Farmakokinetika
Farmakokinetika
, Apt
…..what the body does to the drugs….
Consist of :
ABSORBTION
DISTRIBUTION
METABOLISM disposition
EXCRETION elimination
“Pharmacokinetics is the study of the time course
of drug and metabolite levels in different
fluids, tissues, and etc of the body, and
of the mathematical relationships required to
develop models to interpret such data."
Model farmakokinetika dirancang untuk meniru proses laju
absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat.
Mrp penyerdehanaan tentang pergerakan suatu obat.
Hipotesis atau model disusun menggunakan istilah matematika,
menyatakan hubungan kuantitatif.
Model matematika memungkinkan pengembangan persamaan
untuk menggambarkan konsentrasi obat dalam tubuh sebagai
fungsi waktu.
Cp max
80 MTC
60
Cp (mg/L)
Inten
sitas
40
MEC
20
0
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
T maks
t (jam )
Mula kerja Lama kerja
Onset: Waktu dari saat obat diberikan hingga timbul efek.
Puncak: Setelah tubuh menyerap semakin banyak obat maka
konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat hingga mencapai
konsentrasi puncak konsentrasi puncak ≠ puncak respon
Waktu paruh: waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat
dibuang dari tubuh digunakan untuk menentukan frekuensi
pemberian obat
Durasi: waktu obat memberikan efek sampai hilang efeknya.
Memperkirakan kadar obat dalam plasma,
jaringan, urin pada pengaturan dosis.
very important to: Menghitung pengaturan dosis optimum
untuk tiap penderita secara individual.
Memperkirakan kemungkinan akumulasi
obat atau metabolitnya.
Menghubungkan konsentrasi obat dengan
aktivitas farmakologi atau toksikologi.
Menilai perubahan laju atau tingkat
availabilitas antar formulasi (bioekivalensi).
Menggambarkan perubahan faal atau
penyakit yang mempengaruhi absorpsi,
distribusi, eliminasi obat.
Menjelaskan interaksi obat.
Plasma Site
Dose Concen- of Effects
tration Action
PK PD
Administration
& disposition
IV Oral Pulmonary Other
GI
Stored bound to
plasma Absorption
components
Systemic
Distribution
circulation
Stored bound to
tissue Pharmacokinetic factors
affecting the amount of
drug at its receptor site
Site of action
Metabolism
Disposition Metabolites
Eliminate Urine
unchanged
Reabsorption
Adalah perpindahan obat dari tempat pemberian menuju ke
sirkulasi darah dan target aksinya
Untuk memasuki aliran sistemik/pembuluh darah obat harus
dapat melintasi membrane/barrier
Merupakan faktor terpenting bagi obat untuk mencapai tempat
aksinya (misal: otak, jantung, anggota badan yang lain)
Obat harus dapat melewati berbagai membran sel (misalnya sel
usus halus, pembuluh darah, sel glia di otak, sel saraf)
Bagaimana dan dimana obat memasuki tubuh akan menentukan seberapa banyak
obat mencapai tempat aksinya dan menentukan besarnya efek
Jalur pemberian dapat mempengaruhi absorbsi obat
Yang menentukan adalah:
- Luas permukaan absorbsi
- Banyaknya membran/barrier yang harus dilewati
- Banyaknya obat yang terdegradasi
- Jumlah ikatan dengan depot
Difusi Pasif:
Perpindahan obat/senyawa dari
kompartemen yang berkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah merupakan
mekanisme transport sebagian besar obat.
Kebanyakan untuk obat-obat bersifat
lipofilik.
Transport aktif
Perpindahan obat/senyawa dari
kompartemen yang berkonsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi membutuhkan energi
dan protein pembawa/carrier mekanisme
transport obat-obat tertentu (obat-obat
hidrofilik).
Tergantung pada:
Ukuran dan bentuk molekul
Kelarutan obat dalam lemak
Derajat ionisasi obat
Membran sel tersusun oleh molekul lipid (lemak)
Akibatnya, obat larut dalam lipid (lipid soluble) akan
berdifusi melalui membrane lebih mudah dibandingkan
dengan obat yang larut dalam air (water soluble)
Kelarutan obat dalam lipid dinyatakan sebagai koefesien
partisi (P) angka yang menunjukkan perbandingan
kelarutan obat dalam lipid dan air
Banyaknya obat yang terionkan (menjadi bermuatan) ketika dilarutkan dalam air.
Obat dikatakan aktif apabila bentuknya tidak terionkan.
Faktor penentu utama derajat ionisasi:
- Sifat asam-basa obat: asam lemah atau basa lemah
(sebagian besar obat bersifat asam lemah atau basa lemah)
- Sifat asam-basa cairan pelarut (asam atau basa)
(obat yang bersifat asam lemah akan lebih terionisasi pada suasana basa,
sedangkan obat yang bersifat basa lemah akan terionisasi pada suasana asam)
Contoh:
Aspirin (bersifat asam lemah) akan lebih mudah terabsorbsi di lambung atau di
usus?
Mengapa?
Agar menembus sawar darah otak, suatu obat harus:
Tetap tidak terionkan pada pH darah
Memiliki koefesien partisi yang tinggi (larut dalam lipid)
Menggunakan bantuan suatu mekanisme transport (misalnya L-DOPA)
Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sistemik hanya sedikit sel
absorbs terjadi cepat obat segera mencapai level pengobatan dalam tubuh
Detik-menit: SL, IV, inhalasi
Lebih lambat: oral , IM, topical
Lambat sekali: Per-rektal dan sediaan-sediaan sustained release