Anda di halaman 1dari 55

Dasar-Dasar Teknologi Produksi

Tanaman: Teknologi Penyiapan dan


Pengolahan Lahan Pertanian

Staff Pengajar DTPT


Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran
2015
JADWAL PERTEMUAN
• Pertemuan I (Senin/9-3-2015/07.40-11.30)
– Materi Pembelajaran:
• Overview Teknologi Penyiapan dan Pengolahan Lahan oleh Dosen
(Pembukaan lahan, lahan basah, lahan kering)
• Penjelasan materi praktikum
• Pertemuan II (Kamis/12-3-2015/07.40-11.30)
– Materi Praktikum:
• Lahan basah (Pengolahan tanah sawah s/d siap tanam)
• Pertemuan III (Senin/16-3-2015/07.40-11.30)
– Materi Pembelajaran:
• Presentasi mahasiswa (Lahan Basah – Lahan Kering)
• Penjelasan materi praktikum
• Pertemuan IV (Kamis/19-3-2015/07.40-11.30)
– Materi Praktikum:
• Lahan kering (Pengolahan tanah s/d siap tanam) (Padi gogo, jagung, kedelai)
(Tomat, cabai, pak coy) (Coklat, kopi, karet)
MATERI PRESENTASI MAHASISWA
Materi:
• Teknologi Penyiapan dan Pengolahan Lahan Basah (Sawah)
– Gogo Rancah
– Tadah Hujan
– Irigasi (Low Land)
– Pasang Surut
• Teknologi Penyiapan dan Pengolahan Lahan Kering (Dry Land)
– Pangan (Padi gogo, jagung, kedelai)
– Sayuran (Tomat, cabai, pak coy)
– Perkebunan (Cokelat, karet, kopi)
– Tanaman buah-buahan (Nangka, pepaya)
TOR:
• Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok.
• Masing-masing kelompok membuat 1 makalah yang berisi 8 tema di atas.
• Masing-masing kelompok mempresentasikan pemahaman lahan siap
tanam dan teknologi penyiapan dan pengolahan lahan (tradisional dan
modern) berdasarkan makalah yang dibuat.
MATERI PRAKTIKUM
Materi:
• Lahan basah (Pengolahan tanah sawah s/d siap tanam)
• Lahan kering (Pengolahan tanah s/d siap tanam) (Padi gogo, jagung,
kedelai) (Tomat, cabai, pak coy) (Coklat, kopi, karet)

Alat dan Bahan (10 kelas x 4 kelompok = 40 kelompok):


• Lahan basah (Sawah)
– 40 petakan, ukuran per petak 4 x 5 m, luas per petakan = 20 m 2
– Luas lahan 1000 – 1200 m2
• Lahan kering
– Guludan (Jagung)
• Ukuran 3 m x 60 cm x (20-30) cm
– Bedengan (Sayuran)
• Ukuran 3 m x 120 cm x (20-30) cm
I PEMBUKAAN LAHAN (LAND CLEARING)
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGERTIAN LAHAN
• Lahan (land) atau sumberdaya lahan (land resources)
adalah lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief,
tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di
atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap
penggunaan tanah.
• Sering kali terjadinya kerancuan penggunaan istilah
lahan (land) dengan tanah (soil), karena seringkali
penggunaan istilah ini dianggap memiliki arti yang
sama.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGERTIAN LAHAN
• Tanah merupakan bagian dari lahan itu sendiri.
– Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas
komponen-komponen padat, cair dan gas dan mempunyai
sifat serta perilaku yang dinamis. Benda alami ini terbentuk
oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan jasad hidup (o)
terhadap suatu bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh relief
tempatnya terbentuk (r) ditambah waktu (w).
• Definisi pengolahan tanah adalah tindakan mengubah
keadaan tanah pertanian dengan alat-alat tertentu
sampai memperoleh konsistensi tanah yang
dikehendaki oleh tanaman.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

TUJUAN PENGOLAHAN LAHAN


• Menciptakan konsistensi tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau
tempat tumbuh benih.
– Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga mempercepat
infiltrasi air, mampu menahan curah hujan secara optimal untuk memenuhi
kebutuhan tanaman, dan memudahkan perkembangan akar. Pengolahan
tanah dapat meningkatkan penyerapan O2 dari udara sehingga ketersediaan O2
dalam tanah cukup tersedia (memperbaiki aerasi).
• Meningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan aliran permukaan(run
off) dan mengurangi bahaya erosi.
• Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
• Membenamkan gulma atau sampah-sampah yang ada di atas permukaan
tanah ke lapisan dalam, sehingga menambah kesuburan tanah.
• Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan
tempat berkembang biak dan sinar matahari yang diperlukannya.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN


• Bagian terbesar luas daratan Indonesia (> 50%) masih
berupa hutan dan belukar.
• Terdapat 2 teknik pembukaan lahan:
– Pembukaan lahan dengan pembakaran
– Pembukaan lahan tanpa pembakaran (Zero Burn Technics)
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN


PEMBUKAAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN
• Pembukaan hutan yang dilakukan dengan cara pemotongan
dan pembakaran berpengaruh terhadap beberapa sifat tanah,
antara lain:
– Peningkatan pH tanah, kejenuhan basa dan status unsur hara tanah karena
pemindahan unsur hara dari vegetasi hutan ke tanah dengan oksidasi
sempurna.
– Distribusi unsur hara yang sangat tidak teratur akibat pembakaran dan
penumpukan biomassa.
– Dehidrasi irreversible setempat (in situ) dari koloid tanah akibat permukaan
tanah terbuka terhadap pengaruh temperatur yang tinggi selama pembakaran.
– Penurunan aktivitas mikroorganisme yang cepat akibat sterilisasi parsial
karena pembakaran yang diikuti oleh aktivitas pencucian yang selanjutnya
mengakibatkan penurunan populasi mikroorganisme.
Gambar 1. Pembukaan Lahan dengan Cara Pembakaran.
Sumber: http://images.detik.com/content/2011/04/13/157/lahan1.jpg
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN


Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN


PEMBUKAAN LAHAN TANPA PEMBAKARAN (ZERO BURN
TECHNICS)
• Pembukaan tanpa pembakaran bertujuan meminimumkan
kerusakan tanah dan memperlancar transisi perubahan
ekologis dari hutan menjadi daerah pertanian disertai
pengawetan bahan organik.
• Biasanya pembukaan tanpa pembakaran ini dipersiapkan
untuk perkebunan besar tanaman keras/tahunan, seperti
kelapa sawit, karet, coklat, dan buah-buahan, yang tidak
memerlukan pembersihan seluruh permukaan tanah dari
biomassa aslinya.
Gambar 2. Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran.
Sumber:https://nandagokilz1.files.wordpress.com/2014/09/manfaat-membuka-lahan-baru-
tanpa-di-bakar.png?w=630
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN


• Langkah-langkah dalam pembukaan lahan tanpa pembakaran:
– Potong semak belukar pada awal musim hujan sehingga kondisi tanah tetap lembab.
– Tumpukkan potongan semak belukar secara berlajur untuk memberikan jalan masuk ke
lahan bukaan.
– Tanamkan tanaman penutup tanah, seperti Mucuna utilis atau Phosphocarpus palustris,
Pueraria triloba atau Calopogoinium caeruleum, dan Phosphocarpus teragonolobus,
disela-sela pohon besar yang dibiarkan tumbuh.
– Sebarkan 100 - 200 kg per hektar hablur batuan fosfat sepanjang barisan tanaman
penutup tanah.
– Setelah tanaman penutup tanah tumbuh dengan baik, kupas kulit kayu pohon besar dan
beri racun (Triclopyr, DOWCO 233 pengganti herbisida 2,4,5-T). Triclopyr berfungsi selain
mematikan jaringan batang juga menyebabkan kelembaban yang tinggi pada batang
guna mempercepat dekomposisi.
– Robohkan pohon bila kanopi mulai mati, jangan tunggu sampai batang dan cabang-
cabangnya mati, karena cabang-cabang yang mati akan cepat rapuh, sehingga seluruh
bagian pohon akan roboh menimpa tanaman penutup tanah tanpa penahan bobot.
– Tanaman penutup tanah dengan cepat akan menutupi batang pohon yang roboh dan
cabang-cabangnya dan keadaan ini akan mempercepat dekomposisi bahan organik.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

TEKNIK PEMBUKAAN LAHAN


• Tanaman penutup tanah (covercrops) mempunyai peranan sebagai
berikut:
– Menaungi tanah dari radiasi sinar matahari dan membuatnya tetap dingin
dan lembab.
– Memfiksasi lebih dari 350 kg per hektar per tahun N dari atmosfir yang
dibutuhkan mikrobia untuk mendekomposisi kayu-kayu yang mati dengan
cepat.
– Mencegah tumbuhnya gulma, terutama rerumputan, seperti Imperata
cylindrica.
– Merangsang aktivitas beberapa mikroorganisme tanah dan cacing tanah,
sehingga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia lapisan bawah tanah
(subsoil).
– Membantu mempertahankan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dan
mengurangi kehilangan unsur hara akibat pencucian.
Gambar 3. Tanaman Penutup Tanah.
Sumber:http://blog.farmerd.com/wpcontent/uploads/2011/11/Cover_Crop.jpg
TEKNOLOGI PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN
II TANAH SAWAH
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PELUMPURAN
• Pengolahan tanah sawah bertujuan melumpurkan tanah.
Pelumpuran yang terus menerus menghasilkan lapisan kedap air
(tapak bajak) beberapa cm di bawah permukaan tanah, biasanya
sampai kedalaman 20 cm. Lapisan ini menahan perkolasi dan
memfasilitasi penggenangan petakan pertanaman padi.
• Pelumpuran memerlukan air cukup banyak (± 145 – 275 mm
atau setara dengan 1.450 – 2.750 m3 per hektar).
– Tanah yang bertekstur halus (liat, liat berlempung dan liat berpasir atau
liat berdebu) relatif tidak terlalu boros dan memerlukan air sampai siap
tanam berkisar 120 sampai 200 mm.
– Tanah yang bertekstur sedang sampai kasar akan memerlukan air lebih
banyak, sekitar 200 – 275 mm.
Gambar 4. Pelumpuran Tanah Sawah: Sifat-sifat tanah mengalami
perubahan setelah pelumpuran.
Sumber: http://www.portalkbr.com/nusantara/nusatenggara/__icsFiles/afieldfile/2014/11/18/sawah.jpg
Gambar 5. Profil Tanah Sawah Menurut Koenigs (1950), serta Moormann
dan van Breemen (1978). Pada tanah kering dengan air tanah dalam yang
disawahkan akan terbentuk horizon sbb: (i) Lapisan olah yang tereduksi
dan tercuci (eluviasi) (Ap), (ii) Lapisan tapak bajak (Adg), (iii) Horizon
iluviasi Fe (Bir) di atas horizon iluviasi Mn (Bmn) yang sebagian besar
teroksidasi, (iv) Horizon tanah asal yang tidak terpengaruh persawahan
(Bw, Bt). Bila air tanah agak dangkal maka di bawah horizon tersebut
kemudian ditemukan: (v) Horizon iluviasi (penimbunan) Mn (Bmn) di atas
horizon iluviasi Fe (Bir), (vi) horizon tereduksi permanen (Cg).
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGARUH PENGGENANGAN
• Pengaruh penggenangan air terhadap tanah sawah antara lain:
– Berkurangnya atau bahkan hilangnya gas oksigen (O2)
– Terjadinya proses reduksi tanah atau menurunnya potensial redoks (Eh)
– Meningkatnya pH tanah masam, dan menurunnya pH tanah alkali atau tanah
berkapur dan berkadar natrium tinggi ke arah netral
– Meningkatnya daya hantar listrik
– Reduksi feri (Fe-III) menjadi fero (Fe-II) dan mangani (Mn-IV) menjadi mangano
(Mn-II)
– Reduksi NO3- dan NO2-menjadi N2 dan N2O
– Reduksi SO4= menjadi S=
– Meningkatnya penyediaan dan ketersediaan nitrogen
– Meningkatnya ketersediaan fosfat, silikon dan molibdenium; menurunnya
konsentrasi seng dan tembaga yang dapat larut
– Menghasilkan CO2, CH4 dan hasil reduksi yang bersifat racun, seperti asam-
asam organik dan H2S
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN TANAH SAWAH


• Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan
sejak dua bulan sebelum penanaman.
• Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu
cara tradisional dan modern.
– Cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawah yang dilakukan dengan
alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuanya
dikerjakan oleh manusia atau dibantu oleh binatang misalnya kerbau
atau sapi.
– Cara modern, yaitu pengolahan tanah sawah yang dilakukan dengan
mesin pengolah tanah seperti traktor. Pengolahan tanah sawah yang
dilakukan secara modern banyak dilakukan di daerah-daerah yang tanah
pertaniannya luas, petak-petak tanahnya tidak terlalu sempit, letaknya
sangat memungkinkan dan tenaga kerja manusia sangat kurang.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN TANAH SAWAH

• Secara umum pengolahan tanah sawah meliputi 3


fase:
– Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.
– Membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan
membalik tanah.
– Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan
tanah.
• Ketiga fase pengolahan tanah tersebut diperlukan
1/3 kebutuhan air dari total kebutuhan air selama
pertumbuhan tanaman.
3 FASE PENGOLAHAN TANAH SAWAH

1. Penggenangan Tanah Sawah. 2. Membajak Tanah Sawah. 3. Menggaru Tanah Sawah.


Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN TANAH SAWAH

• Ciri-ciri tanah sawah yang telah selesai olah dan siap


untuk ditanami:
– Tanah terolah sampai berlumpur
– Air tidak lagi banyak merembes ke dalam tanah
– Permukaan tanah rata
– Pupuk tercampur merata
– Bersih dari gulma dan sisa-sisa tanaman
Gambar 6. Tanah Sawah Siap Tanam.
Sumber:http://2.bp.blogspot.com/99D5TQR3dL8/T8TH84g__kI/AAAAAAAAAJg/w2M4oJPB0hs/s1600/DSC0
3248.JPG
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

JENIS PENGOLAHAN TANAH SAWAH

• Berdasarkan tahapan kegiatan, maka kegiatan pengolahan tanah sawah


dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
– Pengolahan tanah pertama/awal (primary tillage). Dalam pengolahan tanah
pertama, tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa
tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam ke dalam tanah.
Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya > 15 cm. Pada umumnya
hasil pengolahan tanah masih berupa bongkah - bongkah tanah yang cukup
besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum
dapat dilakukan secara efektif. Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal)
dengan kedalaman lebih dari 15 cm - 90 cm.
– Pengolahan tanah kedua (secondary tillage). Pengolahan tanah kedua
dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah
menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan
pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-
kadang diberikan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan bisa juga
dibuat guludan atau alur untuk pertanaman.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

ALAT PENGOLAH TANAH SAWAH

ALAT DAN MESIN PENGOLAH TANAH PRIMER


• Peralatan pengolahan tanah pertama biasanya
berupa bajak (plow), antara lain:
– Bajak singkal (mold board plow)
– Bajak piringan (disk plow)
– Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)
– Bajak pahat (chisel plow)
– Bajak tanah bawah (sub soil plow)
ALAT DAN MESIN PENGOLAH TANAH PRIMER

Bajak Singkal Bajak Piringan

Berbagai Type Bajak Rotari

Bajak Pahat Bajak Tanah Bawah


Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

ALAT PENGOLAH TANAH SAWAH

ALAT DAN MESIN PENGOLAH TANAH SEKUNDER

• Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan


daya traktor antara lain:
– Garu (harrow): Garu Piring, Garu Paku, Garu
Pegas, Garu Rotari, Garu Khusus
– Perata dan penggembur (land roller dan
pulverizer)
ALAT DAN MESIN PENGOLAH TANAH SEKUNDER

Garu Piring Aksi Tunggal Garu Piring Aksi Ganda Garu Paku

Garu Rotari Cangkul Rotary Hoe


Harrow

Garu Pegas
Garu Rotari Silang Rotary Cross
Harrow
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

LAHAN PERSEMAIAN
• Selama menunggu proses pengolahan lahan
sawah selesai, sebaiknya dibuat tempat
persemaian benih padi.
• Rekomendasi tempat persemaian yang baik
adalah 4-5% dari luas lahan yang akan
ditanami.
Gambar 7. Persemaian Padi.
Sumber:http://3.bp.blogspot.com/-wmjf30L-FQ8/U2RH0-SzR6I/AAAAAAAAADg/Q5HNnBsjU-
8/s1600/DSC04552.JPG
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGAIRAN/IRIGASI
• Air sangat diperlukan bagi tanaman.
– Kekurangan air berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman, terutama terhadap turgor
sel tanaman.
– Penurunan turgor sel tanaman dapat mengakibatkan menutupnya stomata sehingga proses
fotosintesis terhambat.
• Air yang dipergunakan untuk pengairan padi sawah adalah air yang berasal dari
sungai.
– Air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah
kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari dari mata air kurang baik untuk pengairan
sawah, sebab air tersebut jernih tidak mengandung lumpur maupun kotoran.
• Air sungai yang digunakan untuk pengairan biasanya dialirkan dari bendungan
melalui saluran-saluran yang disebut saluran irigasi.
– Saluran pertama yang mengalirkan air dan pintu irigasi disebut saluran primer. Saluran primer dibagi-
bagi menjadi saluran sekunder. Saluran sekunder dibagi-bagi lagi menjadi saluran tersier atau sesuai
dengan kebutuhan.
– Selain saluran dibuat pula selokan yang membuang air yang sudah mengairi sawah melalui saluran
pembuangan yang dapat dibuat berupa pancuran dari bambu yang disebut selokan drainase. Selokan
drainase biasanya dibuat di tengah sawah dan lurus, apabila tidak lurus aliran airnya lama kelamaan
akan merusak tepi-tepi selokan tersebut.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGAIRAN/IRIGASI
• Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut.
• Pengaturan kedalaman air dengan cara sebagai berikut:
– Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm
– Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga
10-20 cm.
– Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning
dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm, setelah itu dikurangi
sedikit demi sedikit.
– Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali agar padi
dapat masak bersama-sama.
Gambar 8. Saluran Irigasi Padi Sawah.
Sumber: http://riauone.com/photo/42250526184-sawah_padi_dengan_irigasi.jpg
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PEMUPUKAN
• Setiap pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur-unsur
hara ke dalam tanah dan dibutuhkan oleh tanaman.
• Pupuk yang biasa digunakan antara lain :
– Pupuk organik seperti pupuk hijau, pupuk kandang dan kompos
sebagai pupuk dasar yang biasa diberikan 7-10 hari sebelum tanam
dengan takaran sebanyaknya ±10 ton per hektar.
– Pupuk buatan, diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, SP-36 dan
ZK/KCl dengan dosis masing-masing: 100 kg ZA atau 50 kg/ha Urea;
100 kg SP-36 atau 75 kg/ha SP-18; dan 50-100 kg ZK/ha.
• Pemberian pupuk bagi tanaman padi sawah sebaiknya
dilakukan 2 kali yaitu:
– Pemupukan pertama pada umur 3-4 minggu setelah penyiangan
– Pemupukan kedua pada umur 6-8 minggu setelah penyiangan
Gambar 9. Kegiatan Pemupukan Padi Sawah.
Sumber:http://dispertan.kaltimprov.go.id/pic_news/medium_29rp_pr_1264849507_re_45
5x297.jpg
TEKNOLOGI PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN
III LAHAN KERING/TEGALAN
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN LAHAN KERING/TEGALAN

• Tegalan adalah lahan kering yang digunakan


untuk memproduksi berbagai tanaman
musiman yang lebih tahan terhadap kekeringan.
• Meskipun tidak memerlukan air sebanyak lahan
sawah untuk ditanami padi, agar lahan tegalan
dapat produktif, maka dalam mengolah lahan
tegalan harus sesuai dengan prosedur, karena
tegalan bersifat kering, sehingga lebih mudah
terkena erosi.
Gambar 10. Lahan Tegalan.
Sumber:http://3.bp.blogspot.com/_rlZ0FubVT6U/S77uW-
M7YkI/AAAAAAAAAAk/nUJDGV7vZpg/s1600/kebun+jagung+tsi+edit.JPG
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN LAHAN KERING/TEGALAN

• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan tegalan:


– Tanaman semusim pada lahan kering idealnya ditanam pada lereng. Lahan dengan tanah
bersolum sedang-dalam dengan lereng 15-40%, penanaman tanaman semusim masih
dapat dilakukan, namun harus dikombinasikan dengan tanaman tahunan. Proporsi
tanaman tahunan harus semakin besar dengan semakin tingginya kemiringan lahan.
– Mencegah erosi (cara vegetatif); dilakukan penanaman tanaman penutup tanah seperti
tanaman legum yang menjalar, semak perdu atau pohon, maupun rumput – rumputan
dan tumbuh-tumbuhan lainnya, serta sisa-sisa tanaman yang ditujukan untuk
mengendalikan erosi dan aliran permukaan.
– Mencegah erosi (cara mekanik); pembuatan berbagai macam teras (bangku, gulud,
kebun, individu), rorak, pembuatan berbagai macam saluran pembuangan air, dan
saluran drainase lainnya mutlak harus diperhatikan.
– Sebelum ditanami, tanah harus diolah dengan baik. Tanah dicangkul secara merata, agar
humus yang berada di permukaan tanah dapat tercampur.
– Setelah tanah dicangkul, campurkan dengan pupuk organik dan pupuk anorganik agar
kandungan unsur hara meningkat.
Gambar 11. Teras untuk Mencegah Erosi secara Gambar 12. Legume Cover Crops (LCC) untuk
Mekanik. Mencegah Erosi secara Vegetatif.
Sumber:http://pkm.openthinklabs.com/_/rsrc/1294344715383/home Sumber:http://4.bp.blogspot.com/-BbyTzMfW8yk/U1shM7Ug-
/topik/lingkungan-environment/water-air/z- hI/AAAAAAAAACA/SFTOmq6QcxQ/s1600/legume+cover+crops.jpg
referensi/kliping/artikel/petunjuk-teknis-teknologi-konservasi-tanah-
dan-air/TerasBangku1.jpg
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN LAHAN KERING/TEGALAN

• Untuk mengatasi pengaruh buruk pengolahan tanah, maka


dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang
dapat memperkecil terjadinya erosi, yaitu melalui:
– Tanpa olah tanah (TOT): tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa-sisa
tanaman sebelumnya dibiarkan tersebar di permukaan tanah yang akan
melindungi tanah dari ancaman erosi.
• Tanpa olah tanah adalah suatu sistem olah tanah untuk budidaya pertanian dimana solum
tanah dibiarkan seperti semula tanpa disentuh alat olah tanah. Dalam sisten ini tanah dibiarkan
tidak terganggu kecuali untuk sekedar membuat alur kecil atau lobang tegalan untuk
menempatkan benih. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal dan gulma yang tumbuh diatasi
dengan menggunakan herbisida.
– Pengolahan tanah minimal: permukaan tanah tidak semua diolah, hanya
barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa-sisa tanaman dibiarkan
pada permukaan tanahnya.
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN LAHAN KERING/TEGALAN

– Pengolahan tanah intensif: Waktu mengolah tanah secara intensif


yang terbaik dilakukan sebelum hujan turun. Tanah diolah dengan
menggunakan bajak dan cangkul, sampai kedalaman 15-20 cm.
Setelah hujan turun satu sampai dua kali tanah segera dihaluskan dan
kemudian diratakan. Selanjutnya dibuat saluran pembuangan air
setiap jarak 5 m atau menurut kebutuhan memanjang sesuai dengan
plot tanaman.
– Pengolahan tanah menurut kontur: pengolahan tanah dilakukan
memotong lereng sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan
alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah
menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanaman
menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan
menghindarkan pengangkutan tanah.
Gambar 13. Tanpa Olah Tanah.
Sumber:http://3.bp.blogspot.com/_RFQwVelQOFE/SrQC8sRuVfI/AAAAA
AAAA1k/ThXrClG8Gec/s1600-h/sorgum+3.JPG
Gambar 14. Pengolahan Tanah Menurut/Searah Garis Kontur.
Sumber: 4.bp.blogspot.com/-roapDF_nC2U/Ttm8kxstOGI/AAAAAAAAAHY/UiiXW7Q1JJA/s1600/KTA3.jpg
TEKNOLOGI PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN LAHAN
IV
KERING/PADI GOGO
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN LAHAN KERING/PADI GOGO

• Pengolahan tanah untuk padi gogo berbeda jika dibandingkan


dengan pengolahan padi jenis lainnya, sebab padi gogo
ditumbuhkan pada lahan kering.
• Pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu:
– Pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau atau
setelah turun hujan pertama.
– Pengolahan kedua saat menjelang tanam.
• Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul,
traktor atau ternak secara disingkal, kemudian lahan dibiarkan
atau diberakan. Apabila sudah turun hujan secara kontinu
yang memungkinkan untuk mulai tanam, maka lahan diolah
lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah
hingga siap tanam.
Gambar 15. Pertanaman Padi Gogo.
Sumber:http://bp3ktanjungsari.blogspot.com/2012/01/pelaksanaan-selkolah-
lapang-padi-gogo.html
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN LAHAN KERING/PADI GOGO

• Apabila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang,


setelah pengolahan tanah pertama lakukan pembuatan teras
gulud atau perbaikan teras yang rusak (konservasi lahan).
• Pada guludan atau bibir teras usahakan menanam tanaman
penguat teras berupa rumput unggul dan dapat
dikombinasikan dengan tanaman pohon kelompok legum.
• Pada lahan yang terbuka dan relatif datar perlu dibuat
bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5
meter. Antara bedengan dibuat saluran sedalam 20 cm yang
berfungsi sebagai saluran drainase.
– Pembuatan drainase sangat diperlukan, karena bila terjadi hujan terus menerus pada
beberapa tempat akan terjadi genangan yang menyebabkan kelembaban tanah yang
tinggi yang dapat merangsang munculnya cendawan yang dapat menyerang tanaman
padi gogo.
Gambar 16. Teras Gulud.
Sumber: https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/10/guludan.jpg
Dasar-Dasar Teknologi Produksi Tanaman
DEPARTEMEN ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS
PADJADJARAN

PENGOLAHAN LAHAN KERING/PADI GOGO

• Pemberian pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan


ketersediaan hara dalam tanah.
• Secara umum pupuk yang diperlukan untuk tanaman padi gogo adalah:
– 90 kg N/ha (200 kg Urea/ha), 36 kg P2O5/ha (100 kg SP-36/ha), 60 kg K2O/ha (100 kg
KCl/ha).
– Waktu pemupukan adalah; 10-15 hari setelah tanam dengan jenis dan takaran/dosis
pupuk yang diberikan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP-36, dan 100 kg KCl/ha. Pupuk urea
susulan diberikan sesuai bagan warna daun (BWD).
• Waktu pemupukan disesuaikan sampai kondisi lahan dalam keadaan
lembab. Bila dilakukan dalam kondisi kering, maka kadar air tanah dan air
yang ada dalam jaringan tanaman akan terserap oleh pupuk yang
diberikan. Bila hal itu terjadi dan berlangsung lama akan terjadi plasmolisis
dan tanaman akan layu dan dapat mematikan tanaman.
 Selamat Belajar 

Anda mungkin juga menyukai