Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 11

ANNISA NUGRAHANI
ANISAH VALESKA STANY
NAZWA FEBRIYANTI
OKTAVEA BUNNURMARTHA
HIDRONEFROSIS
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan kalises,
sedangkan hidroureter dianalogikan sebagai pelebaran ureter. Adanya hidronefrosis atau
hidroureter harus dianggap sebagai respon fisiologis terhadap gangguan aliran urine. Meskipun
hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi dalam beberapa kasus seperti
megaureter sekunder untuk refluks pralahir, sistem pengumpulan mungkin membesar karena
tidak adanya obstruksi (Muttaqin & Sari, 2012).
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik
(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):

• Kelainan structural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi

• Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah

• Batu di dalam pelvic renalis

• Penekanan pada ureter oleh Jaringan fibrosa, Arteri atau vena yang letaknya
abnormal, Tumor
MANIFESTASI KLINIS
1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).
2. Gagal jantung kongestif.
3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi
4. Pruritis (gatal kulit).
5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
8. Amenore, atrofi testikuler.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pasien dengan hidronefrosis berat, palpasi ginjal dapat teraba. Dengan
hidronefrosis bilateral, edema ekstremitas bawah dapat terjadi. Sudut
kostovertebral pada satu sisi yang terekena sering lembut. Adanya kembung
pada kandung kemih yang teraba jelas menambah bukti bahwa adanya
obstruksi saluran kemih.
Diagnostik
• Laboratorium
Urinalisis. Pyura menunjukkan adanya infeksi. Hematuria mikroskopik dapat menunjukkan adanya batu atau tumor.
• Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi adalah metode yang cepat, murah, dan cukup akurat untuk mendeteksi hidronefrosis dan hidroureter,
namun, akurasi dapat bergantung pada pengguna. Ultrasonografi umumnya berfungsi sebagai tes skrining pilihan
untuk menetapkan diagnosis dan hidronefrosis.
• Pyelography Intravena (IVP)
Pyelography intravena berguna untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab hidronefrosis dan hidroureter.
Intraluminal merupakan penyebab paling mudah yang dapat diidentifikasi berdasarkan temuan IVP.
• CT Scan
CT Scan memiliki peran penting dalam evaluasi hidronefrosis dan hidroureter. Proses retroperitoneal menyebabkan
obstruksi ekstrinsik dari ureter dan kandung kemih dapat dievaluasi dengan sangat baik pada CT Scan.
Penatalaksanaan Medis
A.Hidronefrosis akut
1. Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka
air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya
melalui sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit)

2. Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka
bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu
A.Hidronefrosis kronik
1.Diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air kemih

2.Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan ujung-ujungnya
disambungkan kembali

3.Dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa.


Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk melepaskan
ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda

4.Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi:

 Terapi hormonal untuk kanker prostat

 Pembedahan

 Pelebaran uretra dengan dilator


Komplikasi
• Penyakit Infeksi Saluran Kemih
• Infeksi Ginjal
• Penyakit Uremia
• Gagal ginjal
Pengkajian
1. Anamnesa klien dengan fokuskan pada tanda maupun gejala yang berkepanjangan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi fisik, psikologis, sosial, maupun aktivitas sehari-hari yang
mempengaruhi aktivitas perawatan diri berhubungan dengan Hidronefrosis.

2. Kaji riwayat kesahatan sekarang dan masa lalu klien dan keluarga yang berhubungan dengan
Hidronefrosis.

3. Kaji kondisi fisik klien yang berhubungan dengan tanda dan gejala Hidronefrosis.

4. Pantau pemeriksaan laboratorium kliean mengenai kadar urine,mamupun pemeriksaan USG


abdomen untuk mengetahui tes skrining untuk menetapkan diagnosis dan Hidronefrosis.
• Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan jumlah volume urine pada


ginjal.

2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan perubahan jumlah urine.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, mual dan muntah.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan depresi pertahanan imunologi sekunder


terhadap uremia.
KESIMPULAN
Hidronefrosis merupakan obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat mengakibatkan
penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat
pada parenkim ginjal. Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan
mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau
kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak. Oleh karena itu untuk mengatasi berbagai masalah yang
ditumbulkan oleh hidronefrosis perlu adanya problem solving melalui proses keperawatan. Tujuannya dari
penatalaksanaan hidronefrosis adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis
(obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai