Anda di halaman 1dari 45

PERTEMUAN KE-1

PERKEMBANGAN PROFESI, PELAYANAN


DAN PENDIDIKAN BIDAN SECARA
NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Konsep Kebidanan

By: Diae Fransisca, SST


POKOK BAHASAN
 Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan
kebidanan
 Perkembangan diluar negeri
 Perkembangan di dalam negeri

Konsep Kebidanan
DEFINISI BIDAN
 Menurut WHO
Bidan adalah seorang yang mengikuti program
pendidikan bidan yang berlaku di negaranya dan telah
menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan telah
memperoleh atas pengakuan atas kualifikasinya dan
terdaftar, disahkan dan memperoleh izin melaksanakan
praktek kebidanan.

 Menurut ICM
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program
pendidikan bidan yang diakui dinegaranya, telah lulus
dengan baik dari pendidikan tersebut serta memenuhi
persyaratan untuk didaftar (register) dan/atau memiliki izin
sah (lesensi) untuk melakukan praktik bidan.
Konsep Kebidanan
Lanjutan.....
 Menurut IBI
Bidan adalah seorang wanita yang telah
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan
yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku dicatat
(register), diberi izin secara sah untuk menjalankan
praktek.

Konsep Kebidanan
Lanjutan....

Bidan mempunyai tugas penting dalam


konseling dan penyuluhan kesehatan, tidak saja
kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini mencakup penyuluhan
pada anternatal, persiapan untuk menjadi orang tua
dan dapat diperluas kepada kesehatan perempuan,
kesehatan seksual atau reproduksi dan anak. Bidan
dapat praktik diberbagai setting pelayanan
kesehatan termasuk di rumah, komunitas, rumah
sakit, klinik atau unit kesehatan.
Konsep Kebidanan
KEBIDANAN

 Arti Kebidanan
Ilmu yang mempelajari kelahiran manusia, mulai
dari kandungan sampai melahirkan.

 Asal Kata Kebidanan


 Dalam bahasa latin “ Obsto” (obstetric artinya
mendampingi)
 Dalam bahasa Prancis (obstetricus)
 Dalam bahasa Belanda (obstetrie)
 Dalam bahasa Inggris (obstetric)

Konsep Kebidanan
CARA – CARA PERSALINAN LAMA

 Wanita yang akan bersalin disuruh berjongkok seperti


hendak buang air besar (BAB)
 Wanita yang bersalin duduk ditengah lapangan kemudian
ditakut-takuti (terkejut kemudian melahirkan)
 Wanita yang bersalin disuruh berdiri (dengan dukun
memegang dan memeras pinggang wanita kemudian anak
lahir)
 Wanita yang akan bersalin diasingkan dari masyarakat
bersama dengan dukun.
 Persalinan dianggap aktivitas dari bayi (dinyanyikan lagu
agar anak keluar untuk menyaksikannya )
Konsep Kebidanan
Sejarah Perkembangan Pelayanan dan
Pendidikan Bidan Di Indonesia

Perkembangan pendidikan dan pelayanan


Kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari
masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan,
politik/kebijakan pemerintah dalam pelayanan
dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan
masyrakat serta kemajuan ilmu teknologi.

Konsep Kebidanan
Pada zaman pmerintahan Hindia Belanda,
angka kematian ibu dan anak sangat tinggi.
Tenaga penolong persalinan adalah dukun.
Pada tahun 1807 (Zaman Gubernur Jendral
Hendrik William Deandels ) para dukun dilatih
dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan
ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya
pelatihan kebidanan.
Konsep Kebidanan
Lanjutan......

