Atorvastatin
DRP
NO KETERANGAN SOLUSI
( Drug Related Problem )
1 Ada obat tidak indikasi Tidak ada -
3 Pemilihan obat yang tidak tepat Ada Lisinopril berinteraksi dengan glyburide dan metformin dapat
menyebabkan kadar glukosa darah menurun dan terlalu
rendah.
Penggunaan lisinopril dapat diganti dengan obat golongan
ARB karena obat ARB merupakan obat yang dapat
mengurangi kompilkasi diabetes dan juga terapi pilihan utama
untuk mengontrol HT pada pasien dengan Diabetes
(Whalen,2008)
ARB juga memiiki efek samping yang lebih rendah darri Anti HT
lainnya dan batuk sangat jarang terjadi seperti inhibitor ACE
Sediaan yang beredar yaitu losartan.
7 Reaksi efek samping obat Ada Lisinopril = bengkak , berat badan meningkat, rasa lelah ,
lemah otot , batuk, mual , muntah.
Glyburide = Hipoglikemia, demam , mual, muntah, diare,
gangguan fungsi hati, penurunan jumlah sel darah, dan
bertambahnya selera makan dan berat badan.
Atorvasatin= Efek sampping : sakit kepala , perut kembung,
sembelit, dispepsia, mual, muntah, diare, anoreksia.
Metformin = Efek samping : mual , muntah , diare , nyeri perut .
Lyraglutide = mual
Kasus 2
› Pasien 62 tahun seorang laki laki afrika amerika
memiliki sejarah penyakit hipertensi dan DM tipe 2
.dia telah mengkonsumsi metformin 2x sehari . Dia
tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok . Dia
olahraga 60 menit setiap 4x seminggu. Hasil lab :
Terapi farmakologi
› Metformin 1 g 2x sehari
› Lisinopril 20 mg/ hari
› Atorvastatin 10 mg / hari
› Glyburide 5 mg 2 x sehari
1. Metformin
Dosis yang disarankan dimulai dari 500 mg per hari sampai dengan
kemampuan fungsional ginjal pasien, dosis maksimum yang
diperbolehkan dalam terapi menggunakan metformin yaitu 2550
mg/hari. Metformin biasanya digunakan pada pasien yang memiliki
kelebihan berat badan atau obesitas. Mekanisme kerjanya yaitu
menekan produksi glukosa hepatik, meningkatkan sensitivitas insulin,
meningkatkan penyerapan glukosa oleh fosforilasi faktor GLUT-
enhancer, meningkatkan oksidasi asam lemak dan mengurangi
penyerapan glukosa dari saluran pencernaan (Dipiro, 2015)
› Efek samping : mual , muntah , diare , nyeri perut .
› Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal , wanita hamil dan menyusui.
2. Glyburide
Dosis yang dianjurkan yaitu 5 mg/hari dengan dosis maksimal 20
mg/hari. Glyburide masuk ke dalam golongan sulfonilurea,
sulfonilurea umunya dapat ditoleransi dengan baik tetapi sulfonilurea
merangsang sekresi insulin endogen yang menyebabkan adanya resiko
hipoglikemia. Penggunaan sulfonilurea long-acting harus dihindari
pada pasien diabetes melitus tipe 2 usia lanjut, sebaiknya diberikan
sulfonilurea dengan short-acting (Dipiro, 2015).
› Efek samping : Hipoglikemia, demam , mual, muntah, diare,
gangguan fungsi hati, penurunan jumlah sel darah, dan
bertambahnya selera makan dan berat badan
› Kontra Indikasi : adanya hipersensitifitas; alergi sulfa, diabetes tipe
1, diabetic ketoacidosis, dan pemberian dengan bosentan
3. Lisinopril
› Dosis yang dianjurkan yaitu 10-40 mg sekali sehari. Lisinopril masuk
ke dalam golongan ACE inhibitor , ACE inhibitor merupakan
lini pertama dalam terapi hipertensi atau tekanan darah tinggi.
› Golongan ACE inhibitor mencegah tubuh menghasilkan hormon yang
dikenal dengan nama angiotensin II. Obat ini melakukannya dengan
menghalangi unsur kimia bernama enzim pengubah angiotensin.
Pembuluh darah akan rileks dan membantu mengurangi kadar air
dalam darah yang dikembalikan oleh ginjal. Akibatnya, tekanan darah
akan berkurang dan meningkatkan pasokan darah serta oksigen ke
dalam jantung.
› Efek samping : bengkak , berat badan meningkat, rasa lelah , lemah
otot , batuk, mual , muntah.
› Kontra indikasi : tidak diberikan pada pasien yang memiliki riwayat
hipersensitifitas lisinopril.
4. Atorvastatin
› Dosis yang dianjurkan yaitu 10 mg/hari dengan dosis maksimal 80
mg/hari. Atorvastatin merupakan obat yang digunakan untuk
menurunkan LDL dan trigliserida dalam darah, sekaligus mampu
meningkatkan kadar HDL. Atorvastatin termasuk ke dalam
golongan statin atau HMG CoA reductase inhibitors. atorvastatin
bekerja dengan cara menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl-
coenzyme A (HMG-CoA) reductase, suatu enzim yang berperan
dalam pembentukan kolestrol. Dengan terhambatnya kinerja enzim
ini kadar kolestrol dalam darah akan berkurang.
› Efek sampping : sakit kepala , perut kembung, sembelit,
dispepsia,mual, muntah, diare, anoreksia.
› Kontra indikasi :Orang yang mengalami hipersensitivitas terhadap
atorvastatin Penyakit liver aktif atau peningkatan transaminase
yang tidak dapat dijelaskan Kehamilan (tidak boleh digunakan
untuk ibu hamil) Ibu menyusui
Interaksi obat
Atorvastatin
DRP
NO KETERANGAN SOLUSI
( Drug Related Problem )
1 Ada obat tidak indikasi Ada Obat atorvastatin dan lisinopril penggunaannya dihentikan
karena kadal LDL normal , TG normal.
2 Ada indikasi tidak ada obat Tidak ada -
3 Pemilihan obat yang tidak tepat Ada Lisinopril berinteraksi dengan glyburide dan metformin dapat
menyebabkan kadar glukosa darah menurun dan terlalu
rendah.
Olehnya itu lisinopril diganti dengan obat golongan ARB karena
obat ARB merupakan obat yang dapat mengurangi kompilkasi
diabetes dan juga terapi pilihan utama untuk mengontrol HT
pada pasien dengan Diabetes (Whalen,2008)
ARB juga memiiki efek samping yang lebih rendah darri Anti HT
lainnya dan batuk sangat jarang terjadi seperti inhibitor ACE
Sediaan yang beredar yaitu losartan.
7 Reaksi efek samping obat Ada Lisinopril = bengkak , berat badan meningkat, rasa lelah ,
lemah otot , batuk, mual , muntah.
Glyburide = Hipoglikemia, demam , mual, muntah, diare,
gangguan fungsi hati, penurunan jumlah sel darah, dan
bertambahnya selera makan dan berat badan.
Atorvasatin= Efek sampping : sakit kepala , perut kembung,
sembelit, dispepsia, mual, muntah, diare, anoreksia.
Metformin = Efek samping : mual , muntah , diare , nyeri perut .
Kasus 3
› Ny. X 30 tahun, sedang hamil 8 minggu, seminggu
yang lalu periksa ke RS dengan keluhan mual muntah
di pagi hari. Oleh dokter diresepkan domperidon 2x1
tab . Sampai sekarang masih terasa mual-mual. Dari
riwayat keluarga diketahui ternyata ibunya
dulu pernah mengalami diabetes gestasional. Ny X
alergi terhadap Penicillin.
› Data laboratorium: TD : 110/70 mmHg TB : 165 cm
Suhu : 39°C BB : 55 kg HR : 75x/menit RR : 18x/menit
Glukosa plasma puasa: 120 mg/dl Glukosa 2 jam PP :
180 mg/dl
Terapi farmakologi
› Domperidon
Mekanisme kerja
Domperidone merupakan antagonis dopamin yang
mempunyai kerja antiematik. Efek antiematik dapat
disebabkan oleh kombinasi efek periferal
(gastrokinetik) dengan antagonis terhadap reseptor
dopamin di chemoreseptor “trigger zone” yang
terletak di luar sawar otak di area postrema (Irfan,
2011).
› Dosis Domperidon: 10-20 mg dengan interval waktu 4-8 jam. Pada
kasus diresepkan Domperidon 2x1 tab.
› Efek Samping : sakit kepala, diare, mulut kering, rasa haus, ruam
kulit, cemas,gatal.
› Kontra Indikasi : Hati-hati penggunaan domperidone pada wanita
hamil dan menyusui. Obat ini tidak dianjurkan digunakan pada
wanita hamil dan menyusui karena keamanan belum dapat
dipastikan
› Untuk interaksi antara obat-obat yang diberikan kepada pasien
tidak ada, tetapi interaksi obat Domperidon dengan beberapa
makanan atau obat lain yaitu sebagai berikut:
Pemberian dengan antasida secara bersamaan dapat
menurunkan bioavailabilitas Domperidon.
Pemberian obat anti kolinergik muskarinik dan analgetik opioid
secara bersamaan dapat mengantagonisir efek Domperidone.
Domperidon mengurangi efek hipoprolaktinemia dan
bromokriptin.
Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23%
bila diminum 1 jam setelah makan
Terapi Non Farmakologi
› Terapi nonfarmakologi dilakukan dengan cara
1. pengaturan diet
2. dukungan emosional
3. Akupuntur
TERIMA KASIH