Anda di halaman 1dari 14

Pengantar Makro Ekonomi

Kebijakan Makroekonomi dalam


Perekonomian Terbuka
Presented by :
 Dhimas Yogga P
 Bernadeta Astri P
 Theodora Dyah L
Kebijakan makroekonomi
terbuka dipilah menjadi dua jenis
• expenditure-changing policies : kebijakan
yang mencakup kebijakan fiskal dan moneter
, yang ditujukan mempengaruhi tingkat
permintaan agregat (aggregate demand atau
AD) atau absorpsi dalam negeri (domestic
absorption atau DA)
• expenditures-switching policies : adalah
kebijakan yang mencakup devaluasi dan
revaluasi , yang ditujukan untuk ke barang
dalam negeri dan sebaliknya.
Sistem atau Regim Nilai Tukar
Dapat dibedakan ke dalam dua ekstrim sistem , yaitu
• Sistem nilai tukar fleksibel atau mengambang
Suatu sistem dimana penentuan nilai tukar atau kurs
diserahkan pada mekanisme pasar yaitu oleh kekuatan
penawaran (supply) dan permintaan (demand) di dalam pasar
valuta asing.
• Sistem nilai tukar tetap
Sistem dimana kurs ditetapkan oleh pemerintah / bank
sentral sebagai otoritas moneter dalam suatu negara ( sering
disebut dengan pegged-exchange rate system).
Penurunan Kurva IS

• Kurva IS menggambarkan berbagai kombinasi


dari tingkat output Y dan tingkat bunga I, yang
membuat kebocoran (S+T+M) = injeksi (I+G+X).
dimana Y = pendapatan nasional
C = pengeluaran konsumsi
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = pengeluaran ekspor
M = pengeluaran impor
• Berikut gambar penurunan kurva IS
Kebocoran = (S+T+M) Kebocoran = (S+T+M)

(S+T+M) = I+G+X
(S+T+M)0 (S+T+M)o
(S+T)o (S+T)o
(S+T+M)1
(S+T+M)1
(S+T)1 (II)
(S+T)1
(III)
o Y1 Y1 Yo Output (Y) o
(I+G)1 (I+X)o (I+G+X)o
Tingkat Tingkat bunga (i)
bunga

i1 i1
B
( IV)
io (I)
A i0

IS IS
o Y1 Y1 Yo Output Y o (I+G)1 (I+X)o (I+G+X)o
Penurunan Kurva BOP
• Kurva neraca pembayaran menunjukkan
berbagai kombinasi antara tingkat bunga dan
pendapatan, sehingga tercipta keseimbangan di
dalam neraca pembayaran (BOP).
• Dalam hal ini , diasumsikan neraca pembayaran
terdiri dari 2 komponen utama, yaitu neraca
traksaksi berjalan (current account / CA) dan
neraca modal (capital account / KA).
• Ekspor diasumsikansebagai fungsi dari tingkat
pendapatan
(M = Mo + mY)
• Berikut gambar penurunan kurva BOP
Current account (CA) Current account (CA)
Surplus Surplus
(+) (+) CA1
CA1 (III)
o o

CAo
CAo (II)
Defisit
CA Defisit
(-) (-)
KA2 o KA1
Y1 Y2pendapatan
Inflow (+) Outflow (-)
Tingkat bunga (i)
Tingkat bunga
BOP
i2
B i2
(I)
i1 A (IV) i1
KA = f(i)

Y1 Y2 pendapatan Inflow (+) o Outflow (-)


Keseimbangan Internal dan
Eksternal
• Keseimbangan internal adalah suatu
keadaan dimana perekonomian berada
dalam tingkat kesempatan kerja penuh
tanpa inflasi.
• Sedangkan , keseimbangan eksternal
adalah suatu keadaan dimana terdapat
kesamaan antara transaksi debit dan
transaksi kredit , baik pada neraca
transaksi berjalan maupun neraca modal.
Dampak Kebijakan Moneter dibawah Regim
Nilai Tukar Tetap
• Kasus Imperfect Capital Mobility
Akibat dari kenaikan jumlah uang beredar telah
menyebabkan perekonomian berada dalam situasi
defisit.
• Kasus Perfect Capital Mobility
Kebijakan moneter dibawah sistem nilai tukar tetap
dengan mobilitas capital yang sempurna tidak
efektif.
• Kasus No Capital Mobility
Dengan pendapatan yang lebih tinggi , berarti impor
juga akan semakin besar , dan trade deficit akhirnya
juga akan menjadi semakin besar.
Dampak Kebijakan Moneter dibawah Regim Nilai
Tukar Fleksibel

• Kasus Imperfect Capital Mobility


Mengenai dampak kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
di bawah regim nilai tukar fleksibel dalam berbagai
keadaan atau derajat mobilitas capital (imperfect capital
mobility, perfect capital mobility, ataupun no capital
mobility).
• Kasus Perfect Capital Mobility
Apabila pemerintah atau otoritas moneter menetapkan
suatu kebijkan moneter ekspansif ,Akibatnya, tingkat bunga
lauar negeri, dan pendapatan akan naik
• Kasus No Capital Mobility
Dalam regim nilai tukar fleksibel otoritas moneter
melakukan suatu ekspansi moneter akan menyebabkan
kurva naik Turunnya tingkat bunga di dalam negeri, akan
menyebabkan defisit neraca perdagangan di dalam
perekonomian
Dampak Kebijakan Fiskal dibawah Regim Nilai
Tukar Tetap
• Kasus Perfect Capital Mobility
Andaikan pemerintah melakukan kebijakan fiskal
ekspansif di bawah sistem nilai tukar tetap dengan
mobilitas kapital yang sempurna,Akibatnya, tingkat
bunga dalam negeri akan naik di atas tingkat bunga luar
negeri, dan pendapatan juga naik
• Kasus Imperfect Capital Mobility
Dampak kebijakan fiskal yang ekspansif terhadap BOP
apakah akan surplus atau defisit, sangat tergantung
pada posisi relatuf dari kedua kurva tersebut yang telah
ditentukan oleh elastisitas terhadap tingkat bunga.
• Kasus No Capital Mobility
Regim nilai tetap dimana tidak terdapat mobilitas kapital
(no capital mobility), kebijakan fiskal yang ekspansif
akan menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan.
Akibatnya, baik tingkat bunga maupun pendapatan akan
naik.
Dampak Kebijakan Fiskal dibawah Regim
Nilai Tukar Fleksibel
• kasus perfect capital mobility.
Secara singkat, kaitan antar sistem nilai
tukar (exchange rates sistem / regime),
mobilitas kapital (capital mobility) dan
kefektifan kebijakan fiskal dan moneter
(efektifenes of fiscal and monetering
policy) dapat di sajikan sebagaimana
tertera dalam tabel berikut.
Kaitan antar sistem nilai tukar, mobilitas kapital
dengan kebijakan fiskal dan moneter

Instrumen Mobilitas kapital sempurna Mobilitas kapital tak sempurna


kebijakan

Nilai tukar Nilai tukar Nilai tukar tetap Nilai tukar


tetap fleksibel fleksibel

Kebijakn moneter Tidak efektif Efektif Efektif Semakin efktif

Kebijakan fiskal Efektif Tidak efektif Efektif Semakin efktif


Terimakasih kepada

Bapak I Wayan Jaman Adi Putra


selaku dosen pembimbing mata kuliah
pengantar makro ekonomi

Teman – teman OFF CC


Atas perhatian dan partisipasinya

Anda mungkin juga menyukai