Geriatri
Siti Setiati
The ageing world
Indonesia
INDONESIA
• Negara berkembang
• Aging society (>7%)
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan analisis lanjut usia. 2014.
Tantangan Ledakan Jumlah Penduduk Lansia
Perubahan Sindrom
status nutrisi Geriatri
1. Multipatologi
• Pasien dengan ≥ penyakit; sebagian besar merupakan penyakit kronik
degeneratif.
• Kebanyakan penyakit yang ‘didapat’ tidak terkait dengan proses menua.
Namun, proses menua sendiri membuat penyakit lebih buruk.
• Menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi.
• Konsekuensi logis: polifarmasi, interaksi antar obat, dan efek simpang obat
menjadi lebih sering terjadi.
Pengkajian status
nutrisi
Pengkajian
masalah sosial.
CGA/P3G
Komponen Pengkajian Aspek Pengkajian Pendekatan Luaran
PSIKIATRI Ilmu
Kedokteran
Jiwa
Ilustrasi Kasus
(2)
• Seorang pasien wanita (Ny X) usia 72 tahun datang dengan keluhan tidak mau
makan 2 bulan SMRS dan memberat sejak 1 minggu SMRS. Sejak 1 minggu
terakhir, pasien hanya makan 3 sendok/ tiap hari dan minum 2 gelas air/hari. Dari
hasil pemeriksaan pasien mengalami dehidrasi sedang dan gizi kurang (IMT 16
kg/m2).
• Saat di RS, kondisi dehidrasi ditangani dan diberikan asupan untuk memperbaiki
status gizi.
• 1 bulan kemudian, pasien masuk lagi ke RS karena keluhan yang sama (dehidrasi
sedang dan gizi kurang) dan saat di RS, diberikan tatalaksana yang serupa.
• 1 bulan kemudian, pasien masuk lagi dengan keluhan yang sama dan diberikan
tatalaksana yang sama juga (perbaikan status hidrasi dan status gizi).
• Tanpa menggali faktor penyebab keluhan tersebut, penatalaksanaan hanya akan
berfokus pada penatalaksanaan kondisi klinis saat itu tetapi pasien akan kembali lagi
dengan keluhan yang sama. (angka rehospitalisasi tinggi)
• Faktor penyebab keluhan ini banyak (demensia, depresi yang terselubung, elderly
mistreatment, overactive bladder, dll). Untuk itu, perlu dilakukan pengkajian
paripurna (P3G/CGA) untuk menentukan penyebab keluhan tersebut bukan hanya
memberi terapi sementara. Family meeting perlu dilakukan, caregiver diberikan
edukasi. Pendekatan Biopsikososial penting dikerjakan.
• Pada kasus tadi, keluhan dehidrasi dan gizi kurang disebabkan oleh pasien yang
mengurangi asupan makan dan minum. Tujuannya agar tidak terlalu sering kencing
karena Ny X memiliki masalah overactive bladder. Anggota kelurganya sering
memarahi dia ketika ia mengompol.
CGA/P3G
Luaran
Lama rawat <
Memastikan semua
dapat menua di Membentuk sistem
lingkungan ramah usia perawatan jangka
panjang
MENGEMBANGKAN LAYANAN
KESEHATAN JANGKA PANJANG
• Pasien usia lanjut memiliki masa pulih yang panjang, tetapi
tidak memerlukan fasilitas lengkap di RS (biaya besar)
Long-term Care dan Home Care
• Perlu koordinasi & interaksi antara layanan kesehatan di
Komunitas (PPK1) dan RS (PPK2 dan PPK3), layanan yang
berkesinambungan.
PSIKIATRI Ilmu
Kedokteran
Jiwa
Saat ini
Masih dengan multidisiplin. (terpisah-pisah dari
Pelayanan Pasien berbagai disiplin ilmu dengan lokasi poli yang
berjauhan).
Geriatri di RS Tidak ada skala prioritas dalam penanganan pasien
dan masing-masing disiplin tidak saling
berkomunikasi untuk menentukan penatalaksanaan
pasien.
Dengan pendekatan interdisiplin.
Permasalahan pasien ditangani secara tuntas.
One Stop Service Dikonsulkan ke bagian lain bila diperlukan
Dirujuk ke layanan kesehatan tingkat berikutnya
Sesuai Pasal 7 Permenkes, bila perlu.
pelayanan geriatri:
1. Mandiri dan terpisah
dengan pelayanan lainnya
di RS. Pelayanan dilakukan oleh Tim Terpadu Geriatri (TTG)
2. Lokasi pelayanan yang dibentuk oleh Direktur/ Kepala RS.
berdekatan dengan ruang TTG TTG terdiri dari: dr. SpPD-konsultan Geriatri atau dr
perawatan dan ruang SpPD dengan pelatihan geriatri; dr Spesialis lain yang
Rehabilitasi Medik serta terkait dengan masalah pasien, perawat dengan
dekat akses masuk RS. ketrampilan gerontik, apoteker, tenaga gizi, fisioterapis,
Persyaratan sarana dan dll.
prasarana sesuai Permenkes.
Elder Friendly Hospital
• Elder friendly hospital adalah RS yang dapat memenuhi kebutuhan lansia dan
bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan status fungsional dan kualitas
hidup lansia yang dirawat.
• Berbagai jenis pelayanan di elder friendly hospital:
akses yang mudah ke RS
jam kunjungan yang sesuai
‘one stop service’
staf yang ramah
pelayanan yang menyenangkan
lingkungan (termasuk toilet) yang aman dan
nyaman untuk lansia
ada penunjuk jalan yang jelas
Ahmadi A. Towards Age-Friendly Hospitals in Developing Countries: A Case Study in Iran. Health Promotion Perspectives; 2015:5(1),42-51.
Kesimpulan
• Pasien lansia ≠ Geriatri
• Pasien Geriatri memiliki berbagai karakteristik yang berbeda dan
membutuhkan pendekatan yang berbeda pula.
• P3G/CGA merupakan pendekatan untuk penatalaksanaan pasien geriatri
secara paripurna dan menyeluruh.
• Penerapan CGA akan berdampak pada luaran yang lebih baik.
(rehospitalisasi menurun, lebih cost-effective, dll)
Kesimpulan
Tidak setiap RS yang melayani pasien usia lanjut otomatis memberikan
layanan geriatri.
Terbitnya Permenkes tentang pelayanan geriatri di RS dan puskesmas
merupakan salah satu upaya Indonesia untuk menghadapi ledakan populasi
penduduk lansia di masa yang akan datang.
Perlu ada political will dalam menerapkan Permenkes 79/2014 seperti:
pembentukan tim terpadu geriatri di RS.
SOP penapisan dan pengkajian paripurna pasien geriatri di poliklinik/ruang
rawat oleh tim terpadu geriatri
penerapan one stop service layanan geriatri di RS.
Kita semua akan menjadi tua dan tentu berharap tetap sehat dan
mendapat pelayanan kesehatan yang baik.
Mari kita benahi sejak sekarang, diri kita dan juga fasilitas
pelayanan kesehatan tempat kita bekerja, agar siap melayani
lansia dan pasien geriatri dengan baik dan benar…
Terima kasih
Kesimpulan (2)
• Sistem rujukan idealnya berjenjang tetapi khusus untuk layanan geriatri,
PPK-1 harus mampu mengenali kondisi medis pasien geriatri yang
sudah berat dan diperbolehkan merujuk ke PPK-2 atau bisa langsung
ke PPK-3.
• Perlu ada SOP yang jelas di RS sebagai penerapan Permenkes 79/2014
seperti: penapisan pasien di poliklinik/UGD, pengkajian menyeluruh
oleh tim terpadu geriatri, dan penerapan one stop service layanan
geriatri.