Menurut UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut
usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995 dalam Sunaryo, 2016), lanjut usia (lansia) adalah tahap masa
tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas.
Depresi menurut WHO (2010) merupakan suatu gangguan mental umum yang
ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah
atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi,dan konsentrasi
yang rendah.
1. Depresi adalah perasaan sedih, ketidakberdayaan dan pesimis yang berhubungan
dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan kepada diri
sendiri atau perasaan marah yang dalam (Nugroho, 2012)
2. Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan
yang amat sangat mendalam, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri
dari orang lain dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan
minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison dkk, 2006).
Penyebab Tanda dan Gejala
1. Konsentrasi dan
perhatian berkurang
2. Perasaan bersalah dan
tidak berguna
1. Faktor Biologis
3. Tidur terganggu
2. Faktor Genetik
4. Harga diri dan
3. Faktor Psikososial
kepercayaan diri
4. Faktor Kepribadian
berkurang
5. Faktor Psikodinamik
5. Perbuatan yang
Depresi
membahayakan diri atau
bunuh diri
6. Pesimistik
7. Nafsu makan berkurang
Gambaran klinis Menurut Brodaty, 1991 dalam Depkes
depresi pada usia RI (2001), gejala yang sering muncul
lanjut adalah anxietas atau kecemasan,
preokupasi gejala fisik, perlambatan
motorik, kelelahan, mencela diri
sendiri, pikiran bunuh diri, dan
Tingkat Depresi insomnia
Gambaran klinis depresi pada usia
lanjut dibandingkan dengan pasien
yang lebih muda berbeda, usia lanjut
cenderung meminimalkan atau
menyangkal mood depresinya dan
lebih banyak menonjolkan gejala
biologisnya, disamping mengeluh
tentang gangguan memori, juga pada
Gejala tersebut terdiri atas gejala
umumnya kurang mau mencari
utama dan gejala lainnya yaitu :
bantuan psikiater karena kurang dapat
Ringan
menerima penjelasan yang bersifat
Sedang
psikologis untuk gangguan depresi
Berat
yang mereka alami.
Penatalaksanaan
Depresi pada
Lanjut Usia
• Terapi fisik
1. Obat
2. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
• Terapi Psikologi
1. Psikoterapi
2. Terapi kognitif
3. Terapi keluarga
4. Penanganan Ansietas (Relaksasi)
5. Dukungan Keluarga dalam Kaitannya dengan Depresi Pada Lansia
Pengertian Demensia Pada Lansia
PENGKAJIAN
A. DATA BIOGRAFI
Nama Pasien : Tn. WD
Jenis kelamin : Laki-laki
Golongan darah :-
Tempat & tanggal lahir : Ketewel, 1 Juli 1952
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Hindu
Status perkawinan : Menikah
Tinggi badan/berat badan : 162 cm / 52 kg
Penampilan : Bersih
Alamat : Br. Tengah, Desa Ketewel, Kec. Sukawati, Kab.
Gianyar
Orang yang mudah dihubungi : Ni Wayan Suniarni
Hubungannya dengan klien : Anak
Alamat : Br. Tengah, Desa Ketewel, Kec. Sukawati, Kab.
Gianyar
Status Kesehatan
• Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu :
Hipertensi
Tn. WD mengatakan sudah menderita penyakit hipertensi selama 2 Tahun.
• Keluhan utama :
Klien mengatakan tidak berguna dan merasa bersalah kepada anaknya
karena semenjak ia bangkrut anaknya yang menanggung semua kebutuhannya
selain itu ia juga merasa bersalah kepada almarhum istrinya karena dulu sering
menghamburkan uang untuk kepentingan pribadinya. Hal tersebut telah
dirasakan klien dari 5 tahun yang lalu
• Status imunisasi : Pasien mengatakan tidak mengingat
mengenai status imunisasi
• Alergi :
Obat-obatan : Tidak memiliki alergi terhadap obat
Makanan : Pasien memiliki alergi terhadap telur
Faktor lingkungan : tidak memiliki alergi terhadap factor lingkungan
Penyakit yang diderita : Hipertensi
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
• Oksigenasi
Saat pengkajian klien mengatakan tidak memiliki kesulitan dalam bernafas s
• Cairan dan Elektrolit
Saat pengkajian klien mengatakan setiap hari minum dapat minum sebanyak
±1500 ml
• Nutrisi
Saat pengkajian klien mengatakan setiap hari makan 3 kali sehari
dengan porsi 1 piring. Klien makan nasi dengan lauk pauk yang tidak menentu
tiap harinya, terkadang dengan lauk tahu tempe dengan sayur, maupun ikan
dan kacang-kacangan.
• Eleminasi
• Buang air besar : Pasien mampu BAB mandiri. Sebelum maupun
setelah pengkajian pasien mengatakan BAB 1x sehari. Waktu di pagi
hari dengan konsistensi lembek.
• Buang air kecil : Pasien mampu BAK mandiri. Sebelum maupun
setelah pengkajian pasien BAK ± 7x sehari dengan warna kuning
jernih, dan bau khas urin.
• Aktivitas
Saat pengkajian klien mengatakan masih bisa melakukan akitivitas
seperti biasa seperti membaca buku dan berdiam diri di kamar dan terkadang
berbincang dengan lansia lainnya
• Istirahat dan Tidur
Saat pengkajian klien mengatakan tidur sekitar 3-4 jam saja karena susah memejamkan mata dan terkadang
teringat dengan anaknya yang menderita akibat dirinya.
• Personal Hygiene
Saat pengkajian klien mengatakan dapat mandi sendiri dan pasien biasanya mandi 1 kali sehari sore hari, dan
klien keramas 2 kali dalam seminggu.
• Seksual
Saat pengkajian klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan seksualitas.
• Rekreasi
Saat pengkajian klien mengatakan biasanya berada dipanti sambil menonton televisi atau membaca buku
maupun koran di kamar
• Psikologis
• Persepsi klien
Lansia mengatakan bahwa dia memilih tinggal di Panti karena merasa bersalah pada anaknya dan menjadi
beban bagi anaknya, lansia tidak mampu bekerja lagi dan tidak memiliki dana yang cukup untuk menghidupi
dirinya dan keluarga. Lansia mengatakan telah gagal dalam hidupnya. Tetapi lansia menyadari bahwa semua
ini merupakan nasib dan garis hidup yang harus dijalani.
• Konsep diri
Konsep diri klien kurang baik, klien mengatakan menyesal dan merasa tidak berguna. Klien juga mengatakan
sangat kasihan pada istri dan anaknya dulu karena klien sering menghamburkan uang dan sekarang klien
merasa menjadi beban anaknya.
• Emosi
Lansia menangis setiap menceritakan keadaan dirinya dan riwayat kehidupannya.
• Adaptasi
Kemampuan beradaptasi klien cukup baik meskipun terkadang klien lebih memilih membaca buku di kamar
daripada bergabung dengan yang lainnya. Klien mampu beradaptasi dengan orang lain.
• Mekanisme pertahanan diri
Rasionalisasi
– Tinjauan Sistem
• Keadaan umum : Baik
• Tingkat kesadaran : Compos Metis
• GCS : E4V5M6
• Tanda-tanda vital : S: 36,20C, N: 82x/mnt, R: 20x/mnt,
TD: 160/90 mmHg
• Kepala : Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hitam sedikit beruban,
hematoma tidak ada, kebersihan rambut cukup.
• Mata-Telinga-Hidung :
Penglihatan : Mata pasien simetris, persebaran alis merata, konjungtiva
berwarna merah, pupil isokor, visus 6/7,5.
Pendengaran :Telinga pasien simetris, tidak ada nyeri tekan.Pendengaran pasien
tidak ada masalah dan masih berfungsi normal.
Hidung,Pembau :Bentuk simetris, sekret (-), nyeri tekan (-), lesi (-), penciuman baik.
Leher :Bentuk simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak
teraba bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar
limfa, nyeri tekan (-), lesi (-)
• Dada dan punggung :
Paru – paru : Bentuk simetris, vesikuler +/+, wheezing -/-, Ronchi -/-
Jantung : S1 dan S2 tunggal regular, suhu akral hangat
• Abdomen dan pinggang :
Sistem Pencernaan : Tidak mengalami asites, tidak terdapat nyeri
tekan, bising usus 8 x/mnt.
Sistem Genetaurinariue : saat pengkajian pasien mengatakan tidak memiliki keluhan dalam
berkemih. Sebelum maupun setelah pengkajian pasien BAK ± 7x
sehari dengan warna kuning jernih, dan bau khas urine.
• Ektremitas atas dan bawah,
Kekuatan otot : 555 555
555 555
ROM : 1. penuh 2. terbatas
Hemiplegi/parese : 1. tidak 2. ya, kanan
Akral : 1. hangat 2. dingin
Capillary refill time : 1. < 2 detik 2. > 2 detik
Edema : 1. tidak ada 2. ada di daerah………….
Lain-lain :
• Sistem immune : pasien mengatakan sakit yang biasa dirasa hanya lemah, Dan
sakit kepala
• Genetalia : tidak terkaji
• Reproduksi : tidak terkaji
• Persarafan : respon klien tampak baik
• Pengecapan : pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam
pengecapannya. Pasien mampu merasakan rasa makanan
secara normal
Hasil pengkajian kognitif dan mental
1. Short Porteble Mental Status Questionaire (
SPMSQ ) =
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Skor
No Pertanyaan Jawaban
+ -
• Keterangan :
Kesalahan 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 : Kerusakan intelektual berat
Jumlah kesalahan total pasien yaitu 3, maka pasien
termasuk dalam kategori kerusakan intelektual ringan
2. Mini - Mental State Exam ( MMSE )
Skor Maksimum Skor Pasien Pertanyaan
3 3 Sebutkan 3 benda yang berbeda secara perlahan lalu instruksikan pasien menirukan
3 3 Lipat sehelai kertas menjadi dua bagian dan letakkan di meja, instruksikan pasien untuk menirukannya.
1 1 Tuliskan instruksi “Tutup mata ”, instruksikan pasien untuk membacanya dan melakukannya.
30 24
LANJUTAN
Keterangan :
Skor 24-30 : Status kognitif normal
Jumlah skor yang diperoleh pasien yaitu 24, maka pasien termasuk dalam kategori status
kognitif normal
3. Status emosional
Identifikasi Masalah Emosional :
No Pertanyaan YA TIDAK
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam sebulan
2 Ada/banyak pikiran
Keterangan :
Setiap jawaban mempunyai skor 1 :
• Skor 0-9 : tidak depresi/normal Skor 10-19 : depresi ringan Skor 20-30 : depresi berat
Klien mendapat nilai 20 (Depresi Berat)
APGAR Keluarga
Instrument Penilaian APGAR Keluarga
No. Items Penilaian Selalu Kadang-Kadang Tidak Pernah
(2) (1) (0)
1 A : Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (
teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
1 DS: Klien mengatakan tidak berguna dan merasa Koping Individu tidak efektif Harga Diri Rendah Kronis
bersalah kepada anaknya karena semenjak ia
bangkrut anaknya yang menanggung semua
kebutuhannya selain itu ia juga merasa bersalah
kepada almarhum istrinya karena dulu sering
menghamburkan uang untuk kepentingan
pribadinya. Hal tersebut telah dirasakan klien
dari 5 tahun yang lalu
DO: Skala Depresi pasien 20 (Depresi Berat)
2. DS: Klien hanya dapat tidur 3-4 jam karena susah Faktor Psikologis (Depresi) Gangguan Pola Tidur
memejamkan mata dan terkadang teringat
dengan anaknya yang menderita akibat dirinya.
DO: Klien tampak lesu dan tampak adanya kantung
mata
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis
berhubungan dengan ketidakefektifan koping
individu ditandai dengan Klien mengatakan tidak
berguna dan merasa bersalah kepada anaknya
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan factor
psikologis (Depresi) ditandai dengan Klien hanya
dapat tidur 3-4 jam
RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan
No. Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
c. Pasien
mengungkapkan
perasaan yang
berkaitan dengan
harga diri
d. Pasien
mengungkapkan
perasaan aman di
lingkungan
2 Gangguan Pola Tidur NOC: Jumlah jam tidur dalam batas Sleep Enhancement
Pukul 09.20 wita 2 Mengkaji pola tidur klien Tn WD mengatakan hanya bisa tidur 3-4
jam karena tidak bisa memejamkan mata
akibat teringat akan penderitaan anaknya
Pukul 09.25 wita 2 Jelaskan pentingnya tidur yang Tn. WD mengatakan mengerti dengan
adekuat penjelasan yang diberikan
Pukul 09.35 wita 1 Mengkaji risiko bunuh diri dan Tn. WD mengatakan belum pernah berfikir
kemungkinan perilaku mematikan pada sampai kesitu
pasien
Pukul 09.45 wita 1 - Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang - Tn. WD mengatakan sangat menyukai membaca terutama
dimiliki pasien membaca koran dan juga sebenarnya klien juga menyukai
- Membantu pasien memilih atau menetapkan melukis
kemampuan yang akan dilatih - Tn. WD ingin mencoba untuk kembali melukis lagi
-
Sabtu,3 Maret 2018 1 Bina hubungan saling percaya Tn. WD sudah mampu tersenyum dengan perawat
Pukul 09.00
Pukul 09.05 Wita 2 Mengkaji pola tidur pasien Tn. WD mengatakan tidurnya masih sekitar 3-4 jam di malam hari
Pukul 09.10 wita 1 - Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan susun jadwal - Tn. WD mencoba melukis pemandangan dengan alat-alat
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana yang telah dibawa perawat
harian. - Tn. WD ingin melukis saat memiliki waktu senggang
- Melibatkan pasien secara bertahap dalam pengambilan
keputusan
Pukul 09.30 wita 1 Atur situasi untuk mendorong interaksi sosial atau profesional - Tn. WD mengatakan dekat dengan lansia yang satu kamar
antara pasien dan orang lain dengannya.
- Tn WD tampak berkenalan dengan lansia yang baru datang
ke panti wredha
Pukul 09.45 wita 2 - Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum - Tn. WD tampak senang diberikan buku
tidur (membaca) - Klien mengatakan akan membaca saat klien akan tidur
- Tn. WD tampak senang karena spraynya diganti dengan
- Ciptakan suasana nyaman untuk tidur
yang baru dan perawat memberikan aroma terapi lavender
yang nanti akan dinyalakan saat tidur
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal/jam No. Evaluasi Paraf
Dx
Minggu, 4 Maret 2018 1 S : “Tn. WD mengatakan masih merasa bersalah kepada anaknya
Pukul 09.45 wita karena menjadi beban untuk anaknya”.
O : Ny. NS tampak kooperatif dan mau terbuka serta menerima
kehadiran perawat.
A : Tujuan teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan (membina hubungan saling
percaya, menggali aspek positif yang dimiliki).
Minggu, 4 Maret 2018 2 S : “Tn. WD mengatakan sudah dapat tidur 4-5 jam berkat terapi
Pukul 09.45 wita lavender serta membaca buku di malam hari”.
O : Kantung mata Tn. WD tampak berkurang
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan (Memberiakn terapi
lavender setiap pasien tidur)