Anda di halaman 1dari 32

Jurusan Teknik Lingkungan

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

PENGENDALIAN GAS
BUANG INDUSTRI

Rachmanu Eko Handriyono

1
Strategi pengendalian pencemar udara

Ada 2 strategi yaitu pencegahan dan pengendalian :


 Pencegahan merupakan upaya agar tidak
terjadi/terbentuk zat pencemar yang menyebabkan
terjadinya pencemaran udara
 Pengendalian merupakan upaya agar zat yang
terbentuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran
udara, yang pada prinsipnya adalah pemanfaatan
peralatan pengendali pencemar udara

2
Beberapa jenis industri dengan sumber
pencemar
JENIS INDUSTRI PROSES JENIS PENCEMAR
Pabrik logam pengecoran, pembuatan baja, CO, uap logam, debu, SO2,
pembubutan dan pengecatan ke-bisingan
Kilang minyak distribusi, cracking, pemba- CO, SO2, uap hidrokarbon,
karan gas ikutan asap, bau aldehid
Pabrik kimia pembuatan asam, soda, tergantung produk yang
pesti-sida, bahan struktur, diha-silkan
semen
Pabrik tekstil pemintalan, pewarnaan, uap organik, debu, bau,
pencu-cian kapas, kebisingan
Pabrik kertas pulping, pemotongan, SO2, H2S, Cl2, debu,
penge-lantangan kebisingan
Pabrik bahan-bahan sterilisasi, pemasakan, bau, asap, uap, kebisingan
maka-nan penga-lengan, peragian
Pabrik gula penimbangan sulfatasi, kebisingan, debu, bau, SO2,
karbo-nisasi H2S

3
Teknologi pengendali gas buang
 Kondensasi
 Adsorpsi
 Absorpsi
 Flaring / Combustion / Insenerasi

4
KONDENSASI
 Kondensasi adalah suatu proses merubah gas
menjadi cairan
 Pengendalian gas dengan metode kondensasi lebih
sederhana dan murah peralatannya, umumnya
digunakan air sebagai media pendingin
 Kondensasi secara tipikal digunakan sebagai
pretreatment sebelum digunakan alat pengendali
yang mempunyai efisiensi lebih tinggi seperti
adsorpsi, absorpsi, atau combustion
 Dengan menggunakan pretreatment, maka beban alat
pengendali berikutnya menjadi lebih ringan

5
JENIS-JENIS KONDENSASI

 Kondensasi kontak langsung


 Kondensasi dan tidak langsung (surface)

6
Kondensasi kontak langsung

 Media pendingin melalui spray (nozzle) dikontakkan langsung


dengan gas polutan di dalam kondensor
 Beberapa jenis peralatan kondensasi kontak langsung:
 Spray condensor, aliran zat polutan masuk dari bagian
bawah, dan aliran air di buat spray dari bagian atas
 Ejector dan barometric condensor, dioperasikan dengan
arah laju aliran air dan udara yang sama, perbedaanya
terletak pada jenis spray

7
Kondensasi kontak langsung

8
Kondensasi tidak langsung (surface)

 Kondensasi tidak langsung (surface) menggunakan tabung


silinder berisi air sebagai media pendingin
 Gas polutan berkontak dengan media pendingin dan
terkondensasi
 Kondensat ditampung, sedangkan gas yang tidak
terkondensasi akan keluar
 Kondensasi tidak langsung biasa disebut dengan heat
exchanger

9
Kondensasi tidak langsung (surface)

10
Kondensasi tidak langsung (surface)

11
ADSORPSI
 Menurut Reynold (1982), adsorpsi adalah suatu proses
dimana suatu partikel menempel pada suatu
permukaan akibat adanya perbedaan muatan diantara
kedua benda, sehingga akhirnya akan membentuk
suatu lapisan tipis pada permukaan tersebut
 Secara umum adsorpsi dapat diartikan sebagai
peristiwa fisika dan kimia pada permukaan suatu bahan,
yang tergantung dari spesifikasi antara adsorben
dengan zat yang diserap (adsorbat)

12
Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi

 Luas permukaan adsorben, ukuran dan bentuk pori


 Temperatur dan tekanan
 Waktu kontak antara adsorben dengan adsorbat
 Karakteristik adsorbat, meliputi :
 Densitas
 Berat molekul
 konsentrasi

13
Macam-macam adsorben

 Karbon aktif, memiliki luas permukaan 200 – 1200 m2/gram,


diameter pori 1 – 4 nm, dan temperatur regenerasi 100 – 140 ⁰C
 Silika gel, memiliki luas permukaan 300 – 850 m2/gram, diameter
pori 2 – 5 nm, dan temperatur regenerasi 120 – 250 ⁰C
 Molecular sieve, memiliki luas permukaan 400 – 700 m2/gram,
diameter pori 0,3 – 0,6 nm, dan temperatur regenerasi 200 – 250
⁰C
 Alumina aktif, memiliki luas permukaan 320 – 750 m2/gram,
diameter pori 4 – 14 nm, dan temperatur regenerasi 100 – 300 ⁰C

14
Mekanisme Adsorpsi

 Molekul adsorbat berpindah menuju lapisan terluar dari


adsorben
 Sebagian adsorbat ada yang teradsorpsi di permukaan
luar adsorben, sebagian lagi teradsorpsi di dalam pori-
pori adsorben
 Bila kapasitas adsorpsi masih besar, maka sebagian
besar molekul adsorbat akan membentuk lapisan film
kedua, ketiga, dan seterusnya (multilayer), hal ini
berlangsung sampai permukaan pori dari adsorben
mulai jenuh
15
Tahapan proses adsorpsi

 Tahap adsorpsi, tahap terjadinya proses adsorpsi


dimana adsorbat tertahan pada permukaan adsorben
 Tahap desorpsi, kebalikan pada tahap adsorpsi, dimana
adsorbat dilepaskan dari adsorben. Mekanismenya
adalah menaikkan temperatur dengan cara mengalirkan
uap panas atau dengan pemanasan
 Tahap recovery, tahap pengolahan dari gas yang telah
di desorpsi, dengan cara dibakar (combustion) atau
solidifikasi
16
Contoh
reaktor
adsorpsi

17
Contoh diagram alir proses adsorpsi

18
ABSORPSI
 Absorpsi merupakan salah satu proses pemisahan
dengan mengontakkan gas dengan cairan sebagai
penyerapnya
 Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu
campuran gas dengan cara mengikat bahan tersebut
pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan
 Absorben yang biasa digunakan adalah H2SO4 atau
CaSO4

19
Prinsip absorpsi

 Udara dialirkan ke dalam kolom bagian bawah


 Kolom absorpsi adalah suatu kolom atau tabung tempat
terjadinya absorpsi
 Dari bagian atas dialirkan pelarut cair (absorben)
 Pada saat udara dan pelarut cair bertemu, maka akan terjadi
perpindahan massa, dari fase gas ke cair
 Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya akan gas
pencemar
 Semakin ke atas aliran udara semakin miskin gas pencemar

20
Struktur kolom
absorpsi

 Bagian atas: ouput dari gas


yang telah diolah dan spray
sebagai tempat
mengeluarkan pelarut
(absorben)
 Bagian tengah: tempat
terjadinya proses absorpsi
 Bagian bawah: input dari gas
pencemar dan output dari
cairan hasil proses absorpsi
21
Proses pengolahan kembali pelarut hasil
absorpsi

 Cairan absorber yang akan


didaur ulang masuk
kedalam reaktor air stripper
/ destilator
 Reaktor ini bisa berisi uap
atau gas mulia dengan
kondisi termodinamika yang
telah disesuaikan dengan
pelarut yang terpolusi
 Absorber yang bersih lalu
digunakan kembali ke kolom
absorpsi
22
Contoh peralatan metode absorpsi

 Spray tower, reaktor paling sederhana dimana udara


kotor dikontakkan langsung dengan pelarut cair pada
kolom absorpsi
 Packed tower, menggunakan packed bed dari bahan
plastik atau karbon yang berfungsi untuk memberikan
luas permukaan yang besar dan waktu kontak yang
lebih lama sehingga proses absorpsi lebih optimal
 Tray tower, menggunakan lapisan tipis (tray) untuk
proses aliran gas dan pelarut
23
Spray tower

24
Packed tower

25
Tray tower

26
COMBUSTION / FLARING (Pembakaran)

 Flaring merupakan salah satu upaya pengolahan gas


dengan cara pembakaran (combustion) langsung dari
gas yang akan diolah
 Metode combustion / flaring biasanya digunakan pada
kegiatan usaha minyak dan gas bumi

27
Regulasi terkait pelaksanaan flaring

 Pelaksanaan pembakaran gas (flaring) telah diatur pada


Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Pembakaran Gas Suar Bakar (Flaring)
Pada Kegiatan Usaha Minyak Dan Gas Bumi

28
Faktor yang mempengaruhi proses
pembakaran

 Temperatur
 Ketersediaan oksigen
 Turbulensi dari pencampuran fuel dan oksigen/udara
 Waktu kontak pada daerah pembakaran

29
Proses pembakaran

 Minyak, air, dan gas dipisahkan pada tangki knockout


drum
 Gas dimasukkan ke dalam flare stack, kemudian
dilakukan proses pembakaran dengan mencampurkan
fuel dan udara bebas
 Untuk mengurangi asap hitam yang dihasilkan dari
proses pembakaran perlu ditambahkan uap bertekanan
(steam injection)
 Untuk mencegah terjadinya flame flashback harus
disiapkan tangki water seal drum
30
Skema
Proses
Pembakaran
(Flaring)

31
TERIMA KASIH

32

Anda mungkin juga menyukai