Fix Banget
Fix Banget
PENYIMPANAN PANGAN
HASIL TERNAK
Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal
tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani). Bahan pangan nabati adalah bahan-
bahan makanan yang berasal dari tanaman (bisa berupa akar, batang, dahan, daun, bunga, buah
atau beberapa bagian dari tanaman bahkan keseluruhannya) atau bahan makanan yang diolah
dari bahan dasar dari tanaman. Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang
berasal dari hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan. Kedua bahan pangan ini
memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang
berbeda pula. Selanjutnya dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani. Bahan
pangan hewani meliputi susu, telur, daging dan ikan serta produkproduk olahannya yang bahan
dasarnya berasal dari hasil hewani. Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang
membedakan dengan bahan pangan nabati.
PENGOLAHAN HASIL TERNAK
TUJUAN Pengolahan
-dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan daya tahan, meningkatkan kualitas, nilai tambah dan sebagai sarana diversifikasi
produk. Dengan demikian maka suatu produk menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapat sentuhan teknologi
pengolahan.
• Teknologi hasil ternak lebih menekankan pada aspek kesegaran, penampakan, stabilitas, penghindaran dari kontaminasi, pencegahan
kebusukan, dan pengembangan produk baru dari komponen-komponen hasil ternak. Berkaitan dengan hal tersebut yang juga penting
adalah bagaimana cara mempertahankan serta meningkatkan cita rasa dan mutu gizi melalui berbagai proses pengolahan.
• Pengolahan hasil ternak bertujuan untuk menambah keragaman pangan, sedangkan pengawetan bertujuan untuk memperpanjang
masa simpan bahan pangan tersebut. Pengolahan hasil ternak merupakan hal yang penting dalam distribusi dan penyimpanan bahan
pangan tersebut.
• Pengolahan merupakan penerapan suatu cara guna menghambat perubahan-perubahan yang menyebabkan hasil ternak tidak dapat
dimanfaatkan lagi sebagai bahan pangan atau menurunkan beberapa aspek mutunya. Perubahan-perubahan tersebut diakibatkan oleh
kerja mikroorganisme, proses fisik dan kimiawi.
Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Pangan meliputi penggunaan
metode:
d. Irradiasi (, , Δ)
e. Fermentasi
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU
SIFAT-SIFAT SUSU
Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap antara
lain lemak, protein, laktosa, vitamin, mineral, dan enzim. Sebagai produk pangan yang kaya nutrisi, pH mendekati netral dan
kandungan airnya tinggi. Oleh karena itu susu sangat mudah mengalami kerusakan akibat pencemaran mikroba susu segar
adalah susu murni, tidak mengalami pemanasan, dan tidak ada penambahan bahan pengawet. Selain itu perlu kita tahu bahwa
susu juga mengandung vitamin, sitrat, dan enzim.Susu sapi yang baik memiliki warna putih kekuningan dan tidak tembus
cahaya. Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang hampir
sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air (87,3%), susu juga mengandung protein (3,2%), laktosa /
gula susu (4,8%), lemak (3,7%), mineral (0,7%), enzim-enzim, gas serta vitamin. Kandungan gizi dalam susu jumlahnya
beragam tergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak, waktu pemerahan, umur ternak, pakan, penyakit, kondisi
fisiologis ternak dll.
TEKNOLOGI PENGAWETAN SUSU
Disamping upaya yang diutarakan diatas dapat pula dilakukan upaya yang lebih lanjut berupa pengawetan, yakni memproses susu agar tahan lebih
lama dari kerusakan. Proses pengawetan dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut:
Pendinginan susu bertujuan untuk menahan mikroba perusak susu agar jangan berkembang, sehingga susu tidak mengalami kerusakan dalam
waktu yang relatif singkat. Pendinginan susu dapat dilakukan dengan memasukkan susu ke dalam cooling unit, lemari es ataupun freezer. Cara
pendinginan susu dapat pula dilakukan secara sederhana, yakni meletakkan milk can ataupun wadah susu lainnya dalam air yang dingin dan
mengalir terus. Cara sederhana ini biasanya dilakukan di daerah-daerah pegunungan yang berhawa sejuk.
Pasteurisasi susu adalah pemanasan susu dibawah temperatur didih dengan maksud hanya membunuh kuman ataupun bakteri
patogen, sedangkan sporanya masih dapat hidup. Sebagaimana disebutkan diatas, pasteurisasi merupakan salah satu
penanganan awal untuk memperpanjang masa simpan sebelum susu dijual. Selain itu, pasteurisasi adalah bertujuan:
b.Membunuh bakteri tertentu, yaitu dengan mengatur suhu dan lamanya pasteurisasi.
f.Menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yang menyebabkan susu mudah rusak.
Ada 3 cara pasteurisasi yaitu:
a. Pasteurisasi lama (law temperature, long time). Pemanasan susu dilakukan pada temperatur yang tidak begitu tinggi
dengan waktu yang relatif lama (pada temperatur 62-65 °C selama 1/2 -1 jam).
b. Pasteurisasi singkat (High temperature, Short time). Pemanasan susu dilakukan pada temperatur tinggi dengan waktu
c. Pasteurisasi dengan Ultra High Temperature (UHT). Pemasakan susu dilakukan pada temperatur tinggi yang segera
didinginkan pada temperatur 10 °C (temperatur minimal untuk pertumbuhan bakteri susu). Pasteurisasi dengan UHT
dapat pula dilakukan dengan memanaskan susu sambil diaduk dalam suatu panci pada suhu 81 °C selama± 1/2 jam dan
dengan cepat didinginkan. Pendinginan dapat dilakukan dengan mencelupkan panci yang berisi susu tadi ke dalam bak air
SIFAT-SIFAT DAGING
Sampai saat ini daging masih merupakan sumber protein hewani mahal di Indonesia. Permintaan daging terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya, tetapi selalu tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan yang cukup. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan dampak buruk bagi
perekonomian masyarakat. Harga daging yang melonjak tinggi secara langsung akan menurunkan daya beli. Daging termasuk ke dalam salah satu
sumber pangan penting untuk kebutuhan gizi seimbang. Disamping karena kandungan proteinnya yang tinggi, daging juga mengandung komposisi
nutrisi lainnya. Komposisi kimia daging terdiri dari 66% air, 18,8% protein, 14% lemak, dan 3,5% substansi bukan protein terlarut (karbohidrat,
Daging sebagai salah satu bahan pangan asal hewan, kualitasnya tidak hanya ditentukan oleh penanganan ternak semasa hidupnya (sebelum
panen) tetapi juga tak kalah pentingnya adalah penanganannya setelah panen (pascapanen). Pemberian pakan berkualitas tinggi pada fase
pertumbuhan dan pada saat fase penggemukan semasa hidupnya, tidak akan memberikan kualitas daging yang optimal setelah ternak disembelih
Urat daging (otot) yang telah dikuliti dengan baik, berasal dari sapi, babi, domba atau kambing yang telah cukupdewasa dan sehat pada saat
penyembelihan, terdiri dari otot-otot pada rangka, lidah, diafragma, jantung, dan esofagus, tetapi tidak termasuk otot-otot pada bibir,
Pengawetan Daging
Daging sebagai hasil proses biokimia dan biofisika daripada otot setelah ternak dipotong, merupakan media tumbuh yang baik bagi mikro
organisme. Dengan demikian diperlukan penanganan yang serius untuk mencegah perbanyakan mikro organisme khususnya bakteri yang dapat
Beberapa teknik pengawetan yang sering digunakan dan diharapkan akan meningkatkan mutu dalam keempukan dan citarasa :
Aplikasi suhu
Telur direndam dalam air mendidih selama 30 detik sampai terbentuk lapisan albumen yang terkoagulasi