Anda di halaman 1dari 36

Qodri Santosa

 Secara umum metabolisme terdiri


 Anabolisme : proses sintesis senyawa tubuh yang
membutuhkan energi, dan
 Katabolisme : proses pemecahan senyawa-
senyawa dalam tubuh  menghasilkan energi.
 Pemakaian energi  seimbang
 Bila energi masuk > keluar (energy expenditure)
 DITIMBUN dlm jaringan lemak OBESITAS

 Obesitasmerupakan akibat
ketidakseimbangan antara tiga komponen
energi, yaitu
1. Ambilan makanan,
2. Pengeluaran energi, dan
3. Penyimpanan energi.
 Kebutuhan energi manusia  dipenuhi dari
nutrien karbohidrat, lemak, dan protein
melalui suatu proses metabolisme.
 Besaran energi dinyatakan dalam bentuk satuan
kalori.
 Satu kilokalori (1 kkal) adalah jumlah panas yang
diperlukan untuk meningkatkan temperarur 1 kg
air dari 14.5'C menjadi 15.5 'C.
 Anak kebutuhan energi yang berbeda-beda
tgt Umur & kondisinya.
 Anak butuh keseimbangan energi agar dpt
tumbuh optimal.
 Keseimbangan energi selisih antara
masukan energi yang dapat dimetabolisme &
keluaran energi total.
 Pada anak umumnya energi yang dihasilkan
akan dipergunakan untuk :
1. Metabolisme basal 50%,
2. Pertumbuhan 12%,
3. Aktivitas fisis 25%,
4. Dikeluarkan melalui proses ekskresi 8%, dan
5. Efek panas 5%.
 Energi yang dihasilkan dari metabolisme
makanan akan dikeluarkan dalam bentuk panas
dan aktivitas fisik melalui proses pembakaran
sehingga terbentuk karbondioksida dan air.
 Organisme mengontrol pembakaran untuk
menghasilkan energi tsb melalui kerja sel yang
dikendalikan oleh enzim metabolisrne dan
oksidasi dalam mitokondria untuk mbentuk ATP.
 Simpanan energi (ATP)untuk kerja sel.
 Selama energi diubah ke bentuk ATP
penggunaannya akan disesuaikan dan sisanya
akan dikeluarkan sebagai panas.
 Berlebihnya ambilan energi dibandingkan
dengan keluarannya peningkatan BB &
obesitas disertai peningkatan pengeluaran
energi total.
 Pengeluaran energi total terdiri dr :
 Metabolisrne basal,
 Termogenesis postprandial,dan
 Aktivitas fisik.
 Diantara ketiga kornponen ini Aktivitas
fisis merupakan komponen yang paling
praktis untuk diukur.
IMPLIKASI METAB ENERGI THP OBESITAS

 Ketepatan keseimbangan energi merupakan suatu


regulasi homeostasis dalam memelihara BB dan
simpanan energi.
 Pengaturan keseimbangan energi dicapai dlm
waktu yg lama, meskipun terdapat fluktuasi yang
besar antara ambilan energi dan keluaran energi
setiap hari.
 Obesitas  hasil akhir dari ketidakseimbangan
antara ambilan energi dengan keluaran energi
 Ambilan yang melebihi keluaran dan
menghasilkan penimbunan dalam jaringan lemak
disimpan sebagai cadangan energi tubuh .
Suatu penyakit yang diakibatkan peningkatan masa
lemak tubuh

 peningkatan masa otot tubuh


contoh : atlet
 Prevalensi (Anak_Dewasa)  semakin me ↑
 Singapura(2000) anak usia 6-7 th10,8% obesitas
 Semarang(2004) anak usia 6 - 7 tahun :
 9,1% overweight,
 10,6% obesitas

 Angka obesitas anak SD di beberapa kota besar di


Indonesia berkisar 2,1-25%
BMI metode pengukuran yang praktis untuk
mengukur obesitas, dg rumus : BMI = BB / TB2

Kurva BMI menurut umur dan jenis kelamin untuk


anak/remaja 2 – 18 tahun dengan ketentuan :
Gizi Kurang : < persentil 5
Gizi Normal : > persentil 5 - < persentil 85
Overweight : > persentil 85
Obesitas : > persentil 95
a. Obesitas primer (eksogen):
 Suatu keadaan kegemukan pada seseorang yang
terjadi tanpa sebab penyakit secara jelas, tetapi
semata-mata disebabkan oleh interaksi faktor
genetik dan lingkungan PLG SERING

b. Obesitas sekunder (endogen/glandular):


 Merupakan suatu bentuk obesitas yang jelas
kaitannya atau timbulnya bersamaan sebagai
bagian dari penyakit horMonal atau sindrom yang
dapat dideteksi secara klinis JARANG. (< 1 %).
1. Perilaku makan tidak sehat / berlebihan
 Konsumsi fast food

 Konsumsi soft drink

 Ngemil terutama makanan manis

 Tidak suka sayur / buah

 Asupan makanan yang berlebihan

 Perilaku makan kurang sehat (makan


terlalu cepat, porsi makan besar)
2. Aktivitas fisik yang kurang
 Sering nonton TV/ game komputer

lebih 2 jam/hari
 Kurang olah raga, kurang jalan
kaki, naik tangga
 Stress dan faktor keluarga

 Keturunan
3. Stress dan Faktor Keluarga

4. Keturunan
 Salah satu orang tua obesitas, kemungkinan
anaknya obesitas 40%,
 Kedua orang tuanya obesitas
kemungkinan anaknya obesitas 80 %
1. Wajah bulat, pipi tembem
2. Dagu rangkap, leher relatif pendek
3. Dada mengembung, payudara
membesar
4. Perut membuncit
5. Tungkai berbentuk X
6. Pada anak laki-laki penis tampak kecil
7. Pada anak perempuan, indikasi
menstruasi dini
 Hipertensi
 Dislipidemia
 PenyakitJantung Koroner
 Problem pada tulang, kaki bengkok
 DM (kencing manis)
 Stroke
 Batu empedu
 Malas, ngantukan senang ngobrol
 Tidur “ngorok”
 Tidak rapi, dekil, tampilan kurang
menarik, bau badan
 Kurang pandai (pencapaian akademik
rendah)
 Kurang percaya diri
 Gangguan makan pada saat remaja
 Diabetes rnelitus tipe 2 komplikasi serius
 Aktivitas ber >> kelenjar adrenal yg rnengakibatkan
Sindroma Cushing menyebabkan OBESITAS SENTRAL
 Hipotiroid !!
 Hipogonad  hubungannya blm jelas
 Lesi hipotalamik ( tumor, infeksi atau trauma) obesitas.
 Cenderung pubertas lebih awal
 Sindrom kongenital
 Penyebab obesitas di sini tidak diketahui.
 Meliputi :
 Sindroma Prader-Willi,
 Sindrom Lawrence-Morn Biedl,
 Distrofi adiposogenital (sindrom Frohlich),
 Sindrom Borgiovanni-Eisemenger dan
 Pseudohipoparatiroid.
Prinsip mengurangi masukan energi &
peningkatan aktivitas fisik
1. Atur pola dan perilaku makan sejak anak balita
2. Kurang konsumsi lemak untuk seluruh keluarga
3. Masak sendiri makanan dirumah
4. Batasi jumlah makanan berkalori tinggi yang disimpan
dirumah
5. Hindari minum dingin karena akan merangsang makan
lebih banyak
6. Latih anak untuk makan secara perlahan
/ lebih lambat, jangan makan terburu-
buru. Kunyah makanan minimal 20 kali
sebelum menelannya
7. Batasi waktu nonton tv & bermain video
game
8. Dorong anak agar aktif bermain
9. Dorong anak untuk berjalan kaki
10. Olah raga bersama keluarga
Dampak Akut
 Infeksi pernafasan atas
 Slipped capital temoral epilypsis
 Blount’s disease
 Glucose intolerance
 Hypertension

Dampak Kronik
 Hyperlipidemia
 Hypercholesterolemia
 Hypertension
 Diabetes
Prinsip : mengurangi asupan energi dan
meningkatkan pengeluaran energi

 Pengaturan diet
 Pengaturan aktivitas fisik
 Perubahan perilaku & dukungan keluarga
 Terapi intensif
1. Diet untuk menghambat absorpsi
2. Diet rendah kalori tidak seimbang
3. Diet tinggi karbohidrat rendah protein
(35 g/hari) dan sangat rendah lemak
(10%)
4. Diet rendah kalori seimbang
 Menghindari obesitas serta mempertahankan berat
badan dan pertumbuhan normal
 Masukan makanan dengan kandungan karbohidrat
rendah (48% energi total), indeks glikemik makanan
rendah
 Menurunkan masukan lemak (< 30% energi total)
dengan lemak jenuh < 10% energi total, dan kolesterol
tidak lebih dari 300 mg sehari
 Meningkatkan makanan tinggi serat
 Kandungan garam cukup (5 g per hari)
 Meningkatkan masukan besi, kalsium dan fluor
 Aktivitas fisik ringan :
duduk, bermain, mencuci dan aktivitas sosial
 Aktivitas fisik sedang :
berjalan-jalan, melakukan pekerjaan rumah
tangga
 Aktifitas fisik menggunakan ketrampilan otot
bersepeda, berenang, menari, karate, senam,
sepak bola dan basket
 Aktivitas sehari-hari dioptimalkan :
berjalan kaki, bersepeda ke sekolah, naik turun
tangga
 Intervensi sejak dini
 Keluarga harus siap untuk berubah
 Dokter harus menjelaskan komplikasi kegemukan
 Dokter harus melibatkan keluarga dalam program terapi
 Program terapi harus menghasilkan perubahan permanen
 Keluarga harus belajar memonitor pola makan dan
aktivitas
 Program terapi harus membantu membuat perubahan
kecil secara bertahap
 Dokter harus mendorong dan berempati tidak mengkritik
 Beberapa ahli dapat menyempurnakan program
pengendalian BB
1. Asupan makan dan perilaku makan
2. Aktivitas fisik
 Konsumsi susu
 Susu fullmilk / fullcream
 Tuntunlah anak untuk memilih makanan
 Menjaga pertumbuhan anak sesuai jalurnya
 Kurangi konsumsi lemak untuk seluruh keluarga
 Ingatlah bahwa kalori tetaplah kalori dari mana
saja sumbernya
 Menyiapkan sendiri makanan di rumah untuk
mengontrol kandungan lemak dan jumlah makanan
 Membatasi jumlah makanan berkalori tinggi di
rumah
 Menganjurkan minum air putih, bukan soft drink
/ jus buah
 Menghindari minum air dingin karena akan
merangsang makan lebih banyak
 Jangan menyajikan makanan sebagai hadiah
 Jangan mengiming-imingi permen sebagai hadiah
 Latihlah anak makan secara perlahan, kunyah
makanan minimal 20 kali sebelum menelan
 Mengambil makanan secukupnya
 Makanlah di ruang makan
 Libatkan anak dalam berbelanja dan
mempersiapkan makan
 Bila sudah menetapkan anak untuk diet, tetaplah
konsisten, jika ada pesta katakan itu
perkecualian
 Ubahlah diet dan aktivitas secara perlahan,
jangan terlalu drastis
 Hitunglah kalori makanan bila makan di luar
rumah
 Batasi waktu nonton TV dan bermain video game
 Dorong anak untuk aktif bermain
 Dorong anak untuk berjalan kaki
 Libatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga
 Olah raga bersama keluarga pada saat libur
 Pilihlah untuk selalu berjalan, hindari keinginan untuk
jajan
 Pilihlah untuk menggunakan tangga, hindari eskalator
atau lift
 Imbangi kegiatan les dengan kegiatan olah raga

Anda mungkin juga menyukai