Anda di halaman 1dari 25

AUTOIMUN

PENGERTIAN AUTOIMUN
Penyakit autoimun adalah suatu
kelainan dengan ciri ketidakmampuan
sistem imun untuk membedakan sel atau
jaringan sendiri (self) dari sel atau jaringan
asing (non self) sehingga jaringan di tubuh
sendiri dianggap asing. Bahan yang bisa
merangsang respon imunitas disebut
antigen.
Penyebab Penyakit Autoimun
multifaktor. Sebagian besar kelainan ini
diinduksi oleh satu atau lebih substansi
asing

Pada penyakit autoimun terjadi kegagalan


untuk mengenali beberapa bagian dari
dirinya. Problema pokoknya adalah
terjadinya gangguan sistem imun yang
menyebabkan terjadinya salah arah
sehingga merusak berbagi organ yang
seharusnya di lindunginya.
Mekanisme Penyakit Autoimun
 Teori Pemaparan Sequestered Antigen
Pembentukan antigen di dalam organ yang
tertutup menyebabkan:
- antigen itu terisolasi atau terkurung
- tidak mempunyai kesempatan mengadakan
kontak dengan sistem limforetikular.
Selama antigen ini tidak terpapar pada
sistem imun, tidak akan terjadi respon
imun terhadapnya. Setiap peristiwa yang
mengakibatkan antigen itu keluar dari
organ dan terpapar pada sistem imun
dapat menyulut terbentuknya
autoantibodi
 Teori Gangguan mekanisme Homeostatik

Kunci mekanisme ini adalah pengendalian


terhadap sel T, baik sel T-helper maupun sel T-
supresor yang autoreaktif tersebut.
Pengendalian dapat tejadi di thimus (sentral)
atau di perifer. Pengendalian terhadap sel-sel
diatas dapat terganggu apabila sel T-helper
terganggu atau terkecoh, atau bila ada gangguan
dalam pengaturan sistem penekan
 Stimulasi non imunogenik
Stimulasi ini terjadi oleh interaksi langsung
dengan sel B atau dengan cara
menginduksi sel T atau makrofag untuk
mensekresi faktor-faktor nonspesifik
sehingga sel B terangsang untuk
membentuk autoantibodi. Autoantibodi
yang dibentuk pada proses ini umumnya
terdiri dari IgM, dan biasanya menghilang
setelah mikroba atau produk mikroba
penyebab pembentukan antibodi tersebut
disingkirkan.
 Teori Genetik

Bahwa faktor genetik turut berperan dan


memudahkan terjadinya penyakit
autoimun didukung oleh hasil berbagai
penelitian. Penyakit autoimun cenderung
dijumpai pada sejumlah anggota keluarga
tertentu. Tirotoksikosis lebih sering
dijumpai pada kembar identik dibanding
kembar non-identik.
Jenis
Penyakit Autoimun
 THYROIDITIS HASHIMOTO ORGAN SPESIFIK
 MIXODEMA PRIMER
 TIROTOKSIKOSIS
 ANEMIA PERNISIOSA
 GASTRITIS ATROFI AUTOIMUN
 PENYAKIT ADDISON
 MENOPAUSE PREMATUR
 DIABETES JUVENILE
 SINDROMA GOOD,S PASTEUR
 MYASTHENIA GRAVIS
 INFERTILITAS PADA LAKI2
 PEMPHIGUS VULGARIS
 PEMPHIGOID
 OPHTHALMIA SIMPATETIK
 UVEITIS FAKOGENIK
 MULTIPEL SKLEROSIS
 AIHA
 ITP
 LEUKOPENIA IDIOPATIK
 SIROSIS BILIER PRIMER
 HEPATITIS KRONIK AKTIF
 KOLITIS ULCERATIVA
 SINDROMA SJÖGREN
 RA
 DERMATOMIOSITIS
 SKLERODERMA
 DISKOID LE
 SLE NON-ORGAN SPESIFIK
 Penyakit spesifik organ
- Hashimoto thyroiditis (HT)

- Miastenia Gravis
 Penyakit Autoimun Non Spesifik
- Lupus Eritromatosus Sistemik (LES)

- Rheumatoid Arthritis (RA)

