Hipovolemik ec
Diare Cair
Akut pada
Anak
102013448 (E1)
Skenario 6
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dibawa ke UGD RS karena lemas, pucat dan
seluruh badannya berkeringat dingin sejak 30 menit yang lalu. Menurut ibu, anaknya
mengalami diare sejak 2 hari yang lalu, dengan frekuensi 8-10x/hari, sebanyak 1 aqua
gelas, berisi cairan dan ampas, tidak ada darah maupun lendir.
Anamnesis
• Respon (-) bolus cairan, obat vasoaktif, atau keduanya u/ menunjang perfusi organ vital.
• Lab & diagnostik mencari kausa yg mendasari.
• Atasi gangguan end-organ.
Hipovolemik Distributif Kardiogenik Neurogenik
Pengertian Kehilangan cairan dari Distribusi aliran darah Syok yang disebabkan Respon nasomotor
ruang intravaskular karena abnormal yg dapat karena depresi fungsi abn tjd sekunder
asupan yang tidak memadai mengakibatkan gangguan jantung. akibat terganggunya
atau kehilangan cairan yang perfusi jaringan. impuls simpatis dari
banyak. batang otak ke area
torakolumbar.
Tanda & Hipotensi, takikardia, suhu >38oC atau <36oC; Depresi kontraktilitas Hipotensi ortostatik,
gejala tanda-tanda hipoperfusi denyut jantung lebih dari miokardium dan curah bradikardia,
organ (berkurangnya 90x/menit; takipnea; hitung jantung dengan kehilangan
pengeluaran urine, leukosit >12.000 sel/mm3, perfusi jaringan buruk. kemampuan untuk
gangguan kesadaran). atau < 4.000 sel/mm3, atau berkeringat pd area di
sel imatur > 10%. bwh tjdnya lesi.
Penyebab Muntah, diare, kehilangan Infeksi, anafilaksis, Gangguan fungsi Cedera medula
darah, diuresis osmotic, toksisitas obat. miokardium. spinalis bagian
keadaan nefrotik, servikal.
peningkatan kehilangan yg
tidak disadari.
Diagnosis:
Syok Hipovolemik ec Diare Cair Akut
Diare Cair Akut
– Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari. Tidak mengandung
darah.
– Jika terdapat dua atau lebih tanda berikut, berarti anak menderita dehidrasi
berat:
– Letargis atau tidak sadar.
– Mata cekung.
– Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥ 2 detik).
– Tidak bisa minum atau malas minum.
Sumber: WHO.
Patofisiologi Syok Hipovolemik
– Anak letargis atau tidak sadar jaga agar tetap hangat dan berikan cairan infus dan glukosa 10%
5mL/kgBB iv
– Anak dgn dehidrasi memberikan reaksi yang baik pada pemberian cairan infus
– Napas & denyut nadi lebih lambat
– Capillary refill lebih cepat
– Jumlah cairan yg diberi lihat reaksi anak. Hindari over-hidrasi.
– Pantau denyut nadi & pernapasan saat infus dimulai dan tiap 5-10 menit u/ lihat kondisi anak
mengalami perbaikan atau tidak.
– Ingat bahwa jumlah dan kecepatan aliran cairan infus berbeda pada gizi buruk.
Tatalaksana Pemberian Cairan Infus pada
Anak Syok dengan Gizi Buruk
Pastikan anak menderita gizi buruk & benar2 menunjukkan tanda syok
Pasang infus (dan ambil darah untuk pemeriksaan lab gawat darurat)
– Lanjutkan dengan bagan dibawah ini jika ada perbaikan (denyut nadi anak melambat atau capillary refill membaik).
– Berikan juga larutan oralit (sekitar 5mL/kgBB/jam) segera setelah anak dapat minum. Umumnya 1-2 jam pada anak.
– Lakukan penilaian kembali setelah 3 jam (anak). Klasifikasikan derajat dehidrasi pilih rencana terapi yg sesuai.
Tatalaksana Pemberian Cairan Glukosa Intravena
Jika < 3 mmol/liter (54 mg/dL) pada anak dengan gizi buruk
RENDAH
Setelah sadar, beri makan. Jika ada resiko aspirasi beri cairan infus
yang mengandung glukosa (dekstrosa) 5-10%.
Kesimpulan
– Pasien anak tersebut di diagnosis syok hipovolemik et causa diare cair akut,
karena telah mengalami pengurangan cairan tubuh selama 2 hari.
– Pasien diberi tatalaksana gawat darurat untuk syok, kemudian tambahan cairan
koloid atau kristaloid, dan nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizinya
yg hilang karena diare.