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan


kebidanan hanya diperuntukan bagi orang-orang
Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada
tahun 1849 di buka pendidikan Dokter Jawa di
Batavia (Di Rumah Sakit Belanda Sekarang RSPAD
Gatot Subroto). Seiring dengan dibukanya
pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka
Pendidikan bidan bagi wnita pribumi di Batavia oleh
seorang dokter militer Belanda (Dr.W.Bosch) lulusan
ini kemudian bekerja di Rumah sakit juga di
masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu
dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.
Konsep Kebidanan
Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara
pormal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan.
Khususnya untuk dukun masih berlangsung sampai dengan
sekarang yang memberi kursus adalah bidan. Perubahan
pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu
dan anak secara menyeluruh dimasyarakat dilakukan melalui
kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus Tambahan
Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya
dilakukan pula di kota-kota besar lain di nusantara ini. Seiring
dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan
Anak (BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan
kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan mencakup
pelayanan antenatal, post natal dan pemeriksaan bayi dan anak
termasuk imunisasi dan penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA,
bidan memberi pertolongan persalinan di rumah keluarga dan
pergi melakukan kunjungan rumah sebagai upaya tindak lanjut dari
pasca persalinan.
Konsep Kebidanan
LANJUTAN......
Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan
terintegrasi kepada masyarakat yang di namakan Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957.
puskesmas memberikan pelayanan di dalam gedung dan di
luar gedung dan berorientasi pada wilayah kerja. Bidan yang
bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan
keluarga berencana baik di luar gedung maupun di dalam
gedung. Pelayanan kebidanan yang diberikan di luar gedung
adalah pelayanan kesehatan dan pelayanan di pos pelayanan
terpadu (Posyandu). Pelayanan di posyandu mencakup
empat kegiatan yaitu : pemeriksaan kehamilan, pelayanan
keluarga berencana, imunisasi, gizi dan kesehatan
lingkungan.
Konsep Kebidanan
Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan
secara merata dan dekat dengan masyarakat, sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini melalui
Instruksi Presiden secara lisan pada Sidang Kabinet
Tahun 1992 tentang perlunya medidikan bidan untuk
penempatan didesa. Adapun tugas pokok bidan di desa
adalah sebagai pelaksanaan kesehatan KIA. Khususnya
dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas
serta pelayanan bayi baru lahir, termasuk pembinaan
dukun bayi. Dalam kaitan tersebut, bidan di desa juga
menjadi pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan
keluarga berencana yang pelaksanaannya sejalan dengan
tugas pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan
rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya,
mengadakan pembinaan pada posyandu di wilayah
kerjanya serta mengemgangkan pondok Bersalin sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Konsep Kebidanan
Lanjutan......

Hal tersebut diatas adalah yang diberikan oleh


bidan di desa. Pelayanan yang diberikan berorientasi
pada kesehatan masyarakat beda halnya dengan
bidan yang bekerja dirumah sakit, dimana pelayanan
yang diberikan berorientasi dengan individu. Bidan
di rumah sakit memberikan pelayanan poliklinik
antenatal, gangguan kesehatan reproduksi di
poliklinik keluarga berencana, senam hamil,
pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar operasi
kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.
Konsep Kebidanan
Lanjutan....
Titik tolak dari Konferensi Kepandudukan Dunia di
Kairo pada tahun 1994 yang menekankan pada
reproductive (kesehatan reproduksi), memperluas area
garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi :
1. Safe Motherhood. Termasuk bayi baru lahir dan
perawatan abortus.
2. Family Planning
3. Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran
alat reproduksi.
4. Kesehatan reproduksi remaja.
5. Kesehatan reproduksi orang tua.
Konsep Kebidanan
LANJUTAN....
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan
tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut
diatur melalui peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes). Permenkes yang menyangkut
wewenang bidan selalu mengalami perubahan
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Konsep Kebidanan
Permenkes tersebut dimulai dari :
 Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada
pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi
petugas lain.
 Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi
Permenkes 623/1989 wewenang bidan dibagi menjadi dua
yaitu Permenkes khusus. Dalam wewenag khusus ditetapkan
bila bidan melaksanakan tindakan khusus dibawah
pengawasan dokter. Hal ini berarti bahwa bidan dalam
melaksanakan tugasnya tidak tanggung jawab dan
bertanggung gugat atas tindakan yang dilakukannya.
Pelaksanaan dari Pemenkes ini, bidan dalam melaksanakan
prakteknya perorangan dibawah pengawasan dokter.
Konsep Kebidanan
Lanjutan....

 Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini


mengatur tentang registrasi dan praktek bidan.
Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi
kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut
disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan
tindakan. Dalam wewenagn tersebut mancakup :
a. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu
dan anak.
 b. Pelayanan keluarga berencana.
 c. Pelayanan kesehatan masyarakat.
Konsep Kebidanan
LANJUTAN....
Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan
kolaborasi, konsultasi dan merujuk sesuai dengan
kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya.
Selanjutnya diuraikan kewenangan bidan yang terkait
denganibu dan anak, lebih terinci misalnya : kuretasi
digital untuk sisa jaringan konsepsi, vakum ekstraksi
dengan kepala bayi di dasar panggul, resusitasi pada
bayi yang baru lahir dengan asfiksia dan hipotermi
dan sebagainya. Pelayanan kebidanan dalam bidang
keluarga berencana, bidan diberikan wewenang antara
lain : memberiakan alat kontrasepsi melalui oral,
suntikan, AKDR, AKDK (memasang maupun
mencabut) kondom dan tablet serta tissue vagina.
Konsep Kebidanan
LANJUTAN....
Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang
pelayanan kebidanan yang ditunjukkan untuk
menyelamatkan jiwa. Dalam aturan tersebut juga
ditegaskan bahwa bidan dalam menjalankan praktek
harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan,
pendidikan, pengalaman serta berdasarkan standar
profesi. Di samping itu bidan diwajibkan merujuk kasus
yang tidak dapat ditangani, memberikan informasi serta
melakukan rekam medis dengan baik. Untuk
memberikan pertunjukan pelaksanaan yang lebih rinci
mengenai kewenangan bidan yang dituangkan dalam
Lampiran Keputusan Dirjend Binkesmas No. 1506/Tahun
1997.
Konsep Kebidanan
Lanjutan....
 Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Permenkes
527/1996 tidaklah mudah, karena wewenang yang diberikan oleh
Depertemen Kesehatan ini mengandung tuntutan akan
kemampuan bidan sebagai tenaga professional dan mandiri.
Pencapaian kemampuan tersebut dapat diawali dari institusi
pendidikan yang berpedoman pada kompetensi inti bidan dan
melalui institusi pelayanan dengan meningkatkan kemampuan
bidan sesuai denga kebutuhan.
 Perkembangan pelayanan kebidanan memerlukan kualitas
bidan yang memadai atau handal dan diperlukan monitoring /
pemantauan pelayanan oleh karena itu adanya konsil kebidanan
sangat diperlukan serta adanya pendidikan bidan yang
berorientasi dan akademik serta memiliki kemampuan
melakuakan penelitian adalah suatu trobosan dan syarat utama
untuk percepatan peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

Konsep Kebidanan
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Indonesia

 Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindia Belanda.


Yang dimaksud dalam pendidikan ini adalah pendidikan formal dan
non formal.
 Pendidikan bidan pertama kali dibuka pada tahun 1851 oleh
seorang dokter militer Belanda (Dr.W.Bosch). pendidikan bidan ini
hanya untuk wanita pribumi dan Batavia. Tapi tidak berlangsung
lama karena kurangnya peserta pendidik dan batasan bagi wanita
untuk keluar rumah.
 Pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita
pribumi di rumah sakit Batavia dan oada tahun 1904 dibuka
pendidikan bidan bagi wanita Indonesia di Makasar.
 Pada tahun 1911 – 1912 di mulai pendidikan tenaga keperawatan
secara terancana di Semarang dan Batavia. Calon peserta didik yang
diterima SD 7 tahun ditambah pendidikan keperawatan 4 tahun
(peserta didik pria) dan pada tahun 1914 khusus bagi peserta didik
wanita.
Konsep Kebidanan
Lanjutan......
 Pada tahun 1935 – 1938 Belanda mendidik bidan lulusan Mulo
(setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan dibuka sekolah
bidan di beberapa kota besar. Jakarta di RSB Budi Kemulyaan, RSB
Palang Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Adapun lulusan
didasarkan atas latar belakang. Bidan dengan pendidikan dasar
Mulyo ditambah pendidikan bidan selama 3 tahun disebut bidan
kelas satu (vroedvrouw eerste klas) dan bidan lilisan dari perawat
disebut bidan kelas dua (vroedvrouw tweede) mantri.
 Pada tahun 1950-1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di
Yogyakarta lamanya kursus antara 7 sampai 12 minggu dengan
tujuan memperkenalkan pengembangan program KIA. Pada tahun
1967 KTB ditutup.
 Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan, guru perawat, perawat
kesehatan masyarakat di Bandung. Pada tahun 1972 pendidikan ini
dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SPG).
Konsep Kebidanan
LANJUTAN......
 Tahun 1970 di buka program pendidikan bidan dari lulusan Sekolah
Pengatur Rawat (SPR) ditambah 2 tahun pendidikan bidan.
Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat
banyak maka pada tahun 1974 sekolah bidan tutup dan dibuka SPK
dengan tujuan ada tenaga multi purpose dilapangan yang dapat
menolong persalinan. Tetapi hal ini tidak berhasil.
 Pada tahun 1975 sampai 1984 pendidikan bidan ditutup selama 10
tahun.
 Pada tahun 1981 dibuka pendidikan diploma 1 kesehatan ibu dan
anak, latar belakang pendidikan SPK. Tetapi hanya berlangsung 1
tahun.
 ·Pada tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan A (PPB-A) yang
memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung masuk program
pendidikan ini dimana lama pendidikan 1 tahun. Para lulusan ini
ditempatkan di desa-desa dengan tujuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Konsep Kebidanan
 Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan B yang pesertanya
lulusan dari AKPER, lama pendidikan 1 tahun. Tujuan program ini
adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada Program
Pendidikan Bidan A. Ternyata berdasarkan penelitian dari lulusan ini
tidak menunjukan kompetensi dan berlangsung selama 2 angkatan
(1995 dan 1996) kemudian ditutup.
 Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan C (PPB-C) yang
menerima lulusan dari SMP yang dilaksanakan di 11 propinsi : Aceh,
Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusatenggara Timur, Maluku
dan Irian Jaya.
 Pada tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba
pendidikan jarak jauh (distance leaming) di 3 propinsi yaitu Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur berdasarkan SK Menkes No.
1247/Menkes/ SK/XII/1994 dengan tujuan untuk memperluas
cakupan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan.
 Pada tahun 1995 diadakan Diklat Jarak Jauh (DJJ). DJJ tahap 1
(1995-1996), DJJ tahap 2 (1996-1997) dan DJJ 3 (1997-1998) dengan
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
bidan agar mampu melaksanakan tugasnya dan diharapkan
berdampak pada penurunan AKI dan AKB.

Konsep Kebidanan
Lanjutan......

 Pada tahun 1994 dilaksanakan penelitian pelaksanan kegawat


daruratan maternal dan neonatal, dan pelaksanaannya adalah
rumah sakit propinsi /kabupaten.
 Pada tahun 1996 IBI bekerja sama dengan Departemen
Kesehatan dan American College of Nurse Midwife (ACNM)
dan RS swasta mengadakan Training of Training kepada
anggota IBI dan selanjutnya melatih bidan praktek swasta
secara swadaya, juga guru/ dosen dari D3 kebidanan.
 Pada tahun 1995-1998 diadakan pelatihan dan peer review
bagi bidan rumah sakit, bidan puskesmas dan bidan di desa di
propinsi Kalimantan Selatan dimana IBI berkerja sama
langsung dengan Mother Care.
 Tahun 1996 dibuka pendidikan D3 kebidanan di 6 propinsi
yang menerima calon peserta didik dari SMA
Konsep Kebidanan
LANJUTAN......
 Tahun 2000 dibuka DIV bidan pendidik di UGM
kemudian bulan Febuari UNPAD,USU Medan, STIKES
Ngudi Waluyo Semarang, STIKIM Jakarta dan tahun
2005 Poltekes Bandung. Pendidikan ini berlangsung
lamanya 2 semester ( 1tahun)
 Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan
Persalinan Normal (APN) yang dikoordinasikan oleh
Maternal Neonatal Hearth (MNH) yang sampai saat ini
telah melatih APN dibeberapa propinsi/kabupaten.
 Bulan September 2005 dibuka DIV kebidanan Reguler di
UNPAD Bandung, menerima dari SMU dg lama
pendidikan 8 semester.
 Selain itu bulan April 2006 dibuka S2 kebidanan di
UNPAD, menerima dari DIV kebidanan dgn lama
pendidikan min 4- 10 semester.
Konsep Kebidanan
PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN PENDIDIKAN
KEBIDANAN INTERNASIONAL.
1. Zaman Kuno ( Sebelum Masehi)
 Catatan paling awal keberadaan manusia berisi tentang
fakta adanya pembantu kelahiran. Pembantunya berasal
dari keluarga atau di luar keluarga yang mempunyai
pengalaman dalam kelahiran. Hal ini lah yang
memungkinkan pertama kalinya mempelopori adanya bidan.
Mereka tidak menetapkan bayaran tetapi mendapatkan
hadiah. Menurut adat istiadatnya atau kebudayaan wanita
yang boleh menolong persalinan adalah wanita yang sudah
melahirkan, tidak boleh laki-laki hadir adanya acara ritual
tertentu sebelum, selama, sesudah persalinan.
 Pada zaman ini praktek-praktek kebidanan yang tradisional
mungkin bisa menolong meskipun tidak sesuai dengan
dasar-dasar ilmiasi.
Konsep Kebidanan
Bangsa Mesir
 Setelah kebidanan pertama kali dikenal didirikan di Mesir dimana
kebidanan itu adalah suatu hal yang paling mulia, dan diberikan
oleh dewa. Bidan- bidannya terlatih dengan baik dan memiliki
pengetahuan anatomi fisiologi, memiliki aturan-aturan dalam
memimpin persalinan dan merawat bayi lahir.
 Mereka mempunyai undang-undang dalam mengontrol praktek
mereka dan harus memanggil asisten dari tabib konsultan bila
ada masalah selama persalinan. Biadan juga telah melakian
sirkumsisi pada bayi.
Bangsa Yahudi
 Pertolongan persalinan pada bangsa Yahudi banyak mencontoh
pada bangsa Mesir, hal ini dibuktikan pada pengobatan dan
pendidikan kebidanan yang didapatkan dari bangsa Mesir.
Hygiene merupakan hal yang paling utama dalam menolong
persalinan, termasuk di dalamnya merangsang persalinan
dengan bantuan mantra-mantra. Perawatan neonatus bangsa
Yahudi meliputi memotong tali pusat, memandikan bayi,
menggosok badan bayi dengan garam dam membungkusnya
dengan bedongan. Bidan – bidan di Yahudi telah mendapatkan
bayaran atas jasanya.
Konsep Kebidanan
Lanjutan......

Bangsa Yunani
 Bangsa Yunani telah ada bidan yang dapat menolong persalinan, mereka
harus telah mempunyai anak sendiri mereka diasanya dibayar atas
pelayanan yang telah diberikan dan undang-undang yang keras
mengontrol praktek mereka.
 Hipocrates sebagai bapak pengobatan pada zaman telah merubah
pandangan-pandangan selama dalam kebidanan, kasus pertama yang
ditemukan olehnya adalah kematian akibat demam purperalis. Aristoteles
mengajarkan pengeruh-pengaruh praktek kebidanan selama hampir 2000
tahun.
Bangsa Roma
 Ilmu kebidanan pada bangsa Roma berasal dari negeri Yunani melalui
Mesir, ada 2 jenis bidan di Roma yaitu :
1. Bidan yang ahli dibidangnya : mereka dihargai sebagai pemimpin tim
dari ahli obstetric, yang biasanya mereka melakukan praktek sendiri.
2. Bidan yang bersetatus rendah : bidan ini sederajat dengan pembantu
persalinan tradisional.

Konsep Kebidanan
Konsep Kebidanan

Lanjutan......
2. Zaman Pertengahan ( 1 – 1500 Masehi )
Pada zaman ini kemajuan perkembangan kebidanan seiring dengan
penyebaran agama Kristen, pengetahuan obstentrik membuat beberapa penemuan 2
kebutuhan akan bidan untuk dididik telah diakui. Kebidanan masih dipraktekkan
secara utuh oleh wanita biasa.
Roma
Pada masa ini ada 2 orang bangsa Roma dalam kebidanan yaitu :
a. Soranus
Ia merupakan spesialis obgyin pertama kali dia menulis buku kebidanan untuk
pertama kalinya dan dia juga yang menggambarkan kualitas atau syarat seorang
bidan yang professional. Beliau yang pertama kali yang menguraikan tentang Versi
Podalic.
b. Galen
Beliau juga menulis tentang beberapa obstetric Gynekologi. Galen menguraikan
bagaimana bidan mengukur pembukaan servik dengan menggunakan jari mereka dan
penggunaan kunci untuk melahirkan selama zaman ini seorang bidan bernama
Cleopatra menulis karangan tentang kebidanan. Bidan lainya seperti Aspasia dikenal
baik oleh karena dia memiliki banyak keterampilan dalam kelahiran bayi diantaranya
adalah Versi Podalic, manageman distocia, dan kontrasepsi.
LANJUTAN......
Salerno
 Seorang dokter perempuan bernama Trotula yang berasal dari Sekolah
Kedokteran terkenal di negeri ini, menulis sebuah karangan Gynekologi
dan Kebidanan dimana ia menjelaskan penanganan emergensi bagi bidan
dalam penatalaksanaan Retensio Plasenta, Perawatan Nifas, Pemeriksaan
Bayi Baru Lahir.
 Ia juga menjelaskan pentingnya seorang bidan memiliki kepercayaan dan
pendekatan etis dalam pekerjaannya. Trotula juga orang yang pertama kali
berusaha memperbaiki Laserasi Perineum derajat tiga.
Kerajaan Byzantine
 Ini meliputi sebagian besar Negara-negara di Eropa Timur dengan ibu
kotanya konstantinopel selama abad 12 rumah sakit kebidanan pertama
kali ditemukan di sini Paulus of Aegina merupakan bidan yang pertama
kali di zaman ini.
Arabia
 Kedua dokter Arab, Rhazes dan Avicenna menjelaskan procedur
kebidanan tentang penggunaan instrument untuk persalinan, nampaknya
disinilah pertama kalinya digunakan instrument obstetric. Karena
kepercayaan agama menyatakan kebidanan sebagian besar secara
keseluruhan berada ditangan wanita.
Konsep Kebidanan
3. Zaman Kebangkitan (1500-1700 Masehi)
Pada abad ke 12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal
kebidanan sampai abad ke 16. pengetahuan tentang Anatomi
Fisiologi telah maju dengan pesat melalui jasa beberapa orang
seperti Leonarl de Vinci, Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas
Vesallius of Belgium.
Prancis
 Ambroise Pare adalah seorang ahli bedah yang memeberikan
konstribusi dalam bidang kebidanan dan Gynekologi, dia yang
memperkenalkan kembali tentang Versi Podalic dan juga Perintis
Sekolah Kebidanan pertama di Prancis. Francois Mauriceau, dialah
orang yang pertama kali menguraikan kehamilan tuba, presentasi
muka dan menjelaskan tentang induksi pembedahan.
 Beliau memberikan deskripsi yang jelas tentang mekanisme
persalinan dan beliau pun terkenal oleh karena persalinan wanita di
temapat tidur sementara dengan berupa bangku yang tidak
bersandar untuk melahirkan. Louyse Bourgeois, beliau yang pertama
laki mempublikkasikan buku obstetric. Marie Louise Duge, beliau
bidan yang pertama kali meneliti tentang kelahiran bayi melalui
penyimpangan catatan dan data statistic dari 40.000 wanita yang dia
hadiri kelahirannya.
Konsep Kebidanan
Konsep Kebidanan
Lanjutan......

Inggris
 William Harvey: Yang menguraikan sirkulasi darah pada tahun 1616,
dikenal sebagai bapak kebidanan di Inggris beliau mencatat perkembangan
embrio dan fetus dari seluruh tahap.
 William Chamberlen : penemu forceps obstetric.
 William Smellie: Beliau seorang dokter yang memperdalami ilmu
pemasangan cunam dengan keterangan yang lengkap, ukuran-ukuran
pinggul, perbedaan pinggul sempit dan pinggul biasa.
 William Hunter, murid William smellie yang melanjutkan usaha William
Smellie.
 Tahun 1864 sekolah wanita kebidanan dibuka di London, Florance
Nightisale sebagai pelopor pelatih bidan. Tahun 1862 ia membentuk
pelatihan kebidanan bekerja sama dengan king,s collage hospital.
 Tahun 1869 para ahli kebidanan di London menemukan laporan yang
menyebabkan kematian bayi, salah satu pemecahannya adalah dengan
mengadakan panitia ujian, jadi para bidan di test dan digelari diploma.
Panitia ujian bidan telah dibentuk dan pertama kali diadakan tahun 1872
dengan 6 calon pendaftaran ujian dan pelatihan ini secara sukarela dan
diploma tidak diakui pemerintah.
Lanjutan......
Syarat ujian untuk London Obstetrical adalah :
 Surat kelakuan baik
 Usia antara 20 – 30 tahun
 Terbukti pernah mendapatkan minimal 25 kasus dibawah
bimbingan pegawai dengan nilai memuaskan.
 Mempunyai bukti bimbingan dan dibenarkan dosen.
Mengikuti ujian tulis dan lisan.
 Tahun 1881 Midwine Unstitut didirikan dengan tujuan
agar bidan dapat diakui pemerintah ini diajukan pada
siding parlemen tahun 1890 namun tidak berhasi. Mr.
Heyeood Johnstone mengenalkannya kembali pada tahun
1908, dan kemudian 31 juli 1902 kerajaan mengakuinya.
1949 diadakan perekrutan bidan dan membuat
rekomendasi bidan serta guru bidan.

Konsep Kebidanan
LANJUTAN......
 Dari sejarah terjadinya medikalisasi wanita di Inggris menuntut haknya
dalam natural child birth, untuk itu bidan bangkit. Dalam praktek
pelayanan kebidanan lebih berorientasi pada wanita, otonomi bidan
mandiri. Dalam perkembangan kebidanan (natural child birth muncul
istilah hydro Therapy, Water Bath, aroma therapy, usic therapy, refleksi,
Acupuntur)
 Pendidikan kebidanan :
 Direct Entry, SMU + 3 Tahun pendidikan bidan
 Ø Nurse + 18 bulan pendidikan bidan
 Mayoritas bidan lulusan diploma dan advance diploma. Setelah tahun
1995 Universitas Bachelor membuka pendidikan bidan dari SMU + 3
tahun sampai 4 tahun hingga ada pendidikan S2.
 Untuk akreditasi 5 kali study perhari dalam 3 tahun dan mendapatkan
sertifikat, critical analisis, Reflektion, Evluation, Find Evidence.
 Laporan projek 2000 telah menyetukan bahwa pendidikan program bidan
selama tiga bulan. Program dasar kebidanan baik diploma maupun yang
seikat dengannya, banyak bidan yang memilih untuk melanjutkan
pendidikannya sampai mendapat gelar master dan PHD.
Konsep Kebidanan
Jerman
 Justine Slegemudin (1645) adalah bidan pertama di
jerman. Dia adalah bidan di kota Ligenit 2 kemudian
bekerja sebagai bidan di kerajaan Prussia, dia bekerja
sebagai ilmuan dan mempunyai dokumen lengkap.
Tahun 1690 menerbitkan buku pegangan.
 Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak
ditolong dan dilakukan di RS. Bidan bekerja sebagai
perawat obstetric, ahli obstetry melakukan segalanya.
Setelah melihat Negara Eropa pendidikan bidan direct
entry mulai berkembang.
Swiss
 Operasi SC pertama kali berhasil pada wanita hidup
pada tahun 1500, ketika dokter hewan Swiss Jacob
Nuter melakukan operasi untuk melahirkan anak
mereka istrinya dapat bertahan hidup sampai usia 77
tahun.
Konsep Kebidanan
Konsep Kebidanan
Lanjutan......

Belanda
 Hendrick Van Roonhuyze (1622) yang mempremosikan secsio
secarea dan Hendrick Van Deventer (1651-1724) yang
menggambarkan banyak kelainan panggul keduanya memberikan
kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan telah
mempublikasikannya di Belanda. Mereka juga mendirikan
organisasi profesi.
 Persalianan di Netherland tahun 1988, 80 % ditolong bidan di
rumah dan 20 % di RS. Di Netherland bidan praktek mandiri
melakukan pelayanan kebidanan di komunitas sehingga kondisi
kesehatan ibu baik. Dengan pendidikan bidan selama 3 tahun
(direct Entry) dan 4 tahun.
Amerika Serikat
 Dulu di AS persalinan ditolong oleh dukun, setelah mendengar
perkembangan di Inggris serta mendengar pekerjaan William
Smellie dan William Hunter beberapa orang di AS terpengaruh
untuk memperdalami kebidanan.
Lanjutan......
4. Sebelum Abad ke 20 (1700-1900)
Dua abad sebelum abad ke 20 telah menghasilkan banyak
penemuan besar yang sangat berpengaruh terhadap praktek
kebidanan yang membawa banyak orang-orang kedokteran ke
dalam kebidanan.
a. William Smelle of Scotland (1697 – 1763) adalah salah satu ahli
obstetric yang berpengaruh pada abad 18 ditemukan forseps
sesui dengan ukuran panggul.
b. Ignaz Philip S, dari Hugaria menemukan penyebab sepsis
puerperalis.
c. Josep Lister dari Inggris 1827 – 1912, dia disebut bapak anti
sepsis
d. Louis Pastur 1822 – 1895, pelopor mikrobiologi pelopor
e. William James Morton dari Amerika 1846 – 1920 anestesi
f. James Young Simpson dari Seotlandia 1811 – 1870, mengenalkan
anestesi umum dalam kebidanan.
g. Dr. James Lioyld (1728 – 1810) Konsep Kebidanan
LANJUTAN......
h. Dr. William Shippen (1736 – 1808), beliau seorang tokoh di
AS yang mengembangkan kebidanan, beliau mendirikan
kursus kebidanan di Philadelphia gazette, sehingga masih
banyak menaruh minat pria maupun wanita.
i. Dr. Samuel Bard (1742-1821), beliau menulis buku
kebidanan yang isinya moderen, yaitu ; cara mengukur
congurata diagonalis, kelainan-kelainan panggul, dan
melarang pemeriksaan dalam apabila tidak ada indikasi,
menasehatkan jangan menarik tali pusat untuk mencegah
terjadinya Invertio Uteri, mengajarkan letak muka dapat lahir
spontan. Melarang pemakaian cunam yang berulang-ulang
karena akan banyak menimbulkan kerugian.
j. Dr. Walter Channing (1786-1876), beliau diangkat sebagai
professor kebidanan di sekolah kedokteran Harvard.
Konsep Kebidanan
Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah
satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradapan umat
manusia, ini terlihat banyaknya pelopor-pelopor yang berjasa
dalam perkembangan kebidanan, antara lain :
a. Hipocrates (460-370 Sebelum Masehi)
Beliau dijuluki sebagai bapak pengonatan.
b. Soreanus (98-138 Sesudah Masehi)
Beliau dijuluki sebagai bapak kebidanan, ia juga menulis
buku yang berjudul Katekimus bagi bidan-bidan Roma.
c. Guru-guru besar dari Italia
Adalah Vesalius dan Febricus, Eustachius yang
menemukan tuba Eustachius, Fallopius yang menemukan tuba
fallopius, Arantius yang menemukan ductus Arentil, William
Harvey (1578-1657) ia menyelidiki tentang fisiologi plasenta
serta selaputnya.
Konsep Kebidanan
Lanjutan......

d. Perkembangan Di Prancis
Ambroise Pare (1510-1590) beliau telah membawa kemajuan
kebidanan di Prancis ini terbukti dengan penemuannya
tentang Versi Podali.
e. Australia
Flocence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan
keperawatan yang mulai dengan tradisi dan latihan-latiahan
pada abad 19 pendidikan bidan pertama kali.
f. Moscow (Rusia)
Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan
bidan/midwife. Ini terlihat dari konsep bidan yang sangat
independent yaitu tidak tergantung pada asuhan prenatal,
internatal dan post natal. Sehingga pelayanan kebidanan
dinegara ini tidak memuaskan.
Konsep Kebidanan
g. Bangladesh
Di India bidan dikategorikan dari pengalamanya ;
◦ Penolong persalinan kelas atas (5-10 persalinan/tahun)
◦ Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi tetapi
banyak pengalamannya 10-20 persalinan/ bulan.
◦ Penolang persalian professional
◦ Pendidikan di Bangladesh dimulai 3 tahun perawat + 1 tahun
bidan, dan 4 tahun bidan dari SMP.
◦ Adapun tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang
dianut di Bangladesh :
 Tahap 1: Fungsi manusia sehat dan social budaya.
 Tahap 2: Pencegahan penyakit dan kesehatan keluarga
 Tahap 3: Rehabilitasi
 Tahap 4: Ilmu Kebidanan
h. Jordania
◦ Pendidikan biadan Jordania selama 27 bulan dasarnya
diploma yaitu 1 keperawatan dan tahun II kebidanan, kondisi
masyarakat IGNORE terhadap kemampuan seluruhnya.

Konsep Kebidanan
Konsep Kebidanan

i. Malaysia
Pendidikan bidan di Malaysia SMP + Juru rawat (1 tahun
bidan). Program kebidanan di desa di Malaysia berorientasi
pada skill dan mutu pelayanan, seningga dengan adanya bidan
di Malaysia dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
j. Jepang
 Pendidikan bidan 3 tahun perawat usia saat masuk minimal 20
tahun + minimal 6 bulan – 1 tahun di Universitas 8 – 12 SKS: 15
jam teori, 30 jam lab dan 45 jam praktek bertujuan untuk
perawatan ibu dan anak. Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kebidanan, sehubungan dengan peningkatan aborsi
di remaja tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989
berorentasi pada siklus kehidupan wanita mulai dari pubertas
sampai klimakterium serta kembali ke persalinan normal.
 Pada tahun 1987 pendidikan bidan dibawah pengawas
observasi kurikulum yang dipakai tidak ada ilmu psikologi,
ilmu biologi dan ilmu social. Akhirnya bidan diluluskan tidak
ramah dan tidak menolonh persalinan . setelah melihat
kondisi di Negara Inggris, Di Jepang melakukan peningkatan
pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menambah dan
merubah situasi.

Anda mungkin juga menyukai