STATUS EPILEPTIKUS
Oleh:
Bangkitan parsial/fokal
1. Bangkitan parsial sederhana:
1.1 Dengan gejala motorik
1.2 Dengan gejala somatosensorik
1.3 Dengan gejala otonom
1.4 Dengan gejala psikis
2. Bangkitan parsial kompleks:
2.1 Bangkitan parsial sederhana yang diikuti dengan gangguan kesadaran
2.2 Bangkitan parsial yang disertai gangguan kesadaran sejak awal bangkitan
3. Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder
3.1 Parsial sederhana yang menjadi umum
3.2 Parsial kompleks menjadi umum
3.3 Parsial sederhana menjadi parsial kompleks lalu menjadi umum
Bangkitan umum
1. Lena (absence):
1.1 Tipikal lena
1.2 Atipikal Lena
2. Mioklonik
3. Klonik
4. Tonik
5. Tonik –klonik
6. Atonik/astatik
Bangkitan tak tergolongkan
KLASIFIKASI ILAE 1989(PERDOSSI, 2014)
ETIOLOGI
Idiopatik tidak terdapat lesi struktural di otak atau defisit neurologi,
mempunyai predisposisi genetik, berhubungana dengan usia
Kriptogenik dianggap simptomatis tetapi penyebabnya belum diketahui ct
sindrom West, Lennox Gastaut, epilepsi moklonik, klinis sesuai ensefalopati
difus
Simtomatis bangkitan epilepsi disebabkan kelainan/lesi struktural di otak
ct trauma kepala, infeksi SSP, kel kongenital, tumor serebri, gangguan peredaran
darah otak, toksik (alkohol, obat), metabolik, kelainan neurodegeneratif
DIAGNOSIS
Anamnesis: (auto dan allo-anamnesis dari orang tua dan saksi mata) mengenai hal-hal dibawah ini:
Sebelum bangkitan/gejala prodromal kondisi fisik dan psikis akan terjadinya bangkitan
perubahan prilaku, perasaan lapar, berkeringat, hipotermia, mengantuk, menjadi sensitif dan lain-lain.
Selama bangkitan/iktal
Bentuk bangkitan, deviasi mata, gerakan kepala, gerakan tubuh, vokalisasi, automatisasi, gerakan pada
salah satu atau kedua lengan dan tungkai, bangkitan tonik/klonik, inkontinensia, lidah tergigit, pucat,
berkeringat dan lain-lain.
Pasca bangkitan/post iktal bingung, langsung sadar, nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah, Todd’s
paresis.
Faktor pencetus kelelahan, kurang tidur, hormonal, stres psikologis dan alkohol
Usia awitan, durasi bangkitan, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar bangkitan,
kesadaran antar bangkitan
Terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap OAE sebelumnya. jenis OAE, dosis OAE,
jadwal minum OAE, kepatuhan minum OAE, kadar OAE dalam plasma, kombinasi terapi OAE
Penyakit yang diderita sekarang, riwayat penyakit neurologis, psikiatrik dan sistemik
Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi susunan saraf pusat (SSP), dll
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik umum
Mencari tanda-tanda gangguan yang berkaitan dengan epilepsi misalnya:
Trauma kepala
Tanda-tanda infeksi
Kelainan kongenital
Kecanduan alkohol atau NAPZA
Kelainan pada kulit (neurofakomatosis)
Tanda-tanda keganasan
Pemeriksaan neurologis
- Paresis Todd
Menunjang diagnosis
Penentuan prognosis
Pemeriksaan penciteraan Rontgen toraks, MRI otak mendeteksi lesi epileptogenik di otak
Pemeriksaan laboratorium hematologis (Hb, WBC dan hitung jenis, HCT, PLT, apusan darah tepi,
elektrolit/Na, K, Ca, Mg, GDS/GDP/2jPP, fungsi hati, ginjal dan albumin, profil lipid, faal hemostasis, asam urat,
albumin) dan pemeriksaan kadar OAE
Pemeriksaan neurobehaviour
DIAGNOSIS BANDING
Sinkope kesadaran menurun berlangsung singkat, saat berdiri
lama di terik matahari, nyeri akibat trauma, penyakit jantung, tekanan
pada sinus karotikus, overdosis obat hipotensi, sedatif, insulin dan
OAD, gejala: muka pucat, tensi menurun
Aritmia jantung kardiak output rendah iskemia otak
Hiperventilasi atau serangan panik pCO2 darah otak menurun
vasokonstriksi anoksemia otak
Gerak involunter
DIAGNOSIS BANDING(PERDOSSI, 2014)
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa: OAE
Tergantung bentuk bangkitan dan sindrom epilepsi, penggunaan terapi
tunggal .
OAE diberikan bila:
Diagnosis epilepsi sudah dipastikan
Terdapat minimun dua bangkitan dalam setahun
Penyandang dan/atau keluarganya sudah menerima penjelasan tentang
tujuan pengobatan, efek samping OAE
Bangkitan terjadi berulang walaupun faktor pencetus sudah dihindari
ANTIKONVULSAN
Carbamazepin: dosis awal 400-600 mg/hari, dosis rumatan 400-1600 mg/hari(2-3x)
Fenitoin: awal 200-300 mg/hari, rumatan 200-400 mg/hari (1-2x)
Asam valproat: awal 500-1000 mg/hari, rumatan 500-2500 mg/hari (2-3x)
Fenobarbital: awal 50-100 mg/hari, rumatan 50-200 mg/hari (1x)
Clonazepam: awal 10 mg/hari, rumatan 4mg/hari (1 atau 2x)
Oxcarbazepine: awal 600-900 mg/hari, rumatan 600-3000 mg/hari (2-3x)
Levetiracetam: awal 1000-2000 mg/hari, rumatan 1000-3000 mg/hari (2x)
Topiramat: awal 100 mg/hari, rumatan 100-400 mg/hari (2x)
Gabapentin: awal 900-1800 mg/hari, rumatan 900-3600 mg/hari (2-3x)
Lamotrigin: awal 50-100 mg/hari, rumatan 50-200 mg (1-2x)
Zonisamid: awal 100-200 mg/hari, rumatan 100-400 mg/hari (1-2x)
Pregabalin: awal 50-75 mg/hari, rumatan 50-600 mg/hari (2-3x).
OAE BERDASARKAN BENTUK KEJANG
(PERDOSSI, 2014)
D O SIS O A E( PERD O SSI , 2014)
EFEK SAMPING OAE
Penyandang bangkitan tunggal dimulai terapi OAE bila :
Dijumpai fokus epilepsi yang jelas pada EEG
Pada CT scan atau MRI kepala dijumpai lesi seperti meningioma, neoplasma
otak, AVM, abses otak, ensefalitis herpes
Riwayat epilepsi pada saudara kandung (bukan orang tua)
Riwayat bangkitan simtomatis
Terdapat sindrom epilepsi dengan risiko kekambuhan tinggi seperti JME
(Juvenile Myoclonic Epilepsy)
Riwayat trauma kepala disertai penurunan kesadaran, stroke, infeksi SSP
Bangkitan pertama berupa status epileptikus.
T E R A P I N O N FA R M A K O L O G I S
Fisioterapi
Psikoterapi
CBT (cognitive behaviour therapy)
Operatif:
Hipokampektomi sesuai indikasi
Amigdalahipokampektomi
Temproal lobektomi
Lesionektomi
EDUKASI
SE Dini
-Berikan oksigen
-Pasang infus
Stadium 2 (0-30 menit)
Monitor pasien
Pertimbangkan kemungkinan kondisi non epileptik
Terapi antiepilepsi emergensi
Pemeriksaan emergensi (gas darah, glukosa, fungsi hati dan ginjal, kalsium,
magnesium, DL, faal hemostasis, kadar OAE, pemeriksaan toksikologi, foto toraks
bila ada aspirasi, penciteraan otak dan punksi lumbal).
Berikan glukosa (D50% 50 ml) dan/atau thiamine 250 mg iv bila ada kecurigaan
penyalahgunaan alkohol atau defisiensi nutrisi
Terapi asidosis bila terdapat asidosis berat
SE Menetap
Stadium 3 (0-60 menit)
Pastikan etiologi
Siapkan untuk rujuk ke ICU
Identifikasi dan terapi komplikasi medis yang terjadi
Vasopressor bila diperlukan
SE Refrakter
Stadium 4 (30-90 menit)
Pindah ke ICU
Perawatan intensif dan monitor EEG
Monitor tekanan intrakranial bila dibutuhkan
Berikan antiepilepsi rumatan jangka panjang
DIAGNOSIS BANDING
Sinkop
Aritmia jantung