Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kasus

Elseyra Rebecca Parhusip


112016054
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Identitas Pasien

Nama : Ny. BFY


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 44 tahun (10 April 1974)
Alamat : Peru GPM RT.02/06 Bandar Mataram,
Lampung Tengah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Agama : Islam

Alloanamnesis dengan suami pasien pada tanggal 07 Agustus 2018 pukul 07.30
di Ruang ICU RS Mardi Waluyo
Anamnesis
Keluhan utama :
Tidak sadarkan diri dikamar mandi sejak 1 hari SMRS pukul 12.00 WIB

Riwayat perjalanan penyakit :


Seorang pasien perempuan berusia 44 tahun dibawa ke IGD RS Mardi waluyo oleh keluarganya karena ditemukan tidak sadarkan diri di
kamar mandi sejak 1 hari SMRS pukul 12.00 WIB. Suami pasien mengatakan sebelumnya pasien sudah mulai sering tidur sejak dini hari
pada pukul 03.00 WIB. Selain itu, pasien juga sering mual dan muntah sejak pukul 03.00 WIB. Pasien tidak pernah mengalami demam
maupun kejang.
Sebelumnya suami pasien mengatakan, bahwa istrinya tidak pernah mengalami keluhan apapun selama ini hanya saja, sering mengeluh
kabur apabila melihat sesuatu. Suami pasien mengatakan, pasien tidak pernah mengkonsumsi obat apapun selama ini.

Riwayat penyakit dahulu


Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini. Tidak terdapat alergi obat dan alergi makanan. Tidak ada kencing manis
, hipertensi, ginjal, dan penyakit lain.

Riwayat penyakit keluarga


Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan seperti ini. Tidak ada keluarga yang mengalami penyaki kencing manis, hi
pertensi dan penyakit lain.
Kesadaran : Sopor Status Generalis
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,50C

Kepala : Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil Isokor (+)
Telinga : Sekret (-/-), serumen (-/-)
Hidung : Tidak dilakukan
Mulut : Mukosa basah, bibir merah muda
Lidah : Tidak dilakukan
Tenggorok : Tidak dilakukan
Leher : Pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)
Thorax : Suara nafas Vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/-
Cor : BJ I/II murni reguler, gallop -, murmur -
Tulang Belakang : Tidak dilakukan
Anus : Tidak dilakukan
Genitalia : Tidak dilakukan
Kesadaran : GCS E1 M4 V1 = 6
Kepala : Status Neurologis
Bentuk : Normocephali, Nyeri tekan : (-), Simetri : (+)
Mata : Refleks cahaya +/+, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-
Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sikap : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kaku kuduk : (-)
Nervus Kranialis :
N. I (olfactorius ) : Tidak dilakukan
N.II (Opticus): Tidak dilakukan
N.IV (Trochlearis) : Tidak dilakukan
N.V (Trigeminus) : Tidak dilakukan
N.VI (Abdusens) : Tidak dilakukan
N.VII (Facialis) : Tidak dilakukan
N.VIII (vestibulocochlearis) : tidak dilakukan
N.IX (Glossopharyngeus) : Tidak dilakukan
N.X (Vagus) : Tidak dilakukan
N.IX (Accesorius) : Tidak dilakukan
N.XII (hypoglossus) : Tidak dilakukan
Hematologi
Leukosit : 16890 /uL Laboratorium
Eritrosit : 4.1 juta/uL
Hemoglobin: 12.2 gr%
Hematokrit : 35 gr%
MCV : 85 fL
MCH : 30 pg
MCHC :35 gr%
Trombosit : 285000 ribu/uL
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium : 138 mmol/L
Kalium : 3.6 mmol/L
Klorida : 103 mmol/L
Karbohidrat
Glukosa Darah Sewaktu : 120mg%
Fungsi Ginjal
Ureum : 30 mg%
Kreatinin : 1.0 u/l
Laboratorium
CT SCAN
Diagnosis Kerja :
Meningioma

Penatalaksanaan :
- Manitol 3 x 100 cc
- Pembedahan
Prognosis
Ad vitam : dubia ad Bonam
Ad functionam : dubia ad Bonam
Ad sanationam : dubia ad Bonam
Tinjauan
Pustaka
• Meningioma adalah tumor pada meningens yang merupakan pelindung
yang melindungi otak dan medulla spinalis
• Kebanyakan bersifat jinak
• Meningioma dapat tumbuh di mana saja di sepanjang meningen dan da
pat menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai denga
n bagian otak yang terganggu dan seringkali berhubungan dengan peni
ngkatan tekanan intrakranial
• Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20% menimb
ulkan gejala sindroma lobus frontalis
• Gejala yang paling sering timbul meliputi sakit kepala hebat terutama p
ada pagi hari, kejang, perubahan kepribadian dan gangguan ingatan, m
ual dan muntah, serta penglihatan kabur.
Anatomi Selaput Otak
Etiologi

01 Radioterapi

02 Hormonal

03 Faktor Pertumbuhan
Meningioma tergolong
jinak (benign) 90% dan
10% malignant

Meningioma lebih
Epidemiologi banyak diderita wanita
70-80% daripada pria

Meningioma jarang
ditemukan pada anak-
anak
Klasifikasi
Klasifikasi
• Meningioma falx dan parasagital  Gejala yang timbul biasa
nya berupa kelemahan pada tungkai bawah.
• Meningioma konveksitas, terjadi pada permukaan atas otak
 kejang, nyeri kepala hebat, defisit neurologis fokal & peru
bahan kepribadian serta gangguan ingatan
• Meningioma sphenoid,berlokasi pada daerah belakang mata
Gejala dapat berupa kehilangan sensasi atau rasa baal pa
da wajah, serta gangguan penglihatan
• Meningioma olfaktorius  kehilangan kemampuan menghid
u dan gangguan penglihatan
• Meningioma fossa posterior  nyeri hebat pada wajah, rasa
baal atau kesemutan pada wajah, dan kekakuan otot-otot w
ajah. Selain itu dapat terjadi gangguan pendengaran, kesulit
an menelan, dan kesulitan berjalan
• Meningioma suprasellar  gangguan penglihatan akibat terj
adi pembengkakan pada diskus optikus.
• Meningioma tentorial  sakit kepala dan tanda-tanda sereb
elum
• Meningioma foramen magnus  nyeri, kesulitan berjalan, da
n kelemahan otot-otot tangan
• Meningioma spinal  Gejala yang timbul merupakan akibat l
angsung dari penekanan terhadap medula spinalis dan kord
a spinalis, paling sering berupa nyeri radikular pada anggota
gerak, paraparesis, perubahan refleks tendon, disfungsi sfin
gter, dan nyeri pada dada
Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan
• MRI
• Angiografi
Penatalaksanaan
Pembedahan

Radioterapi

Terapi Medis
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai