Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OVERHEAD PABRIK
Alokasi kedua ini menyebabkan biaya overhead departemen Y habis dialokasikan dan
akan menyebabkan biaya overhead departemen X terisi kembali. Alokasi ini selalu
diulang-ulang sehingga jumlah biaya yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti
Biaya Overhead langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dab
produksi selama tahun anggaran 20X3 diperkirakan sebagai berikut:
Departemen Produksi
Departemen A Rp. 9.000.000
Departemen B Rp. 15.000.000
Departemen Pembantu
Departemen X Rp. 3.000.000
Departemen Y Rp. 5.000.000
Departemen Z 1.600 20 - - - - - -
Alokasi biaya atas dasar tarif Alokasi biaya atas dasar Presentase
Alokasi sebesar Rp6.192 per orang Jumlah karyawan
Biaya dep. Y yang Presentase Biaya dep. Y yang
dialokasikan jumlah dialokasikan
Jumlah karyawan
karyawan (1) X Rp6.192 (3) X Rp1.548.000
Dep. (1) (2) (3) (4)
X 25 154.800 10 154.800
Alokasi biaya atas dasar tarif Alokasi biaya atas dasar Presentase
Alokasi sebesar Rp94,08 per jam Jam Pemeliharaan
pemeliharaam
Biaya dep. X yang Presentase jam Biaya dep. X yang
Jumlah dialokasikan Pemeliharaan dialokasikan
Pemeliharaan
Dep. (1) X Rp94,08
(3) X Rp94.800
(1) (2) (3) (4)
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnyan terjadi dikumpulkan dan dicacat selama tahun anggaran
tesebut,agar supaya pada akhir tahun dapat dilakukan perbandingan antara biaya overrhead yang
dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi.
Untuk dapat melakukan perbandingan antara biaya overhead yang dibebankan atas dasar tarif dengan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi per departemen, langah yang harus dilakukan selama
tahun anggaran adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan jumlah tipe jenis biaya overhead yang terjadi sesungguhnya dalam masing-masing
departemen selama tahun anggaran(lihat gambar 8.21)
2. Mengumpulkan data seungguhnya yang beehubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead
pabrik (gambar 8.22)
3. Mengalokasikan biayab overhead sesungguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama seperti
yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik seperti yang disajikan (gambar 8.14).
Dasar alokasi yang digunakan adalah data yang dikumpulkan pada lanhgkah ke-2 (gambar 8.22).
4. Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap deprtemen produksi dengah yang dibebankan
kepada produk berdasarkan tarif, untuk perhitungan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan
(gambar 8.24)
5. Menganalisis selisih biaya overhead per departemen (gambar 8.25)
PT Eliona Sari
BOP Sesungguhnya per Dep. Tahun 20X1 (dalam Rp)
Jenis biaya T/V*) jumlah Dep. Produksi Dep. Pembantu
A B X Y Z
Biaya overhead
langsung dep:
Gambar 8.21
Gambar 8.22
Hasil Survei Mengenai Dasar Distribusi Dan Alokasi BOP Pada Akhir Tahun 20X1
Departemen A Departemen B
Jumlah BOP yang dibebankan kepada produk dalam th 20X1
adalah:
60.000jam x Rp66,85 Rp4.011.000
20.000jam x Rp165,70 Rp3.314.000
BOP yang sesungguhnya terjadi dalam tahun 20X1 : (lihat 4.049.150 3.539.850
gambar 8.15)
BOP Lebih atau (kurang) dibebankan (Rp 38.150) (Rp 225.850)
Selisih biaya overhead yang dibebankan berdasarka tarif dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi
tersebut dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab terjadinya. Analisi selisih tersebut dapat diikuti
gambar 8.25
Gambar 8.25
PT Eliona Sari
Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik Tahun 20X1
Departemen A Departemen B
Selisih anggaran:
Biaya overhead yg sesungguhnya (gb. 8.23) Rp4.049.150 Rp3.539.850
Dikurangi: biaya ov. tetap sesungguhnya (gb. 8.12) 1.300.000 1.525.000
Biaya overhead variabel sesungguhnya 2.749.150 2.014.850
Biaya overhead variabel yg dianggarkan (gb. 8.20)
Dari data yang terdapat pada Gambar,jurnal pembebanan biaya overhead pabrik
kepada produk adalah sebagai berikut ;
Jurnal#1
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Dep.A Rp4.011.000
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Dep.B 3.314.000
Biaya overhead pabrik yang Dibebankan Dep.A Rp4.011.000
Biaya overhead pabrik yang Dibebankan Dep.B 3.314.000
Atas dasar berbagai macam bukti pembukuan,dicatat terjadinya biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam
rekening control biaya overhead pabrik sesunguhnya dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal#2
Biaya Overhead pabrik sesungguhnya Rp7.589.000
Persediaan Bahan Penolong Rp1.430.000
Persediaan Bahan Bakar 1.120.000
Gaji dan Upah 2.654.000*)
Persediaan Suku Cadang 1.394.000**)
Akumulasi Depresiasi Gedung 400.000
Persekot Asuransi Gedung 600.000
(Angka Diambil dari Gambar 8.21)
*) Terdiri dari: upah tenaga kerja tidak langsung Rp1.990.000 (Rp1.500.000 + Rp490.000),dan biaya kesejatrahaan karyawan
Rp655.000
*)) Terdiri dari biaya tetap Rp1.030.000 dan Biaya Variable Rp364.000
Kode pembantu dan produksi yang menunjukan departemen dan jenis biayanya,misalnya;
504 Departemen Z
Jenis biaya diberi kode dengan menambah dua angka dibelakangnya koden rekening kontrolnya sebagai berikut :
Jika jenis biaya jumlahnya lebih dari sepuluh jenis,maka kode rekening pembantunya terdiri dari dari dua angka. Dengan demikian
setiap bukti pembukuan diberi kode rekening yang menunjukan jenis biaya dan pusat terjadinya.
Transaksi Kode Rekening Pembantu
Jurnal#3
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. A Rp2.350.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. B 2.445.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. X 710.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. Y 1.644.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. Z 440.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp7.589.000
Setelah daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya selesai maka akan dibuat daftar alokasi biaya
overhead pabrik sesungguhnya (Gambar 8.23)
Jurnal#4
a. Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. A Rp204.000
Jurnal#5
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Dept. A Rp4.011.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Dept. B 3.314.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. A Rp4.011.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. B 3.314.000
Penentuan Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Overhead Pabrik
Jurnal pencatatan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, adalah sebagai berikut :
Jurnal#5
Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov.Pabrik Dep.A Rp38.150
Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov.Pabrik Dep.A 225.850
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. A Rp38.150
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Dept. B 225.850
Depatemen A
Biaya Variabel Rp 81.500.000
Biaya tetap 30.000.0000
Total Rp111.500.000
Departemen B
Biaya Variabel Rp 34.000.000
Biaya tetap 25.000.0000
Total Rp59.000.000
Departemen Listrik
Biaya Variabel Rp 20.000.000
Biaya tetap 60.000.000
Total Rp80.000.000
Kapasitas departemen listrik per tahun adalah 180.000 kwh. Kebutuhan minimum Dep.A dan Dep.B berturut-
turut 70.000 kwh dan 60.000kwh per tahun. Untuk beroperasi pada kapasitas normal, konsumsi listrik
departemen produksi di atas kebutuhan pokok departemen tersebut dalam tahun anggaran 20X1 diperkirakan
berikut ini;
Departemen A 60.000 kwh
Departemen B 40.000 kwh
Total 100.000 kwh
Alokasi biaya Departemen Listrik disajikan pada Gambar 8.27.
Dalam metode alokasi ini, biaya departemen listrik sebesar Rp60.000.000 dialokasikan dengan cara sebagai berikut
;
•Biaya tetap departemen pembantu dialokasi ini,departemen produksi dibebani dengan biaya tetap departemen
pembantu berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh departemen pembantu untuk memenuhi kebutuhan
pokok
Departemen B
Biaya tetap = (30.000.000/80.000.000) x Rp40.000.000 Rp15.000.000
+
Biaya variable=(Rp20.000.000/100.000) Rp200 per kwh
Departemen produksi. Dengan demikian,departemen A dalam contoh tersebut menerima beban alokasi
biaya tetap Departemen Listrik sebesar Rp25.000.000(50.000.000/80.000.000xRp40.000.000)dan
departemen B menerima beban alokasi biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp15.000.000
(30.000.000/80.000.000 x Rp40.000.000).
Biaya variable Dep. Pembantu dialokasikan berdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakai di atas
kebutuhan pokok Dep. Produksi. Disamping dibebani biaya tetap, untuk setiap kwh listrik yang di pakai oleh
Dep. A dan B akan dibebani dengan biaya variable sebesar Rp200 (Rp20.000.000/100.000). Dengan demikian
biaya variabel Departemen Listrik yang dialokasikan ke departemen produksi A adalah Rp12.000.000 (Rp200
x 60.000) dan departemen produksi B sebesar Rp8.000.000 (Rp200 x 40.000).
Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik Departemen Produksi
Tarif biaya Ov. Pabrik hanya dihitung untuk biaya Ov. Pabrik variabel saja. Biaya Ov. Pabrik tetap
bukan merupakan unsur harga pokok produk, melainkan sebagai biaya periode yang dibebankan sebagai biaya
dalam tahun terjadinya dan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi.
Berdasarkan contoh 4, perhitungan tariff biaya variabel Dep. Produksi disajikan pada gambar 8.28
Gambar 8.28
Perhitungan Tarif Biaya overhead pabrik
Dep.A Dep.B
Biaya Variabel langsung departemen Rp81.500.000 Rp34.000.000
Biaya Variabel dari Alokasi biaya Dep. Listrik 12.000.000 8.000.000
Total Biaya overhead Pabrik Variabel Rp93.500.000 Rp42.000.000
Dasar pembebanan biaya overhead Pabrik 110.000 jam mesin 70.000 jam mesin
Variabel
Tarif biaya overhead pabrik variabel Dep. A Rp850 per jam mesin
Tarif Biaya overhead pabrik variabel Dep. B Rp600 per jam
mesin
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Dalam Metode Variabel Costing
Akuntansi biaya Ov. Pabrik dalam metode variabel costing berbeda dengan sesungguhnya oleh departemen
produksi, dan kapasitas Dep. Produksi yang sesungguhnya dicapai dalam tahun 20X1 di sajikan pada Gambar
8.29
Biaya Overhead pabrik sesungguhnya
Dep. Listrik ;
Biaya Tetap Rp40.000.000
Biaya Variabel 25.000.000
Total Rp65.000.000
Dep. A ;
Biaya Tetap Rp30.000.000
Biaya Variabel 80.000.000
Total Rp110.000.000
Dep. B ;
Biaya Tetap Rp24.000.000
Biaya Variabel 30.000.000
Total Rp54.000.000
Kapasitas sesungguhnya dicapai Dep. A 105.000 jam menit
Kapasitas sesungguhnya dicapai Dep. B 60.000 jam menit
Pemakaiaan sesungguhnya listrik di atas kebutuhan pokok di :
Untuk mengikuti urutan pencatatan biaya Ov. Pabrik dalam variabel costing,
berikut ini disajikan jurnal-jurnal untuk mencatat transaksi yang bersangkutan
dengan biaya overhead berdasarkan data dalam contoh nomor 2. Setiap jurnal
berikut ini diberi nomor urut dan untuk memudahkan pemahaman prosedur
pencatatan biaya overhead pabrik berikut ini, nomor-nomor jurnal tersebut
dicantumkan dalam gambar 8.31
Pencatatan Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu,Biaya
Overhead Pabrik yang Dibebankan,Penutupan Rekening, Biaya Overhead Pabrik
Variabel yang Dibebankan, Selisih Biaya Overhead Pabrik dan Penutupan
Rekening Biaya Overhead Pabrik Tetap.
Jurnal#1
Barang Dalam Proses-BOP Variabel Dept. A Rp89.250.000
Barang Dalam Proses-BOP Variabel Dept. B 36.000.000
BOP Variabel yang Dibebankan Dept. A Rp89.250.000
BOP Variabel yang Dibebankan Dept. B 36.000.000
Jumlah biaya Overhead pabrik variabel yang dibebankan departemen produksi kepada produk dihitung
sebagai berikut ;
Dept. A = Rp850 x 105.000 = Rp89.250.000
Dept. B = Rp850 x 60.000 = Rp36.000.000
Pencatatan Biaya overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi di Depatemen Pembantu dan
Departemen Produksi
Jurnal#2
BOP Sesungguhnya Dept. Listrik Rp65.000.000
BOP Sesungguhnya Dept. A 110.000.000
BOP Sesungguhnya Dept. B 54.000.000
Berbagai Rekening yang Dikredit Rp229.000.000
Pencatatan Pemisahaan Biaya Overhead Pabrik ke dalam Biaya Tetap dan Biaya
Variabel
Jurnal#3
Jurnal#4
BOP Variabel Sesungguhnya Dept. A Rp13.000.000
BOP Tetap Sesungguhnya Dept. B 11.250.000
BOP Sesungguhnya Dept. Listrik Rp25.000.000
Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan ke Rekening Biaya
Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya
Jurnal#5
Jurnal#6
Perhitungan selisih biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk atas dasar
tarif yang ditentukan dimuka dengan yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
Departemen A:
Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka: 105.000 jam mesin x Rp850
Rp89.250.000
Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya:
Biaya Langsung Departrmen Rp80.000.000
Alokasi dari Dept. Listrik 13.750.000
Jumlah Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp93.750.000
Pembebanan kurang biaya ov. Variabel Dep.A RP4.500.000
Departemen B:
Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka:
60.000 jam mesin x Rp600 Rp36.000.000
Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya:
Biaya Langsung Departrmen Rp30.000.000
Alokasi dari Dept. Listrik 11.250.000
Jumlah Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp41.250.000
Pembebanan kurang biaya ov. Variabel Dep.A RP5.250.000
Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya ke Rekening Laba Rugi
Jurnal#7
Laba Rugi Rp94.000.000
BOP Variabel Sesungguhnya Dept. A Rp55.000.000
Departemen A;
` Biaya Langsung departemen Rp30.000.000
Alokasi biaya dari departemen listrik Rp25.000.000
Total Rp55.000.000
Departemen B:
Biaya Langsung departemen Rp24.000.000
Alokasi biaya dari departemen listrik Rp15.000.000
Total Rp39.000.000