Anda di halaman 1dari 20

MATERI :

o Sejarah Social Learning Theory


o Definisi Teori Social Learning Bandura
o Konsep-Konsep Dasar Social Learning Bandura
o Dimensi Social Learning Theory
o Applikasi Social Learning Theory
o Implikasi Teori Social Learning dalam Konseling
o Kelebihan dan Kekurangan Theory Albert Bandura
Sejarah Social Learning Theory

 Teori pembelajaran kognitif sosial pertama kali


diperkenalkan oleh Miller dan Dollard pada tahun 1941,
kemudian diperdalam dan diperluas oleh Albert Bandura
pada tahun 1963 (University Of Twente, 2004).

 Albert Bandura lahir pada tanggal4 Desember 1925 di


Canada.
 Setelah SMU ia masuk ke University of British Columbia di
Vancouver dan meraih B.A. pada tahun 1949.
 Ia melanjutkan pendidikan di University of Lowa jurusan
Psikologi hingga meraih M.A. pada tahun 1951 dan Ph.D.
Pada tahun 1952.
 Setelah selama satu tahun praktek klinis di Wichita
Kansas Guidance, pada tahun1953 ia diterima bekerja di
Stanfort University.
 Selama karirnya, Bandura mengembangkan
pendekatan Social Learning untuk memahami kepribadian
manusia melalui peneletian-penelitian
Definisi Teori Social Learning Bandura

social learning theory merupakan pandangan yang menekankan kombinasi tingkah


laku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor utama dalam perkembangan.

Albert Bandura (1971) mengemukakan bahwa individu belajar banyak tentang


perilaku melalui peniruan/modelling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforment) yang
diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut observational learning atau
pembelajaran melalui pengamatan.

Contoh :
orang tua adalah model bagi anak-anaknya, pengajar adalah model
bagi peserta didiknya, pemimpin adalah panutan bagi bawahannya,
dan tokoh masyarakat atau tokoh agama adalah panutan bagi
masyarakat. Hal ini berarti bahwa perilaku yang terbentuk dalam diri
anak-anak, peserta didik, dan masyarakat identik dengan perilaku yang
ditampilkan oleh para tokoh tau model tersebut.
Manusia dapat dipahami melalui interaksi timbal balik antara
perilaku, kognitif, dan lingkungan. Hubungan ketiganya dapat
digambarkan sebagai berikut :

Faktor ini bisa saling berintraksi dalam proses pembelajaran. Faktor


lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan.
Faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person/kognitif
yang dimaksud saat ini adalah self efficasy atau efikas diri
(Reivich dan Shatte, 2002).
Konsep-konsep Dasar dalam Social
Learning Theory
Menurut Kendra Cherry, ada tiga konsep inti dalam social learning
theory.
1. orang-orang belajar melalui observasi atau
pengamatan.

2. bahwa keadaan mental batin merupakan


bagian yang esensial dalam proses ini. Dan

3. bahwa pembelajaran belaka belum tentu


menghasilkan perubahan perilaku
Pembelajaran Melalui Pengamatan, Terdapat dua jenis pembelajaran melalui
pengamatan, antara lain:
1. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang
dialami orang lain atau vicarious conditioning.
2. Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model

Kedua, Peran Penting Keadaan Mental dalam Pembelajaran. Menurut Bandura,


dorongan dari luar dan pengaruh lingkungan bukan merupakan satu-satunya
faktor yang memengaruhi pembelajaran dan perilaku individu. Kondisi mental
individu tetap memegang peran penting dalam pembentukan perilaku dan
proses belajar yang ia alami.

Pembelajaran Belaka Belum Tentu Menghasilkan Perubahan Perilaku. Tidak


semua tindakan atau perilaku yang diamati oleh individu secara otomatis
mendorong perubahan perilaku dalam dirinya. Ada banyak faktor yang harus
diperhatikan dalam perubahan perilaku individu setelah melakukan
pengamatan.
1. Fase Perhatian
2. Fase Pengingat
3. Fase Reproduksi gerak
4. Fase Motivasi
Dimensi Social Learning Theory

Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa manusia bisa menjadi


pembelajaran mandiri melalui Model Triadic Timbal Balik Sebab-Akibat,
pembelajaran observasional, dan efikasi diri (Davin, 2008).
Triadic Model Reciprocal Model-Model Triadic Timbal Balik Sebab-Akibat.
Teori pembelajaran kognitif sosial meyakini bahwa manusia sebagai
seorang pembelajaran memiliki tiga faktor yang terus mempengaruhi
(Davin, 2008).

1. Karakteristik pribadi 2. Pola perilaku 3. Lingkungan sosial

Teori pembelajaran kognitif sosial menyatakan bahwa seseorang belajar akan


mengikuti sebuah model. University Of Twente menggambarkan hal tersebut sebagai
akuisisi perilaku yang terjadi dengan melihat tindakan dan hasil dari perilaku orang
lain (2004).
 Teori pembelajaran kognitif sosial menyatakan bahwa seseorang belajar
akan mengikuti sebuah model. University Of Twente menggambarkan hal
tersebut sebagai akuisisi perilaku yang terjadi dengan melihat tindakan
dan hasil dari perilaku orang lain (2004).

 Pembelajaran observasional ini terdiri dari empat komponen :


proses perhatian, proses retensi, proses reproduksi motorik, dan proses
penguatan dan motivasi (Crain, 2005, hal. 199).
PROSES PERHATIAN

PROSES PERINGATAN / RETENSI

PROSES REPRODUKSI MOTORIK / PENIRUAN

PROSES PENGUAT dan MOTIVASI


Applikasi Social Learning Theory

Perawat kesehatan komunitas akan memberikan


sebuah model pembelajaran yang harus di ikuti oleh
masyarakat yang ingin menuju hidup sehat dan
sejahtera

Ada beberapa cara untuk mengintegrasikan teori ini


kedalam pembelajaran kesehatan di masyarakat.
Salah satunya dengan menjadikan keperawatan
komunitas sebagai model peran.
 Perawat menunjukkan perilaku kesehatan yang
akan diajarkan kepada masyarakat sebagai
pembelajaran
 Perawat akan menjaga kebersihan diri,
mengatur pola makan sehat, dan tidak merokok
untuk dapat mengajarkan perilaku hidup sehat
terhadap orang lain
 Perawat komunitas juga dapat memanfaatkan
orang lain sebagai model peran
Implikasi Teori Social Learning
dalam Konseling

1. Pemahaman individu

2. Tujuan Konseling

3. Proses konseling

4. Teknik konseling
Kelebihan dan Kekurangan
Theory Albert Bandura

 Teori Bandura lebih lengkap  Teori pembelajaran sosial Albert


dibandingkan teori belajar sebelumnya Bandura sangat sesuai jika
 Bandura memandang tingkah laku diklasifikasikan dalam teori behavioristik.
manusia bukan semata-mata refleks atas Hal ini karena teknik permodelan Albert
stimulus (SR Bond), melainkan juga akibat Bandura adalah mengenai peniruan
reaksi yang timbul akibat interaksi antara tingkah laku dan adakalanya cara
lingkungan dengan skema kognitif peniruan tersebut memerlukan
manusia itu sendiri. pengulangan dalam mendalami
 Pendekatan teori belajar sosial lebih di sesuatu yang ditiru.
tekankan pada perlunya conditioning Selain itu juga jika manusia belajar
(pembiasaan respon) dan imitation atau membentuk tingkah lakunya
(peniruan). dengan hanya melalui peniruan
 Selain itu pendekatan belajar sosial (modelling) sudah pasti terdapat
menenkankan pentingnya penelitian setengah dari individu tersebut yang
empiris dalam mempelajari menggunakan teknik peniruan ini akan
perkembangan anak-anak. meniru tingkah laku yang negatif,
 Penelitian ini berfokus pada proses termasuk perlakuan yang tidak diterima
yang menjelaskan perkembangan anak- dalam masyarakat.
anak, faktor sosial, dan kognitif.
PENERAPAN SOCIAL LEARNING THEORY
PADA ANALISA KASUS KESEHATAN
Penerapan Social Learning Theory
Pada Analisa Kasus Kesehatan

Sumber berita :
http://beritajateng.net/berita-jateng-tebaru-hari-ini/btci-perilaku-merokok-
kelompok-remaja -meningkat/15358

Denpasar, 21/2 (Berita,Jateng.Net) - Koordinator Bali Tobacco Control Innitiative


(BTCI) Made Kerta Duana mengatakan perilaku merokok, khususnya kelompok remaja
setiap tahunnya meningkat, karena itu perlu dilakukan secara berkelanjutan
melakukan sosialisasi tentang risiko dari menghisap rokok.

“Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2010 perilaku merokok pada


remaja 15 tahun ke atas cenderung meningkat. Saat ini di perkirakan 36,3% remaja
Indonesia adalah perokok aktif” katanya di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan faktor
risiko munculnya perilaku merokok pada remaja sangat dipengaruhi masifnya iklan
promosi dan sponsorship yang secara tidak langsung mendorong remaja dan anak-
anak menjadi perokok pemula.
Analisis menggunakan Social
Learning Theory

Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal & Clearly


(dalam Cahyani,1995)
terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok yaitu :

Seseorang mendapatkan gambaran


1. Tahap Preparatory yang menyenangkan mengenai merokok
dengan cara mendengar, melihat, atau
dari hasil bacaan. Hal-hal ini
menimbulkan minat untuk merokok
Tahap perintisan merokok yaitu tahap
2. Tahap Initiation. apakah seseorang akan meneruskan
atau kah tidak terhadap perilaku
merokok.

Apabila seseorang telah mengkonsumsi


3. Tahap becoming a rokok sebanyak 4 batang per hari maka
smoker. mempunyai kecenderungan menjadi
perokok

Tahap ini merokok sudah menjadi salah


4. Tahap maintenance of satu bagian dari cara pengaturan diri
smoking. (selfregulating). Merokok dilakukan
untuk memperoleh efek fisiologis yang
menyenangkan.
Cognitive/Personal factor

-Knowledge
-Attitude
-Self Efficacy, Etc

Determine Human
Behavior

Environmental Factor Behavior Factor


- Social Norm - Skill
- Influence On Others -Practice
Variabel-variabel yang berhubungan dengan konsep
social learning theory :

• Faktor Personal :
pengetahuan para remaja terhadap kesehatan diri yang rendah, dan
pengaruh gaya hidup yang bebas.
• Pengaruh Lingkungan :
lingkungan yang membuat ia berpersepsi bahwa perilaku merokok itu
adalah suatu hal yang lumrah, mulai dari keluarga, teman-teman dan orang-
orang di lingkungannya.
• Faktor Behavior :
adanya kebiasaan menonton iklan-iklan rokok baik dari televisi, spanduk
dijalan dan lainnya sehingga penasaran ingin mencoba rokok dan akhirnya
menjadi terbiasa.
. Self efficacy merupakan salah satunya konsep penting pada service
learning theory yaitu persepsi para remaja bahwa mereka memiliki
kemampuan yang sama dalam iklan-iklan yang telah mereka amati
sehingga mereka mulai mempraktekkannya
Variabel-variabel yang berhubungan dengan konsep
social learning theory :

Fase
Fase perhatian Fase Peniruan
Fase Motivasi
Para remaja Pengingatan Para remaja
Pada akhirnya
mulai memberi mulai
Para remaja para remaja
perhatian berkeinginan
mulai termotivasi
dengan untuk
berpersepsi untuk terus
mengamati mencoba
bahwa mencoba dan
pada iklan rokok sekali-
merokok hal akhirnya mulai
pada media sekali bersama
yang lumrah terbentuknya
massa dan teman-
dilakukan. sikap para
perilaku. temannya.
remaja untuk
mengikutinya.
REFERENSI
1. Bandura, Albert. “Behavior Theory and the Models of Man,” American Psychologist (Desember 1974).
2. Cherry, Kendra. “Social Learning Theory: An Overview of Bandura’s Social Learning Theory.” Artikel
yang tersedia secara online dalam http://psychology.about.com/od/developmentalpsychology/a/social-
learning/.
3. Crain, William, (1992). Theories of Development: Concept and Applications. Third Edition. Englewood
Cliffs: Prenice Hall, Inc.
4. Fleming, William M. “Family Systems Theory,” dalam James J. Ponzetti, Jr. (ed.), International
Encyclopedia of Marriage and Family, edisi 2, New York: Thomson Gale, 2003.
5. Grusec, Joan E. “Social Learning Theory and Developmental Psychology: The Legacies of Robert Sears
and Albert Bandura,” Developmental Psychology, Vol. 28, No. 5 (1992).
6. Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner (1981). Theories of Personality. New York: John Wiley & Sons, Inc.
7. Hansen, James C., Stevic, Richard R., Warner, Richard W. Jr. (1982). Counseling Theory and Process.
Massachusetts, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
8. Ivey, Allen E. (1980). Counseling and Psychotherapy: Skills, Theories adan Practice. Englewood Cliffs:
Prentice Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai