Anda di halaman 1dari 48

Managemen Keperawatan

Dalam Terapi Obat

Ns. Supadi, M.Kep.,Sp.MB

1
PENDAHULUAN

b Perawat mempunyai peran yang vital dalam


mangemen terapi obat untuk individu yang
bermasalah dengan kondisi medis.
b Perawat menggunakan ilmu farmakologi
untuk mengkaji klien yang mendapatkan
obat.

2
b Faktor farmakologi yang berhubungan dengan
obat diantaranya: farmakoterapeutik,
farmakokinetik, farmakodinamik, kontra
indikasi dan perhatian obat, efek samping
obat dan reaksi obat.

3
CONT…
Farmakoterapeutik : efek yang diharapkan dari terapi obat.
Farmakodinamik: ilmu yang mempelajari cara kerja obat, efek obat
terhadap faal tubuh dan perubahan biokimia tubuh.
Farmakokinetik: ilmu yang mempelajari cara pemberian obat,
biotransformasi atau perubahan yang dialami obat di dalam tubuh
dan cara obat dikeluarkan dari tubuh (ekskresi).
Kontraindikasi dan perhatian: Monitoring secara baik saat obat
diberikan atau tidak.
Efek samping: efek obat yang tidak diharapkan terjadi pada klien
Interaksi obat: interaksi obat dg obat lain, makanan atau yang lainya

4
Pengkajian perawat terkait terapi obat
Kondisi sakitnya, penyakit, dan alergi.
Status kesehatan.
Usia dan jenis kelamin.
Gaya hidup, diet dan kebiasaan.
Lingkungan.
Budaya.

5
PETA KONSEP MANAGEMEN
KEPERAWATAN
CORE DRUG KNOWLEDGE
C
O
R

UTIK
FARMAKOTERAPE

K
FARMAKOKINETI

IK
FARMAKODINAM

CI& PRECAUTION

ES

INTERAKSI OBAT
E PRE
P THERAPY
A DURING
T THERAPY
I PRE&DURIN
E G THERAPY
N
T Status kes
V
A
R CNS
I CV
A GI
B
L GU
E RESP
S ENDOCRINE
6
PETA KONSEP MANAGEMEN KEPERAWATAN

CORE DRUG KNOWLEDGE


C

UTIK
FARMAKOTERAPE

K
FARMAKOKINETI

IK
FARMAKODINAM

CI& PRECAUTION

ES

INTERAKSI OBAT
O PRE
R THERAPY
E
DURING
P
A
THERAPY
T PRE&DURIN
I G THERAPY
E Status kes
N
T
V REPRODUKSI
A HEMATOLOG
R
I
I
A IMMUNE
B SKIN
L MUSCULOSC
E ELETAL
S
7
PETA KONSEP MANAGEMEN KEPERAWATAN

CORE DRUG KNOWLEDGE


C
O

APEUTIK
FARMAKOTER
TIK
FARMAKOKINE

AMIK
FARMAKODIN

PRECAUTION
CI&

ES

OBAT
INTERAKSI
R PRE THERAPY
E DURING
P
THERAPY
A
T PRE&DURING
I THERAPY
E Status kes
N
T
V USIA &JL
A
LIFESTYLE,
R
I DIET, HABITS
A ENVIRONMENT
B CULTURE
L
E
S
8
MANAGEMEN TERAPI OBAT MELALUI
NURSING PROCESS
NURSING MANAGEMENT OF DRUG THERAPY
NURSING PROCESS

ASSESMENT Menentukan dan identifikasi obat (core drug knowledge


variables)
Identifikasi hal hal penting dan kaji pasien (Core patient
variables)
NURSING Identify significant interactions between core drug
DIAGNOSIS&OUTCOME knowledge&core patient variables )
IDENTIFICATION

PLANNING Maximizing therapeutic effects and minimizing adverse effects

INTERVENTION Intregrate strategies

Patient & family education


9
EVALUATION Evaluation
Pengkajian penget obat
• Perawat harus memahami semua obat yang
diresepkan dan tidak.
• Perawat membutuhkan penget obat setiap
obat yg digunakan untuk menentukan apakah
ada interaksi dg pasien selama managemen
keperawatan diberikan.

10
Pengkajian pasien
• Patient interview & history
• PE
• Medical record

11
Pengkajian dalam terapi obat
• Gunakan pertanyaan terbuka akan
mendapatkan data yang lebih detail dan lebih
lengkap.
• Contoh : gambarkan obat yang pernah
saudara dapatkan yang menyebabkan alergi?
• Pertanyaan tertutup : mendapatkan informasi
yang dangkal dan terbatas.

12
• Contoh: apakah saudara alergi obat penicilin?
• Pertanyaan tertutup lebih baik digunakan
dalam situasi emergency dan ketika informasi
dibutuhkan dalam waktu cepat.

13
Riwayat kesehatan dan obat
• Riwayat kesehatan: kesakitan, penyakit,
kondisi kronis, alergi (harus dikaji fungsi organ
dan sistem tubuh).
• Hambatan fungsi tubuh akan berhubungan
dengan reaksi obat.
• Farmakoterapeutik, farmakokinetik dan
farmakodinamik mungkin akan dipengaruhi.

14
• Contoh : jika klien ada gangguan ginjal dan
obat dieksresi oleh sistem renal, obat tidak
bisa dieliminasi dengan cepat seperti orang
yang ginjalnya normal.
• Obat yang tidak dieliminasi dengan cepat,
level obat akan lebih tinggi didalam tubuh dari
pada harapan normalnya.

15
• Akibatnya pasien akan terjadi peningkatan
efek teraputik obat atau risiko peningkatan
efek samping obat.
• Perawat juga harus mengkaji lebih dalam
dalam status kesehatan ini terkait dengan
riwayat pengobatan secara lengkap.
• Sebab obat yang digunakan utk pengobatan
berhubungan dengan kesehatanya.

16
• Riwayat pengobatan penting untuk mengkaji
status kesehatan klien secara adekuat dan
untuk mengkaji kebutuhan dan pengetahuan
pasien terkait juga dengan regimen obat.
• Kaji juga nama obat, dosis, waktu minum obat
terakhir

17
Komponen riwayat pengobatan
• Resep pengobatan yg sekarang diterima.
• Dosis dan rute pengobatan
• Kapan minum obat terakhir
• Gambaran pasien mengapa obat itu
diresepkan.
• Resep obat lain yang diberikan dahulu
• Alasan obat dihentikan

18
• Pengetahuan alergi obat.
• Kapan efek alergi terjadi.
• Gambarkan efek alergi secara spesifik.
• Pengetahuan alergi makanan dan lingkungan.
• Obat – obat yang tidak diresepkan: obat
batuk, vitamin, mineral dan obat sakit kepala.

19
• Berapa sering obat yang tanpa resep dipakai.
• Waktu terakhir menggunakan obat tanpa
resep.

20
Komponen interview pasien.
• Fungsi dan tingkat aktivitas
– Tingkat pertumbuhan.
– Kemampuan melihat, membaca, dan menulis.
– Kemampuan mendengar, dan memahami instruksi
pembicaraan.
– Pekerjaan.
– Aktivitas dan pola latihan.
– Pola istirahat dan tidur

21
– Pola diet : frekuensi makan, makanan yang selalu
dimakan, makanan yang dihindari, makanan
suplemen (vitamin, mineral, herbal).
– Pasien wanita: status reproduksi ( hamil, rencana
kehamilan, menyusui, premenopause, post
menopausal)

22
Penggunaan pola pengobatan
• Penggunaan obat yang terlarang: frekuensi
dan rute, waktu terakhir digunakan.
• Penggunaan alkohol: jumlah alkohol yang
dikonsumsi.
• Rokok : Jumlah perhari
• Cafein: Jumlah sehari yang dikonsumsi

23
Lingkungan
• Gambarkan setting rumah dan akomodasinya.
• Lokasi rumah ( kota, industri, desa)

24
Budaya
• Agama
• Etnik

25
PEMERIKSAAN FISIK
• Setelah melengkapai interview riwayat
kesehatan, langkah selanjutnya dilakukan
pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan fisik juga difokuskan pada status
umum, rentang hidup (bayi, balita, dewasa,
lansia), jenis kelamin secara komprehensive.

26
• Riwayat dan keluhan pasien
didokumentasikan.
• Observasi KU untuk mengetahui status kesh
klien.
• Pengkajian fisik meliputi bebagai sistem.
Pemeriksaan : Inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.

27
• Data dasar : TD, TB, BB data sangat penting.
Misalnya BB akan digunakan untuk
menghitung dosis obat.
• Periksa vena jika klien akan mendapat therapi
IVFD

28
HASIL LAB DAN CATATAN MEDIS
• catatan medis memuat status kes klien, gaya
hidup, diet, kebiasaan, dan lingkungan klien.
• Disamping itu juga memuat hasil test
diagnostik (mis. Hasil GD berhub.dg klien yg
mendapatkan terapi insulin utk kontrol
hiperglikemia).

29
• Ct scan: indikasi ada tumor berhubungan dg
terapy chemoterapy

30
Diagonosis kep berhub dg efek obat
• Konstipasi
• Diare
• Nyeri
• Kelemahan
• Risk infeksi
• Perubahan persepsi sensori
• Perubahan pola sexualitas

31
• Gangguan pola tidur
• Gangguan proses berfikir
• Gangguan makan dan minum
• Konfusi akut
• Defisit volume cairan
• Kelebihan vol cairan
• Gangguan nutrisi (kelebihan/kekurangan)

32
• Gangguan elminasi
• Retensi urin

33
PLANNING DAN INTERVENTION
• MAKSIMALKAN EFEK TERAPI
• MINIMALKAN EFEK SAMPING OBAT PASIEN

• PENDIDIKAN KESEHATAN PASIEN&KLG

34
MEMAKSIMALKAN EFEK TERAPI
• Berikan obat pada waktu absorpsi
meningkat. Obat oral yg diberikan saat perut
kosong atau saat ada makanan akan
mempengaruhi efek obat. Obat perenteral
gunakan teknik dan rute pemberian yang
sesuai. Rute yang berbeda dari yang
direspkan akan mengganggu absorpsi dan efek
obat

35
– Contoh jika injeksi IM diberikan secara SC maka
absorpsi obat akan lambat dan efek obat tidak
tercapai.
• Berikan obat tepat waktu. Pemberian obat
yang tepat waktu akan menjaga level obat
dalam darah &utk meningkatkan efek
teraputik.
• Monitor hasil lab. Untuk menentukan dosis yg
dicapai dari level terapi obat.
36
MINIMALKAN EFEK SAMPING
• Sebelum obat diberikan, verifikasi pasien
alergi terhadap obat atau apakah obat
merupakan KI bagi klien.
• Berikan obat sesuai SOP. Mis. IV, infuse
pump,dll.
• Monitor klien dan hasil lab utk bukti efek
samping dari terapi obat. Pasien yang
mempunyai risk tinggi harus dimonitor secara
ketat.

37
• Hentikan atau tahan sementara bila ada jaminan
hasil lab yang mendukung.
• Laporkan efek samping kepada dokter bila
diperlukan.
• Modifikasi teknik pemberian obat ketika
dimungkinkan, untuk menurunkan efek samping.
– Ex: jika obat menyebabkan iritasi mukosa lambung
saat perut kosong, berikan obat dg makanan

38
• Berikan teknik khusus untuk obat tertentu utk
mendeteksi efek samping.
– Ex: monitor TD sebelum pemberian obat
antihipertrnsi utk menentukan apakah TD
menurun berlebihan akibat pengaruh pemberian
obat.

39
EVALUASI
• Merupakan tahap akhir dari managemen
keperawatan ttg obat.
• Untuk mengukur ketercapaian hasil akhir.
Apakah tujuan dan hasil akhir tercapai?
Apakah managemen keperawatan efektif?
• Didalam mengevaluasi efektivitas terapi obat,
satu hal yg penting adalah apakah efek terapi
obat bisa dicapai.

40
• Contoh: obat antihipertensi digunakan untuk
menurunkan TD, apakah TD turun ke poisisi
range aman atau normal? Jika seperti itu
evaluasi menunjukan bahwa terapi obat
efektif.
• Jika klien tidak dapat mencapi hasil sesuai dg
yang diharpkan, perawat harus
mengidentifikasi penyebabnya.

41
Faktor outcomes tidak tercapai
• Perawat tidak mengkaji interaksi antara core
drug knowledge dan core patient variables.
• Strategi pengajaran tidak efektif untuk klien.
• Tujuan dan haasil akhir yg diharapkan tidak
sesuai, atau hasil akhir sesuai tetapi waktu
yang tidak sesuai

42
PANDUAN PENDIDIKAN PASIEN
Ketika akan memberikan penkes, panduan yg
harus diberikan:
• Nama obat: generik dan nama paten.
• Tujuan pengobatan.
• KI obat yang diberikan.
• Kapan obat diberikan (frekuensi dan waktu)

43
• Lama pengobatan.
• Bagaimana cara penggunaan obat.
• Apa yang dikerjakan jika dosis obat lupa.
• Instruksi khusus berhubungan dengan
perubahan gaya hidup ketika pengobatan.
• Aktivitas berbahaya yang harus dihindari
ketika minum obat

44
• Beberapa diet yang dibatasi atau ditambah.
• Interaksi obat dan makanan.
• Interaksi obat , termasuk obat yang didapat
tanpa resep.
• Efek samping dan instruksi yang harus
dilakukan.
• Penyimpanan obat jika diperlukan

45
• Petunjuk khusus penjualan obat.
• Monitoring terapi ketika pengobatan.
• Test laboratorium secara periodik ketika dapat
obat.
• Perhatian : BUMIL dan BUTEKI
• Tenaga kesehatan yang memberi obat harus
dicatat (mis.drg memberi obat antikoagulan)

46
• Pasien diberi identitas khusus.
• Sisa obat yang masih aktif setelah terapi
dihentikan.

47
•MATURNUWUN

48

Anda mungkin juga menyukai