Anda di halaman 1dari 43

IDENTITAS PASIEN

Nama Lengkap : An. G. E. H


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir : Karanganyar, 2/03/2013
Umur : 10 bulan
Nama Ayah : Bp. T
Umur : 35 tahun
Pekerjaan Ayah : Karyawan Pabrik
Pendidikan Ayah : SMA
Nama Ibu : Ny. S
Umur : 30 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ibu : SMP
Alamat : Karangtengah 1/2 Pablengan Matesih
Tanggal Masuk RS : 24 Januari 2014 Jam 09:30
Diagnosis masuk : Kejang Demam Kompleks
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Kejang disertai demam

Keluhan Tambahan :
BAB cair
RIWAYAT PASIEN SEKARANG

2 HSMRS Pasien demam, demam terjadi sumer-sumer, dan


terus menerus. Keluhan lain seperti batuk (-), pilek (-),
muntah (-), diare (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan
-pasien istirahat dirumah-

1 HSMRS Pasien masih demam, dan disertai dengan muntah 1x


setelah minum obat penurun panas. Pasien mengaku BAB
lancar, berwarna kuning, dengan konsistensi lembek sebanyak
1x, dan BAK lancar berwarna kuning, frekuensi buang air kecil
normal seperti biasa.
HMRS
Pasien dibawa ke IGD RSUD karanganyar dengan keluhan
demam tinggi disertai kejang seluruh tubuh dengan
mulut pasien mengatup, mata melirik keatas serta
tangan dan kaki gemetaran. Kejang terjadi satu kali dan
berlangsung ± 20 menit.
HMRS
Saat di IGD RSUD Karanganyar suhu pasien 40,2°C dan
pasien masih kaku pada mulutnya, dengan gigi
mengerat. Setelah kejang pasien tertidur. Setibanya di
bangsal pasien masih demam (suhu 38,1°C) tetapi sudah
tidak kejang, dan gigi sudah tidak mengerat, serta
didapatkan BAB cair sebanyak 1x kira-kira ¼ gelas
belimbing, lendir (-), darah (-). BAK lancar, berwarna
kuning jernih dengan frekuensi normal seperti biasanya.
• Riwayat sakit serupa : disangkal
RIWAYAT • Riwayat batuk dan pilek : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
PENYAKIT • Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
DAHULU • Riwayat kejang dengan demam : disangkal
• Riwayat alergi makanan / minuman : disangkal

• Riwayat sakit serupa : diakui


RIWAYAT • Riwayat batuk pilek : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
PENYAKIT • Riwayat alergi : disangkal
KELUARGA • Riwayat kontak dengan penderita dengan gejala yang
sama : disangkal

Kesan : Terdapat penyakit keluarga yang sama dan berhubungan


dengan penyakit sekarang
POHON KELUARGA

Kesan : Terdapat riwayat penyakit yang sama pada keluarga,


yaitu pada ayah pasien
• Ibu G2P1A0 Hamil usia 29 th. Periksa kehamilan rutin ke
Riwayat bidan desa, mual / muntah berlebihan (-), riwayat
trauma / infeksi saat hamil (-), merokok saat hamil (-),
kehamilan kejang saat hamil (-), tekanan darah dan BB ibu normal,
ibu pasien mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan.
Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.

• Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur


Riwayat kehamilan 9 bulan, persalinan normal, presentasi
persalinan kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3000
ibu pasien gram dan panjang badan 44 cm, tidak ditemukan cacat
bawaan saat lahir.

• Bayi laki-laki BB 3000 gram, setelah lahir langsung


Riwayat
menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak
paska lahir
ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-1, setelah
pasien
ASI keluar bayi langsung dilatih menetek.

Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik


RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN

• 0-6 bulan : ASI


• 6-sekarang : susu formula, bubur susu, buah
(pisang), diselingi nasi tim kuah sayur.
• Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif, kualitas
makanan cukup, kuantitas makan cukup
Motorik Kasar Motorik Halus Bahasa Personal Sosial

Memegang Menoleh ke
Tengkurap Tersenyum
benda sumber suara
(4 bulan) (2 bulan)
(4 bulan) (5 bulan)

Duduk sendiri Bermain sendiri


(9 bulan) (10 bulan)

Kesan : motorik kasar, halus, bahasa dan personal sosial baik


Imunisasi dilakukan pertama di RS selanjutnya di
Puskesmas
Vaksin I II III IV V VI

Hepatitis 0 hari 2bulan 4bulan 6 bulan - -


B
BCG 1 bulan - - - - -

DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -

Polio 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -

Campak 9 bulan - - - - -

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI & mendapat ulangan


Riwayat sosial, ekonomi
dan lingkungan

• Sosial ekonomi
• Ayah (35 tahun, karyawan pabrik), ibu (30 tahun,
Ibu rumah tangga), penghasilan keluarga ± Rp
2.500.000,-/bulan dan keluarga merasa cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).
• Lingkungan
• Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga, dan satu dapur dengan disertai 1
kamar mandi yang berada diluar rumah. Rumah
berlantai ubin dengan ventilassi yang cukup
(terdapat 1 jendela tiap ruangan). Rumah
ditempati oleh ayah, ibu, kakak pasien serta
pasien.
ANAMNESIS SISTEM

Cerebrospinal : kejang (+), delirium (-)


Kardiovaskuler : sianosis (-), keringat dingin (-)
Respiratori : batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorok (-), sesak (-)
Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), BAB cair (+) 2x.
Urogenital : BAK (+) normal
Muskuloskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)
Integumentum : bintik merah (-), ikterik (-)
Otonom : demam (+)

Kesan :
Terdapat masalah pada sistem cerebrospinal, gastrointestinal dan
yaitu kejang, demam, dan BAB cair (+) 2x
PEMERIKSAAN FISIK (24 Januari 2014)

Keadaan Umum: compos mentis

Vital Sign
Nadi : 116 x /menit
RR : 24 x /menit
Suhu : 38,1ºC

Status Gizi
BB / TB : 8,9 kg / 70 cm
BMI : 18,36 kg/m2
Z scores : gizi baik

Kesimpulan :
Status gizi pasien baik menurut WHO
PEMERIKSAAN FISIK

Kulit : warna sawo matang, petechie (-)


Kepala : normocephal, rambut hitam, lurus, jumlah cukup
Mata : mata cekung (-/-), ca (-/-), si (-/-), rc (+/+),
pupil isokor
Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), napas cuping hidung
(-/-)
Leher : PKGB (-), massa (-), kaku kuduk (-)

Kesan : Pemeriksaan dalam batas normal.


PEMERIKSAAN FISIK

Cor Hasil Pemeriksaan


Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis sinistra


2 cm ke medial, kuat angkat (+)

Perkusi Batas kanan atas : SIC II, linea parasternalis dextra


Batas kanan bawah : SIC IV, linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : SIC II, linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V, linea midclavicula sinistra

Auskultasi Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising (-)

Kesan : Pada pemeriksaan fisik jantung dalam batas normal


PEMERIKSAAN FISIK

Pulmo Depan Belakang


Inspeksi Simetris, Simetris
Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-) Retraksi intercostae (-)

Palpasi Gerak dada simetris Gerak dada simetris


Fremitus normal Fremitus normal

Perkusi Sonor /Sonor Sonor /Sonor

Auskultasi SDV (+/+) SDV (+/+)


Wh (-/-), Rh (-/-) Wh (-/-), Rh (-/-)

Kesan : Pada pemeriksaan fisik paru dalam batas normal


PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Hasil Pemeriksaan


Inspeksi Distended (-), sikatrik (-), massa (-)
Auskultasi Peristaltik (+) normal

Palpasi Turgor kulit abdomen normal

Perkusi Timpani (+), undulasi (-)

Kesan : Pemeriksaan abdomen normal


PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-),


sianosis (-), edema (-)
Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan : bebas bebas bebas bebas
Tonus : normal normal normal normal
Trofi : entrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Klonus Tungkai : (-) (-) (-) (-)
Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+)
normal, reflek brachioradialis (+) normal, reflek achiles
(+) normal
Refleks patologis : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-),
Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-),
brudzinski III (-), brudzinski IV (-)
Sensibilitas : dalam batas normal

Kesan : extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam


batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No Parameter Jumlah Satuan Nilai Rujukan


11,8
1. Hb g/dl 10,5-12 g/dl
4,7x106
2. Eritrosit uL 3,9-5,0 x 106 / uL
26,6
3. Hematokrit % 34-39%
89,9
5. MCV femtoliter 75-87 fl
29,1
6. MCH pikograms 24-30 pg
32,3
7. MCHC g/dl 37. g/dl
5300
8. Leukosit uL 6.500 – 15.500/ uL
139.000
8. Trombosit uL 150.000-400.000/uL
30,8
9. Limfosit % 20-40%
8,2
10. Monosit % 2-8%
60,9
11. Segmen % 33-66%

Kesan : Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal


RESUME PEMERIKSAAN

anamnesis Px. fisik Px. laboratorium


Pasien mengeluh KU : CM Dalam batas normal
kejang disertai dengan Vital sign
demam, kejang N : 116 x/menit
dialami 1x berlangsung RR : 24 x/menit
selama ± 20 menit. S : 38,1°C
Kejang pada seluruh Status gizi baik
tubuh, kemudian menurut WHO
setelah kejang Mata : cekung (-/-)
berakhir, disertai Thorax : dbn
dengan gigi mengerat. Abdomen : peristaltik
Pasien juga mengeluh normal (+), turgor
BAB cair sebanyak 2x kulit normal
kira-kira ¼ gelas Ekstremitas : dbn
belimbing tiap kali
BAB, BAB berwarna
kekuningan, lendir (-),
darah (-), muntah (-),
FOLLOW UP
FOLLOW UP
DAFTAR MASALAH

Aktif :

Kejang (+)
Demam (+)
BAB Cair (+) 2x

Inaktif: -
DIAGNOSIS

Kejang Demam Kompleks et causa


Gastroenteritis Akut
• Nilai dan perbaiki airway,
breathing, circulation
• Observasi keadaan umum dan
Rencana vital sign
Tindakan • Pemeliharaan hidrasi dan nutrisi
• Beri oksigen 1-2 liter / menit jika
pasien sesak

• Infus KAEN 3A 12 tpm makro


• Inj Amoksan 250 mg / 8 jam
Rencana • Inj Dexametason 2 mg / 12 jam
Terapi • Ottopan sirup 3 x 1 Cth
• Diazepam tab 2 mg ( bila panas )
• Zinc tab 2 x 10 mg
RENCANA EDUKASI

 Menjelaskan kepada orangtua pasien


mengenai penyakit yang diderita pasien
Memberitahu cara pencegahan kejang dengan
selalu sedia obat penurun panas
Kompres air hangat atau berikan obat penurun
panas setiap anak panas
Tidak memberikan makanan atau minuman
apapun saat kejang dan segera bawa ke rumah
sakit
PEMBAHASAN

Teori Kasus
Kejang terjadi saat kenaikan Kejang terjadi saat suhu 40,2°C
suhu rectal (diatas 38°C)

Kejang demam yang berlangsung Kejang berlangsung selama ± 20 menit


lama lebih dari 15 menit

Kejang berbentuk umum tonik Kejang pasien seluruh tubuh, dengan


atau klonik dengan gerakan mulut mengatup, mata melihat
fokal keatas, dan tangan kaki gemetaran
disertai gigi mengerat setelah kejang
Kejang berulang lebih dari 1x Pasien kejang hanya 1x dalam waktu
dalam waktu 24 jam 24 jam

Umur anak ketika kejang antara Usia pasien 10 bulan


6 bulan- 5 tahun
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad sanam : ad bonam
 TEORI

Infeksi saluran pernapasan


atas
Pneumonia
Otitis media
Gastroenteritis
Infeksi saluran kemih
Pasien ini mengalami
gastroenteritis, yaitu
BAB cair sebanyak 2x
PATOGENESIS

Peningkatan suhu tubuh

Metabolisme basal meningkat

Kenaikan suhu 1°C


kenaikan metabolisme bangsal 10% - 15% dan kebutuhan
oksigen akan meningkat 20 %
(O2 ke otak menurun )

Perubahan keseimbangan (membran sel neuron)

Difusi melalui membran


(ion K+-------ion Na+)

Lepas muatan listrik

KEJANG
MANIFESTASI KLINIS
Kejang demam sederhana dengan
kriteria :
Bersifat umum
Berlangsung singkat
Dalam 24 jam hanya terjadi
sekali
Kejang demam
dibagi menjadi dua
yaitu
Kejang demam kompleks dengan
kriteria :
Bersifat fokal
Lamanya lebih dari 10 – 15
menit
Terjadi lebih dari sekali dalam
waktu 24 jam.
 Laboratorium: dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi atau mencari penyebab
 Pungsi lumbal:
 dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan meningitis
 Dianjurkan pada:
1. Bayi < 12 bulan  sangat dianjurkan
2. Bayi 12-18 bulan  dianjurkan
3. > 18 bulan  tidak rutin
 Elektroensefalografi (EEG)
dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak
khas. Mis. KDK pada anak >6 tahun atau kejang
demam fokal
1. Pengobatan fase akut
2. Mencari dan mengobati penyebab
3. Pengobatan profilaksis terhadap
berulangnya kejang demam
Menyingkirkan kejang
KEJANG Berikan diazepam rektal: 5 mg untuk BB<10 kg
10 mg untuk BB> 10 kg
atau iv  tunggu 5 menit, berikan oksigen
MASIH KEJANG
Berikan diazepam rektal atau iv dosis sama,
tunggu 5 menit, beri oksigenasi adekuat, beri
cairan intravena (D5 1/4S, D5 1/2S atau RL)
MASIH KEJANG
Berikan fenitoin/difenilhidantoin loading iv
dosis 10-15 mg/kgBB/kali maks 1500 mg
tunggu 5 menit

MASIH KEJANG KEJANG BERHENTI


Masuk ICU  anestesi umum
Rumatan: fenitoin 5-8 mg/kgBB/hari
(midazolam iv 0,1-0,2 mg/kgBB atau
atau fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari
fenitoin drip 15 mg/kgBB/24 jam
a. Bebaskan jalan napas, oksigenasi
secukupnya
b. Menurunkan demam, dengan kompres
seluruh tubuh atau bila memungkinkan
dapat diberikan parasetamol 10
mg/kgBB/kali
c. Mencegah kembalinya kejang dapat
dikombinasi dengan diazepam oral 0,3
mg/kgBB
 Dengan penelusuran sebab kejang dan faktor
risiko terjadinya kejang dan dilakukan
pengobatan sesuai penyebab
 Pemberian fenobarbital atau asam valproat
setiap hari efektif dalam menurunkan risiko
berulangnya kejang
 Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari
dalam 2-3 dosis, fenobarbital 3-4
mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis
 Kejang lama >15 menit
 Adanya kelainan neurologis nyata sebelum
atau sesudah kejang, mis. Hemiparesis,
cerebral palsy, retardasi mental atau
hidrosefalus
 Kejang fokal
Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12
bulan
Kejang demam > 4 kali dalam setahun

Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas


kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan

Anda mungkin juga menyukai