Imunisasi Dan Vaksinasi
Imunisasi Dan Vaksinasi
Oleh:
Kelompok 4
PENDAHULUAN
• Kanker/Tumor disebut juga neoplasma adalah
massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan
pertumbuhan jaringan normal serta terus
menerus walaupun rangsangan yang memicu
perubahan tersebut telah berhenti.
• Transformasi ganas berkaitan dengan perubahan
genetik yang rumit, yang sebagian mungkin
menyebabkan ekspresi protein yang dianggap
asing (non self, bukan diri) oleh sistem imun.
Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki
potensi untuk menyerang dan
merusak jaringan yang berdekatan dan
menciptakan metastasik, yaitu menyebar ke
tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.
Tumor jinak tidak menyerang jaringan berdekatan
dan tidak menyebarkan benih (metastasis), tetapi
dapat tumbuh secara lokal menjadi besar, biasanya
tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui
operasi.
Metastasis tumor ganas dapat melalui
bermacam-macam, yaitu :
•
1. Infiltratif
Adalah penyebaran ke jaringan sekitarnya, terjadi secara perlahan-lahan,
sel-sel kanker menyebar ke dalam jaringan sehat sekitarnya atau di dalam
ruang antara sel.
2. Limfogen
Yaitu sel-sel kanker masuk ke dalam pembuluh limfe dan merupakan
embolus masuk ke dalam kelenjar getah bening regional dan melekat pada
simpainya.
3. Hematogen
Yaitu lewat pembuluh darah. Masuknya sel-sel kanker ke dalam pembuluh
darah.
4. Implantasi
Biasanya terjadi di meja operasi, misal : jika alat telah digunakan untuk
operasi dan dipakai untuk operasi lagi tanpa disterilkan terlebih dahulu.
5. Perkontinuitatum
Yaitu kontak langsung, misalnya tumor gaster menjalar ke ovarium.
mekanisme karsinogenesis terjadi
melalui tiga tahap yaitu:
• 1. Inisiasi
Adalah proses yang melibatkan mutasi genetik
yang menjadi permanen dalam DNA sel,
menyebabkan kerusakan genetik yang tidak
dapat dipulihkan.
• Dipicu oleh insiator (bahan yg mampu
menyebabkan mutasi gen). Sel-sel masih mirip
dengan sel normal.
2. promosi
•
Merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi.
Diakibatkan karena klon yang tidak stabil dan
mengalami inisiasi, dipaksa untuk berproliferasi dan
menjalani mutasi tambahan sehingga akhirnya
berkembang menjadi tumor ganas (neoplasma. Sel
inisiasi dipicu oleh promotor (terus menerus/berulang)
menyebabkan Perubahan informasi genetik, sintesis
DNA, replikasi meningkat.
• Hormon sering menjadi promotor yang merangsang
pertumbuhan sel ganas, misalnya Esterogen dapat
merangsang pertumbuhan kanker pada payudara dan
ovarium.
3. Progresi
•
Tahap ini diawali dari transformasi malignansi yang
menggambarkan perubahan genomik yang cepat
dimana populasi klonal sel yang berevolusi akan
mengarah pada perkembangan malignansi/keganasan
jika tidak dihambat oleh lingkungan mikro dalam sel.
Progresi malignansi sebagai fase karsinogenik dengan
perbanyakan sel yang telahmengalami transformasi
yang relatif tertunda sampai mengalami
peningkatankeganasan dan mampu untuk bermigrasi
ke jaringan normal di sekitarnya dan yang lebih jauh
(metastasis).
• Imunitas atau kekebalan adalah sistem
mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen
serta sel tumor. Sistem ini melindungi tubuh
dari infeksi , bakteri, virus, parasit serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka.
• Imunitas tumor adalah proteksi sistem imun
terhadap timbulnya tumor. Penolakan sistem
imun terhadap tumor karena tumor memiliki
antigen permukaan yang disebut
dengan tumor spesific antigen
(TSA) atau tumor associated antigen
(TAA). Adapun mekanisme tubuh dalam
mencegah timbulnya tumor melalui
mekanisme imun non spesifik dan spesifik
yang melibatkan imunitas humoral dan selular.
SURVEILANS IMUN
• Surveilans imun mengatakan bahwa sistem
imun mengenal sel tumor dan mengelimasi
tumor tersebut, tetapi ketika surveilans imun
tidak dalam kondisi yang seimbang. maka
akan terjadi pertumbuhan tumor. Surveilans
tumor dapat mengenal tumor yang
disebabkan oleh virus karena mengespresikan
peptida asing. Setiap tumor berbeda dalam
imunogensitasnya, dan setiap antigen tumor
dapat dikenal oleh imun sistem tubuh pejamu.
• Penolakan sistem imun terhadap tumor tidak
hanya karena kurangnya antigen pada tumor atau
berkurangnya sel T mengenal antigen tumor.
• Beberapa tumor mempunyai tumor-spesific
antigens (TSA, disebut juga tumor-specific
transplantation antigens,TSTa, atau tumor
rejekction antigens,TRA) di permukaannya. TSA
tidak ada pada sel normal. TSA biasanya muncul
ketika diinfeksi oleh virus dan mengekspresikan
antigen virus.Sedangkan tumor yang lain dapat
dijumpai antigen pada tumor itu sendiri dan juga
pada sel normal yang disebut dengan antigen
terkait tumor (tumor associated antigen, TAA)
ANTIGEN TUMOR
• Imunitas tumor ialah proteksi sistem imun terhadap
timbulnya tumor. Meskipun adanya respon imun
alamiah terhadap tumor dapat dibuktikan, namun
imunitas sejati hanya terjadi pada subset tumor yang
mengekspresikan antigen imunogenik, misalnya tumor
yang diinduksi virus onkogenik yang mengekspresikan
antigen virus. Identifikasi molekuler antigen tumor
telah dapat memberikan berbagai informasi mengenai
respon imun terhadap tumor yang dapat merupakan
faktor kunci dalam perkembangan imunoterapi
antitumor.Antigen tumor yang unik dapat digunakan
sebagai molekul yang dapat dijadikan sasaran dan
dikenal sistem imun untuk dihancurkan secara spesifik.
• Antigen tersebut dapat dibagi sesuai gambaran
ekspresinya pada sel tumor dan sel normal dan
pada garis besarnya dapat digolongkn menjadi
dua kategori:
A. Tumor Spesifik Antigen
Antigen yang hanya terdapat pada sel tumor dan
tidak terdapat pada sel normal.
Contohnya adalah
– Musin dapat menghasilkan antigen spesifik - tumor.
Pada sebagian
kanker, seperti yang berasal dari pankreas, ovari
um, dan payudara, kurangnya glikosilasi musin
menghasilakan epitop yang semula ditutup oleh
karbohidrat. Oleh karena itu, antigen ini, demi
kepentingan praktis, adalah antigen spesifik tumor.
– Antigen virus. Antigen yang berasal dari
virus onkogenik seperti HPV dan EBV dapat
menjadi sasaran sel T CD8+. Antigen tumor
semacam ini sama-sama dimiliki oleh tumor
sejenis dari pasien yang berlainan. Antigen
ini dapat menjadi sasaran yang efektif untuk
imunoterapi karena tidak diekspresikan
pada sel normal.
B. Tumor Associated Antigen
• Antigen yang terdapat pada sel tumor dan
juga terdapat pada sel normal.
• Pada banyak hal, tumor tidak menunjukkan
antigen unik yang dapat dikenal limfosit untuk
diproses sebagai antigen.Kanker dapat dikenal
sisem imun atas dasar perubahan kuantitatif
dalam ekspresi profil proteinnya.Antigen
tersebut tidak kanker spesifik, disebut Tumor
Associated Antigen (TAA).
Contohnya adalah;
• antigen onkofetal. Antigen tersebut disandi oleh
gen yang diekspresikan selama embriogenesis
dan perkembangan janin, namun transkripsional
tenang pada dewasa. Gen tersebut menyandi
protein yang diduga berperan dalam
pertumbuhan cepat sel embrio dan diaktifkan
kembali untuk fungsi yang sama pada kanker
yang tumbuh cepat. Golongan antigen onkofetal
juga diekspresikan testis normal, dikenal sebagai
antigen kanker testis, paru, kepala, leher dan
kandung kencing. Dewasa ini dikenal lebih dari 50
jenis TAA dan banyak epitop yang sudah dapat
diidentifikasi sel T.
• Jenis TAA lain adalah Tissue-spesific
differentiation antigen, protein yang
diekspresikan pada sel yang menjadi kanker dan
ekspresinya ditemukan terus sesudah
transformasi neoplastik. Jadi antigen tersebut
menunjukkan asal jaringan kanker.
c. Carcinoembryonic Antigen
Carcinoembryonic Antigen yang dapat dilepas ke dalam
sirkulasi, ditemukan dalam serum penderita dengan
berbagai neoplasma. Kadar CEA yang meningkat (di
atas 2,5 mg/ml) ditemukan dalam sirkulasi penderita
kanker kolon, kanker pankreas, beberapa jenis kanker
paru, kanker payudara dan lambung. CEA telah pula
ditemukan dalam darah penderita nonneoplastik
seperti emfisema, kolitis ulseratif, pankreatitis,
peminum alkohol dan perokok.