-
SPEKTRUM PENYAKIT AUTOIMUN

PENYAKIT JARINGAN ANTIBODI THDP


ORGAN SPESIFIK
THYROIDITIS HASHIMOTO TIROID TIROGLOBULIN
THYROTOXICOSIS / GRAVES TIROID RESEPTOR TSH
ANEMIA PERNISIOSA SEL PARIETAL GASTER SEL PARIETAL, FC INTRINSIK,
FC INTRINSIK B12
ADDISON KEL.ADRENAL SEL ADRENAL
I D D M / JUVENILE DM PANGKREAS PL2 LANGERHANS
MYASTENIA GRAVIS OTOT ASETILCHOLIN
AI HA ERITROSIT ERITRISIT
ITP TROMBOSIT TROMBOSIT

NON ORGAN SPESIFIK


SIROSIS BILIER PRIMER HEPAR ANTIGEN MITOKHONDRIA
SINDROMA GOOD PASTEUR PULMO, GINJAL MEMBRANA BASALIS
SJOGREN‘S SYNDR KEL.LAKRIMAL, SALIVA MITOKHONDRIA, IgG
ARTRITIS REUMATOID SENDI IgG, ANTIGEN NUKLEAR
SLE GINJAL, KULIT, OTAK, ANTIGEN NUKLEAR,
PULMO MIKROSOM, IgG DLL
THYROIDITIS HASHIMOTO
 ANTIBODI ANTI-TIROGLOBULIN (PD 60-75% PASIEN), T3 DAN T4
 MENYERANG WANITA USIA PERTENGAHAN 10X PRIA
 THIROIDITIS KRONIK, INFILTRASI LIMFOSIT T CD4 DAN CD8
 GEJALA HIPOTIROIDISM
 TDP ANTIBODI ANTI-SEL PARIETAL

THYROTOXICOSIS / GRAVES
 ANTIBODI : ANTI-RESEPTOR TSH
 = DIFFUSE TOXIC GOITER = EXOPHTHALMIC GOITER
 60-70 % PENDERITA DG KLN MATA: PROPTOSIS, CONJUNGTIVITIS, PERIORBITAL
ODEM

ANEMIA PERNISIOSA
 ATROFI MUKOSA GASTER
 PRODUKSI FAKTOR INTRINSIK TERGANGGU
 ANTIBODI : ANTI-SEL PARIETAL (PD 95% PENDERITA)  ABS VIT B12 TERGANGGU
 GEJALA : ANEMIA MEGALOBLASTIK
 TDP ANTIBODI-ANTI TIROID (PD 50% PENDERITA)
I D D M / JUVENILE DM
 DM TIPE I
 ANTIBODI : THD PULAU2 LANGERHANS  KERUSAKAN SEL  
PRODUKSI INSULIN TERGANGGU
 TDP ISLET CELLS ANTIBODY (ICA)
 INSULINITIS  INFILTRASI CD4 DAN CD8 PD PL2 LANGERHANS

MYASTENIA GRAVIS
 KELEMAHAN OTOT LURIK
 ANTIBODI : ANTI-RESEPTOR
ASETILCHOLIN (PD 90% PENDERITA)
 MENGHAMBAT TRANSMISI
NEUROMUSKULER
 GEJALA DINI : PD OTOT ORBITA
(DIPLOPIA & PTOSIS), OTOT MUKA,
LIDAH DAN EKSTR. SUP
AI HA
 ANEMIA HEMOLITIK O.K ANTIBODI ANTI-ERITROSIT
 ETIOLOGI; ? , DIDUGA FK LUAR (OBAT, VIRUS)
 D/: COOMS’ TEST
 T.D : 1. TIPE HANGAT
- AGLUTINASI ERI TERJADI PADA SUHU 37°C
- IDIOPATK/ PRIMER (50%) DAN SEKUNDER
(LIMPOPROLIPERATIF, TUMOR, VIRUS, OBAT, SLE)
- KELAS IgG
2. TIPE DINGIN
- AGLUTINASI PD 4°C, MENGIKAT KOMPLEMEN
- KHUSUS PD GOL DARAH I (ANTIBODI-ANTI I PD PENDERITA
PNEUMONIA e.c MIKOPLASMA PNEUMONIA)
3. DONATH LANDSTEINER
- HEMOLISIN
- AGLUTINASI PD 4°C
- KELAS IgG
ITP
 ANTIBODI ANTI-PLATELET
 MANIFESTASI : PTECHIAE, ECCHIMOSIS, EPISTAKSIS, PERDARAHAN GIT
DAN UTI, SPLENOMEGALI
 AKUT (TR: < 20.000/ML) & KRONIK (TR: 30.000-100.000/ML)
SIROSIS BILIER PRIMER
 PENYAKIT RADANG HATI GRANULOMATOUS KRONIK
 ANTIBODI ANTI-MITOKHONDRIA PD 99% PENDERITA
 TERUTAMA MENYERANG WANITA PADA USIA PERTENGAHAN
 MANIFESTASI: PRURITUS / CHOLESTASIS, JAUNDUCE

SJOGREN‘S SYNDR
 KEKERINGAN PD MATA (KERATOCONJUNCTIVITIS SICCA) DAN MULUT
(XEROSTOMIA)
 ANTIBODI: THD RNA PD SAL. KEL LUDAH DAN AIR MATA MITOCHONDRIA,
OTOT POLOS DAN TIROID
 BERHUBUNGAN DG RA DAN SLE

ARTRITIS REUMATOID
 PENYAKIT KRONIK SISTEMIK,
 MANIFESTASI UTAMA SENDI: POLIARTRITIS (T.U SENDI KECIL)
 ANTIBODI : ANTI-IgG (FAKTOR REUMATOID)
 PREDISPOSISI GENETIK : HLA-DR4
 PEREMPUAN USIA PERTENGAHAN 3X LK
Diagnosa dan Pengobatan
 Diagnosa penyakit autoimun didasarkan:
- gejala individu (kondisi fisik dan hasil pemeriksaan
laboratorium)
- Test laboratorium mungkin sangat membantu,
tetapi seringkali tidak mencukupi didalam
mengkonfirmasi suatu diagnostik. Jika individu
menderita gejala semacam sakit persendian dan
hasil laboratorium positif tetapi nonspesifik, maka
penderita tersebut akan didiagnosa dengan nama
yang membingungkan (undifferenttiated) sebagai
awal atau tidak terbedakan sebagai penyakit
jaringan ikat (connectivetissue disease)
 Pemeriksaan darah yang menunjukkan
adanya radang dapat diduga sebagai gangguan
autoimun. Misalnya pengendapan laju
eritrosit (ESR) seringkali meningkat, karena
protein yang di hasilkan dalam merespon
radang mengganggu kemampuan sel darah
merah untuk tetap ada dalam darah sehingga
sel darah merah berkurang (anemia).
 Tetapi, radang mempunyai banyak sebab,
banyak diantaranya yang bukan merupakan
autoimun. Dengan begitu, dokter sering
meminta pemeriksaan darah untuk
mengetahui antibodi yang berbeda yang bisa
terjadi pada orang yang mempunyai gangguan
autoimun khusus
Contoh antibodi tersebut adalah antibodi
antinuclear, yang biasanya ada pada
penyakit lupus erythematosus sistemik
dan faktor rheumatoid yang biasanya ada
pada radang sendi rheumatoid. Tetapi
antibodi ini pun kadang-kadang mungkin
terjadi pada orang yang tidak mempunyai
gangguan autoimun. Oleh sebab itu dokter
biasanya menggunakan kombinasi hasil tes
laboratorium dengan tanda gejala orang
tersebut untuk mengambil keputusan
apakah terjadi gangguan autoimun atau
tidak.
 Pengobatan memerlukan kontrol reaksi
autoimun dengan menekan sistem
kekebalan tubuh. Tetapi, beberapa
penggunaan obat reaksi autoimun juga
mengganggu kemampuan tubuh dalam
melawan penyakit, terutama infeksi.
 Obat yang menekan sistem kekebalan
tubuh: seperti azathioprine, chlorambucil,
cyclophosphamide, cyclosporine,
mycophenolate, dan methotrexate, sering
digunakan, biasanya secara oral dan sering
kali dengan jangka panjang.

 Tetapi, obat ini bukan hanya menekan


reaksi autoimun tetapi juga menekan
kemampuan tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap senyawa
asing, termasuk mikroorganisme penyebab
infeksi dan kanker.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai