Anda di halaman 1dari 20

AHAMMIYAH (URGENSI)

TARBIYAH DALAM
DA’WAH ISLAMIYAH
TA’RIF (DEFINISI) TARBIYAH
ISLAMIYAH
Tarbiyah Islamiyah adalah:
“Cara ideal dalam berinteraksi dengan
fitrah manusia, baik secara langsung
(berupa kata-kata) maupun tidak
langsung(berupa keteladanan) sesuai
dengan sistem dan perangkatnya yang
khas, untuk memproses perubahan
dalam diri manusia menuju kondisi yang
lebih baik”
TUJUAN TARBIYAH
ISLAMIYAH
1. Ibadah kepada Allah swt. semata sesuai
dengan syari’at-Nya.
“Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali hanya
untuk ibadah kepada-Ku”. (Adz-Dzariat: 56)
2. Tegaknya khilafah Allah swt. di muka bumi.
“…Sesunggunya aku jadikan manusia sebagai khalifah
di bumi...”. (Al-Baqarah: 31).
“...Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya...”. (Hud: 61).
3. Saling mengenal sesama manusia.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal.....”. (Al-Hujurat: 13)
4. Kepemimpinan dunia.
“Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman di antara
kamu dan mengarjakan amal-amal shalih bahwa Dia
sungguh-sungguh akn menjadikan mereka berkuasa di
bumi sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang yang
mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaaan) meraka,
sesudah mereka dalam keadaan ketakutan menjadi aman
sentosa.....”. (An-Nur: 55).
5. Berhukum dengan syari’at.
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu
syari’at (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah
syari’at itu....”.(Al-Jatsiyah: 18)
“Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka
menurut apa yang diturunkan oleh Allah, dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah
kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan
kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan oleh Allah
kepadamu....”. (Al-Maidah: 49).
TUJUAN TARBIYAH
IKHWANIYAH
Tujuan Tarbiyah menurut Ikhwanul Muslimin
terdiri dari dua tujuan besar:
1. Tujuan permanen, yakni menyangkut
penerapan dari tujuan-tujuan Tarbiyah
Islamiyah dengan segala rinciannya.
2. Tujuan kontekstual, yakni dengan
pengamatan terhadap arus berbagai nilai
yang mewarnai masyarakat dan bagaimana
mencari perangkat yang dapat digunakan
untuk menghadapinya dalam perspektif
syari’at Islam.
TUJUAN PERMANEN
(AL-GHAYAH ATS-TSABITAH)
Secara garis besar, tujuan permanen ini
memiliki dua tujuan pokok:
1. Mewujudkan tujuan-tujuan Tarbiyah Islamiyah
yang baku dengan menjabarkannya dari tataran
konsep ke dunia realitas.
2. Membantu orang lain melalui berbagai
perangkat yang dipakai oleh Ikhwanul Muslimin
dalam tarbiyah yang sebahgiannya telah terbukti
di lapangan, untuk merealisasikan tujuan-tujuan
Tarbiyah Islamiyah.
TUJUAN KONTEKSTUAL
(AL-GHAYAH AL-MUTAGHOYIROH)
Tujuan kontekstual dalam Tarbiyah
Ikhwaniyah sangat banyak.
Intinya adalah:
1. Bagaimana upaya menghadapi
perubahan nilai secara ilmiyah dan
tepat berdasarkan ajaran Islam
2. Bagaimana merumuskan cara-cara
terbaik untuk menghadapinya.
PERUBAHAN-PERUBAHAN
Arus pemikiran dan budaya, meliputi:
a. Khurafat
b. Atheisme dan materialisme
c. Nasionalisme
d. Filsafat yang destruktif
Arus sistem nilai sosial politik, antara lain:
a. Demokrasi
b. Komunisme
c. Sosialiame
d. Diktatorisme
Arus politik dan ekonomi
 Zionisme
 Kolonialisme
 Perang pemikiran dan peradapan (al-ghozw al-
fikri)
 Ekonomi dan arus pemikiran yang menyertainya

Sarana-sarana, pola-pola, tradisi-tradisi kehidupan


 Westernisasi
 Persoalan wanita
 Persoalan pendidikan dan pengajaran
 Persoalan dekadensi moral
 Kristenisasi
AHAMMIYAH TARBIYAH
1. Faridhoh Diniyah (Kewajiban Agama)
“Maka ketahuilah (berilmulah), bahwa sesungguhnya
tidak ada ilah melainkan Allah…”. (Muhammad: 19)
“…maka bertanyalah pada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. (An-Nahl: 23)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan”. (Al-Alaq:1)
“Menuntut ilmu adalah faridhoh (kewajiban) bagi
setiap muslim (dan muslimah). (HR Ibnu Majah)
2. Hajatun Basyariyah (Kebutuhan Manusia)
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya…”. (Al Baqarah: 31)
“Barangsiapa yang ingin meraih sukses di dunia
hendaklah ia raih dengan ilmu, barangsiapa yang ingin
meraih sukses di akhirat hendaklah ia raih dengan ilmu,
barangsiapa yang ingin meraih sukses di dunia dan
akhirat hendaklah ia raih dengan ilmu”. (Atsar)
Setiap bayi yang lahir dalam keadaan tidak
berpengetahuan. (Sunnatullah)
3. Wadhifatur Rasul (Tugas Rasul)
“ Sebagaimana Kami telah utus kepadamu rasul
diantara kamu, yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mengajarkan kepadamu
Al Kitab (Al Quran) dan Al Hikmah (As-
Sunnah) serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui” (Al Baqarah: 151)
4. Shifatu Al Jiil Ar-Rabbani (Sifat Generasi
Rabbani)
“…hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani
karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (Ali Imron:
179)
5. Sabab al Falah (Sebab Keberuntungan)
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf
seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-
ayatNya kepada mereka, mensucikan jiwa mereka, dan
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. (Al Jumu’ah:2)
6. Thariqah ilal Jannah (Jalan Menuju Surga)
“Barangsiapa menempuh perjalanan untuk
menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga”. (HR Muslim)
7. Al Jihad fi Sabilillah (Jihad di Jalan Allah)
“Barangsiapa yang keluar (pergi) menuntut ilmu
ia berada di jalan Allah sampai kembali pulang”.
(HR Tirmidzi)
8. Ajrun Adzim (Pahala yang Besar)
“Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada
seseorang sebab dakwahmu, itu lebih baik daripada
unta yang terbaik” (Al Hadits)
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan
mengajarakan Al Qur’an.” (Al Hadits)
“Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan
orang yang ahli ibadah laksana keutamaan bulan atas
seluruh bintang”. (HR Tirmidzi)
FUNGSI MURABBI DALAM
MENJALANKAN PROSES
TARBIYAH
Murabbi dalam melaksanakan proses tarbiyah atas
mutarabbi berfungsi sebagai:
Walid (Orang tua) dalam hubungan emosional
Syaikh (bapak spiritual) dalam tarbiyah ruhiyah
Ustadz (guru) dalam mengajarkan ilmu
Qaid (pemimpin) dalam kebijakan umum dakwah
Shahib (Shahabat) dalam muamalah
BEKAL MURABBI YANG SUKSES
1. Memiliki Ilmu
 Ilmu syar’iyah
 Ilmu Kauniyah
 Psikologi (ilmu nafs)
 Mengetahui obyek dakwah
 Mengetahui lingkungan obyek dakwah
2. Murabbi harus lebih tinggi kualitasnya
dari mutarabbi
3. Mampu mentransformasikan apa-apa yang
dimiliki
4. Memiliki kemampuan leadership
5. Mampu memberi qudwah hasanah
6. Memiliki kemampuan evaluasi
ALHAMDULILLAHIRRABBIL
‘ALAMIN

Anda mungkin juga menyukai