Anda di halaman 1dari 31

Alvi Kusuma Wardani, M.Farm.

, Apt
 …..what the body does to the drugs….
 Consist of :
ABSORBTION
DISTRIBUTION
METABOLISM disposition
EXCRETION elimination
“Pharmacokinetics is the study of the time course
of drug and metabolite levels in different
fluids, tissues, and etc of the body, and
of the mathematical relationships required to
develop models to interpret such data."
 Model farmakokinetika dirancang untuk meniru proses laju
absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat.
 Mrp penyerdehanaan tentang pergerakan suatu obat.
 Hipotesis atau model disusun menggunakan istilah matematika,
menyatakan hubungan kuantitatif.
 Model matematika memungkinkan pengembangan persamaan
untuk menggambarkan konsentrasi obat dalam tubuh sebagai
fungsi waktu.
Cp max

80 MTC

60
Cp (mg/L)

Inten
sitas
40
MEC
20

0
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
T maks
t (jam )
Mula kerja Lama kerja
 Onset: Waktu dari saat obat diberikan hingga timbul efek.
 Puncak: Setelah tubuh menyerap semakin banyak obat maka
konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat hingga mencapai
konsentrasi puncak  konsentrasi puncak ≠ puncak respon
 Waktu paruh: waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat
dibuang dari tubuh  digunakan untuk menentukan frekuensi
pemberian obat
 Durasi: waktu obat memberikan efek sampai hilang efeknya.
Memperkirakan kadar obat dalam plasma,
jaringan, urin pada pengaturan dosis.
very important to: Menghitung pengaturan dosis optimum
untuk tiap penderita secara individual.
Memperkirakan kemungkinan akumulasi
obat atau metabolitnya.
Menghubungkan konsentrasi obat dengan
aktivitas farmakologi atau toksikologi.
Menilai perubahan laju atau tingkat
availabilitas antar formulasi (bioekivalensi).
Menggambarkan perubahan faal atau
penyakit yang mempengaruhi absorpsi,
distribusi, eliminasi obat.
Menjelaskan interaksi obat.
Plasma Site
Dose Concen- of Effects
tration Action

PK PD
Administration
& disposition
IV Oral Pulmonary Other

GI
Stored bound to
plasma Absorption
components
Systemic
Distribution

circulation
Stored bound to
tissue Pharmacokinetic factors
affecting the amount of
drug at its receptor site
Site of action

Metabolism

Disposition Metabolites
Eliminate Urine
unchanged
Reabsorption
 Adalah perpindahan obat dari tempat pemberian menuju ke
sirkulasi darah dan target aksinya
 Untuk memasuki aliran sistemik/pembuluh darah  obat harus
dapat melintasi membrane/barrier
 Merupakan faktor terpenting bagi obat untuk mencapai tempat
aksinya (misal: otak, jantung, anggota badan yang lain)
 Obat harus dapat melewati berbagai membran sel (misalnya sel
usus halus, pembuluh darah, sel glia di otak, sel saraf)
 Bagaimana dan dimana obat memasuki tubuh akan menentukan seberapa banyak
obat mencapai tempat aksinya dan menentukan besarnya efek
 Jalur pemberian dapat mempengaruhi absorbsi obat
 Yang menentukan adalah:
- Luas permukaan absorbsi
- Banyaknya membran/barrier yang harus dilewati
- Banyaknya obat yang terdegradasi
- Jumlah ikatan dengan depot
 Difusi Pasif:
Perpindahan obat/senyawa dari
kompartemen yang berkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah  merupakan
mekanisme transport sebagian besar obat.
Kebanyakan untuk obat-obat bersifat
lipofilik.
 Transport aktif
Perpindahan obat/senyawa dari
kompartemen yang berkonsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi membutuhkan energi
dan protein pembawa/carrier  mekanisme
transport obat-obat tertentu (obat-obat
hidrofilik).
Tergantung pada:
 Ukuran dan bentuk molekul
 Kelarutan obat dalam lemak
 Derajat ionisasi obat
 Membran sel tersusun oleh molekul lipid (lemak)
 Akibatnya, obat larut dalam lipid (lipid soluble) akan
berdifusi melalui membrane lebih mudah dibandingkan
dengan obat yang larut dalam air (water soluble)
 Kelarutan obat dalam lipid dinyatakan sebagai koefesien
partisi (P)  angka yang menunjukkan perbandingan
kelarutan obat dalam lipid dan air
 Banyaknya obat yang terionkan (menjadi bermuatan) ketika dilarutkan dalam air.
 Obat dikatakan aktif apabila bentuknya tidak terionkan.
 Faktor penentu utama derajat ionisasi:
- Sifat asam-basa obat: asam lemah atau basa lemah
(sebagian besar obat bersifat asam lemah atau basa lemah)
- Sifat asam-basa cairan pelarut (asam atau basa)
(obat yang bersifat asam lemah akan lebih terionisasi pada suasana basa,
sedangkan obat yang bersifat basa lemah akan terionisasi pada suasana asam)
 Contoh:
Aspirin (bersifat asam lemah) akan lebih mudah terabsorbsi di lambung atau di
usus?
Mengapa?
Agar menembus sawar darah otak, suatu obat harus:
 Tetap tidak terionkan pada pH darah
 Memiliki koefesien partisi yang tinggi (larut dalam lipid)
 Menggunakan bantuan suatu mekanisme transport (misalnya L-DOPA)
 Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sistemik hanya sedikit sel 
absorbs terjadi cepat  obat segera mencapai level pengobatan dalam tubuh
 Detik-menit: SL, IV, inhalasi
 Lebih lambat: oral , IM, topical
 Lambat sekali: Per-rektal dan sediaan-sediaan sustained release

Faktor yang mempengaruhi


 Aliran darah ke tempat absorbs
 Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorbs
 Waktu kontak permukaan absorbsi
 Merupakan fraksi obat yang diberikan yang sampai ke sirkulasi sistemik dalam
bentuk kimia aslinya.

Faktor yang mempengaruhi:


 First pass metabolism hepar (metabolisme lintas pertama hepar)
 Solubilitas obat
 Ketidakstabilan kimiawi
 Formulasi obat
 Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan
dan cairan tubuh.
 Distribusi obat yang telah diabsorbsi tergantung pada:
- Aliran darah
- Permeabilitas Kapiler
- Ikatan Protein
 Aliran darah
Setelah obat sampai ke aliran darah , segera terdistribusi ke organ berdasarkan jumlah
aliran darahnya. Organ dengan aluran darah terbesar adalah…
- Jantung
- Hepar
- Ginjal
Distribusi ke organ lain seperti kulit dan otot akan lebih lambat
 Permeabilitas kapiler
Tergantung pada:
- Struktur kapiler
- Struktur obat
 Ikatan obat dengan protein
 Obat beredar ke seluruh tubuh  dapat terikat dengan protein (ex: albumin) atau
dalam keadaan bebas
 Obat yang terikat dengan protein tidak aktif dan tidak dapat bekerja.
 Hanya obat bebas yang dapat memberikan efek.
 Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila >80% obat terikat dengan protein.
 Suatu proses kimia dimana suatu obat diubah di dalam tubuh menjadi suatu
metabolitnya
 Organ metabolisme utama: liver/hepar
 Hasil metabolisme : lebih atau kurang aktif, inaktif, atau tidak berubah, dalam
kaitannya dengan aktivitasnya  umumnya menjadi bentuk yang kurang aktif.
 Obat yang digunakan secara oral akan melalui liver/hepar sebelum masuk ke
dalam darah menuju ke daerah lain dari tubuh (misal: otak, jantung, paru-paru,
jaringan lainnya)
 Di dalam liver terdapat enzim khusus (sitokrom P450/CYP450) yang akan
mengubah obat menjadi bentuk metabolitnya
 Metabolit umumnya menjadi lebih larut dalam air (polar) dan akan dengan cepat
diekskresikan keluar tubuh (melaluui urin, feses, keringat, dll)
 Hal ini akan secara dramatic mempengaruhi kadar obat dalam plasma  obat-obat
yang mengalami first pass metabolism akan berkurang bioavailabilitasnya  efek
berkurang
Non-synthetic Reaction (Reakski Fase I)
 Oksidasi, Reduksi, Hidrolisis, alkilasi dealkilasi
 Metabolitnya bisa lebih aktif/tidak daripada senyawa asalnya
 Umumnya tidak dieliminasi dari tubuh kecuali dengan adanya metabolisme lebih
lanjut
Synthetic Reaction (Reaksi Fase II)
 Konjugasi (glukoronidasi, sulfatasi)
 Penggabungan suatu obat dengan suatu molekul lain
 Metabolitnya pada umumnya lebih larut dalam air dan mudah diekskresikan
 Induksi enzim: dapat meningkatkan kecepatan biotransformasi dirinya sendiri,
atau obat lain yang dimetabolisme oleh enzim yang sama  dapat menyebabkan
toleransi
 Inhibisi enzim: kebalikan dari induksi enzim, biotransfomasi obat diperlambat 
bioavailabilitas meningkat  efek menjadi lebih besar dan lebih lama
 Kompetisi (interaksi obat): terjadi pada obat yang dimetabolisir oleh sistem enzim
yang sama (contoh: alcohol dan babiturat)
 Perbedaan individu: karena adana genetic polymorphisms, seseorang mungkin
memiliki kecepatan metabolisme berbeda untuk obat yang sama.
 Ekskresi obat artinya pembuangan obat
dari tubuh.
 Obat akan dieliminasi dari tubuh dalam
bentuk metabolitnya atau bentuk tidak
berubah
 Organ ekskresi utama adalah ginjal 
dalam bentuk urin
 Bisa juga melalui: paru-paru, keringat,
air liur, feses, ASI.

Anda mungkin juga menyukai