Anda di halaman 1dari 21

PENGGALIAN

JENAZAH

Prof. dr. H. Sudjari Solichin, SpF


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DASAR HUKUM
KUHAP Pasal 135
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan
menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 133 ayat 2 dan pasal 134 ayat 1 undang-undang
ini

KUHAP Pasal 133 ayat 2


Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan
luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
KUHAP Pasal 134 ayat 1
Dalam hal sangat diperlukan dimana
untuk
keperluan pembuktian bedah mayat tidak
mungkin lagi dihindari, penyidik wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban.

KUHAP Pasal 7 ayat 1 h


Mendatangkan orang ahli yang diperlukan
dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara.
KUHAP Pasal 180
(1) Dalam hal diperlukan untuk
menjernihkan duduknya persoalan yang
timbul di sidang pengadilan, hakim ketua
sidang dapat minta keterangan ahli dan
dapat pula minta agar diajukan bahan
baru oleh yang berkepentingan.
(2) Dalam hal timbul keberatan yang
beralasan dari terdakwa atau penasihat
hukum terhadap hasil keterangan ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hakim memerintahkan agar hal itu
dilakukan penelitian ulang.
(3) Hakim karena jabatannya dapat
memerintahkan untuk dilakukan
penelitian ulang sebagaimana tersebut
pada ayat (2).
• Penggalian jenazah disini ialah
penggalian jenazah kembali
terhadap jenazah yang telah
dikubur, untuk dilakukan
pemeriksaan guna membantu
menegakkan peradilan.
• Tidak menyenangkan.
• Tetapi harus dilakukan bila
diminta penyidik.
• Dilakukan oleh dokter umum
atau Spesialis Forensik
• Tujuan utama penggalian jenazah :
membantu mengumpulkan jejas-jejas
yang ada pada jenazah atau kelainan-
kelainan yang ada pada jenazah atau
pakaiannya.
• Dengan mengumpulkan jejas-jejas
atau kelainan-kelainan yang ada kita
dapat menduga apa cara kematian
dan sebab kematian jenazah tersebut.
• Penggalian jenazah dapat di kuburan
umum atau di tempat lain yaitu di
ladang belakang rumah atau tempat
yang jarang dikunjungi orang.
• Bila lama mayat sudah membusuk / tinggal tulang.
• Semakin membusuk akan semakin sulit menentukan
sebab dan cara kematian.
• Contoh pada kasus mati wajar karena infark atau
pneumonia dll.
• Tetapi apabila jejas mengenai tulang misal patah
tulang tengkorak akibat persentuhan dengan benda
tumpul, tajam atau peluru masih terlihat.
• Patah tulang Hyoid akibat cekikan atau jerat dapat
ditemukan.
• Bila mayat tidak terlalu membusuk, jejas-jejas masih
dapat ditemukan.
• Anak peluru, patahan pisau dapat ditemukan.
• Bila mayat baru dikubur (beberapa
hari) segera dilakukan penggalian.
• Semakin ditunda mayat semakin
busuk.
• Bila sudah sebulan atau lebih,
penggalian dapat ditunda dan
disesuaikan cuaca dan keadaan.
• Setelah penggalian dilakukan
otopsi di RS terdekat atau di
tempat penggalian.
Penggalian jenazah dpt terjadi
karena :
1. Terdakwa telah mengaku dia telah
membunuh seseorang dan telah
menguburnya di suatu tempat.
2. Jenazah setelah dikubur beberapa hari
baru kemudian ada kecurigaan bahwa
jenazah meninggal secara tidak wajar.
3. Atas perintah hakim untuk melakukan
pemeriksaan ulang terhadap jenazah
yang telah dilakukan pemeriksaan
dokter untuk membuat visum et
repertum.
Prosedur Penggalian
Jenazah
• Permintaan secara tertulis oleh penyidik,
disertai permintaan untuk otopsi.
• Penyidik harus memberikan keterangan
tentang modus dan identitas korban.
• Sehingga dokter dapat mempersiapkan diri.
• Misal korban pencekikan maka pemeriksaan
leher akan lebih berhati-hati.
• Korban keracunan, maka dipersiapkan
alkohol 95% untuk pengawet.
Yang diperhatikan
tentang identitas korban
ialah
• Jenis kelamin, laki-laki :
atau perempuan
• Tinggi badan.
• Umur korban.
• Pakaian, perhiasan yang menempel pada tubuh
korban.
• Sidik jari. (dari Satlantas saat mengambil SIM).
• Tanda-tanda yang ada pada tubuh korban :
– Warna dan bentuk rambut serta panjangnya.
– Bentuk dan susunan gigi. Memakai gigi palsu /
tidak.
– Ada tatou di kulit atau tidak. (bentuk dan lokasinya)
– Adanya cacat pada tubuh korban misalnya : Adanya
luka perut, pada kulit, penyakit-penyakit lainnya.
Perlengkapan yang
diperlukan
1. Kendaraan
2. Perlengkapan untuk melakukan penggalian
misalnya : cangkul, ganco, linggis, secrop.
3. Perlengkapan untuk melakukan otopsi. (dokter)
Pisau dapur, scalpel, gunting, pinset, gergaji,
jarum (jarum karung goni), benang, timbangan
berat, gelas pengukur, alat penggaris, ember,
stoples berisi alkohol 95% ini bila ada indikasi
mati oleh keracunan dan stoples berisi formalin
10%.
I dan 2 disediakan penyidik.
Perlu membawa 1 atau 2 pembantu dokter yang
terlatih.
Hal-hal yang harus
diperhatikan
• Penyidik harus mengamankan tempat
penggalian dari kerumunan masa.
• Untuk menentukan lokasi, bila
dikuburan umum, adalah keluarga
atau juru kunci kuburan. Bila
letaknya tersembunyi maka
tersangka yang menunjukan.
• Kadang tersangka sulit menunjukkan
letaknya secara pasti, karena lupa.
• Maka penggalian dapat mengalami
kegagalan.
Cara Melakukan Penggalian
Jenazah
• Tanah digali dengan pacul, linggis atau ganco.
• Penggalian awalnya dilakukan orang kampung.
• Setelah sampai peti atau tanah yang berwarna
keputihan, atau tercium bau busuk, maka
diambil alih pembantu dokter.
• Jenazah dalam peti diambil dengan petinya
atau peti dibuka jenazah diambil tanpa peti.
• Bila tinggal kerangka, diambil semua
tulangnya.
• Kuburan jangan terburu ditutup lagi.
• Bila ada dugaan keracunan maka diambil tanah
di atas, bawah dan samping dan +/- 5 m dari
mayat.
Manfaat Hasil Pemeriksaan
Jenazah

Yang Telah Digali
Sebab kematian sulit, bila sudah membusuk atau
tinggal tulang.
• Kita dapat menentukan sebab kematian, bila bagian-
bagian tubuh atau organ-organ tubuh normal tetapi
ada salah satu organ tubuh yang ada kelainan yang
mematikan.
• Bila organ-organ tubuh sudah membusuk kita sudah
tidak dapat menentukan lagi apakah organ-organ
tersebut normal atau tidak.
• Jejas kekerasan kadang masih dapat ditemukan di
tubuh, sehingga masih dapat menentukan apakah
korban tersebut mendapat pukulan atau tusukan
atau tertembak dan lain-lain.
• Membantu menduga cara kematiannya atau untuk
membuktikan pengakuan terdakwa apakah sesuai.
Cara Mengambil Kesimpulan
Hasil Pemeriksaan
1. Pada penggalian ditemukan jenazah
dalam keadaan membusuk.
- Pada otopsi ditemukan patah tulang
kepala yang hampir separuh kepala.
- Patah tulang tersebut mempunyai tanda-
tanda akibat persentuhan dengan benda
tajam.
- Kesimpulannya ialah :
Ditemukan patah tulang kepala akibat
persentuhan dengan benda tajam.
Kekerasan oleh benda tajam pada kepala
korban tersebut dapat menimbulkan
kematian.
2. Pada penggalian ditemukan
jenazah tinggal dalam keadaan
kerangka
• Pada pemeriksaan ditemukan patah
tulang kepala akibat persentuhan dengan
benda tumpul.
• Selain tersebut ditemukan pula patah
tulang dari tulang ruas tulang leher
akibat persentuhan dengan benda tajam.
• Kesimpulan : korban telah mendapat
kekerasan pada kepalanya oleh benda
tumpul, kekerasan pada lehernya oleh
benda tajam. Kekerasan tersebut, kedua-
duanya (masing-masing) dapat
menimbulkan kematian.
3. Pada penggalian jenazah
ditemukan jenazah dalam
keadaan membusuk
• Pada pemeriksaan jenazah tidak
ditemukan jejas akibat kekerasan
dari Iuar.
• Hasil pemeriksaan laboratorium
toksikologi negatif.
• Kesimpulan : Tidak dapat
ditentukan sebab kematian korban.
Tidak ditemukan tanda kekerasan
yang dapat menimbulkan kematian.
4. Pada penggallan jenazah,
ditemukan jenazah dalam keadaan
membusuk
• Merupakan pemeriksaan ulang.
• Telah diotopsi dokter lain.
• Pemeriksaan pertama tdk sempurna.
• Hasil otopsi ulang : Organ-organ seluruhnya
sudah menggumpal menjadi kecil-kecil ini
berarti jenazah sudah sangat membusuk.
• Terdapat beberapa luka iris pada leher depan.
Salah satunya memotong trachea. Kulit pada
tubuh yang lain tidak ditemukan tanda-tanda
kekerasan.
• Kesimpulan : Pada leher korban ditemukan luka-
luka akibat persentuhan dengan benda tajam.
Cara kematian korban tersebut biasanya ialah
bunuh diri. Tetapi pembunuhanpun dapat pula
terjadi. Sedang kecelakaan tak mungkin terjadi.
CONTOH PENGGALIAN JENAZAH
DI BEKAS KOLAM IKAN
DALAM TAMAN DI RUMAH

Anda mungkin juga menyukai