Pembimbing : dr. Heryu Ristanto, Sp.OG PENDAHULUAN Wanita dengan kehamilan kembar memiliki peningkatan risiko keguguran, anemia, gangguan hipertensi, perdarahan, persalinan operatif dan penyakit pascakelahiran . Secara umum, angka kematian ibu terkait dengan kelahiran kembar adalah 2,5 kali lipat dibandingkan kelahiran tunggal. Pada tahun 2009 angka kematian janin adalah 12,3 per 1.000 kelahiran kembar dan 31,1 per 1.000 triplet dibandingkan dengan kehamilan tunggal hanya 5 per 1.000 kelahiran. Risiko kelahiran prematur juga lebih tinggi pada kehamilan multipel dibandingkan dengan kehamilan tunggal, terjadi pada 50% kehamilan kembar. Pada kehamilan kembar, 66 % dari bayi lahir mati yang tidak dapat dijelaskan terkait dengan berat lahir kurang dari sentil kesepuluh , dibandingkan dengan 39 % untuk kelahiran tunggal. Kelainan kongenital utama adalah 4,9 % lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dibandingkan kehamilan tunggal. DEFINISI suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multiple dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya. Kehamilan multiple terjadi jika dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi ( dizigotik) atau jika satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio (monozigotik). ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO Suku bangsa, herediterm umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomifen dan hormon gonadotropin (FSH) yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Klasifikasi Kehamilan Ganda Kehamilan kembar monozigot Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Jika terjadi dalam 72 jam pertama setelah pembuahan, akan berkembang dua mudigah, dua amnion dan dua korion dan kehamilan akan bersifat diamnion dan dikorion. Jika pemisahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan, akan berkembang dua mudigah, masing – masing di kantong amnion yang berbeda, dan satu korion sehingga terbentuk kehamilan kembar diamnion monokorion. Jika amnion telah terbentuk, yang terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan, pemisahan akan menghasilkan dua mudigah dalam satu kantong amnion atau kehamilan kembar monoamnion monokorion. Jika pemisahan terjadi lebih belakangan lagi, yaitu setelah terbentuk diskus embrio, pemisahan berlangsung tidak sempurna dan terbentuk kembar siam. Kehamilan Kembar Dizigot adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur, disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion. Kadang – kadang 2 plasenta menjadi satu.
Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik
Superfekundasi dan Superfetasi Superfekundasi merujuk kepada pembuahan dua ovum dalam satu siklus haid tetapi bukan pada koitus yang sama, dan tidak harus oleh sperma dari pria yang sama.
Pada superfetasi, di antara pembuahan terdapat selang
waktu selama atau lebih lama daripada satu siklus haid. Superfetasi memerlukan ovulasi dan pembuahan ketika kehamilan telah terjadi, yang secara teoritis dimungkinkan selama rongga uterus belum lenyap oleh fusi desidua kapsularis ke desidua parietalis. PERTUMBUHAN JANIN Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Pada kehamilan dizigotik dan kembar monozigotik pembagian darah pada plasenta untuk kedua janin tidak sama, sehingga yang satu kurang bertumbuh dibandingkan dengan yang lain. Kelainan Pertumbuhan Janin Multipel
1. Kembar Akardiak ( TRAP )
Pada sekuens TRAP biasanya terdapat satu janin kembar normal yang berfungsi sebagai donor yang memperlihatkan gambaran gagal jantung serta kembar penerima yang tidak memiliki jantung (akardius) dan struktur lain. Dalam satu plasenta yang dipakai bersama, tekanan perfusi arteri kembar donor melebihi yang terdapat pada kembar resipien, sehingga resepien menerima aliran balik darah arteri terdeoksigenasi dari kembarannya. Darah arteri yang “telah digunakan” ini mencapai kembar resepien melalui arteri umbilikalis dan cenderung mengalir ke pembuluh darah iliaka. Karena itu hanya tubuh bagian bawah yang mendapat perfusi sementara tubuh bagian atas mengalami gangguan tumbuh-kembang. 2. Sindrom Transfusi kembar – kembar ( TTTS ) darah dialirkan darisatu kembar donor ke saudaranya yang menjadi resipien sedemikian sehingga donor mengalami anemia dan pertumbuhannya mungkin terhambat. Sebaliknya resipien mengalami polisitemia dan mungkin mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops. Diagnosis TTTS (1). Monokorionisitas (2). Jenis kelamin sama (3). Hidramnion (4). Perbedaan ukuran tali pusat, (5). Disfungsi jantung pada kembar resipien dengan hidramnion (6). Kelainan pembuluh tali pusat (7) ketidak-seimbangan pertumbuhan yang signifikan. Manifestasi Kehamilan Ganda mual dan muntah yang melebihi wanita dengan kehamilan tunggal meningkatkan prevalensi anemia pada ibu. Frekuensi hidramnion lebih besar pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan seringkali terjadi partus prematur Frekuensi pre-eklmapsia dan eklampsia juga dilaporkan lebih sering Solusio plasenta dapat terjadi setelah bayi pertama lahir kematian pada janin kedua sesak napas, sering kencing, edema, dan varises pada tungkai bawah dan vulva. Diagnosis Kehamilan Ganda Uterus lebih besar (>4 cm) dibandingkan usia kehamilannya. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas. Polihidramnion Ballotement lebih dari satu fetus Banyak bagian kecil yang teraba Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin Terdengarnya 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan minimal 10dpm Laboratorium - Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah merah menurun karena penurunan volume darah - Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah merah menurun - Pada tes toleransi glukosa didapatkan gestasional DM dan gestasional hipoglikemi Sonografi - kantong-kantong gestasi yang terpisah dini, Kemudian masing-masing kepala janin seharusnya terlihat dalam dua bidang vertikal - Dua kepala janin atau dua abdomen idealnya terlihat dalam bidang gambar yang sama untuk menghindari pemindaian janin yang sama dan menganggapnya janin kembar. Amnionitas dapat dilihat dari jumlah amnionnya. khorionitas dapat dilihat dari batas / sekat antara kedua amnion, apabila batasnya memiliki ketebalan >2mm (sering disebut (lambda sign) 2 khorion, namun jika <2 mm, (sering disebut T sign), 1 khorion. PENATALAKSANAAN Pelahiran neonatus yang terlalu kurang bulan dicegah. Hambatan pertumbuhan janin diidentifikasi dan janin yang terkena dilahirkan sebelum sekarat. Trauma janin selama persalinan dan pelahiran harus dihindari. Tersedia perawatan neonates Intensif Surveilans Antepartum Penilaian volume cairan amnion dapat dilakukan dengan indeks cairan amnion (amniotic fluid index, AFI). Pencegahan Persalinan Kurang Bulan Tirah baring Kortikosteroid untuk pematangan paru Terapi Tokolitik Terapi progesteron Cerlage serviks Letak dan Presentasi Janin Pada umumnya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak daripada biasa, sehingga sering terjadi perubahan presentasi posisi dan janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama. Proses Persalinan
Penyulit persalinan dan pelahiran antara lain persalinan
kurang bulan, disfungsi kontraksi uterus, kelainan presentasi, prolapsus tali pusat, pemisahan kurang bulan plasenta dan perdarahan pascapartum dini. Tersedianya produk darah untuk transfusi. Pemasangan sistem infus yang mampu menyalurkan cairan secara cepat. Tersedianya dokter kandungan Mesin sonografi yang siap digunakan untuk membantu mengevaluasi posisi dan status janin yang tersisa setelah janin pertama lahir. Adanya petugas anestesia berpengalaman yang siap dipanggil seandainya diperlukan bedah caesar. Kala I diperlakukan seperti biasa bila bayi I letaknya memanjang, karena banyak prematur penggunaan sedative dibatasi, episiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala II dan megurangi tekanan pada kepala bayi. bayi I lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk mengetahui letak dan keadaan janin II letak memanjang ketuban dipecahkan perlahan ibu dianjurkan mengedan atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri janin masuk panggul lahir Bila janin II dalam letak lintang, denyut jantung janin tidak teratur, terjadi prolaps funikuli, solusio plasenta, atau persalinan spontan tidak terjadi dalam 15 menit tindakan obstetrik Kesulitan lain yang mungkin terjadi ialah interlocking, dalam hal ini janin I dalam letak sungsang dan janin II dalam presentasi kepala. Setelah bokong lahir, dagu janin I tersangkut pada leher dan dagu janin II. Bila keadaan ini tidak dapat dilepaskan, dilakukanlah dekapitasi atau seksio sesaria menurut keadaan janin. Segera setelah bayi II lahir, ibu disuntik oksitosin 10 IU, dan tinggi fundus uteri diawasi. Bila tampak tanda-tanda plasenta lepas, maka plasenta dilahirkan dan diberi 0,2 mg methergin i.v. Kala IV diawasi secara cermat dan cukup lama, agar perdarahan post partum dapat diketahui dini dan penanggulangannya dilakukan segera. Interval Kelahiran Tenggang waktu antara lahirnya bayi I dan bayi II antara 5 sampai 15 menit <5menit trauma persalinan pada bayi >30menit insufisiensi uteroplasental, karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum bayi II dilahirkan. Komplikasi Kehamilan Ganda Pada Ibu : Anemia Hipertensi Partus prematurus Atonia uteri dan Perdarahan pasca persalinan
Pada Janin : Prematuritas Hyalin Membran Disease (HMD) Asfiksia saat kelahiran atau atau depresi nafas perinatal alhamdulillah