Psikologi Kelompok 8
Psikologi Kelompok 8
FRUSTASI
Kelompok 8
Mirawati 20152200xx
Farhan Wasila 2015310008
Sifa Meina Nuralia 2015310037
Azka Salsabila 2016220006
Wulan Sari 2016220001
Dewi Yulianti 2016225002
Yulia Damayanti 2017220035
Dias Pertiwi 2017310005
Apa itu konflik dan frustasi?
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Sedangkan frustasi merupakan suatu keadaan ketegangan yang tak
menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktivitas simpatetis yang semakin
meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan hambatan.
konflik menurut para ahli :
Politik
• konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat
maupun di antara negara-negara yang berdaulat.
Antar
kelas
• pertentangan antara dua kelas sosial umumnya dipicu oleh
Sosial perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut.
1. Agresi,
2. Regresi
3. Fixatie
4. Pendesakan
5. Rasionalisme
6. Proyeksi
7. Narsisme
8. Autisme
9. Fustasi timbul dikarenakan merasa gagal tidak dapat
mencapai suatu yang diinginkan.
Teknik/cara penanggulangan untuk
mengurangi frustasi sebagai berikut :
1. Teknik Intervensi
Konsentrasi (Pemusatan perhatian), pertama-tama menyingkirkan
aneka ragam pikiran yang mengganggu dan hanya memusatkan
seluruh perhatian dan pikiran pada tugas yang sedang dihadapi.
Memang ada yang mampu dengan cepat menghalau berbagai
pikiran yang mengganggu perhatian dan konsentrasinya pada
pertandingan yang sedang dihadapinya, namun tidak sedikit yang
begitu lama termakan oleh gangguan pikirannya
Pengaturan pernapasan, Pada orang yang mengalami ketegangan
atau kecemasan serta respirasi akan meninggi. Keadaan seperti ini
dapat diatasi dengan pernapasan yang dalam dan pelan, sehingga
irama pernapasan yang semula cepat atau meninggi secara
berangsur-angsur melambat atau menurun.
Relaksasi otot secara progresif, Caranya adalah melakukan kontraksi
otot secara penuh kemudian dikendurkan. Bila otot-otot telah
mencapai keadaan rileks yang sungguh-sungguh, maka keadaan ini
akan mengurangi ketegangan emosional juga menurunkan tekanan
darah serta denyut nadi.
2. Mencari sumber stress, kecemasan dan prustasi itu sendiri. Disini peran
pelatih besar sekali. Hubungan hati-kehati antara atlet dan pelatih akan
memungkinkan pelatih mengorek apa yang sebenarnya sedang dialami
oleh atlet. Demikian atlet juga akan dengan terbuka menceritakan apa
yang sedang dialami.
Kesimpulan :
bahwa konflik sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana
salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan membuatnya tidak
berdaya melibatkan orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang
dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan
tidak hanya sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga
bertujuan sampai tahap pembinasaan eksistensi kepada pihak lain yang
dipandang sebagai lawan atau saingannya.
Dan frustrasi adalah suatu keadaan ketegangan yang tak menyenangkan, yang
dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang
mengalaminya. Termasuk konflik menjadi sumber internal dari frustrasi saat
seseorang mempunyai beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama
lain. Sedangkan penyebab eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di
luar diri seperti jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung
mendapatkan jodoh, dan lain sebagainya.
STUDI KASUS
Analisis Kasus
Dalam kasus ini. si remaja yang melakukan bunuh diri karena frustasi. Dia merasa tidak kuat
menhadapi permasalahannya. Ada kalimat “untuk apa aku hidup?”. Dia merasa bahwa dia
dijauhi temannya, padahal itu adalah akibat dari perbuatannya sendiri yang tidak
menghiraukan temannya saat main, malah memainkan handphone nya. Lalu dia juga
diputuskan oleh kekasihnya. Sehingga timbul adanya perbedaan antara keinginanya
dengan kenyataan yang dia hadapi. Sehingga dia merasa putus asa dan frustasi. Lalu
menyebabkan fungsi kognitifnya terganggu dan timbulah reaksi tindakan negative dalam
bentuk agresi dan dia sudah tidak memikirkan harga dirinya. Bentuk tindakan agresinya
adalah dengan tindakan sadistik terhadap dirinya sendiri dengan cara menyiletkan cutter
ke nadi ditangannya.