Anda di halaman 1dari 7

TERAPI KOMPLEMENTER DALAM

KEPERAWATAN KOMUNITAS

K E LO M P O K 7:
R ITA ELI B ES IA (1410 0 07 3 )
S T E V I E D W A R M U S A ( 1 41 0 0 074 )
T R I L I A M U LYA S A R I ( 1410 0 07 5 )
PENDAHULUAN
Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak
negara. Masyarakat menggunakan terapi ini dengan alasan
keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan tingkat
kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam
terapi ini, tetapi memerlukan dukungan hasil-hasil
penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya terapi
komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori
Nightingale, Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi
komplementer dapat digunakan di berbagai level
pencegahan. Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan
klien.
DEFINISI TERAPI KOMPLEMENTER

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan


komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang
bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun – temurun pada suatu negara.
NEXT..

Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit


yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan
Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain
diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.
JENIS – JENIS TERAPI KOMPLEMENTER

1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti


ayurweda dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati atau jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan
visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral
FOKUS TERAPI KOMPLEMENTER

1. Pasien dengan penyakit jantung.


2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai