Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pemeriksaan Organ
DBN
Status Dermatologis :
Regio: Manus Dextra dan sinistra superior dan
inferior
Eflororesensi:
Tampak Paronichia (+) Pus (-) hiperpigmentasi
unguium (+), hiperkeratosis unguium (+), pitting nail
(-), distal unguium terangkat (-), penyebarannya
regional, nyeri (+).
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Ketokonazol krim
Ketokonazol tablet
onikomikosis Bahasa Yunani ->“onyx”
dan “mykes”
tiga kelompok jamur dermatofita,
nondermatofita, dan yeast
Onikomikosis juga berpengaruh signifikan
pada kualitas hidup pasien
Definisi
• T. interdigitale
• lapisan superfisial lempeng kuku
ke bagian yang lebih dalam
c) Proximal Subungual Onychomycosis
(PSO)
• T.rubrum
• lebih sering pada pasien AIDS.
• lipatan kuku proksimal lipatan
kuku distal
2) Onikomikosis candida
• Candida menyerang kuku biasa
nya terjadi pada orang yang ser
ing
membenamkan tangan mereka
di dalam air kutikula terlepas
dari lempeng kuku kuku
kehilangan sifat kedap air
infeksi
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
penunjang
- Asimtomatis • Onikolisis Debris di bawah Pemeriksaan
lempeng kuku mikroskopis
• Hiperkeratosis subungual menggunakan larutan
• Diskolorasi KOH 40%.
Prinsip penatalaksanaan onikomikosis adalah
menghilangkan faktor predisposisi yang
memudahkan terjadinya penyakit,
obat anti-jamur yang sesuai dengan penyebab
Untuk membatasi kemungkinan kambuh, kuku
harus tetap pendek, kaki harus dikeringkan setelah
mandi, kaus kaki yang menyerap keringat harus
dipakai, dan bedak kaki anti jamur dapat
digunakan.
Amorolfine
5% lacquer dan digunakan pada kuku
dengan dosis 1-2x seminggu untuk 6-12
bulan
Ciclopirox
yaitu lacquer 8%, penggunaanya
sekali sehari selama 48 minggu
Griseofulvin
usia 1 bulan keatas yaitu 10 mg/ kgBB per
hari
Pada orang dewasa dosisnya 500-1000 mg
per hari selama 6-9 bulan
Terbinafine
250 mg/hari selama 3 bulan.
Itrakonazol
200 mg/hari selama 3-4 bulan, atau 400 mg
per hari selamaseminggu tiap bulan selama 3-
4 bulan
pada lansia dan penderita diabetes
sepsis, dan nekrosis jaringan, selulitis
Farmakoterapi seringkali tidak berhasil
dengan angka relaps atau rekurensi 20‐
25%.
Prognosis lebih buruk pada keadaan-
keadaan berikut: 16
Luas kuku yang terinfeksi >50%
Pasien dengan imunosupresan
Penyakit sirkulasi perifer
Pertumbuhan kuku buruk
Usia >65 tahun
ANALISIS MASALAH
Pasien datang dengan keluhan timbul bengkak
kemerahan pada daerah pangkal kuku tangan
yang terasa nyeri. Nanah (-), kemudian kuku
menjadi rusak. Kuku menjadi tebal, mengeras dan
permukaan kuku tidak licin. Kemudian kuku
berubah warna menjadi kecoklatan, ujung jari
rapuh (-).
Kerusakan kuku menjalar kebagaian pangkal kuku
(-). Bagian kuku terangkat (-). Bengkak kemerahan
pada daerah pangkal kuku tangan dan kuku yang
rusak pada jari tangan kanan yaitu jari telunjuk
dan jari manis pada tangan kiri yaitu jari jempol,
jari tengah dan jari manis.Riwayat dengan
penyakit adanya kerak yang tebal didaerah
kepala, siku, dan lutut disangkal.
Tanda klinis yang ditemukan pada kuku yaitu:
Tampak Paronichia (+) Pus (-) hiperpigmentasi
unguium (+), hiperkeratosis unguium (+), pitting nail
(-), distal unguium terangkat (-), penyebarannya
regional, nyeri (+).
Onikomikosis adalah semua infeksi jamur pada kuku. Istilah
onikomikosis berasal dari Bahasa Yunani “onyx” berarti kuku
dan “mykes” berarti jamur. Kuku jari kaki 25 kali lebih sering
terinfeksi daripada kuku jari tangan. Jari kaki terpanjang, baik
pertama ataupun kedua menopang bagian terberat
tekanan dan trauma dari alas kaki, lebih rentan terhadap
invasi meskipun infeksi kuku multipel juga sering terjadi.
Terdapat tiga kelompok jamur yang menyebabkan
onikomikosis, yaitu: dermatofita, nondermatofita, dan yeast
Anamnesis Onikomikosis seringkali asimtomatis dan
pasien seringkali hanya mengeluhkan kosmetik
kuku. Pada anamnesis didapatkan kecurigaan
yang menagarah ke infeksi jamur seperti
perubahan warna atau bentuk kuku. Pada
penyakit yang sangat berat dapat mengganggu
aktivitas seperti berdiri, berjalan, atau berolahraga.
Hal paling penting adalah mencari faktor risiko
onikomikosis.
Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Pp:103-6
SMF Ilmu Kulit Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Atlas Penyakit Kulit dan
Kelamin. Airlangga University Press, 2007. Pp:86-92
James William,Berger Timothy, Elston Dirk. Candidiasis. Dalam : Andrew’s Disease of The Skin
Clinical Dermatology. Ed 10th. British. WB Saunders Company. 2000. Pp:308-9
Wolff, Klauss. Candidiasis. Dalam : Fitzpatrick. Dermatology in General Medicine. Ed 7th.
New york. McGraw Hill Company. 2007. p: 1822
Wolf K, Richard AJ, Dick S. Candidiasis. Dalam : Fitzpatrick. Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology. Ed 5th. New york. McGraw Hill Company. 2007.
Siregar, R.S. Atlas Berwana Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2004. Pp: 279-280.
Sandy S Suharno. Tantien Nugrohowati, Evita H. F. Kusmarinah. Mekanisme Pertahanan
Pejamu pada Infeksi Kandida. Dalam : Media Dermato-venereologica Indonesiana,
Jakarta, 2000 ; 187-92
Conny Riana Tjampakasari. Karakteristik Candida albicans. Dalam : Cermin Dunia
Kedokteran, Vol.151, 2006 ; 33-5
Hall, John C. Sauer's Manual of Skin Diseases 8th edition. Canada. Lippincott Williams &
Wilkins Publishers. 2000.
Sehgal. V. N. Candidosis. Dalam: The Textbook of Clinical Dermatology. Forth edition. New
Delhi. Jaypee Brother Medical Publisher. 2006: 59-62.
Weller. R, Hunter. J, Savin. J, Dahl. M. Fungal Infection. Dalam: Clinical Dermatology. Fourth
edition. UK. Blackwell Publishing. 2008: 252-254.