Anda di halaman 1dari 26

History of Prevention

Accident during
Workplace
SEJARAH PURBAKALA

• Di Babilonia dengan Raja Hamurabi


menetapkan peraturan bahwa siapapun
yang membangun rumah jangan sampai
menimbulkan malapetaka bagi pengguna
dan pembangun (17 abad SM).
• Mozai (500 tahun kemudian) mengancam
pertanggungjawaban para kuli bangunan.
AWAL MULA PENCEGAHAN

• Abad 18 tahun 1802 ada revolusi industri


(Inggris, Perancis, Jerman, dan Eropa)
mulai diperhatikan kecelakaan akibat
kerja karena adanya pabrik.
• 1844 dikeluarkan UU Pabrik (factory
chart) dari aksi gerakan para sosiawan
yang peduli akan keselamatan kerja.
UU KESELAMATAN KERJA PALING AWAL
• 1802 UU yang melindungi kesehatan dan moral tenaga
kerja, bersifat resmi.
• 1833 UU tersebut ditinjau kembali kemudian 1844
diadakan penyempurnaan tentang UU pengawasan mesin,
kewajiban melaporkan kecelakaan, penyediaan peralatan
pengaman.
• Seorang sosiawan Engel Dollfus (France) 1867 mendirikan
organisasi “Ikatan Pencegahan Kecelakaan” kemudian
“Masalah Keselamatan Kerja”. Ia berpendapat bahwa
pengusaha berutang budi pada tenaga kerja lebih dari
sekedar memberikan upah adalah tugas pengusaha untuk
memelihara moral dan kondisi fisik tenaga kerja dan
kewajiban moral ini tidak dapat diganti dengan imbalan
apapun.
UU KESELAMATAN KERJA PALING AWAL CONT...

 1878 UU yang mengawasi perindustrian di


Jerman.

UU tentang pengawasan dan gangguan 1810
di Belgia.

1860 UU pengawasan keselamatan kerja di
Massachust AS.

Pertukaran pengalaman dilakukan antar
negara Eropa.
Sejarah perkembangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
• 1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dari kerajaan
Babylonia dalam kitab undang-undangnya menyatakan  Bila
seorang ahli bangunan membuat rumah untuk seseorang dan
pelaksanaan pembuatannya tidak berjalan dengan baik
sehingga rumah itu roboh dan menimpa pemilik rumah hingga
mati, maka ahli bangunan tersebut dibunuh.”
• Dalam zaman Mozai kurang lebih 5 abad setelah Hamurabi 
dinyatakan bahwa ahli bangunan bertanggungjawab atas
keselamatan para pelaksana dan pekerja dengan menetapkan
pemasangan pagar pengamanan pada setiap sisi luar atap
rumah.
• Kurang lebih 8 abad sesudah masehi, Plinius seorang ahli
Encyclopedia bangsa Roma  mensyaratkan agar para pekerja
tambang diharuskan memakai tutup hidung
• Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun
obelisk di tengah lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu 
mensyaratkan agar para pekerja memakai topi baja.
Sejarah Perkembangan Bahaya Pekerjaan

Sebelum era industri Revolusi Industri


Bahaya pekerjaan masih Peralatan berubah secara Sekarang
terbatas pada bahaya peng drastis. Pada masa ini mesin- Perkembangan teknologi
gunaan alat-alat sederhana. mesin bertenaga besar mulai semakin pesat, peralatan di
Perlindungan keselamatan diciptakan. Tentu saja disain dengan tingkat bahaya
masih sangat kurang. perkembangan ini berakibat yang semakin tinggi, namun
Perlindungan hanya diberi kan meningkatnya bahaya-bahaya tingkat keamanan juga tinggi.
kepada kelompok bangsawan pekerjaan. Tidak hanya bahaya Pekerjaan diatur agar aman
atau raja-raja dimana pekerjaan yang mengancam keselamatan bagi pekerja. Perlindungan hak
kasar atau berbahaya dilakukan tetapi juga bahaya lingkungan. asasi semakin diperhati kan,
oleh para budak. Kematian atau Revolusi industri menuju keselamatan menjadi perhatian
kecelakaan dianggap sebagai kemajuan atau kehancuran ? yang utama. Sumber energi
bagian dari nasib para budak. ramah linkungan mulai
dikembang kan. dstnya
Perkembangan di masa yang akan
datang diharapkan dapat semakin
mampu mengatasi permasalahan
keterbatasan sumberdaya dan
dampak buruk perkembangan
teknologi/industri
Dibutuhkan kerjasama seluruh
umat manusia untuk
menyelamatkan dunia
Masyarakat yang tidak memiliki Or
kepedulian dan kesadaran serta
enggan bekerja sama dalam
penyelamatan dunia akan
termasuk dalam kelompok
masyarakat tak beradab/jahat

Kemanakah dunia akan dibawa


oleh penduduknya
???? Qiamah?
Perjalanan sejarah perlindungan Kesehatan & Keselamatan mulai
dari engineering hingga perubahan budaya
Historical path from safety engineering to culture change

CC
E3
E3 BB
E1
E2 E1 E1 E2

ime (CC)
(E1) (E3) E3 BB
Culture Change
Engineering Education
E1 E2 E1 E2

(E2) (BB)
Enforcement Behavior -based

Pola statistik kecelakaan


=
Trend of accident statistic
penanggulangan bahaya Penggunaan sistem sabuk
pengaman otomatis, tidak akan
E1 (E1) melalui rekayasa enjinerring
efektif bila diiringi dengan
Engineering penolakan pemakai.

penggunaan bantuan dari luar Pemakaian sabuk pengaman


(E2) seperti pengawasan melekat, karena takut polisi, tidak efektif
E1 E2 penegakan disiplin, dll. bila polisi tidak ada
Enforcement

Perlindungan melalui peningkatan Mengetahui perlunya memakai


E3 pengetahuan akan bahaya dan sabuk pengaman namun karena
(E3) belum diiringi dengan kebiasaan
penanggulangannya maka seringkali terlupakan
Education
E2 E1

E3 BB Perlindungan dengan Memakai sabuk pengaman karena


(BB) mengandalkan perilaku orang kebiasaan.
E1 E2 Behavior -based dalam hal keselamatan

Perlindungan melalui Memakai sabuk pengaman tidak


CC (CC)
pembentukan budaya masyarakat hanya untuk dirinya saja tapi juga
E3 BB Culture yang memiliki kesadaran, untuk yang lain.
Change
E1 E2 kebiasaan, kepekaan yang sama
Dimanakah kita?
E3 BB CC
E3
E3 BB
E1 E1 E2
E2 E1 E1 E2
E1 E2

Hanya bergantung Bergantung pada Bergantung pada Terlindungi oleh Terlindungi karena
pada alat dorongan orang daya Ingat. kebiasaan. telah membudaya
pelindung lain.
Kesadaran sudah Kesadaran sudah Kesadaran sangat
Kesadaran Kurang kesadaran ada. ada. tinggi dan berjamaah
tidak
ditumbuhkan.
SEJARAH TERBENTUKNYA INTITUSI
SEJARAH TERBENTUKNYA IKATAN
• Di MULTHOUSE, FRANCE “accident prevention
association” merupakan ikatan tertua di dunia 1867.

LEMBAGA PENGUJIAN DAN RISET


• Ada 2 yaitu lembaga pengujian bahan dan lembaga riset
lapangan.

SEJARAH K3 DI INDONESIA
• UU yang dibuat menguntungkan Belanda.
• 1957 Lembaga Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.
• 1975 Ikatan Izin Perusahaan.
ORGANISASI KESELAMATAN KERJA
Terdapat pada unsur pemerintah (ikatan profesi/biro konsultasi di
dunia usaha dan industri). Ikatan profesi bertujuan meningkatkan
profesi untuk mendukung program K3. Kunci program K3 yaitu
pengusaha dan burh. Bidang K3 memerlukan bidang keahlian lain
seperti : teknologi, psikologi industri, kesehatan , kimia, statistik dsb.
Organisasi K3 dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat :
Direktorat Pembinaan Norma Kesehatan Dan Keselamatan Kerja,
Direktorat Perlindungan Dan Perawatan Tenaga Kerja. Fungsi
Direktorat tersebut adalah melaksanakan pembinaan dan
pengawasan, penyempurnaan norma keselamatan kerja di segala
bidang.
Sub Direktorat yang ada hubungannya dengan K3 di bawah Direktorat
tersebut di atas beserta seksi-seksinya sebagai berikut :
Mekanik, seksinya mesin produksi, perawatan transport dan angkut,
pesawat umum.
ORGANISASI KESELAMATAN KERJA CONT
• Listrik, seksinya distribusi listrik, pembangkitan listrik,
instalasi listrik dan pesawat.
• Uap, seksinya bejana uap, pengujian air aup, dan ketel uap.

Organisasi K3 di tingkat daerah adala KANWIL dan DIRJEN.


Fungsinya pengawasan dan pemeriksaan pelaksanaan K3 di
perusahaan Perum Asuransi Tenaga Kerja/ASTEK.
Organisasi di tingkat perusahaan ada 2 yaitu :
• Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi
perusahaan (disebut bidang, bagian K3 dll).
• Panitia keselamatan kerja, terdiri : wakil pimpinan
perusahaan, wakil buruh, teknisi K3, dokter perusahaan dll.
Tujuan organisasi perusahaan :
• Pencegahan terjadinya kecelakaan.
• Pencegahan penyakit akibat kerja.
• Pencegahan cacat akibat kerja.
• Pencegahan angka kematian kerja.
• Pengamanan alat kerja, mesin, pesawat, instalasi, matrial,
konstruksi, bangunan dll.
• Peningkatan produktifitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja
yang tinggi.
• Penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber
produksi.
• Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman.
• Peningkatan dan pengawasan produksi dalam rangka industrialisasi
dalam pembangunan.
Organisasi lainnya Ikatan Izin Perusahaan (27 Juli 1971) bertujuan
menunjang pelaksanaan program/tugas K3 pemerintah, menuju
tercapainya keseragaman dalam hal keselamatan kerja.
KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN
Pimpinan perusahaan sekaligus sebagai
penanggungjawab masalah keselamatan kerja baik
dirinya maupun bawahannya. Di dalam
pelaksanaannya pimpinan dapat mendelegasikan
wewenang kepada orang yang dinilai mampu
menanggani pengawasan K3 di perusahaan yang
bersangkutan. Faktor-faktor K3 yang dimaksud tidak
saja bagi para pekerja/tenaga kerja akan tetapi
berlaku pula untuk peralatan penunjang proses
produksi, beserta hasil produksi. K3 di perusahaan
adalah tanggung jawab bersama antar pembimbing
dan yang dibimbing.
PERANAN AHLI/PERSONIL K3
Fungsi seorang ahli K3 adalah meniadakan bahaya
bahaya yang selalu siap mengancam yang secara
singkat meliputi :
• Melakukan supervisi pelaksanaan kebijakan
pencegahan kecelakaan kerja.
• Membuat laporan dan memberi nasehat tentang
masalah K3 pada pimpinan.
• Memberi bimbingan pada staf yang melakukan
supervisi.
• Mengadakan penelitian tentang kecelakaan.
• Mengadakan pencatatan kecelakaan dan statistik.
• Melakukan pengawasan latihan K3.
PEDOMAN K3

• Perlu adanya pedoman dan petunjuk K3


yang berhubungan dengan pengolahan
bahan, pengoperasian mesin produksi,
penyimpanan bahan dan hasil produksi dll.
• Penggunaan alat pelindung/pengaman,
pedoman perawatan dan pemeliharaan
alat berat/mesin produksi.
• Dipasang rambu-rambu K3 di tempat yang
strategis di lingkungan kerja.
DISIPLIN TENAGA KERJA

Pengusaha maupun buruh memiliki fungsi


dan tanggung jawab akan K3 di tempat
kerjanya. Semua tenaga kerja harus
mematuhi ketentuan yang digariskan
dalam K3 perusahan yang bersangkutan.
Bagi pekerja baru sebaiknya diberi materi
pelatihan K3 (teori dan praktek).
Pelaksanaan pelatihan dapat berupa :
illustrasi, demontrasi oleh yang senior.
BAHAN BERBAHAYA DAN K3
Bahan berbahaya adalah bahan yang selama pembuatannya,
pengolahannya, penyimpanan dan pemakaian dapat
menimbulkan bahaya seperti iritasi, korosi, ledakan, radiasi
dan kebakaran yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan maupun kerusakan terhadap lingkungannya.
Bahan berbahaya digolongkan ke dalam :
• Bahan eksplosit yaitu bahan yang dapat
meledak/berbahaya yang disebabkan karena mendapatkan
perlakuan temperatur tinggi, kekerasan, gesekan dan
sejenisnya sehingga menghasilkan ledakan hingga
kebakaran.
• Bahan yang mengoksidasi. Bahan ini biasanya kaya oksigen
yang mendukung terjadinya kebakaran. Biasanya
penyebabnya adalah karena persenyawaan dan gesekan.
BAHAN BERBAHAYA DAN K3 CONT
• Bahan yang mudah terbakar. Bahan yang sejenis ini
sebaiknya ditempatkan pada tempat khusus seperti
kelompok bahan yang mudah tebakar. Bahan mudah
terbakar ada 3 yaitu yang lamban, cepat dan spontan.
• Bahan yang beracun. Bahan ini dapat diklasifikasikan
menurut syarat khusus yang dimilikinya seperti : debu
yang berbahaya, debu beracun.
• Bahan korosit. Bahan ini meliputi asam, alkalin, dan
bahan kuat lainnya. Bahan ini menyebabkan
terbakarnya tubuh yang terkena, merangsang kulit,
sistem pernafasan dan berakibat pada benda sekitarnya.
• Bahan radioaktif. Meliputi isotop rdadioaktif dan semua
persenyawaan yang mengandung radioaktif.
PEMASANGAN LABEL DAN TANDA BAHAYA
Pemasangan label dan tanda/simbol/tulisan/
peringatan pada peti kemas bahan berbahaya
adalah tindakan pencegahan yang esensial baik
dalam kondisi diam/bergerak.
Diperlukan tempat penyimpanan khusus untuk
bahan berbahaya, mudah meledak, terbakar,
mengoksidasi, beracun, korosit, menguap dll.
Tempat penyimpanan harus disertai seorang
pengawas. Pengecekan periodik tentang usia
dan karasteristik bahan. Diperlukan
manajemen/pengelolaan yang representative.
HAND TOOLS (ALAT TANGAN)
Yaitu alat yang bersumber tenaganya adalah tangan.
Misal pukul, obeng, kunci dll. Alat tangan dengan
tenaga listrik/portable tidak termasuk di dalamnya
misal : soldier dan bor listrik. Alat tangan tersebut
umunya menyebabkan jumlah angka kecelakaan yang
besar, tetapi ringan. Namun demikian seandainya luka
tersebut terinfeksi maka akan kehilangan waktu kerja
cukup besar juga.
Faktor yang menyebabkan kecelakaan dari alat tangan
yaitu : Lepas dari genggaman saat digunakan, cara
penggunaan yang salah, kurang hati-hati dan salah
pakai, penyimpanan alat yang tidak mapan.
HAND TOOLS (ALAT TANGAN) CONT
Persyaratan agar pekerjaan dengan alat tangan memberikan
tingkat keselamatan yang tinggi :
• Terbuat dari bahan yang berkualitas baik, memenuhi
persyaratan pekerjaan yang memerlukannya, hanya boleh
dipakai sesuai maksud pembuatannya, alat dengan
pegangan kayu harus berkualitas tinggi sehingga pukulan
keras halus, harus bebas loncatan api jika ada bahan yang
mudah terbakar.
• Alat tertentu (misal : palu, kikir, pemotong, pelubang dsb)
harus terbuat dari baja pilihan dengan kekerasan cukup
untuk menahan perubahan bentuk, harus,
dibuat/dibentuk/diperbaiki oleh orang profesional, alat
tangan yang runcing saat tidak digunakan harus diberi
pelindung, alat tangan harus memiliki tempat/almari
khusus.
TANGGA
Sebagai sarana naik dan turun dari dataran satu ke dataran yang lain. Tangga
bentuk fisiknya ada yang konstan/ statik dan portable (bisa berpindah). Ada
juga yang bentuk dan ukuran fisiknya dapat dibuat/diubah menyesuaikan
jenis pekerjaan yang memerlukannya.
Syarat keselamatan tangga :
• Jika tinggi tangga kurang atau sama dengan 3 m : kayu tegak 3x10m dan
anak tangga 2x7m.
• Jika tinggi tangga lebih dari 3 meter : kayu tegakl 3x10m dan anak tangga
2,5x7m.
• Setiap tangga untuk naik/turun harus memiliki panjang sekurang-
kurangnya 1 m di atas tempat yang tertinggi.
• Tangga tidak boleh berdiri di atas tempat yang mudah goyah tetapi harus di
atas dataran yang kokoh.
• Dipilih temapt yang aman yaitu bagian bawah/atas tangga tidak goyang.
• Jika tangga digunakan pada dataran yang licin harus diberi alas bantu kasar.
• Tangga yang tangganya rusak/cacat harus segera diamankan untuk
diperbaiki
• Jika kemiringan tangga adalah L maka alas tangga adalah 0,25xL.
Terima Kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai