Rizki fitriana Erika mayarni m.Ikhsan Oktavia delvi Liza ervina Afrida yanis Rada susana defenisi Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 2 minggu atau janin belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal., 2006) Menurut definisiWHO, abortus didefinisikan sebagai hilangnya janin atau embrio dengan berat kurang dari 50 gram setara dengan sekitar 20-22 minggu kehamilan. klafisikasi
Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi
Adanya keterlambatan haid atau amenorea kurang dari 20 minggu
Pendarahan pervagina, dapat pula disertai jaringan Rasa nyeri atau kram, terutama di daerah suprasimpisis Abortus imminens : pendarahan pada wanita hamil kurang dari 20 minggu, kadang disertai rasa mules, uterus membesar sebagaimana usai kehamilam, serviks dijumpai tidak membuka dan tes kehamilan hasilnya + Abortus incipiens : ostium dalam keadaan terbuka dengan hasil konsepsi masih dapat dalam usus Abortus inkompletus : jika sebagian hasil konsepsi telah keluar namun sebagian masih tertinggal intra uterus. Ostium uteri eksternum dijumpai terbuka kadang- kadang teraba adanya jaringan atau kadan menonjol di ostium Abortus kompletus apabila keseluruhan jaringan hasil konsepsi telah keluar secara lengkap Missed abortion biasanya diatndai dengan adanya pengecilan ukuran uterus hamil, oleh karena itu sering kali diagnosis ditegakan setelah melalui bebrapa kali pemeriksaan serial. Sering kali missed abortion di dahului dengan abortus immines kemudian menghilang secara spontan atau setelah diobati Pemeriksaan Penunjang Abortus
Pemeriksaan Ultrasonografi atau Doppler untuk menetukan
apakah janin masih hidup atau tidak serta menentukan prognosis Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion Tes kehamilan Pemeriksaan Ginekologi komplikasi Perdarahan Perforasi Infeksi Syok pada abortus dapat disebabkan karena : Perdarahan ( syok hemoragik) Infeksi berat atau sepsis (endoseptik) kasus Ny. A berusia 25 tahun, status menikah, hamil denga usia kehamilan 10 minggu sedang dirawat di RSUA dengan diagnosa medis Hiperemesis Gravidarum. Saat ini kondisi pasien terlihat lemas dan nyeri di daerah epigastrium. Ny. A sedang mengandung anak pertama, dan belum siap dengan kehamilannya ini. Sejak satu minggu SMRS pasien mengeluh mual muntah lebih dari 7 kali sehari, terutama di pagi hari. BB klien sebelum hamil 54 kg dan sekarang 42 kg. TB = 160. Terdapat kelainan oliguria. Dari hasil pemeriksaanTTV diperoleh TD = 100/60 mmHg, N = 95 x/menit, RR = 23 x/menit, T = 37,6o C dan DJJ = 97x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb = 9, Eritrosit = 4.05 jt/ul, Hematokrit = 38.2 %, Leukosit = 8.7 rb/ul, Trombosit 233 rb/ul. Riwayat Kesehatan Keluhan utama mual muntah lebih dari 7 kali sehari, terutama di pagi hari Riwayat penyakit sekarang Pasien didiagnosa Hiperemesis Gravidarum.Kondisi pasien terlihat lemas dan nyeri di daerah epigastrium. Riwayat penyakit dahulu Klien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya Riwayat penyakit keluarga Keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit yang sama dengan klien Riwayat psikologi Ibu terlihat belum siap dengan kehamilannya ini. Hal ini dapat memperberat mual muntah pasien Riwayat Menstruasi Menarche: usia 13 tahun Siklus : 28 hari Banyaknya : normal Usia Kehamilan: 10 minggu HPHT : 10-9-2014 Dismenorhea :- Siklus : 2 bulan Taksiran Partus :17-6-2015 Analisis data DS : Klien mengatakan sejak satu minggu SMRS pasien mengeluh mual muntah lebih dari 7 kali sehari, terutama di pagi hari DO : Terdapat kelainan oliguria, TD = 100/60 mmHg, N = 95 x/menit, RR = 23 x/menit, Hematokrit = 38.2 %, Albumin : 2.2, mukosa bibir kering DS: Klien mengatakan sejak satu minggu SMRS pasien mengeluh mual muntah lebih dari 7 kali sehari, terutama di pagi hari DO : BB klien sebelum hamil 54 kg dan sekarang 42 kg. TB = 160, terdapat stomatitis, porsi tidak habis. DS : Klien mengatakan lemah DO : Klien tampak lemah, CRT > 2 detik, konjungtiva anemis, Hb : 9 DS : Klien mengatakan sejak satu minggu SMRS pasien mengeluh mual muntah lebih dari 7 kali sehari, terutama di pagi hari DO : DJJ bayi 97x/menit Diagnosa Keperawatan 1.Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat. 2.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual-muntah terus menerus, tidak nafsu makan 3.Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya intake nutrisi. 4.Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan berkurangnya makanan ke fetal (janin) 5.Risk for disturbed maternal-fetal dyad (00209) berhubungan dengan hiperemesis gravidarum Klien dapat menghabiskan semua porsi yang diberikan tanpa mengeluhkan mual dan muntah. Klien dapat memenuhi kebutuhannya evaluasi secara mandiri dan mampu melakukan aktivitas. Klien tidak mengalami mual dan muntah kembali serta mukosa klien lembab.