Anda di halaman 1dari 70

APK

Akses
Pelayanan
kontinuitas
Definisi

Hal-hal yang mengatur mengenai


pelayanan pasien masuk ke rumah
sakit, kontinuitas pelayanan,
transfer, sampai pemulangan
pasien.
1. Panduan Skrining
2. Panduan Triage
3. Panduan pendaftaran pasien Rawat jalan dan Rawat inap
4. Panduan penundaan pelayanan Pasien
5. Panduan pelayanan pasien dengan hambatan
6. Panduan pelayanan unit intensif
7. Panduan praktis klinis (Komite)
8. Panduan pemulangan pasien
9. Panduan transfer pasien
10.Panduan pelayanan ambulance
11. Pedoman pelayanan rekam medis
Tujuan
1. Memberikan pelayanan berkesinambungan sejak pasien
masuk hingga keluar rumah sakit

2. Memudahkan proses pelaksanaan pelayanan


berkesinambungan bagi pemberi pelayanan dan bagi
pasien.
3. Menyesuaikan kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit

4. Memudahkan koordinasi dalam memberikan pelayanan


yang ada di rumah sakit

5. Memudahkan proses pemulangan dan tindak lanjut


pelayanan kesehatan bagi pasien
Ruang Lingkup

memiliki 5 area fokus, yaitu:


•Sistem admisi ( Skrining )
•Kontinuitas pelayanan
•Transfer pasien
•Transportasi
•Pemulangan dan rujukan
Pasien RSK 128 dapat masuk melalui
beberapa pintu, yaitu:

•Instalasi Gawat Darurat (IGD)


•Poliklinik
•Unit Hemodialisis
•Laboratorium
•Radiologi
•Fisioterapi
Ada yang terlewat ??
Pintu masuk pasien untuk
mendapatkan layanan Rawat
Inap hanya melalui 2 pintu :

• Poliklinik
• IGD
Saat pasien pertama kali kontak ke
rumah sakit, skrining dilakukan melalui
kriteria triage, evaluasi visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik, atau
pemeriksaan penunjang lainnya.
Tempat skrining :

Penapisan pasien dilakukan di luar (area


parkir) atau di dalam rumah sakit, yaitu
di tempat pendaftaran dengan tujuan
mengarahkan tempat konsultasi /
perawatan pasien
Proses penapisan (skrining) pasien:

Identifikasi identitas pasien


Identifikasi kebutuhan dan keluhan pasien
Identifikasi kendala fisik / psikososial
Penjelasan mengenai tempat konsultasi / perawatan
yang sesuai kebutuhan
Apabila layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
tersebut tidak tersedia di RSK 128,maka pasien
diarahkan untuk berpindah ke pusat pelayanan
kesehatan lainnya
 Pasien tidak dirawat, dipindahkan atau dirujuk,
sebelum diperoleh hasil tes yang dibutuhkan tersedia.
 Apabila pasien mengalami kegawatan tiba-tiba, maka
petugas skrining segera membawa pasien ke IGD

 Untuk pasien yang datang langsung ke lab, radiologi, atau


dengan membawa formulir pemeriksaan dari luar RSK 128 ,
apabila didapatkan hasil kritis/ membahayakan bagi pasien,
maka petugas laboratorium, radiologi, diagnostik atau
rehabilitasi medik, harus berkoordinasi dengan petugas
pendaftaran untuk menindak lanjuti hasil pemeriksaan
tersebut kepada dokter yang sesuai (dengan seijin pasien
atau keluarganya)
Pasien dengan kendala psikososial dan mengalami
hal tersebut di atas, maka diusahakan untuk
meminimalisir kendala, seperti: penyediaan kursi
roda, mendapat pendampingan petugas (yang
menguasai bahasa pasien), dll

Apabila hasil skrining menunjukkan pasien perlu


mendapat penanganan segera atau prioritas , maka
petugas skrining dapat berkoordinasi dengan bagian
IGD atau perawat poliklinik untuk mendahulukan
antrian pasien tersebut
•Pasien dengan kendala psikososial dan mengalami hal
tersebut di atas, maka diusahakan untuk meminimalisir
kendala, seperti: penyediaan kursi roda, mendapat
pendampingan petugas (yang menguasai bahasa
pasien), dll
Kriteria Pasien
IGD

 Pasien yang mengalami kondisi gawat darurat atau


akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau
anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
segera mendapat pertolongan.

Pasien yang memerlukan tindakan darurat walaupun


tidak gawat

Pasien rujukan dari rumah sakit lain yang telah


mendapat tempat rawat inap di RSK 128

Pasien tidak gawat dan tidak darurat apabila pada


saat itu tidak tersedia layanan poliklinik rawat jalan.
Poliklinik:

Pasien baru/ pasien lama yang tidak dalam kondisi gawat


dan darurat
Pasien baru yang membawa surat rujukan dari pelayanan
kesehatan di luar RSK 128 dapat langsung diarahkan ke
poliklinik yang dituju
Pasien baru yang tidak membawa surat rujukan
diarahkan sesuai hasil skrining
Apabila hasil skrining menunjukkan pasien perlu
mendapat penanganan segera, maka perawat poliklinik
berhak mendahulukan antrian pasien tersebut
Apabila pasien mengalami kegawatan tiba-tiba, maka
perawat poliklinik segera memanggil tim code blue /
membawa pasien ke IGD
Unit Hemodialisis:

Pasien rawat Jalan ( pasien yang menjalani hemodialisis


rutin di RSK 128)

Pasien rawat Inap termasuk rawat intensif

Pasien gawat darurat

Pasien traveling yang membutuhkan hemodialisa waktu


singkat.

Pasien rujukan dari luar RS Kramat 128


Laboratorium

Pasien rawat jalan (poliklinik/ IGD/ hemodialisis) yang


telah membawa formulir pemeriksaan laboratorium dari
dokter pemeriksa
Pasien rawat inap
Pasien dari luar RS Kramat 128 yang telah membawa
formulir pemeriksaan laboratorium dari dokter
pemeriksa
Apabila didapatkan hasil kritis/ membahayakan bagi
pasien, maka petugas laboratorium harus berkoordinasi
dengan petugas pendaftaran untuk menindak lanjuti
hasil pemeriksaan tersebut kepada dokter yang sesuai
yang ada di RSK 128 (dengan seijin pasien atau
keluarganya)
Unit Radiologi Diagnostik

 Pasien rawat jalan yang telah membawa formulir


pemeriksaan radiologi dari dokter pemeriksa

 Pasien rawat inap.

 Pasien dari luar RS.Kramat 128 yang telah membawa


formulir pemeriksaan radiologi dari dokter pemeriksa

 Apabila didapatkan hasil kritis / membahayakan bagi


pasien, maka petugas radiologi harus berkoordinasi
dengan petugas pendaftaran untuk menindaklanjuti
hasil pemeriksaan tersebut kepada dokter yang sesuai,
yang ada di RS Kramat 128 (dengan seijin pasien atau
keluarganya)
Instalasi Farmasi

•Pasien rawat jalan yang telah membawa kertas resep


sendiri ke bagian depo farmasi.

•Pasien rawat inap


Kriteria pasien yang dapat dirawat di unit pelayanan
rawat inap umum

 Semua pasien diluar kriteria pasien yang dapat dirawat


di unit pelayanan khusus

 Pasien yang memiliki indikasi untuk dirawat di unit


pelayanan khusus, tetapi terdapat penolakan dari pihak
keluarga / penanggung jawab pasien yang dibuktikan
dengan penandatanganan surat bukti penolakan
Test Diagnostik Standar untuk unit pelayanan rawat inap
umum
Pemeriksaan laboratorium: hematologi dasar, ureum,
kreatinin, SGOT, SGPT, gula darah sewaktu.
Elektrolit ( sesuai indikasi )
EKG (pasien berusia di atas 40 tahun atau sesuai indikasi)
Radiologi toraks (pasien berusia di atas 40 tahun atau sesuai
indikasi).
•Khusus pasien pre-operatif:
a.Hemostasis dasar
b.Konsul pre-operatif ( penyakit, jantung, Pulmonologi ,
anestesi )
Kriteria pasien yang dapat dirawat di unit
pelayanan rawat inap khusus

•Prioritas 1: Pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan


terapi intensif dan pengawasan ketat yang tidak dapat
dilakukan diluar unit pelayanan rawat inap khusus,
seperti:. penggunaan ventilator, pemberian obat
vasoaktif secara infus kontinyu, dll.

•Prioritas 2: Pasien yang memerlukan pengawasan


intensif dan secara potensial dapat jatuh dalam kondisi
kritis yang memerlukan intervensi segera, termasuk
pasien pasca operasi dengan risiko tinggi karena
komorbiditasnya.
•Prioritas 3: Pasien tidak stabil atau dalam keadaan kritis,
tetapi kemungkinan pulih kecil atau berkurang karena kondisi
penyakit primernya atau kondisi akutnya.

•Prioritas 4: Pasien dengan penyakit terminal atau irreversibel


yang menghadapi kematian.

Penilaian terhadap kebutuhan pasien akan pelayanan intensif


dilakukan oleh dokter dan dituangkan sebagai bukti tertulis
dalam rekam medik.
Test Diagnostik Standar untuk unit pelayanan rawat inap
khusus

•Pemeriksaan laboratorium: hematologi dasar, ureum,


kreatinin, SGOT, SGPT, gula darah sewaktu, elektrolit,
analisis gas darah.

•EKG (pasien dewasa)

•Radiologi toraks
Penundaan pelayanan

Definisi:
Penundaan pelayanan adalah terhambatnya pelayanan
pasien karena adanya kendala pada pemberi pelayanan
ataupun fasilitas pelayanan, yang dapat terjadi di rawat jalan
ataupun rawat inap, berupa:

•Penundaan pelayanan dokter


•Penundaan pelayanan operasi/tindakan lainnya.
•Penundaaan pelayanan penunjang medis, seperti apotik,
laboratorium, radiologi, diagnostik, dll
Skrining Penerimaan Pasien Rujukan

Kriteria pasien yang dapat diterima rujukan

•Keluarga membawa surat rujukan dengan data lengkap


sesuai dengan kriteria pasien yang akan di terima di RS
Kramat 128.

•Rumah sakit terkait menyampaikan data lengkap pasien


yang akan dirujuk ke RS Kramat 128
Sistem Penerimaan Pasien Rujukan

•Keluarga membawa surat rujukan dengan data yang


terlampir lengkap disertai data lampiran penunjang yang
sudah dilakukan pada pasien

•Bagian pendaftaran / admisi RS akan berkoordinasi


dengan dokter terkait
•Bagian penerimaan pasien di RS Kramat 128 meminta
rumah sakit yang merujuk pasien untuk melengkapi
pemeriksaan tertentu apabila dirasakan pemeriksaan
tersebut diperlukan dalam penilaian kondisi pasien
sebelum diterima, agar pasien diterima sesuai dengan
pelayanan yang dibutuhkan atau pemeriksaan
tertentu tersebut diperlukan dalam pelayanan namun
RS Kramat 128 belum memilikinya ( misal : Scan, MRI,
dll) atau ada kendala (alat rusak)

•Bagian rumah sakit memastikan kondisi pasien layak


pindah (transpotable) atau dapat melakukan
perjalanan dengan aman ke RS Kramat 128
. Pelayanan pada pasien dengan keterbatasan

Definisi
•Pasien dengan keterbatasan adalah penyandang cacat,
yaitu setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan /
atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan
rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan
sesuatu secara selayaknya

•Suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang


dihadapi oleh individu seperti budaya dan bahasa dalam
melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan
pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami
oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.
Kriteria pasien dengan keterbatasan

•Pasien tua
•Insan pasca stroke
•Penyandang cacat fisik;
•Penyandang cacat mental;
•Penyandang cacat fisik dan mental;
•Gangguan bicara
•Gangguan bahasa
•Perbedaan budaya
Sistem Penerimaan Pasien dengan Keterbatasan
Untuk pasien dengan keterbatasan dilakukan penyediaan
aksesibilitas pelayanan di RS Kramat 128 dapat berbentuk:
•Fisik dilaksanakan pada sarana dan prasarana rumah
sakit meliputi:
•Akses ke, dari dan di dalam bangunan
•Pintu, tangga, lift untuk bangunan bertingkat
•Toilet
•Tempat umum
•Tempat telepon / ATM
•Peringatan darurat
•Tanda-tanda / rambu
Non fisik

• Meliputi informasi dan pelayanan khusus.


•Informasi berupa :
Berikan rambu-rambu atau petunjuk yang jelas
mengenai alur atau rambu- rambu peringatan.
•Pemberian tanda khusus/ gelang informasi.
• Pelayanan khusus: disediakan kursi roda,brankard
• Mudahkan akses penyandang cacat dengan menyediakan
alat
• Bantu sederhana seperti (kursi roda, brankar, tongkat
dsb) Penyandang cacat mendaftar ke petugas pendaftaran
dibantu oleh keluarga atau petugas RS
•Bantu penyandang cacat menuju klinik atau tempat yang
dituju dengan memberi informasi yang jelas atau diantar.

•Informasikan kepada petugas klinik mengenai kondisi dan


kebutuhan penyandang cacat.

•Petugas klinik mengidentifikasi ulang dan selanjutnya di


asesmen dan tatalaksana.

•Informasikan proses yang akan dijalani.

•Berikan penyandang cacat atau keluarga kwitansi, atau


rincian biaya jaminan atas terapi tindakan yang telah
dilakukan.
Kontinuitas Pelayanan
Kontinuitas Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

Proses pelayanan pasien setelah admisi:


Dokter IGD melakukan pemeriksaan pada pasien,
kemudian
menentukan prioritas penanganan berdasarkan
Australian Triage Scale ( ATS)
Tindak lanjut pasca penangananan
Setelah dilakukan penanganan, maka tindakan selanjutnya
dapat berupa:
Pasien diobservasi , apabila :
•Kegawatdaruratan pasien belum teratasi
•Pasien yang telah mendapat tindakan atau terapi invasif.
•Pasien yang tidak mendapat tempat rawat di RS Kramat 128
dan belum mendapat tempat di rumah sakit lain atau sedang
dalam proses rujuk ke RS lain.
Pasien dipulangkan (atas indikasi atau
atas permintaan pasien yang disertai
pernyataan tertulis dari pasien/
keluarga)

Pasien dilakukan rawat inap di


pelayanan rawat inap umum/ khusus
(disesuaikan dengan kondisi pasien)

Pasien dirujuk ke RS lain (karena


ketiadaan ruang rawat, keterbatasan
fasilitas, atau permintaan pasien/
keluarga)
Kontinuitas pelayanan Poliklinik:

Proses pelayanan pasien setelah admisi


•Pasien diarahkan menuju poliklinik yang sesuai dengan
kebutuhannya
•Apabila hasil skrining menunjukkan pasien perlu
mendapat penanganan segera, maka perawat poliklinik
berhak mendahulukan antrian pasien tersebut
•Apabila pasien mengalami kegawatan tiba-tiba, maka
perawat poliklinik segera memanggil tim code blue/
membawa pasien ke IGD
•Apabila terjadi penundaan pelayanan karena suatu hal,
maka perawat poliklinik wajib memberikan informasi
kepada pasien
•Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien
Tindak lanjut pasca penangananan

Setelah dilakukan penanganan, maka tindakan


selanjutnya dapat berupa:
Pasien dipulangkan (atas indikasi
atau atas permintaan pasien
(menolak rawat) yang disertai
pernyataan tertulis dari pasien/
keluarga)
Pasien dilakukan rawat inap di
pelayanan rawat inap umum/ khusus
(disesuaikan dengan kondisi pasien)
Pasien dirujuk ke RS lain (karena
ketiadaan ruang rawat, fasilitas,
atau permintaan pasien/ keluarga)
Kontinuitas pelayanan Unit Hemodialisa

Proses pelayanan pasien setelah admisi

•Tindakan inisiasi hemodialisis (pertama) dilakukan setelah


melalui pemeriksaan / konsultasi dengan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam yang telah memiliki sertifikat pelatihan
hemodialisis.

•Pasien diarahkan menuju ruang hemodialisis, dan dilakukan


tindakan pelayanan hemodialisis ± 5 jam

•Setelah dilakukan Hemodialisa, petugas akan melakukan


evaluasi pasca hemodialisis selama 30 menit dengan menilai
kembali kondisi dan keadaan umum pasien. Evaluasi pasien
meliputi kesadaran dan keadaan umum pasien, tanda- tanda
vital, perdarahan dan adanya keluhan pasien yang lain.
•Memberikan pelayanan sesuai standar profesi dan
memperhatikan hak pasien termasuk membuat
informed consent

Tindak lanjut pasca penangananan Kegiatan


selanjutnya adalah :

•Pemeriksaan/ penilaian / assesment tim


•Pasien dapat dikembalikan ke tempat semula / Dokter
pengirim
Kontinuitas pelayanan di
Unit Penunjang Klinik (Laboratorium/Radiologi/ Fisioterapi / Farmasi)

Proses pelayanan setelah admisi


•Pasien diarahkan menuju unit penunjang klinik yang sesuai
dengan kebutuhannya
•Apabila hasil skrining menunjukkan pasien perlu mendapat
penanganan segera, maka petugas unit penunjang klinik
berhak mendahulukan antrian pasien tersebut
•Apabila pasien mengalami kegawatan tiba-tiba, maka
petugas unit penunjang klinik segera memanggil tim code
blue/ membawa pasien ke IGD
•Apabila terjadi penundaan pelayanan karena suatu hal, maka
petugas unit penunjang klinik wajib memberikan informasi
kepada pasien
Dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan pasien
Tindak lanjut pasca penanganan

•Pasien diberikan hasil pemeriksaan penunjang klinik


dalam amplop tertutup untuk disampaikan kepada dokter
pengirim

•Apabila didapatkan hasil kritis/ membahayakan bagi


pasien, maka petugas unit penunjang klinik harus
berkoordinasi dengan petugas pendaftaran untuk
menindaklanjuti hasil pemeriksaan tersebut kepada
dokter yang sesuai yang ada di RS Kramat 128 (dengan
seijin pasien atau keluarganya)
1.Kontinuitas Pelayanan Rawat Inap Umum
Proses pelayanan setelah admisi

•Pasien diantarkan ke ruang rawat inap umum yang


dituju oleh petugas pengantar pasien

•Dilakukan identifikasi identitas pasien dan serah


terima dokumen antara petugas pengantar pasien
dengan petugas ruang rawat inap umum
•Pelaporan pasien oleh petugas ruangan kepada
dokter ruangan/ dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) terkait.

•Pemantauan kondisi pasien selama perawatan


Tindak lanjut penanganan di ruang rawat umum

•Selama perawatan, pasien akan ditangani oleh 1 orang DPJP.


Apabila diperlukan, DPJP dapat melakukan konsultasi kepada
dokter ahli lainnya (termasuk permintaan untuk rawat
bersama)

•DPJP wajib melakukan kunjungan (visite) minimal 1 kali dalam


sehari, kecuali pada hari libur. Apabila DPJP berhalangan hadir,
maka yang bersangkutan wajib menentukan dokter pengganti

•Apabila pada hari libur, pasien memerlukan kunjungan


dokter, maka DPJP berhak mendelegasikan hal tersebut
kepada dokter jaga ruangan untuk kemudian berkoordinasi
mengenai tatalaksana selanjutnya pada pasien tersebut
•Apabila selama perawatan, pasien berkeinginan untuk
berpindah DPJP, maka petugas ruangan wajib berkoordinasi
dengan DPJP terkait dan meminta pasien/ keluarga membuat
pernyataan tertulis tentang hal tersebut

•Pasien dipulangkan setelah dinyatakan sembuh oleh DPJP/


dokter terkait lainnya

•Apabila saat perawatan, pasien ingin pulang sebelum


mendapat ijin dari DPJP/ dokter terkait lainnya, maka pasien
dinyatakan pulang atas permintaan sendiri dan diharuskan
membuat pernyataan tertulis mengenai hal tersebut
•Apabila saat perawatan, pasien berkeinginan untuk
berpindah ruang rawat, maka petugas ruangan wajib
berkoordinasi dengan petugas unit terkait (admisi,
administrasi pasien, ruang rawat yang dituju) dan
menginformasikan kepada keluarga pasien

•Apabila saat perawatan, pasien berkeinginan untuk


meninggalkan rumah sakit / cuti sementara dari
perawatan dan atau dalam proses rencana pengobatan
untuk waktu tertentu, maka diperbolehkan dengan
ketentuan :
Ada persetujuan dari DPJP
Pasien / keluarga membuat surat pernyataan alasan cuti
rawat dan mengisi lengkap formulir cuti rawat
•Apabila saat perawatan, pasien mengalami perburukan dan
masuk dalam kriteria pasien yang harus dirawat di unit
pelayanan rawat inap khusus, maka petugas ruangan wajib
berkoordinasi dengan petugas unit terkait (admisi, administrasi
pasien, unit pelayanan rawat inap khusus) dan
menginformasikan kepada keluarga pasien

•Apabila saat perawatan, pasien membutuhkan pelayanan


yang tidak tersedia di RS Kramat 128, maka petugas ruangan
wajib menginformasikan kepada pasien/ keluarga dan
menawarkan alternatif pelayanan termasuk rujuk ke rumah
sakit lain. Dan apabila pasien / keluarga menyetujui hal
tersebut, maka petugas ruangan wajib berkoordinasi dengan
DPJP terkait untuk membuat surat rujukan ke rumah sakit yang
dituju
•Apabila saat perawatan, pasien berkeinginan untuk
berpindah rumah sakit, maka petugas ruangan wajib
berkoordinasi dengan DPJP terkait untuk membuat surat
rujukan ke rumah sakit yang dituju dan meminta
pasien/keluarga untuk membuat pernyataan tertulis
tentang pindah rawat ke rumah sakit lain atas
permintaan sendiri

•Apabila selama perawatan, pasien membutuhkan


pelayanan penunjang/ diagnostik yang tidak dapat
dilakukan di ruang rawat (misal: USG, radiologi), maka
petugas ruangan (petugas pengantar pasien dan
perawat) wajib mendampingi pasien selama proses
pemeriksaan tersebut
Kontinuitas Pelayanan Rawat Inap Khusus

Proses pelayanan setelah admisi


•Pasien diantarkan ke ruang rawat inap khusus yang dituju
oleh petugas pengantar pasien dengan didampingi oleh
perawat/ dokter

•Dilakukan identifikasi pasien dan serah terima dokumen


antara perawat/ dokter pengantar pasien dengan petugas
ruang rawat inap khusus

•Pelaporan pasien oleh petugas ruangan kepada dokter


ruangan/ dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
terkait Pemantauan kondisi pasien selama perawatan
Tindak lanjut penanganan di ruang rawat khusus

• Idem dgn rawat inap

•saat perawatan, pasien dinyatakan oleh DPJP dapat


berpindah ruang rawat umum, maka maka petugas ruangan
wajib berkoordinasi dengan petugas unit terkait (admisi,
administrasi pasien, ruang rawat yang dituju) dan
menginformasikan kepada keluarga pasien
Kriteria pemindahan pasien dari ruang rawat inap khusus
ke ruang rawat inap umum:

•Apabila kondisi pasien fisiologik telah stabil dan tidak lagi


memerlukan pelayanan perawatan intesif.

•Pasien dalam keadaan terminal dan tidak direncanakan


intervensi aktif tidak direncanakan lagi

•Kondisi pasien yang menyebabkan pasien dirawat di ICU


telah teratasi.

•Semua kondisi pasien yang tidak lagi memenuhi kriteria


perawatan di ruang rawat inap khusus (intensif) harus
terdokumentasikan dalam rekam medis.
Pemulangan pasien
Kriteria pemulangan

•Pada rawat jalan pasien telah selesai mendapat


pelayanan dan dinyatakan kesehatan sudah pulih/
membaik.

•Pada pelayanan unit penunjang klinik


(Laboratorium/Radiologi/ Farmasi) pemulangan pasien
dilakukan setelah tindakan pelayanan dan pemberian
informasi. Bila pasien memerlukan tindak lanjutan
penatalaksanaan, maka pasien dapat kembali ke dokter
pengirim atau dokter terkait dengan kondisi pasien.
Apabila pasien rawat inap pasien dapat dipulangkan
dari RS Kramat 128 berdasarkan :

•Kondisi klinis pasien yang dinilai oleh DPJP dan dokter


konsultan lainnya telah membaik dan tidak lagi
memerlukan perawatan di rumah sakit

•Pasien/ keluarga membuat pernyataan tertulis


tentang keinginan pulang walaupun belum mendapat
ijin dari DPJP/ konsultan dokter lainnya

•Pasien dinyatakan meninggal


Rencana pemulangan/ discharge planning

•Dibuat dengan melibatkan pasien/ keluarga sejak awal


pasien datang ke rumah sakit (untuk pasien rawat inap
yang telah direncanakan sebelumnya/ elektif) atau
sesegera mungkin pada pasien non-elektif

•Dalam discharge planning harus termuat: kebutuhan


pelayanan kesehatan pasien berkelanjutan , seperti:
Tempat perawatan selanjutnya (poliklinik, unit
rehabilitasi medis, layanan home care, dll)
Peralatan yang diperlukan pasien setelah pasien
dipulangkan, dll
Pemulangan pasien yang menolak tatalaksana selanjutnya
(pulang atas permintaan sendiri):

•Sebelum pulang, pasien/ keluarga harus mendapat informasi


tentang risiko yang mungkin terjadi. Apabila terdapat
keluarga pasien yang berprofesi sebagai dokter atau tenaga
medis lainnya, maka dengan seijin keluarga dapat dilibatkan
dalam membuat keputusan

•Resume medis tetap dibuat dan diberikan kepada pasien


saat pulang.

•Kepada pasien tetap dianjurkan untuk melanjutkan


pengobatan di rawat jalan
Resume medis

•Resume medis dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang

•Dalam resume medis harus tercantum:


Apabila saat perawatan pasien pulang atas permintaan
sendiri, maka hal tersebut harus tercantum dalam resume
medis
•Resume medis asli harus didokumentasikan dalam rekam
medis.

•Salinan resume medis diberikan kepada:


Pasien saat pulang
Praktisi kesehatan tempat pasien dirujuk.

•Resume medis dimasukkan ke dalam unit rekam medis dalam


kurun waktu 1x24 jam
Perpindahan / rujukan pasien

Kriteria pasien yang dirujuk ke luar rumah sakit:


•Pasien Rajal / IGD yang memiliki indikasi rawat inap, namun
tidak mendapat tempat rawat di RS Kramat 128.

•Pasien rajal / ranap yang memerlukan pemeriksaan diagnosis


/ penunjang atau terapi yang tidak tersedia di RS Kramat 128

•Pasien yang dirawat di pelayanan rawat inap umum,


kemudian karena suatu hal harus berpindah rawat ke
pelayanan rawat inap khusus, namun tempat rawat tersebut
tidak tersedia di RS Kramat 128
•Pasien yang memerlukan perawatan dokter ahli di
bidangnya yang tidak ada di RS Kramat 128

• Pasien yang karena alasan tertentu, atas permintaan


sendiri/ keluarga menginginkan pindah rawat ke RS lain
Syarat –syarat pasien dirujuk ke luar RS Kramat 128

•DPJP/ dokter ruangan (yang telah berkolaborasi dengan


DPJP) membuat surat rujukan kepada pusat pelayanan
kesehatan/ pemberi pelayanan (dokter) yang dituju.

•DPJP wajib memberikan penjelasan mengenai alasan


transfer pada pasien/ keluarga pasien

• Surat rujukan yg memuat…


Transfer/ pemindahan pasien antar unit di RS Kramat 128

Definisi transfer/ perpindahan pasien antar unit di RS Kramat 128


•Transfer pasien dari 1 unit pelayanan ke unit pelayanan lain, yang dapat

Kriteria transfer/ pemindahan pasien antar unit di RS Kramat 128

•Memerlukan perawatan lanjutan


•Memerlukan diagnostik
•Memerlukan tindakan terapi
Memerlukan konsultasi spesialistik
TRANSPORTASI PASIEN
Definisi transportasi pasien

Transportasi pasien adalah moda kendaraan yang


digunakan untuk merujuk/ memulangkan pasien dari RS
Kramat 128 yang harus disesuaikan dengan kondisi/
kebutuhan pasien
Proses pemilihan moda transportasi:

1.Setiap pasien yang akan dirujuk ke RS lain harus


menggunakan ambulans, baik ambulan yang dimiliki oleh
RS Kramat 128 ataupun ambulan yang bekerja sama secara
resmi dengan RS Kramat 128.

2.Pada keadaan khusus, seperti: pasien yang belum


dinyatakan sembuh namun ingin pulang atas permintaan
sendiri, pasien dengan terapi paliatif, dan lain-lain, dapat
dipulangkan dengan menggunakan ambulan.

3.Pasien meninggal dunia di rumah sakit dapat


dipulangkan menggunakan mobil ambulans khusus
jenazah ataupun mobil jenazah yang disediakan pihak
keluarga.
Penentuan sistem kerjasama penyediaan layanan
transportasi untuk pasien dengan pihak luar RS Kramat
128

•Dalam penyediaan layanan transportasi untuk pasien, RS


Kramat 128 melakukan kerjasama dengan penyedia layanan
transportasi (ambulance) di luar RS Kramat 128
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN

Defisisi
Tanggung jawab terhadap pasien dalam pelayanan
medis adalah seorang dokter yang bertanggung jawab
secara umum terhadap pelayanan pasien atau pada
fase pelayanan tertentu

Dokter yang dimaksud adalah seorang dokter ( DPJP


– Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) atau staf lain
yang mampu. Staf yang bertanggung jawab tersebut
tercantum didalam status pasien.

Anda mungkin juga menyukai