dapat dilakukan
penatalaksanaan pengangkatan tumor ovarium yang akan
berangsur-angsur mengurangi gejala asites beserta efusi
pleura pada penderitanya.
Saran
 Beberapa kasus Meigs Sindrom terkadang tidak
terdeteksi dan tidak mendapatkan evaluasi berlanjut
setelah dilakukan tindakan operatif pengangkatan tumor.
Sehingga dengan adanya pengetahuan tentang materi ini
agar dapat menarik diagnosis dan memberikan
penatalaksanaan yang tepat untuk kedepannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai