Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

Abortus merupakan salah satu masalah reproduksi yang banyak


dibicarakan di Indonesia bahkan di dunia. Insidennya lebih dari 80%
abortus spontan terjadi selama usia kehamilan 12 minggu.
Data WHO tahun 2006, persentase terjadinya abortus cukup
tinggi sekitar 15%-40% dan 60%-75% angka abortus terjadi sebelum
usia kehamilan 12 minggu.
Tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang tertinggi di
Asia Tenggara mencapai dua juta kasus dari jumlah kasus yang
terjadi di negara-negara Association Of South East Asian Nation
(ASEAN) sekitar 4,2 juta kasus pertahun.
ABORTUS
DEFINISI
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
berkembang sepenuhnya dan dapat hidup di luar
kandungan dan sebagai ukuran digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
ETIOLOGI
• FAKTOR JANIN
–Abortus Aneuploid
• Autosoml Trisomy
• Monosomi X
• Triploid
ETIOLOGI
• FAKTOR MATERNAL
–Infeksi –Faktor Pekerjaan dan Lingkungan
–Kondisi Medis –Faktor Imunologi
–Berat Badan –Radioterapi dan Kemoterapi
–Faktor Kebiasaan –Pembedahan
ETIOLOGI (FAKTOR MATERNAL)
–Infeksi
• Chlamydia trachomatis
• bacterial vaginosis trimester kedua kehamilan.
• Mycoplasma genitalium
• Brucella abortus, Campylobacter fetus, dan Toxoplasma gondii

–Kondisi Medis
• diabetes mellitus dan kelainan tiroid.
• Anorexia nervosa dan bulimia nervosa
• Inflammatory bowel disease dan systemic lupus erythematosus
• kelainan pada uterus (congenital anomalies)
ETIOLOGI (FAKTOR MATERNAL)

–Berat Badan –Faktor Kebiasaan


• Obesitas • Alkohol
• IMT yang rendah • Merokok
• Kafein
ETIOLOGI (FAKTOR MATERNAL)
–Faktor Pekerjaan dan Lingkungan
• Racun lingkungan (arsen, timbal, formaldehida, benzena,
dan etilen oksida) → Malformasi janin
• DDT (Dichlorodiphenyltrichloroethane)
• Paparan terhadap medan elektromagnetik

–Faktor Imunologi
• SLE → Antiphospholipid Antibodies (aPA)
ETIOLOGI (FAKTOR MATERNAL)
–Radioterapi dan Kemoterapi
• radioterapi abdominopelvic
• metotreksat
• radioterapi dan kemoterapi pada masa kanak-kanak

–Pembedahan
• Pembedahan yang tidak urgent dapat dilakukan pada trimester
kedua → mengurangi risiko teoretikal dari abortus atau
kontraksi dini.
• Trauma major – utamanya pada daerah abdomen
INSIDENSI
• Faktor Usia
– Semakin tua usia → abortus makin sering terjadi
– < 20 tahun  abortus 12%
– > 40 tahun  abortus 26%
• Semakin banyak anak → abortus makin sering terjadi
• Semakin tua umur kehamilan → kemungkinan abortus
makin kecil
KLASIFIKASI ABORTUS

1. Abortus Spontan
2. Abortus Provokatus
1. ABORTUS SPONTAN

a. Abortus Iminens
• Perdarahan pervaginam minimal, portio uteri (kanalis servikalis) masih
tertutup

b. Abortus Insipiens
• Pembukaan serviks yang diikuti kontraksi uterus
• Buah kehamilan belum ada yang keluar
c. Abortus Inkomplet
• Biasanya ada pembukaan serviks, sebagian hasil konsepsi sudah
keluar sebagian masih tertahan di dalam rahim
• Biasanya diikuti perdarahan hebat

d. Abortus Komplet
• pengeluaran seluruh hasil konsepsi
• umumnya terdapat riwayat perdarahan hebat dan kram
e. Missed Abortion
• Tertahannya hasil konsepsi yang telah mati di dalam rahim selama
>= 8 minggu
• Ditandai dg TFU menetap bahkan mengecil
• Biasanya tidak diikuti tanda-tanda abortus seperti perdarahan dan
pembukaan servik

f. Abortus Habitualis
• Abortus spontan 3x atau lebih secara berturut-turut
g. Abortus Infeksius
• abortus yang telah disertai komplikasi berupa infeksi genital
• Tanda infeksi genital : T > 38,5 C,kenaikan leukosit dan discharge berbau
pervaginam, uterus besar dan lembek disertai nyeri tekan

h. Abortus septik
• abortus disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke
dalam peredaran darah atau peritoneum
• Diagnosis septic abortion ditegakan jika didapatkan tanda - tanda sepsis,
seperti nadi cepat dan lemah, syok serta penurunan kesadaran
2. ABORTUS PROVOCATUS

a. Abortus Medisinalis
• abortus dilakukan dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa
ibu (berdasarkan indikasi medis).

b. Abortus Kriminalis
• Abortus terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus


imminens, abortus habitualis dan missed abortion :
– Pemeriksaan ultrasonographi atau Doppler untuk menentukan apakah janin
masih hidup atau tidak, serta menentukan prognosis.
– Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
– Tes kehamilan.
DIAGNOSA BANDING

• KET : nyeri lebih hebat dibandingkan abortus.


• Mola Hidatidosa : uterus biasanya lebih besar daripada
lamanya anmenore dan muntah lebih sering.
• Kehamilan dengan kelainan serviks seperti karsinoma
serviks, polip uteri, dsb.
KOMPLIKASI

1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Syok
4. Infeksi
5. Efek Anestesi
6. Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC)
TATALAKSANA

1. Abortus Imminens
• Tirah baring
• Tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual
2. Abortus Insipien
• Kehamilan < 16 minggu
evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM).
• Kehamilan > 16 minggu
tunggu ekspulsi spontan kemudian evakuasi uterus dengan Aspirasi
Vakum Manual (AVM).
3. Abortus Kompletus
• Tidak perlu evakuasi lagi
• Observasi untuk melihat perdarahan banyak/tidak.
• Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas
ferrosus 600mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat
berikan tranfusi darah.
4. Abortus Inkompletus
– Hasil konsepsi yang terperangkap dikeluarkan
– Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, antibiotika prophilaksis
– Bila terjadi infeksi beri Ampicillin 1 gr dan Metronidazol 500 mg
setiap8 jam
– Bila anemia terapi dengan Fe kalau perlu transfusi darah.
5. Missed Abortion
• Umur kehamilan < 12 minggu
dilatasi serviks dan kuretase
• Umur kehamilan 12 - 20 minggu
bila keadaan serviks uterus yang masih kaku, lakukan
induksi untuk mengeluarkan janin atau mematangkan
kanalis servikalis.
• Berikan transfusi darah dan antibiotik jika diperlukan
6. Abortus Habitualis
• Treatment kausatif
contoh : menghentikan merokok dan minum alcohol.
7. Abortus Infeksious dan Septic Abortion
• Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang
cukup
• Antibiotika
• Bila tetap terjadi perdarahan banyak setelah 1-2 hari lakukan dilatasi
dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.

Anda mungkin juga menyukai